Toaz - Info Analisis Kebijakan Kesehatan Makalah PR
Toaz - Info Analisis Kebijakan Kesehatan Makalah PR
Administrasi Pembangunan
Disusun Oleh:
Fitri Badriyatul Istiqomah
1310201001
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan
B. Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan
C. Peran, Fungsi, dan Tujuan Analisis Kebijakan Kesehatan
D. Pendekatan Analisis Kebijakan
E. Argumen Kebijakan
F. Bentuk Analisis Kebijakan
G. Peranan Politik
H.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan
masyarakat.Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,
disamping sandang, pangandan papan.Dengan berkembangnya pelayanan
kesehatan dewasa ini, memahamietika Kesehatan merupakan bagian penting dari
kesejahteraan masyarakat.Namundalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari
masalah kesehatan.Masalah kesehatanyang dihadapi tentunya harus memiliki
manajemen yang baik terkhusus kebijakankesehatan.Dimana Kebijakan
kesehatan memiliki peran strategis dalampengembangan dan pelaksanaan
program kesehatan.Kebijakan kesehatan jugaberperan sebagai panduan bagi
semua unsur masyarakat dalam bertindak danberkontribusi terhadap
pembangunan kesehatan. Melalui perancangan danpelaksanaan kebijakan
kesehatan yang benar, diharapkan mampu mengendalikandan memperkuat peran
stakeholders guna menjamin kontribusi secara maksimal,menggali sumber daya
potensial, serta menghilangkan penghalang pelaksanaanpembangunan kesehatan.
Dan dalam hal ini, pemerintah turut campur tangan dibawahi oleh Kementrian
Kesehatan (Kemenkes).Selaku pembuat kebijakankesehatan Kementrian
Kesehatan perlu melakukan analisis terhadap setiap kebijakankesehatan yang
dibuat supaya derajat kesehatan di Indonesia lebih terarah untukmencapai
Indonesia Sehat. Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
“Analisis Kebijakan Kesehatan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Analisis Kebijakan Kesehatan?
2. Apa Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan dalam Analisis Kebijakan
Kesehatan
3. Apa Peran, Fungsi, dan Tujuan dari Analisis Kebijakan Kesehatan ?
4. Apa Pendekatan Analisis Kebijakan ?
5. Apa itu Argumen Kebijakan dalam Analisis Kebijakan Kesehatan ?
6. Apa Bentuk Analisis Kebijakan ?
7. Apa Peranan Politik dalam Analisis Kebijakan Kesehatan ?
C. Tujuan
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan
tugasDasar-dasar Administrasi Kebijakan Kesahatan.Disamping itu tujuan
lainnya yaitudiharapkan agar pembaca dapat menambah pengetahuan dalam
1
lingkup DasarAdministrasi Kebijakan Kesehatan khususnya mengenai Analisis
KebijakanKesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pemerintah lakukan atautidak lakukan dalam bidang kesehatan berdasarkan atas
kemanfaatan masyarakat dibidang kesehatan.
4
Adanya analisis kebijakan kesehatan, pemerintah mampu memberikan
jenistindakan kebijakan apakah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.
Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/keputusan yang
sesuaiatas suatu masalah yang awalnya tidak pasti
Dan analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta yang
munculkemudian akibat dari produk kebijakan yang telah
diputuskan/diundangkan.
Adapun tujuan analisis kebijakan negara secara umum adalah
menyediakaninformasi untuk para pengambilan kebijakan yang digunakan
sebagai pedomanpemecahan masalah kebijakan secara praktis.Tujuan analisa
kebijakan juga meliputievaluasi kebijakan dan anjuran kebijakan (Dunn,
1988).Selaras tujuan di atas, dapatdisimpulkan analisis kebijakan tidak hanya
ekedar menghasilkan fakta, tetapi jugamenghasilkan informasi mengengai nilai
dan arah tindakan yang lebih baik.
5
pelayanan di puskesmas.Peningkatan ini cenderung tidak memberatkan
masyarakat.
6
makna Rekomendasiyang sering diartikan pada informasi yang kurang
operasional atau kurang praktis,masih jauh dari fenomena yang sesungguhnya.
Bila metode analisis kebijakan dikaitkan dengan pendekatan empiris,
evaluatif,dan anjuran, maka metode analisis kebijakan dapat disusun menjadi 3
jenjang, yaitu:
1. Pendekatan modus operandi, dapat menghasilkan informasi dan argument
dengan memanfaatkan 3 jenjang metode analisis, yaitu perumusan
masalah,peliputan, dan peramalan.
