1 PB
1 PB
Abstract: Analysis of Follow up Audit. This study aimed to explain the process of
follow up audit in Sanggau local government by using management functions
(planning, organizing, directing, and controlling) as the analysis instrument and
identify problems that caused follow up audit was not optimal. This study used a
qualitative approach with case study model and focused on OPD that still have
unfinished findings. The selected informant is the Head of OPD; a technical official
handling follows up audit and an Inspectorate official. The results of the study showed
that there were some weaknesses in the process of follow up audit. For example, there
was no specific policy about follow up audit, the slow responses of other parties in the
process of coordination and the coordination between OPD and monitoring institution
was not intensive; the leader was not able to give motivation, the low commitment of
the leader, Difficulties in the evaluation process and the evaluation was not
periodically, the role of TPTGR Assembly Consideration was not optimal, and the
technical obstacles that was faced by OPD.
171
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
fungsi pembinaan bagi satuan kerja di setiap bentuk dukungan dari auditi terhadap
unit pemerintahan. Pada pemerintahan, keberhasilan fungsi audit.
istilah pemeriksaan sering digunakan sebagai Oleh sebab itu, saran atau rekomendasi
terjemahan dari auditing (BPKP,2009). Audit hasil pemeriksaan seharusnya tidak hanya
merupakan proses kritis yang dapat ditindaklanjuti secara administrasi saja tetapi
membantu mengidentifikasi kelemahan yang harus dilaksanakan sungguh-sungguh untuk
ada serta mengidentifikasi setiap peluang memperbaiki sistem pengendalian intern
perkembangan yang terbuka (Kaelin, 2016). yang ada, sehingga akan mengurangi risiko
Setelah melakukan pemeriksaan maka terjadinya penyimpangan di masa
auditor akan menerbitkan dokumen hasil mendatang dan manfaat pengawasan dapat
pemeriksaan yang disebut dengan Laporan dirasakan secara optimal. Kewajiban
Hasil Pemeriksaan (LHP) yang berisi hasil menyelesaikan TLHP telah diatur dalam
audit dan rekomendasi auditor yang harus peraturan perundangan, yaitu dalam pasal
ditindaklanjuti oleh auditi. Rekomendasi 23E UUD 1945, pasal 20 Undang-Undang
hasil pemeriksaan bermanfaat untuk Nomor 15 Tahun 2004, pasal 34 Peraturan
perbaikan kinerja organisasi auditi. Tindak Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005,
Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) merupakan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
aktivitas auditi dalam rangka memenuhi Negara Nomor 9 Tahun 2009 pada bab II, dan
rekomendasi auditor yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor: SE/02/M.PAN/
hasil pemeriksaan. 01/2005. Untuk jangka waktu penyelesaian
Banyak anggapan yang mengira bahwa TLHP dilaksanakan selambat-lambatnya 60
penerbitan LHP merupakan akhir dari (enam puluh) hari kalender sejak diterimanya
kegiatan pemeriksaan dan merupakan akhir LHP. Dengan memperhatikan berbagai
keterlibatan auditor, padahal hasil atau ketentuan peraturan perundangan, maka
manfaat penuh dari proses audit sendiri jelas bahwa pelaksanaan TLHP merupakan
berupa perbaikan berdasarkan kesalahan hal yang penting untuk dilaksanakan.
