Anda di halaman 1dari 15

Makalah di Susun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

Administrasi Pembangunan

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN

Disusun Oleh:
Fitri Badriyatul Istiqomah
1310201001

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS TIDAR
2016

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan
B. Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan
C. Peran, Fungsi, dan Tujuan Analisis Kebijakan Kesehatan
D. Pendekatan Analisis Kebijakan
E. Argumen Kebijakan
F. Bentuk Analisis Kebijakan
G. Peranan Politik
H.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan
masyarakat.Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,
disamping sandang, pangandan papan.Dengan berkembangnya pelayanan
kesehatan dewasa ini, memahamietika Kesehatan merupakan bagian penting dari
kesejahteraan masyarakat.Namundalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari
masalah kesehatan.Masalah kesehatanyang dihadapi tentunya harus memiliki
manajemen yang baik terkhusus kebijakankesehatan.Dimana Kebijakan
kesehatan memiliki peran strategis dalampengembangan dan pelaksanaan
program kesehatan.Kebijakan kesehatan jugaberperan sebagai panduan bagi
semua unsur masyarakat dalam bertindak danberkontribusi terhadap
pembangunan kesehatan. Melalui perancangan danpelaksanaan kebijakan
kesehatan yang benar, diharapkan mampu mengendalikandan memperkuat peran
stakeholders guna menjamin kontribusi secara maksimal,menggali sumber daya
potensial, serta menghilangkan penghalang pelaksanaanpembangunan kesehatan.
Dan dalam hal ini, pemerintah turut campur tangan dibawahi oleh Kementrian
Kesehatan (Kemenkes).Selaku pembuat kebijakankesehatan Kementrian
Kesehatan perlu melakukan analisis terhadap setiap kebijakankesehatan yang
dibuat supaya derajat kesehatan di Indonesia lebih terarah untukmencapai
Indonesia Sehat. Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
“Analisis Kebijakan Kesehatan”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Analisis Kebijakan Kesehatan?
2. Apa Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan dalam Analisis Kebijakan
Kesehatan
3. Apa Peran, Fungsi, dan Tujuan dari Analisis Kebijakan Kesehatan ?
4. Apa Pendekatan Analisis Kebijakan ?
5. Apa itu Argumen Kebijakan dalam Analisis Kebijakan Kesehatan ?
6. Apa Bentuk Analisis Kebijakan ?
7. Apa Peranan Politik dalam Analisis Kebijakan Kesehatan ?
C. Tujuan
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan
tugasDasar-dasar Administrasi Kebijakan Kesahatan.Disamping itu tujuan
lainnya yaitudiharapkan agar pembaca dapat menambah pengetahuan dalam

1
lingkup DasarAdministrasi Kebijakan Kesehatan khususnya mengenai Analisis
KebijakanKesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan


Kata Analisis Kebijakan Kesehatan terdiri dari tiga kata yaitu Analisis,
Kebijakan,dan Kesehatan yang diantara ketiga kata ini memiliki dimensi dan arti
yang luas.
Analisa atau analisa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
sepertikarangan, perbuatan, peristiwa, dsb.untuk mengetahui keadaan yg
sebenarnya(sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia Offline).
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan
dasarrencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara
bertindak(tentang organisasi, atau pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan,
prinsip, ataumaksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha
mencapai sasarantertentu. Kebijakan juga merupakan suatu hasil analisis yang
mendalam terhadapberbagai alternative yang bermuara kepada keputusan
tentang alternative terbaik.Antara kebijakan dan kebijaksanaan memiliki arti dan
makna yang berbeda.Kebijaksanaan (wisdom) berarti “kearifan” adalah
pengejawantahan aturan yangsudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi
setempat oleh pejabat yang berwenang.Sedangkan kebijakan (policy) adalah
serangkaian tindakan yang mempunyai tujuantertentu yang diikuti dan
dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok pelaku gunamemecahkan masalah
tertentu.
Kesehatan Menurut UU RI No. 23, tahun 1991 adalah keadaan sejahtera
daribadan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secarasoial dan ekonomi. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dikembangkan
olehWHO, yaitu: kesehatan adalah suatu kaadaan yang sempurna yang
mencakup fisik,mental, kesejahteraan dan bukan hanya terbebasnya dari
penyakit atau kecacatan.
Dari ketiga kata diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan
kesehatanadalah disiplin ilmu terapan yang menggunakan berbagai metode
pengkajian danargumentasi untuk menghasilkan dan mentransformasikan
informasi-informasikebijakan agar dapat digunakan secara politis untuk
menyelesaikan masalahkebijakan. Jadi, konsep dari analisis kebijakan kesehatan
adalah what thegovernment do or not to do. Artinya segala keputusan yang

3
pemerintah lakukan atautidak lakukan dalam bidang kesehatan berdasarkan atas
kemanfaatan masyarakat dibidang kesehatan.

B. Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan


Masalah kebijakan, adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang
belumterpenuhi, tetapi dapat diindentifikasikan dan dicapai melalui tindakan
publik. Tingkatkepelikan masalah tergantung pada nilai dan kebutuhan apa
yang dipandang palingpanting.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari
masalahkebijakan, adalah:
1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang
(energi)seringkali mempengaruhi masalah kebijakan lainnya (pelayanan
kesehatan).Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem
masalah inimembutuhkan pendekatan Holistik, satu masalah dengan yang
lain tidak dapat di pisahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan
masalahdiindentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh:
Populasi udarasecara objektif dapat diukur (data). Data ini menimbulkan
penafsiran yangberagam (a.l. gang-guan kesehatan, lingkungan, iklim, dll).
Muncul situasiproblematis, bukan problem itu sendiri.
3. Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis,sehingga
dapat menimbulkan masalah kebijakan.
4. Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasanaperubahan
yang terus menerus. Pemecahan masalah justru dapat memunculkanmasalah
baru, yang membutuhkan pemecahan masalah lanjutan.
5. Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan
dansistem masalah kebijakan.

C. Peran, Fungsi, dan Tujuan Analisis Kebijakan Kesehatan


Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan
kesehatanmemiliki peran, fungsi, dan tujuan dalam pelaksanaannya. Peran dan
fungsi ituadalah:
Adanya analisis kebijakan kesehatan akan memberikan keputusan yang
focus pada masalah yang akan diselesaikan.
Analisis kebijakan kesehatan mampu menganalisis multi disiplin
ilmu.Satudisiplin kebijakan dan kedua disiplin ilmu kesehatan.Pada peran ini
analisiskebijakan kesehatan menggabungkan keduanya yang kemudian menjadi
suber kajian baru dalam khazanah keilmuan.

4
Adanya analisis kebijakan kesehatan, pemerintah mampu memberikan
jenistindakan kebijakan apakah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.
Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/keputusan yang
sesuaiatas suatu masalah yang awalnya tidak pasti
Dan analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta yang
munculkemudian akibat dari produk kebijakan yang telah
diputuskan/diundangkan.
Adapun tujuan analisis kebijakan negara secara umum adalah
menyediakaninformasi untuk para pengambilan kebijakan yang digunakan
sebagai pedomanpemecahan masalah kebijakan secara praktis.Tujuan analisa
kebijakan juga meliputievaluasi kebijakan dan anjuran kebijakan (Dunn,
1988).Selaras tujuan di atas, dapatdisimpulkan analisis kebijakan tidak hanya
ekedar menghasilkan fakta, tetapi jugamenghasilkan informasi mengengai nilai
dan arah tindakan yang lebih baik.

D. Pendekatan Analisis Kebijakan


Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan
dapatmenggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif,
danNormatif (Dunn, 2003) :
1. Pendekatan Empiris, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu
apakahsesuatu itu ada (menyangkut fakta). Pendekatan ini lebih
menekankanpenjelasan sebab akibat dari kebijakan publik. Contoh, Analisis
dapatmenjelaskan atau meramalkan pembelanjaan negara untuk
kesehatan,pendidikan, transportasi. Jenis informasi yang dihasilkan adalah
Penandaan
2. Pendekatan evaluatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok,
yaituberkaitan dengan penentuan harga atau nilai (beberapa nilai sesuatu)
daribeberapa kebijakan. Jenis informasi yang dihasilkan bersifat Evaluatif.
Contoh:setelah menerima informasi berbagai macam kebijakan KIA - KB,
analis dapatmengevaluasi bermacam cara untuk mendistribusikan biaya,
alat, atau obat-obatan menurut etika dan konsekuensinya.
3. Pendekatan normatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok,
yaituTindakan apa yang semestinya di lakukan. Pengusulan arah tindakan
yang dapatmemecahkan masalah problem kebijakan, merupakan inti
pendekatan normatif.Jenis informasi bersifat anjuran atau rekomendasi.
Contoh: peningkatanpembayaran pasien puskesmas (dari Rp.300 menjadi
Rp.1000) merupakanjawaban untuk mengatasi rendahnya kualitas

5
pelayanan di puskesmas.Peningkatan ini cenderung tidak memberatkan
masyarakat.

