Anda di halaman 1dari 16

MENERAPKAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS (DM) LANSIA

Literatur Review

DI SUSUN OLEH

NAMA : IIN SYANE TUHUMURY

NIM : P1813010

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES GRAHA EDUKASI

MAKASSAR

2020
A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Lansia adalah seseorang yang umur >60 tahun

(undang –undang No,13,1998 dalam padila 2013).proses

penuaan dalam kehidupan manusia merupakan suatu hal

yang wajar dan ini akan di alami oleh semua orang yg di

berikan umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses

tersebut hanya bergantung pada masing-masing

individu.Prevalensi diabetes mellitus (DM )yang cendrung

meningkat perlu mendapatkan perhatian baik individu ,

keluarga ataupun keluarga .Hal ini din karenakan penyakit

diabetes mellitus akan berdampak bagi kesehatan diabetisi

secara keseluruhan karena akan dialami oleh diabetidsi

seumur hidupnya . Aziza 2007 dan Ramachandran, dkk

2012.

Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit

metabolic yang di karakteristikan dengan adanya

hiperglikemia yang terjadi akibat dari kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes mellitus

ini merupakan salah satu penyakit degenerative yang di


sebabkan karena penurunan fungsi organ tubuh. Perubahan

fisiologis yang terjadi pada lansia, terutama system

endrokin, gaya hidup yang tidak sehat berpotensi

menimbulkan penyakit diabetes mellitus. (IDA 2015)

a) Kegiatan ibM lansia penderita DM berujuan untuk

meningkatkan kemamouan kelompok pendukung dalam

melakukan pengontrolan kadar gula darah pada lansia

dengan dia betes mellitus.Tim pelaksanaan ibM melakukan

beberapa penyuluhan dan penelitian pada kelompok

pendukung pada dua lokasi berbeda,dengan jumlah dua

kelompok masing-masing sebanyak 30 orang lansia , dan

kegiatan yang di lakukan berupa : pendidikan kesehatan

mengenai penyakit diabetes mellitus , gaya hidup sehat ,

modifikasi diet DM , aktifitas/olahraga untuk diebetesi-

senam kaki dan senam diabetes , perawatan dan pencegahan

anggota tubuh dari luka diabetes ,serta manajemen stress

dengan relaksasi benson , dan pengecekan GDS oleh tim

pelasanaan ibM .Prevalensi diabetes mellitus (DM) yang

cendrung meningkat perlu mandapat perhatian, baik oleh

individu , keluarga , ataupun Negara. Hal ini di karenakan

penyakit diabetes mellitus akan berdampak bagi kesehatan

diabtisi secara keseluruhan karena akan di alami oleh


diabetisi seumur hidup. Aziza (2007) dan Ramachandra,

dkk (2012) mengemukakan komplikasi dari diabetes

mellitus adalah kelaina kardivaskuler , neuropati, dan

retinopati. ( Jurnal Pandrita Abdi, volume 2, No 2, Oktober

2018)

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan

kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang di sebabkan

oleh peningkatan kadar gulah darah akibat kekurangan

atau resistensi insulin. Lansia adalah kategori usia yang

memiliki resiko tinggi terjadinya DM. Indonesia menepati

urutan ke tujuh di dunia untuk Negara dengan penderita

DM terbanyak setelah china, india, amerika, brasil, rusia,

dan meksiko.(International Diabetes Federaction, 2013).

Diabetes merupakan penyebab kematian no 3

terbesar di Indonesia dengan persentase sebesar 6.7%.

(registrasion 2014).berdasarkan data riskesdas (2013)

prevalensi diabetes mellitus pada usi 55-64 tahun sebesar

4,8% dan pada usia 65-74 tahun sebesar 4,2 %prosentasi

ini menunjukan bahwa presentase terbesar diabetes

mellitus di Indonesia adalah pada lansia.Di poloklinik

dalam RSUP sangatah didapatkan prevalensi komplikasi

akut DM yaitu KAD sebanyak 7 orang (6,6 %)


hipoglokemia sebanyak 18 orang (17%), sedangkan

komplikasi kronis yang terbanyak adalah gagal ginjal

kronik sebanyak 28 kasus

(Satriawibawah dan saraswati 2012)

b) Mengapa topic yang saya ambil ini penting :

Karena menurut saya DM Lansia ini sering di

temukan di mana saja baik itu di rumah sakit atau pun

di lingkingan masyarakat. Dan pada usia lanjut atau

lansia sama seperti non-lansia , pengontrol diabetes

sangatlah penting agar terhindar dari komplikasi akut

seperti Hipoglikemia , dehidrasi ringan hinga

komplikasi kronis seperti stroke , penyakit jantung

coroner , kebutaan dan impotensi . Diabetes dapat

menyerang anda di usia berapa saja .

2. METODE

Metode ini melalui menelusuran hasil publikasi antara

tahun 2017-2020 dengan mengunakan google scholer. pada

pencarian data yang di ambil dari google scholer yaitu DM

Lansia dengan kata kunci adalah


 Kelompok pendukung , senam lansia , Dan senam

kaki.

