PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang sebagai wilayah
Wilayah dapat di lihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Menurut Glasson
(1974) dalam Tarigan, R.(2009) terdapat 2 (dua) cara pandang tentang wilayah yaitu
pandangan subyektif dan pandangan obyektif. Cara pandang subyektif, yaitu wilayah adalah
alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria tertentu/tujuan tertentu.
Dengan demikian banyaknya wilayah tergantung pada kriteria yang digunakan. Wilayah
hanyalah suatu model agar bisa di bedakan satu lokasi dengan lokasi yang lainnya.
Sedangkan pandangan obyektif menyatakan bahwa wilayah itu benar-benar ada dan dapat di
bedakan dari ciri/gejala alam disetiap wilayah (misalnya dari unsur musim/temperatur,
topografi, jenis tumbuhan, kepadatan penduduk, dan sebagainya atau gabungan dari
unsur/ciri tersebut). Menggunakan pandangan obyektif membuat jenis analisis atas ruang
menjadi terbatas. Menurut Hanafiah (1982) unsur-unsur ruang yang terpenting adalah: jarak,
lokasi, bentuk, dan ukuran/skala. Artinya pada setiap wilayah harus memiliki keempat unsur
tersebut. Unsur-unsur tersebut secara bersama-sama membentuk/menyusun suatu unit yang
disebut wilayah yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
Menurut Hagget (1977), terdapat 3 (tiga) jenis wilayah yaitu: homogeneous regions,
nodal regions, dan planning/ programming regions. Sedangkan Adisasmita, H.R. (2005)
dengan mengacu pada Aristoteles (yaitu dari segi tinjauan material, hubungan formal, dan
tujuan akhirnya) membedakan wilayah mejadi 4 (empat), yaitu: yaitu wilayah homogen
(homogeneous region), wilayah polarisasi (polarization region) atau wilayah nodal
2
(nodalregion), dan wilayah perencanaan (planning region) atau wilayah program
(programming region).
Wilayah homogen diartikan sebagai suatu konsep yang menganggap bahwa wilayah-
wilayah geografi dapat dikaitkan bersama-sama menjadi sebuah wilayah tunggal, apabila
wilayah-wilayah tersebut mempunyai karakteristik yang serupa. Ciri-ciri atau karakteristik
tersebut dapat bersifat ekonomi (misalnya stuktur produksinya hampir sama, atau pola
konsumsinya homogen), bersifat gepgrafis (misalnya keadaan topografi atau iklim yang
serupa), dan bahkan dapat pula bersifat sosial/politis (misalnya kepribadian masyarakat yang
khas sehigga mudah dibedakan dengan karakteristik wilayah-wilayah lainnya).
Menurut Hanafiah (1982), wilayah dapat pula dibedakan atas konsep absolut dan
konsep relatif. Konsep absolut didasarkan pada keadaan fisik, sedangkan konsep relatif selain
memperhatikan faktor fisik juga sekaligus memperhatikan fungsi sosial-ekonomi dari ruang
tersebut. Beberapa definisi ruang secara absolut (Tarigan, R.,2009):
1. Wilayah adalah sebutan untuk lingkungan permukiman bumi yang tentu batasnya
(Purnomo Sidi, 1981);
3
2. Sesuatu ruang di permukiman bumi mempunyai lokasi yang tetap dan tepat, jarak
terdekat antara dua titik adalah garis lurus (Immanuel Kant dalam Hanafiah(1982);
3. Wilayah adalah suatu area dengan lokasi spesifik dan dalam aspek tertentu berbeda
dengan area lain (jadi berupa mosaik) (Hartshorn dalam Hanafiah (1982).
Konsep ruang secara relatif, selain keadaan fisik juga diperhatikan aspek sosial-
ekonomi. Kosnep ruang yang digunakan tergantung pada masalah yang dibahas.
Permasalah sosial dan ekonomi umumnya menggunakan konsep ruang relatif,
sedangkan dalam perencanaan fisik (terutama untuk ruang sempit) umumnya
menggunakan konsep ruang absolut (Tarigan, R., 2009).
Akhirnya dari masing-masing pengertian atau konsep tentang ruang ternyata memiliki
fungsi yang berbeda-beda walaupun pada akhirnya memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk diklarifikasikan sesuai fungsinya sehingga dapat dilakukan pengaturan ruang
agar lebih nyaman, berguna dan dapat berkelanjutan.
4
2. Imanuel Kaant (1982) mengatakan wilayah adalah sesuatu ruang di permukaan
bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek tertentu berbeda antara dua titik
dalam garis lurus.
5
Regional (perwilayahan) di dalam geografi adalah mengelompokkan atau
mengklarifikasi unsur-unsur yang sama. Contoh pembagian region berdasarkan iklim,
permukaan bumi dapat dibedakan atas : unsur cuaca, seperti suhu, curah hujan, penguapan,
kelembapan dan angin.
Sistem perwilayahan administrasi terkait sangat erat pada sistim pemerintah beserta
perangkat-perangkatnya. Diluar sistim perwilayahan administratif, juga dikenal berbagai
perwilayahan-perwilayahan, perencanaan atau pengelolaan yang tidak terlalu struktural
melainkan sebagai unit-unit koordinasi atau pengelolaan yang terfokus pada tujuan-tujuan
dan penyelesaian-penyelesaian masalah tertentu, seperti kawasan otorita, DAS, Free trade
zone, dan lain-lain.
6
nodalitas dan daerah
Identifikasi daerah pelayanannya.
pelayanan atau “Gwoth pole area”
pengaruh Central Place and
Penyusutan hirarki peryphery.
pelayan atau Sistem/ordo
fasilitas. kota/pusat
pelayanan
3. Wilayah sistem Pengelolaan Pengelolaan DAS
ekologi semberdaya wilayah Cagar alam
berkelanjutan. Ekosistem
Identifikasi carrying mangrove
capacity kawasan
Siklus alam aliran
sumberdaya,
biomasa energi
limbah, dll.