Ketiga pendekatan di atas menghendaki suatu kegiatan penelitian dan


dapatmemanfaatkan berbagai pendekatan lintas disiplin ilmu yang
relevan.Adapun modelpanelitian yang lazim digunakan adalah penelitian
operasional, terapan atau praktis.Pembuatan informasi yang selaras kebijakan
(baik yang bersifat penandaan,evaluatif, dan anjuran) harus dihasilkan dari
penggunaan prosedur analisis yangjelas (metode penelitian). Menurut Dunn
(1988), dalam Analisis Kebijakan, metodeanalisis umum yang dapat digunakan,
antara lain:
1. Metode peliputan (deskripsi), memungkinkan analis menghasilkaninformasi
mengenai sebab akibat kebijakan di masa lalu.
2. Metode peramalan (prediksi), memungkinkan analis menghasilkaninformasi
mengenai akibat kebijakan di masa depan.
3. Metode evaluasi, pembuatan informasi mengenai nilai atau harga di
masalalu dan masa datang.
4. Metode rekomendasi (Preskripsi), memungkinkan analis
menghasilkaninformasi mengenai kemungkinan arah tindakan dimasa
datang akanmenimbulkan akibat yang bernilai.
Metode analisis kebijakan dikembangkan (hasil modifikasi) dari metode
analisisumum yang lazim dipakai dalam kegiatan penelitian ilmu sosial. Model
modifikasimetode analisis umum menjadi metode analisis kebijakan dapat
digambarkan
(Gambar 1) Metode analisis umum dan metode analisis kebijakan
METODE ANALISIS UMUM METODE ANALISIS KEBIJAKAN
Deskriptif Perumusan Masalah
Prediksi Peliputan ( Monitoring )
Evaluasi Peramalan ( Forecasting )
Preskripsi ( Petunjuk ) Evaluasi ( Evaluation )
Rekomendasi ( Rekomendation )
Penyimpulan Praktis ( Pratical Inference )

Penyimpulan praktis, ditujukan untuk mencapai kesimpulan yang lebih


dekat agarmasalah kebijakan dapat dipecahkan. Kata Praktis, lebih ditekankan
pada dekatnyahubungan kesimpulan yang diambil dengan nilai dan norma
sosial. Pengertian inilebih ditujukan untuk menjawab kesalahpahaman mengenai

6
makna Rekomendasiyang sering diartikan pada informasi yang kurang
operasional atau kurang praktis,masih jauh dari fenomena yang sesungguhnya.
Bila metode analisis kebijakan dikaitkan dengan pendekatan empiris,
evaluatif,dan anjuran, maka metode analisis kebijakan dapat disusun menjadi 3
jenjang, yaitu:
1. Pendekatan modus operandi, dapat menghasilkan informasi dan argument
dengan memanfaatkan 3 jenjang metode analisis, yaitu perumusan
masalah,peliputan, dan peramalan.
2. Pendekatan modus evaluatif, dapat menghasilkan informasi dan argument
dengan memanfaatkan 4 jenjang metode analisis, yaitu perumusan
masalah,peliputan, peramalan, dan rekomendasi.
3. Pendekatan modus anjuran, dapat menghasilkan informasi dan argument
dengan memanfaatkan seluruh (6) jenjang metode analisis, yaitu
perumusanmasalah, peliputan, peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan
peyimpulan praktis.

E. Argumen Kebijakan
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan
menghasilkaninformasi.Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau
memindahkan informasisebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai
kebijakan publik untukmencari solusi masalah kebijakan publik.Menurut Dunn
(1988) struktur argument kebijakan menggambarkan bagaimana analis
kebijakan dapat menggunakan alasandan bukti yang menuntun kepada
pemecahan masalah kebijakan.
Berdasarkan struktur argumen, dapat diketahui bahwa seorang analisis
kebijakandapat menempuh langkah yang benar, dengan memanfaatkan
informasi danberbagai metode menuju kepada pemecahan masalah kebijakan;
dan tidak sekedarmembenarkan alternatif kebijakan yang disukai.