 Relaksasi otot progresif , gula darah

 Komplikasi ,kualitas hidup, lama menderita, lansia.

pencarian google scholer di temukan kriteria insklusi , 150

artikel ,stelah di riview kembali 3 tahun terakhir dan full text

hanya 10 artikel dan pada proses akhir di sesuaikan dengan

kriteria insklusi.berdasarkan judul literature , adapun hasil

yang di dapatkan yakni sebanyak 3 artike

3. HASIL

Hasil penelitianmenunjukan dukungan keluarga yang

positif sebanyak 71 responden (53%)sedangkan untuk kualitas

hidup positif sebanyak 67 responden (50%). Hasil penelitian

menunjukan bahwa ada hubungan factor intrinsic dengan

berdasarkan judul maka hasil yang di dapat hanya 3 artikel .

di bawah ini merupakan kriteria tersebut.

 Artikel penelitian tentang DM lansia

 Publikasi antara 2017-2020

 Full text

DM Lansia ada hubungan antara ekstrinsik dengan DM

Lansia hasil penelotian terdapat perbedaan signifikasi


sewbelum dan sesuadah di berikan edukasi kesehatan pada

pengetahuan.

Tabel:

No Penelitian / JUDUL Tujuan Metode Instrumen Sampel dan Hasil penelitian

/ Tahun penelitian penelitian dan teknik jumlah

pengumpula sampel

n data
1 1. Diah Untuk Menggunak Menggumpul Penggunaan Selama proses

Ratnawati meningkat an analtik kan data sampel kegiatan

2. Tatiana kan observasion variable menggunak berlangsung hasil

Siregar kemampua al dengan bebas an teknik analisa

3. Chandra Tri n arah studi melalui incidental menunjukan

Wahyudi kelompok cross wawancara sampling bahwa ada

Judul : IbM pendukun sectional variable sebanyak 40 hubungan antara

Kelompok lansia g dalam terkai orang usia dengan

penderita DM Di melakukan dengan cara resiko DM

wilayah kerja pengontrol observasi

puskesmas limo an kadar langsuung

Kota Depok Jawa gulah menggunaka


Barat. darah pada n uji timed

Tahun : 2018 lansia up and go

dengan

diabetes

mellitus
2 1. Arlina Untuk Ini Intrumen Teknik Pengukuran kadar

Dhian mengetahu merupakan penggumpul pengambila gula darah pada

Sulistyowat i pengaruh penelitian an data n sampel lansia dengan DM

i latihan kuantitatifde menggunaka adalah sebelum dan

2. Supardi teknik ngan n pedoman purposive sesudah di

Judul : Pengaruh relaksasi mengunakan produser sampling berikan teknik

Latihan Teknik progresif desain tindakan dengan relaksasi otot

Relaksasi Otot terhadap quasieksperi relaksasi otot jumlah progresif

Progresif Terhadap pada gulah mental progresif dan responden memiliki selisi

Penurunan Kadar darah pada semudengan tes strip sebanyak 19 rata-rata

Gula Darah Pada lansia rancangan (Gluco orang. 72,26.hasil uji

Lansia Penderita penderita one group Dr/Blood statistic

Diabetes Melitus diebates pretest- Glucose test menunjukan

Tahun : 2018 mellitus postest meter) terdapat

design penurunan kadar

gula dara sebelum

dan sesudah
diberikan teknik

relaksasi otot

progresif..
3 1. Erni Untuk Korenasiona Intrumen Dengan Hasil penelitian

Setiyorini mengetahu l dengan penelitian ini teknik menunjukan

2. Ning Arti i pendekatan merupakan pengambila bahwa tidak ada

Wulandari hubungan cross kuesioner n sampel hubungan antara

Judul : Hubungan antara sectional data umum accidental lama menderita

lama menderita dan hubungan dan sampling di dengan kualitas

kejadian koplikasi lama kuesioner peroleh hidup lansia

dan kualitas hidup menderita WHOQoL. sampel penderita DM

lansia penderita dan sebanyak (p=0,692), dan

diabetes melitus komplikas 100 orang tidak ada

Tahun : 2017 i diabetes hubungan antara

mellitus kejadian

dengan komplikasi DM

kualitas dengan kualitas

hidup pada hidup lansia

lansia penderita DM

penderita (p=0,545).

diabetes

mellitus
yang

berobat di

poli

penyakit

dalam

RSD

MARDI

WALUY

BLITAR

3. PEMBAHASAN

a. Artikel 1

Berdasarkan, tindakan preventif diabetes mellitus

merupakan salah satu kewenangan perawat komunitas. Peran

perawat komunitas sebagai pendidik, konselor, maupun

kolabolator untuk pencegahan diabetes mellitus. Intervensi

keperawatan yang dilakukan memberikan inovasi atau terobosan

terbaru dalam pencegahan diabetes mellitus baik di tingkat


komunitas dan keluarga. Program inovasi yang akan dilakukan

dalam pencegahan khususnya pengendalian diabetes pada lansia

adalah program pemberdayaan kader, keluarga dan lansia dengan

DM dalam kelompok lansia penderita diabetes mellitus yang

merupakan program perubahan gaya hidup dengan modifikasi

diet, aktivitas dan olahraga serta manajemen stres.kelompok

pendukung adalah suatu massa atau kelompok individu yang

berbeda dan diangap sebagai satu kesatuan dan saling terkait

secara bebas antara satu sama lain seperti halnya kelompok lansia

penderita diabetes mellitus (Anderson dan McFarlane 2010)