yang telah diidentifikasikan baru akan Pemerintah Kabupaten Sanggau dipilih
dirasakan oleh auditi jika temuan audit telah menjadi objek penelitian karena berdasarkan
ditindaklanjuti (Russell & Regel,1996). data yang tersedia menunjukkan bahwa
Sementara Liu & Lin (2012) juga jumlah rekomendasi audit yang belum tuntas
menyebutkan bahwa perbaikan setelah diselesaikan oleh auditi cukup signifikan. Dari
proses Audit dapat meningkatkan 428 jumlah rekomendasi BPK dari tahun
akuntabilitas objek pemeriksaan. Aikins 2007-2017, masih ada 113 rekomendasi yang
(2012) menyarankan agar pemerintah belum tuntas dengan jumlah pengembalian
daerah meningkatkan monitoring dan keuangan yang masih harus disetorkan ke kas
melaksanakan tindak lanjut rekomendasi daerah sebesar Rp.5.359.534.578. Untuk
temuan audit dalam rangka memperkuat temuan yang berindikasi terhadap potensi
akuntabilitas publik. Schneider (2009) kerugian daerah dan telah mendapat
menjelaskan bahwa pelaksanaan penetapan Kepala Daerah sebagai kerugian
rekomendasi audit merupakan salah satu daerah, terdapat 69 kasus yang masih belum
172
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
tuntas dengan sisa kerugian yang masih paling menentukan penyelesaiannya. Pada
harus dikembalikan ke kas daerah sebesar penelitian ini, TLHP yang dimaksud
Rp.2.256.687.825. Secara keseluruhan dari merupakan pelaksanaan rekomendasi hasil
data tersebut menunjukkan pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK.
TLHP belum optimal dan adanya Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
ketidakseriusan auditi melaksanakan yaitu pada penelitian ini memfokuskan pada
rekomendasi yang diberikan auditor. upaya penyelesaian TLHP dari sisi auditi dan
TLHP merupakan kelanjutan dari proses untuk analisisnya ditinjau menggunakan
pemeriksaan dan merupakan hal yang fungsi manajemen atas proses penanganan
penting dan perlu mendapat perhatian tindak lanjut yang dilakukan oleh Organisasi
khusus karena menentukan efektivitas Perangkat Daerah (OPD) yang masih memiliki
pengawasan (Benson, 1995 dan Russell & jumlah pending tindak lanjut yang cukup
Regel, 1996), mempengaruhi kinerja dan signifikan. Selanjutnya melalui hasil analisis
akuntabilitas organisasi, mendukung tersebut diketahui permasalahan yang
penerapan good governance menjadi penyebab belum optimalnya
(SE/02/M.PAN/01/2005, Liu & Lin, 2012, Sari, penyelesaian TLHP di Pemerintah Kabupaten
2013 dan Suryanto, 2015), mempengaruhi Sanggau.
kredibilitas lembaga pengawasan (Keating, Manajemen merupakan suatu proses
1995), serta merupakan amanat dari yang terdiri dari perencanaan,
peraturan perundang-undangan. Namun, pengorganisasian, pengarahan, dan
pada kenyataannya terdapat kesenjangan pengendalian yang dilakukan untuk
antara yang terjadi dan yang seharusnya, mencapai tujuan dengan memanfaatkan
maka hal inilah yang mendorong peneliti sumber daya (Terry, 1977; Stoner, 1982; dan
ingin melakukan kajian mengenai proses Newport & Trewatha, 1976). Pada dasarnya
penyelesaian TLHP pada Pemerintah Daerah semua jenis manajemen pada setiap
Kabupaten Sanggau yang terjadi selama ini. organisasi melalui proses yang sama tetapi
Terdapat beberapa penelitian mungkin dilakukan dengan cara yang
sebelumnya mengenai permasalahan tindak berbeda tergantung pada struktur dan jenis
lanjut hasil audit, antara lain seperti yang organisasi, karakter orang yang bekerja di
telah dilakukan oleh Sidik (2009) Junarlin dalamnya, budaya, faktor situasional dan
(2009), Sari (2013), Arini (2014), Suryanto ketersediaan sumber daya (Qureshi et al.,
(2015), dan Loke, Ismail & Hamid (2016). 2013). Proses manajemen tersebut oleh para