F. Bentuk Analisis Kebijakan


Analisis kebijakan terdiri dari beberapa bentuk, yang dapat dipilih dan
digunakan.Pilihan bentuk analisis yang tepat, menghendaki pemahaman masalah
secaramendalam, sebab kondisi masalah yang cenderung menentukan bentuk
analisisyang digunakan.Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat,
1995;Wahab, 1991) dapat diuraikan beberapa bentuk analisis kebijakan yang
lazimdigunakan.
1. Analisis Kebijakan Prospektif. Bentuk analisis ini berupa penciptaan
danpemindahan informasi sebelum tindakan kebijakan ditentukan dan

7
dilaksanakan.Menurut Wiliam (1971), ciri analisis ini adalah: (1)
mengabungkan informasi dariberbagai alternatif yang tersedia, yang dapat
dipilih dan dibandingkan; (2)diramalkan secara kuantitatif dan kualitatif
untuk pedoman pembuatan keputusankebijakan; dan (3) secara konseptual
tidak termasuk pengumpulan informasi.
2. Analisis Kebijakan restropektif (AKR). Bentuk analisis ini selaras
dengandeskripsi penelitian, dengan tujuannya adalah penciptaan dan
pemindahaninformasi setelah tindakan kebijakan diambil. Beberapa analisis
kebijakanrestropektif, adalah:
a. Analisis berorientasi Disiplin, lebih terfokus pada pengembangan
danpengujian teori dalam disiplin keilmuan, dan menjelaskan sebab
akibatkebijakan. Contoh: Upaya pencarian teori dan konsep kebutuhan
serta kepuasantenaga kesehatan di Indonesia, dapat memberi kontribusi
pada pengembanganmanajemen SDM original berciri Indonesia
(kultural). Orientasi pada tujuan dansasaran kebijakan tidak terlalu
dominan. Dengan demikian, jika ditetapkan untukdasar kebijakan
memerlukan kajian tambahan agar lebih operasional.
b. Analisi berientasi masalah, menitikberatkan pada aspek hubungan
sebabakibat dari kebijakan, bersifat terapan, namun masih bersifat
umum. Contoh:Pendidikan dapat meningkatkan cakupan layanan
kesehatan. Orientasi tujuanbersifat umum, namun dapat memberi
variabel kebijakan yang mungkin dapatdimanipulasikan untuk
mencapai tujuan dan sasaran khusus, sepertimeningkatnya kualitas
kesehatan gigi anak sekolah melalui peningkatan programUKS oleh
puskesmas.
c. Analisis beriorientasi penerapan, menjelaskan hubungan kausalitas,
lebihtajam untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari kebijakan
dan parapelakunya. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengevaluasi hasilkebijakan khusus, merumuskan masalah kebijakan,
membangun alternative kebijakan yang baru, dan mengarah pada
pemecahan masalah praktis. Contoh:analis dapat memperhitungkan
berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilanatau kegagalan
pelayanan KIA di Puskesmas. Informasi yang diperoleh
dapatdigunakan sebagai dasar pemecahan masalah kebijakan KIA di
puskesmas.

8
3. Analisis Kebijakan Terpadu. Bentuk analisis ini bersifat konprehensif
dankontinyu, menghasilkan dan memindahkan informasi gabungan baik
sebelummaupun sesudah tindakan kebijakan dilakukan. Menggabungkan
bentukprospektif dan restropektif, serta secara ajeg menghasilkan informasi
dari waktuke waktu dan bersifat multidispliner.
Bentuk analisis kebijakan di atas, menghasilkan jenis keputusan yang
relatif berbedayang, bila ditinjau dari pendekatan teori keputusan (teori
keputusan deksriptif dannormatif), yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Teori Keputusan Deskrifif, bagian dari analisis retrospektif,
mendeskripsikantindakan dengan fokus menjelaskan hubungan kausal
tindakan kebijakan, setelahkebijakan terjadi. Tujuan utama keputusan
adalah memahami problem kebijakan,diarahkan pada pemecahan masalah,
namun kurang pada usaha pemecahan Masalah.
2. Teori Keputusan Normatif, memberi dasar untuk memperbaiki akibat
tindakan,menjadi bagian dari metode prospektif (peramalan atau
rekomendasi), lebihditujukan pada usaha pemecahan masalah yang bersifat
praktis dan langsung.