2. Pendekatan modus evaluatif, dapat menghasilkan informasi dan argument
dengan memanfaatkan 4 jenjang metode analisis, yaitu perumusan
masalah,peliputan, peramalan, dan rekomendasi.
3. Pendekatan modus anjuran, dapat menghasilkan informasi dan argument
dengan memanfaatkan seluruh (6) jenjang metode analisis, yaitu
perumusanmasalah, peliputan, peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan
peyimpulan praktis.
E. Argumen Kebijakan
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan
menghasilkaninformasi.Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau
memindahkan informasisebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai
kebijakan publik untukmencari solusi masalah kebijakan publik.Menurut Dunn
(1988) struktur argument kebijakan menggambarkan bagaimana analis
kebijakan dapat menggunakan alasandan bukti yang menuntun kepada
pemecahan masalah kebijakan.
Berdasarkan struktur argumen, dapat diketahui bahwa seorang analisis
kebijakandapat menempuh langkah yang benar, dengan memanfaatkan
informasi danberbagai metode menuju kepada pemecahan masalah kebijakan;
dan tidak sekedarmembenarkan alternatif kebijakan yang disukai.
7
dilaksanakan.Menurut Wiliam (1971), ciri analisis ini adalah: (1)
mengabungkan informasi dariberbagai alternatif yang tersedia, yang dapat
dipilih dan dibandingkan; (2)diramalkan secara kuantitatif dan kualitatif
untuk pedoman pembuatan keputusankebijakan; dan (3) secara konseptual
tidak termasuk pengumpulan informasi.
2. Analisis Kebijakan restropektif (AKR). Bentuk analisis ini selaras
dengandeskripsi penelitian, dengan tujuannya adalah penciptaan dan
pemindahaninformasi setelah tindakan kebijakan diambil. Beberapa analisis
kebijakanrestropektif, adalah:
a. Analisis berorientasi Disiplin, lebih terfokus pada pengembangan
danpengujian teori dalam disiplin keilmuan, dan menjelaskan sebab
akibatkebijakan. Contoh: Upaya pencarian teori dan konsep kebutuhan
serta kepuasantenaga kesehatan di Indonesia, dapat memberi kontribusi
pada pengembanganmanajemen SDM original berciri Indonesia
(kultural). Orientasi pada tujuan dansasaran kebijakan tidak terlalu
dominan. Dengan demikian, jika ditetapkan untukdasar kebijakan
memerlukan kajian tambahan agar lebih operasional.
b. Analisi berientasi masalah, menitikberatkan pada aspek hubungan
sebabakibat dari kebijakan, bersifat terapan, namun masih bersifat
umum. Contoh:Pendidikan dapat meningkatkan cakupan layanan
kesehatan. Orientasi tujuanbersifat umum, namun dapat memberi
variabel kebijakan yang mungkin dapatdimanipulasikan untuk
mencapai tujuan dan sasaran khusus, sepertimeningkatnya kualitas
kesehatan gigi anak sekolah melalui peningkatan programUKS oleh
puskesmas.
c. Analisis beriorientasi penerapan, menjelaskan hubungan kausalitas,
lebihtajam untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari kebijakan
dan parapelakunya. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengevaluasi hasilkebijakan khusus, merumuskan masalah kebijakan,
membangun alternative kebijakan yang baru, dan mengarah pada
pemecahan masalah praktis. Contoh:analis dapat memperhitungkan
berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilanatau kegagalan
pelayanan KIA di Puskesmas. Informasi yang diperoleh
dapatdigunakan sebagai dasar pemecahan masalah kebijakan KIA di
puskesmas.
8
3. Analisis Kebijakan Terpadu. Bentuk analisis ini bersifat konprehensif
dankontinyu, menghasilkan dan memindahkan informasi gabungan baik
sebelummaupun sesudah tindakan kebijakan dilakukan. Menggabungkan
bentukprospektif dan restropektif, serta secara ajeg menghasilkan informasi
dari waktuke waktu dan bersifat multidispliner.
Bentuk analisis kebijakan di atas, menghasilkan jenis keputusan yang
relatif berbedayang, bila ditinjau dari pendekatan teori keputusan (teori
keputusan deksriptif dannormatif), yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Teori Keputusan Deskrifif, bagian dari analisis retrospektif,
mendeskripsikantindakan dengan fokus menjelaskan hubungan kausal
tindakan kebijakan, setelahkebijakan terjadi. Tujuan utama keputusan
adalah memahami problem kebijakan,diarahkan pada pemecahan masalah,
namun kurang pada usaha pemecahan Masalah.