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan ahli dibagi ke dalam beberapa fungsi dasar,
bahwa permasalahan serupa juga terjadi di yang kemudian dikenal dengan sebutan
tempat lain, Inspektorat Daerah selaku fungsi-fungsi manajemen. Tujuan pembagian
lembaga pengawasan telah berupaya untuk tersebut agar sistematika urutan
mendorong penyelesaian TLHP, namun pembahasannya lebih teratur dan supaya
upaya yang dilakukan oleh auditi sebagai lebih mudah dan lebih mendalam saat
lembaga teknis yang berkewajiban melakukan analisisnya, serta dapat menjadi
menyelesaikan TLHP merupakan hal yang
173
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
pedoman pelaksanaan proses manajemen yang telah disusun dapat dilaksanakan, yaitu
(Hasibuan, 2014). dengan membagi tugas/pekerjaan kepada
Fungsi-fungsi manajemen merupakan individu atau kelompok tertentu secara tepat
rangkaian aktivitas dalam manajemen serta mengalokasikan sumber daya yang
menurut fungsinya masing-masing yang diperlukan untuk mendukung
dalam pelaksanaannya mengikuti tahapan- pelaksanaannya. Pembagian tugas selalu
tahapan tertentu. Dalam penelitian ini, disertai dengan pendelegasian wewenang
penulis mengkaji proses penyelesaian TLHP dan tanggung jawab dalam batas-batas
yang dilakukan oleh auditi melalui tertentu. Dalam proses pengorganisasian
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pada (organizing), tentunya pimpinan
OPD di Pemerintah Kabupaten Sanggau. memberikan tugas kepada seseorang atau
Fungsi-fungsi manajemen yang akan unit kerja tertentu yang lebih menguasai
digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi permasalahan yang dimaksud sesuai dengan
manajemen menurut Nickels et al., (1997) bidang tugas dan tanggung jawabnya serta
yaitu fungsi perencanaan (planning), kompetensi yang dimiliki dan apabila harus
pengorganisasian (organizing), pengarahan melibatkan beberapa bidang untuk saling
(directing), dan pengendalian (controlling). bekerjasama, maka pimpinan perlu
Dalam proses penyelesaian TLHP, mengatur proses koordinasi antar bagian
organisasi perlu segera membuat tersebut maupun hubungan dengan pihak
perencanaan (planning) begitu Laporan Hasil ketiga jika diperlukan.
Pemeriksaan (LHP) diterima. Perencanaan Beberapa hal pokok dalam fungsi
tersebut mencakup tujuan/sasaran/target pengarahan (directing), yaitu tingkah laku
yang hendak dicapai, dalam hal ini adalah manusia, hubungan manusiawi, komunikasi
status penyelesaian TLHP dan perbaikan dan kepemimpinan (Hasibuan, 2014). Dalam
manajemen. Perencanaan juga mengandung hal ini, manajer memainkan peran penting
strategi bagaimana pelaksanaan dalam mendukung keberhasilan pengelolaan
rekomendasi pemeriksaan agar bisa organisasi yang melibatkan bakat,
mencapai tujuan tersebut, yaitu melalui cara keterampilan manajerial dan perilaku
atau kegiatan tertentu. Dalam perencanaan manajer (Naeemullah et al., 2010). Dalam
juga ditentukan mengenai penggunaan proses penyelesaian TLHP, fungsi
sumber daya yang diperlukan, baik berupa pengarahan yang perlu dilakukan oleh
SDM maupun dana, alat, dan kebijakan. Hal pimpinan antara lain, menjelaskan kepada
terakhir yang perlu ditetapkan adalah bawahan bagaimana melaksanakan tugas-
standar/indikator keberhasilan dalam tugas yang diberikan, memberikan
pencapaian target, hal ini bisa berupa jangka bimbingan ataupun konsultasi jika
waktu tertentu yang diberikan untuk diperlukan, menjelaskan kewajiban
melaksanakan penyelesaian TLHP. pelaksanaan peraturan perundangan dan
Setelah perencanaan disusun maka manfaat pelaksanaan rekomendasi
proses berikutnya adalah bagaimana pemeriksaan, dan memberikan motivasi
pimpinan memastikan bahwa perencanaan kepada bawahan.