G. Peranan Politik
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan
merupakanproses Politik. Dengan demikian Informasi yang dihasilkan belum
tentu digunakanoleh pengambilan kebijakan.Seorang analis harus aktif sebagai
agen perubahan,paham struktur politik, berhubungan dengan orang yang
mempengaruhi kebijakanyang dibuat, membuat usulan yang secara politis dapat
diterima pengambilkebijakan, kelompok sasaran, merencanakan usulan yang
mengarah kepadapelaksanaan.
Analis hanya satu dari banyak pelaku kebijakan, dengan pelaku
kebijakanmerupakan salah satu elemen sistem kebijakan. Dan (1988)
menjelaskan adanya 3 elemen dalam sistem kebijakan, yang satu sama lain
mempunyai hubungan:
1. Kebijakan publik, merupakan serangkaian pilihan yang dibuat atau
tidakdibuat oleh badan atau kantor pemerintah, dipengaruhi atau
mempengaruhilingkungan kebijakan dan kebijakan publik.
2. Pelaku kebijakan, adalah kelompok masyarakat, organisasi profensi,
partaipolitik, berbagai badan pemerintah, wakil rakyat, dan analis kebijakan
yangdipengaruhi atau mempengaruhi pelaku kebijakan dan kebijakan
publik.

9
3. Lingkungan kebijakan, yakni suasana tertentu tempat kejadian di sekitar
isukebijakan itu timbul, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pelaku
kebijakan dankebijakan publik.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih
dahulumengenai sistem kesehatan.Bagaimana pengambilan kebijakan
dibidangkesehatan.Berdasarkan uraian di atas, maka seorang analis kebijakan
dapatdikategorikan sebagai aktor kebijakan yang menciptakan dan
sekaligusmenghasilkan sistem kebijakan, disamping aktor kebijakan yang
lainnya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis kebijakan kesehatan adalah disiplin ilmu terapan yang
menggunakanberbagai metode pengkajian dan argumentasi untuk menghasilkan
danmentransformasikan informasi-informasi kebijakan agar dapat digunakan
secarapolitis untuk menyelesaikan masalah kebijakan.
Menurut Dunn (1988) ada beberapa karakteristik masalah pokok dari
masalahkebijakan antara lain Interdepensi (saling tergantung), Subjektif,
Artifisial, Dinamisdan Tidak terduga.
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan
kesehatanmemiliki peran, fungsi, dan tujuan dalam pelaksanaannya.
Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan
dapatmenggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif,
danNormatif (Dunn, 1988).
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan
menghasilkaninformasi.Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau
memindahkan informasisebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai
kebijakan publik untuk mencarisolusi masalah kebijakan publik.
Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995; Wahab,
1991)dapat diuraikan beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim
digunakan.YaituAnalisis Kebijakan Prospektif, Analisis Kebijakan Restropektif
(AKR) dan AnalisisKebijakan Terpadu.Dari bentuk analisis kebijakan tersebut,
menghasilkan jenis keputusan yang relative berbeda, bila ditinjau dari
pendekatan teori keputusan yaitu teori keputusan deksriptifdan normatif.
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan
merupakanproses Politik. Dunn (1988) menjelaskan adanya 3 elemen dalam
sistem kebijakan,yang satu sama lain mempunyai hubungan, yaitu Kebijakan
public, Pelaku kebijakanan Lingkungan kebijakan.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih
dahulu mengenai system kesehatan.Bagaimana pengambilan kebijakan dibidang
kesehatan.

B. Saran
Untuk mendapatkan penyelesaian dalam masalah kesehatan,
disarankandilakukan dahulu analisis kebijakan kesehatan. Dengan demikian,
dapat memberikankeputusan yang fokus pada masalah yang akan diselesaikan.

11
Namun Seorang analisharuslah mempunyai kemampuan yang memadai dan
komprehensif, meliputipenguasaan yang luas tentang bentuk teori, konsep, dan
madel analisis, kemampuanuntuk memilih model yang sesuai, dan benar-benar
mahami berbagai aspekkebijakan publik dan faktor yang terkait dengan
kebijakan publik tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul wahab, solichin, analisi kebijakan formulasi ke implementasi kebijakan


Negara, 1991, Jakarta : Bumi Aksara

Ana Safitri, 2015, Analisi Kebijakan Kesehatan, Diakses dari


http://dokumen.tips/documents/makalah-akk-analisis-kebijakan-
kesehatan.htm, pada 1 november 2016 pada jam 23:21

Dunn WN. 1988. Analisa Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta : PT. Hanindita

Dunn WN. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press

Moekijat.1995, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Andi Offset

Cha2jmt, 2011, Analisi Kebijakan, diakses dari


Kesehatan,https://cha2jmt.wordpress.com/2011/05/01/analisis-kebijakan-
kesehatan/, pada 2 november 2016 pada jam 19:16

13

Anda mungkin juga menyukai