2. Teori Keputusan Normatif, memberi dasar untuk memperbaiki akibat
tindakan,menjadi bagian dari metode prospektif (peramalan atau
rekomendasi), lebihditujukan pada usaha pemecahan masalah yang bersifat
praktis dan langsung.
G. Peranan Politik
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan
merupakanproses Politik. Dengan demikian Informasi yang dihasilkan belum
tentu digunakanoleh pengambilan kebijakan.Seorang analis harus aktif sebagai
agen perubahan,paham struktur politik, berhubungan dengan orang yang
mempengaruhi kebijakanyang dibuat, membuat usulan yang secara politis dapat
diterima pengambilkebijakan, kelompok sasaran, merencanakan usulan yang
mengarah kepadapelaksanaan.
Analis hanya satu dari banyak pelaku kebijakan, dengan pelaku
kebijakanmerupakan salah satu elemen sistem kebijakan. Dan (1988)
menjelaskan adanya 3 elemen dalam sistem kebijakan, yang satu sama lain
mempunyai hubungan:
1. Kebijakan publik, merupakan serangkaian pilihan yang dibuat atau
tidakdibuat oleh badan atau kantor pemerintah, dipengaruhi atau
mempengaruhilingkungan kebijakan dan kebijakan publik.
2. Pelaku kebijakan, adalah kelompok masyarakat, organisasi profensi,
partaipolitik, berbagai badan pemerintah, wakil rakyat, dan analis kebijakan
yangdipengaruhi atau mempengaruhi pelaku kebijakan dan kebijakan
publik.
9
3. Lingkungan kebijakan, yakni suasana tertentu tempat kejadian di sekitar
isukebijakan itu timbul, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pelaku
kebijakan dankebijakan publik.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih
dahulumengenai sistem kesehatan.Bagaimana pengambilan kebijakan
dibidangkesehatan.Berdasarkan uraian di atas, maka seorang analis kebijakan
dapatdikategorikan sebagai aktor kebijakan yang menciptakan dan
sekaligusmenghasilkan sistem kebijakan, disamping aktor kebijakan yang
lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis kebijakan kesehatan adalah disiplin ilmu terapan yang
menggunakanberbagai metode pengkajian dan argumentasi untuk menghasilkan
danmentransformasikan informasi-informasi kebijakan agar dapat digunakan
secarapolitis untuk menyelesaikan masalah kebijakan.
Menurut Dunn (1988) ada beberapa karakteristik masalah pokok dari
masalahkebijakan antara lain Interdepensi (saling tergantung), Subjektif,
Artifisial, Dinamisdan Tidak terduga.
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan
kesehatanmemiliki peran, fungsi, dan tujuan dalam pelaksanaannya.
Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan
dapatmenggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif,
danNormatif (Dunn, 1988).
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan
menghasilkaninformasi.Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau
memindahkan informasisebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai
kebijakan publik untuk mencarisolusi masalah kebijakan publik.
Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995; Wahab,
1991)dapat diuraikan beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim
digunakan.YaituAnalisis Kebijakan Prospektif, Analisis Kebijakan Restropektif
(AKR) dan AnalisisKebijakan Terpadu.Dari bentuk analisis kebijakan tersebut,
menghasilkan jenis keputusan yang relative berbeda, bila ditinjau dari
pendekatan teori keputusan yaitu teori keputusan deksriptifdan normatif.
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan
merupakanproses Politik. Dunn (1988) menjelaskan adanya 3 elemen dalam
sistem kebijakan,yang satu sama lain mempunyai hubungan, yaitu Kebijakan
public, Pelaku kebijakanan Lingkungan kebijakan.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih
dahulu mengenai system kesehatan.Bagaimana pengambilan kebijakan dibidang
kesehatan.
B. Saran
Untuk mendapatkan penyelesaian dalam masalah kesehatan,
disarankandilakukan dahulu analisis kebijakan kesehatan. Dengan demikian,
dapat memberikankeputusan yang fokus pada masalah yang akan diselesaikan.
11
Namun Seorang analisharuslah mempunyai kemampuan yang memadai dan
komprehensif, meliputipenguasaan yang luas tentang bentuk teori, konsep, dan
madel analisis, kemampuanuntuk memilih model yang sesuai, dan benar-benar
mahami berbagai aspekkebijakan publik dan faktor yang terkait dengan
kebijakan publik tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dunn WN. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
13