174
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
175
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
176
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
terkait informasi yang sama. Informasi hasil melakukan berbagai upaya penyelesaian
wawancara juga dibandingkan dengan TLHP. Langkah awal yang dilakukan masing-
dokumen pendukung lainnya seperti masing OPD tidak selalu sama dengan OPD
peraturan/kebijakan, notulen rapat, surat lainnya. Rapat internal begitu menerima LHP
tugas, surat-surat, laporan dan dokumen dilakukan oleh BPKAD dan DIKBUD,
lainnya yang berhubungan dengan sedangkan pada Sekretariat DPRD, pimpinan
permasalahan yang dikaji. Informasi yang cenderung melakukan diskusi langsung
diperoleh dari hasil wawancara dengan dengan pegawai yang bertanggung jawab
Kasubbag Evaluasi dan Pelaporan selaku pada permasalahan terkait. Masing-masing
informan tambahan berupa informasi OPD mempunyai kewenangan sendiri dalam
mengenai upaya pelaksanaan TLHP baik yang menentukan langkah-langkah yang paling
dilakukan oleh auditi maupun pemerintah efektif bagi organisasinya, demikian juga
daerah secara umum, informasi ini juga dengan pembentukan tim Ad Hoc seperti
digunakan sebagai pembanding dengan hasil yang telah dihimbau oleh Inspektorat. Tim Ad
wawancara dengan pihak OPD. Peneliti Hoc merupakan tim khusus yang
meneliti kembali data kasar yang telah bertanggung jawab menyelesaikan TLHP di
diperoleh, meringkasnya dan instansinya. BPKAD telah membentuk dan
mengelompokkannya berdasarkan memfungsikan tim Ad Hoc dalam kegiatan
kesesuaian masalah sesuai dengan tahapan penyelesaian TLHP, sementara Dinas
fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan Pendidikan dan Kebudayaan meskipun telah
(planning), pengorganisasian (organizing), membentuk tim Ad Hoc namun belum
pengarahan (directing), dan pengendalian berfungsi dengan baik, praktek penyelesaian
(controlling). Selanjutnya Peneliti TLHP masih bersifat tradisional yaitu
menyajikan data dalam bentuk deskripsi dilimpahkan ke bidang tertentu sebagai
terhadap proses penyelesaian TLHP yang penanggung jawab. Sekretariat DPRD malah
dilakukan OPD dan mengidentifikasi belum membentuk tim Ad Hoc padahal
penyebab belum optimalnya penyelesaian keberadaan tim Ad Hoc sangat penting untuk
TLHP di Pemerintah Kabupaten Sanggau. membantu percepatan penyelesaian TLHP
karena akan memudahkan proses koordinasi
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan berbagai pihak. Dari hasil
Proses Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan pengamatan peneliti berdasarkan informasi
Setiap organisasi auditi di Pemerintah yang diperoleh diketahui bahwa belum ada
Kabupaten Sanggau telah melalui tahapan keseragaman dalam proses penyelesaian
manajemen dalam penyelesaian TLHP. TLHP di OPD Pemerintah Kabupaten
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh, Sanggau.