Perawat komunikasi dalam hal ini tim abdimas bekerja

dengan kelompok kerja mengajar, mengumpulkan pengkajian

masyarakat, evaluasi data dan memfasilitas kelompok

pendukung.adalah salah satu masa atau kelompok individu yang

berbeda dan di angap sebagai satu kesatuan dan saling terkait

secara bebas antara satu sama lain seperti halnya kelompok lansia

penderita diabetes mellitus (Allender, et al 2010)

b. Artikel 2

Umumnya manusian mengalami penurunan fisiologis yang

secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun,

salah satu yang berdampak adalah pada organ pancreas itu sendiri.
Dalam hal ini baik secara statistic maupun teori atau kesesuaian

bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kadar gula darah

pada penderita DM. Masruroh (2018) menjelaskan bahwa ada

hubungan anatar umir dengan kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus di poli penyakit dalam RSUD dr Iskak

Tulungagung tahun 2017.

Menurut depertemen kesehatan repoblik Indonesia tahun

2007, DM termasuk salah satu dari 10 terbanyak pada pasien

dengan rawat jalan serta salah satu dari 10 penyakit yang

menyebabkan kematian.prevalensi diabetes mellitus berdasarkan

diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan

bertambahnya umur (Depkes 2013).

Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot

dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti.

Pada tekni relaksasi otot progresif ini seseorang akan memusnakan

perhatian pada suatu aktifitas otot dengan mengidentifikasi otot

yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan

melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks

(Herodes 2010).
c. Artikek 3

Tidak ada hubungan antara lama menderita dengan kualitas

hidup penderita DM dengan uji Chi Square.dengan p-values

0,561.rasponden yang menderita diabetes mellitus inilebi dari 5

tahun memiliki kualitas hidup cukup 29 orang (29%) dab baik

senyak 25 (25%).(Restada 2016).

Hal ini menunjukan bahwa responden yang menderita

DM dalam jangka waktu yang lebih lama akan memiliki efikasi

diri yang baik.semakin lama seseorang menderita suatu penyakit,

maka semakin lama kesempatan untuk belajar tentang penyakit

dan semakin berpengalaman dalam menghadapi berbagai masalah

yang timbul terkait dengan penyakitnya, sehingga

berkecendrungan memiliki kualitas hidup yang baik.(Donald et al

2013).
4. KESIMPULAN

a. Pengabdian IbM kelompok lansia penderita DM di wilayah kerja

Puskesmas Limo Depok Jawa Barat pada kedua kelompok mitra

telah sampai pada tahapan evaluasi. Evaluasi kegiatan IbM

dilakukan selama 3 bulan ini menunjukkan mayoritas lansia berusia

56 - 65 tahun, berjenis kelamin perempuan dan peningkatan profil

GDS lansia penderita DM dalam rentang rendah sampai dengan

normal (< 100-199 mg/dL).

b. Teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar gula darah

pada lansia dengan DM. Berdasarkan hasil penilitian ini maka dapat

di simpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik relaksasi otot

progresif terhadap penururnan kadar gula darah pada lansia

penderita DM di desa Ngemplak, karangnongko,kabupaten klateng.

c. Beberapa factor yang berperan penting dalam perkembangan khasus

penderita DM antara lain pola makan secara berlebihan , perilaku

penyimpangan , sering mengkonsumsi makan siap saji dengan

energy tinggi lemak dan sedikit serat yang dapat memicu DM. hasil

penelitian menunjukan sebagian besar berjenis kelamin perempuan

sebanyak 64 orang (64%), usia yang terbanyak adalah kategori

lanjut usia (60-74 tahun) sebanyak 55 orang(55%),pendidikan


terakhir terbanyak pada responden adalah SD sebanyak 34 orang

(34%) dan pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah

tangga (IRT) sebanyak 31 orang (31%).

5. DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T., dan McFarlane, J. (2011). Community As Partner :

Theory And Practice In Nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer

Health/Lippincott Williams dan Wilkins. Allender, J. A., Rector, C.,

& Warner, K. D. (2010).Community Health Nursing: Promoting &

Protecting The Public’s Health. Seventh Edition. Philadelphia:

Lippincott William & Wilkins.

Kusno, F,A Kapantow,N,H,Ratag,B,T.2015. Hubungan antara

status social ekonomi dengan kejadian diabetes mellitus di poliklinik

interna rumah sakit umum daerah (RSUD) Bitung tahun

2015.Fakultas kesehatan
Azizah, LM. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha

Ilmu;2011

Anda mungkin juga menyukai