4. Wilayah sistem Percepatan Wilayah
ekonomi pertumbuhan pembangunan
wilayah Kawsan andalan
Produktifitas dan KAPET
mobilisasi Kawasan
sumberdaya agropolitan
Efesiensi. Kawasan cepat
tumbuh
(pertumbuhan)
5. Wilayah sistem sosial Perwilayahan Kawasan adat
menurut sistem Perlindungan atau
budaya, etnik, pelestarian (cagar)
bangsa, dll. Pengelolaan
Identifikasi dan kawasan kota
society (menghindari
Optimalisasi tawuran)
interaksi sosial
7
Community
Development.
Keberimbangan,
pemerataan dan
keadilan
Distribusi pengusaha
sumber daya
Pengelolaan konflik
6. Wilayah politik Menjaga keutuhan Negara
integrasi wilayah Provinsi
teritorial Kabupaten
Menjaga pengaruh Desa
kekuasaan teritorial
Menjaga pemerataan
(equiti) antar sub
wilayah
7. Wilayah administratif Optimasi fungsi- Negara
fungsi administrasi Provinsi
dan pelayanan Kabupaten
publik pemerintah. Kecamatan
No Wilayah Contoh
1. a. Berdasarkan keragaman atau Wilayah pertanian, dimana terdapat
kesamaan dalam kriteria keragaman atau kesamaan antara petani
tertentu. Wilayah seperti ini atau daerah pertanian dan kesamaan ini
disebut uniform region, menjadi sifat yang dimiliki oleh elemen-
b. Wilayah yang dalam banyak hal elemen yang membentuk wilayah.
diatur oleh beberapa pusat Wilayah kota metropolitan daerah
kegiatan yang saling khusus Ibu Kota Jakarta Raya, dimana
dihubungkan dengan garis dikota ini terdapat beberapa pusat
melingkar. Wilayah seperti ini kegiatan yang saling dihubungkan oleh
8
disebut nodal region. jaring-jaring jalan.
9
tempat, temperatur udara,
kemiringan lereng, CH bulan
januari hingga desember dan
kemudian data yang sebanyak ini
diolah dengan menggunakan
metode statistik analitik untuk
memperoleh wilayah yang cocok
untuk padi basah. Untuk
memproses data sebanyak ini
biasa di pergunakan komputer.
10
3. Perwilayah berdarkan pengaruh ekonomi mengenal adanya pusat-pusat
pertumbuhan yang masing-masing memiliki daerah belakang (hinterland).
Daerah belakang (hinterland) merupakan wilayah pengaruh sebuah pusat
pertumbuhan/kota dimana dalam memenuhi kebutuhannya dan menjual hasil
produksinya cenderung bergantung kepada pusat/kota tersebut, termasuk
pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan atau rekreasi. Cara perwilayahan
ini bersifat makroregional (tidak atas dasar melihat sektor yang ada di wilayah
tersebut secara satu persatu), artinya keseluruhan sektor yang beroperasi di
wilayah tersebut memilik ketergantungan antara pusat pertumbuhan dan
hinterland-nya. Perwilayahan model ini lebih tepat untuk perencanaan
ekonomi daerah, karena menyangkut seluruh aspek pengembangan wilayah
dan mengandung aspek keterikatan atau ketergantungan antar wilayahnya.
Kelemahan model ini adalah sulitnya menetapkan batas pengaruh dari suatu
pusat pertumbuhan dan perubahannya karena perkembangan daerah sendiri
dan daerah tetangga yang ada di sekitarnya
4. Perwilayahan berdasarkan program suatu perencanaan khusus sering bersifat
insidentil dan sementara. Sifat perwilayahan berorientasi pada suatu program
yang disusun untuk suatu tujuan khusus tertentu. Misalnya penanggulangan
banjir disalah satu/ beberapa alur sungai, wilayah yang diikutkan dalam
perencanaan tersebut adalah mulai dari muara sungai, daerah kiri-kanan alur
sungai sampai dengan pegunungan yang merupakan sumber mata air dari
sungai tersebut. Perwilayahan akan sirna apabila program tersebut berakhir
dan tidak ada tindak lanjut (followup)program tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
Wilayah adalah bagian atau daerah dipermukaan bumi yang dibatasi oleh
kenampakan tertentu yang bersifat khas yang membedakan dari daerah lain, misalnya
wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan
wilayah perdesaan.
Regional (perwilayahan) di dalam geografi adalah suatu upaya
mengelompokkan atau mengklarifikasi unsur-unsur yang sama. Menyusun dan
mengelompokkan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut
kriteria tertentu. Sehingga informasi dapat diperoleh secara efisien dan ekonomis.
Masing-masing cara perwilayahan atau regionalisasi mempunyai kelebihan
dan kekurangan sendiri-sendiri. Cara perwilayahn mana yang paling cocok diterapkan
tergantung pada tujuan studi/perencanaan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
12
http://rahmatkusnadi6.blogspot.co.id/2010/03/wilayah-dan-perwilayahan.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2061175-konsep-wilayah-dalam-kajian-
geografi/ Eko Titis Prasongko ; Rudi Hendrawansyah
http://geograf-sidrap.blogspot.co.id/2013/12/konsep/region.html
http://kurniawati12.blogspot.co.id/2012/04/konsep-ruang-dan-pemanfaatannya.html
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/konsep-ruang-dan-tempat.html
http://irtusss.blogspot.com/2011/02konsepsi-wilayah-atau-region.html
13