setiap OPD telah merasakan manfaat OPD di Kabupaten Sanggau belum
pemeriksaan bagi perbaikan kinerja menetapkan tujuan dan target waktu
organisasinya. Masing-masing OPD penyelesaian TLHP secara eksplisit. Hal ini
memberikan respon terhadap laporan hasil dikarenakan pimpinan OPD tidak ingin
pemeriksaan yang diterimanya dengan memberikan penekanan kepada
177
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
pegawainya, OPD tidak dapat memprediksi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
waktu yang diperlukan untuk melakukan yang menjadi temuan. Bagi yang telah
kegiatan tertentu, dan pimpinan OPD membentuk tim Ad Hoc maka pembagian
memberikan kebijakan penyelesaian TLHP tugas seperti yang diuraikan dalam SK
yang disesuaikan dengan sifat pembentukan tim. Ada pula OPD yang
penyelesaiannya. Dokumen perencanaan memberikan tugas kepada individu/bidang
sebagai arsip penting yang akan bermanfaat tertentu untuk mengumpulkan bukti TLHP
sebagai panduan dalam pelaksanaan dengan melakukan koordinasi dengan bidang
kegiatan TLHP, oleh sebab itu perlu lainnya dalam intern instansi. Pembagian
didokumentasikan dengan baik. Bentuk tugas telah dirasakan cukup adil oleh para
dokumen perencanaan OPD di Kabupaten pelaksana. Setiap orang yang diberi
cukup bervariasi antar OPD, untuk hasil kepercayaan menyelesaikan TLHP
temuan terhadap laporan keuangan disesuaikan dengan bidang tugasnya masing-
Pemerintah Kabupaten Sanggau disusun masing. Pimpinan OPD juga memberikan
dalam bentuk Rencana aksi (action plan) kewenangan sesuai dengan batasan
sesuai permintaan BPK, namun untuk tertentu.
temuan pada masing-masing OPD memiliki OPD di Kabupaten Sanggau telah
bentuk tertulis tersendiri baik dalam bentuk melakukan proses komunikasi dan koordinasi
notulen rapat maupun disposisi surat. Dalam melalui forum rapat, surat maupun bertemu
pelaksanaan kegiatan tertentu diperlukan secara langsung. Koordinasi dilaksanakan
panduan yang rinci dalam bentuk aturan dengan pihak intern maupun ekstern
hukum. Dengan adanya Peraturan akan instansi. Pada proses koordinasi intern
memberikan kejelasan pelaksanaan tugas instansi ditemui adanya respon yang lambat
dan konsekuensinya. Sampai saat ini di karena kesibukan operasional instansi sehari-
Pemerintah Kabupaten Sanggau belum hari. Untuk proses koordinasi dengan pihak
memiliki aturan khusus mengenai eksternal OPD mengalami kesulitan dalam
penyelesaian TLHP sehingga pelaksanaan di proses penagihan kepada pihak ketiga
OPD belum seragam, tidak ada panduan karena perasaan sungkan pelaksana dan
pelaksanaan, dan tidak ada kejelasan keengganan dari pihak ketiga untuk
pemberian sanksi. menyelesaikan kewajibannya. Cepat atau
Pembagian tugas dan pendelegasian lambatnya penyelesaian TLHP sangat
wewenang merupakan pelaksanaan fungsi bergantung dari respon berbagai pihak,
pengorganisasian (organizing). Untuk namun OPD tetap berusaha melakukan
pembagian tugas yang dilaksanakan pada berbagai upaya terbaik untuk segera
instansi di Pemerintah Kabupaten Sanggau menyelesaikan temuan rekomendasi
berdasarkan bidang tugas masing-masing pemeriksaan yang menjadi tanggung jawab
sesuai dengan Susunan Organisasi, Tugas, pada organisasinya.
Fungsi, dan Tata Kerja (SOTK) Instansi Fungsi pengarahan (directing)
masing-masing ataupun diserahkan kepada menitikberatkan pada cara pimpinan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menggerakkan bawahannya untuk dapat
178
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
179
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
terutang tidak sesuai dengan teknis membentuk Tim Ad Hoc penyelesaian TLHP,
penagihan yang telah ditentukan. Upaya yaitu tim khusus yang menangani
Majelis TPTGR dalam melakukan penagihan penyelesaian TLHP pada masing-masing
terhadap pihak-pihak yang berkewajiban OPD. Tim Ad Hoc bertanggung jawab
menyelesaikan TLHP masih dengan upaya membuat komitmen bersama melalui
damai. Majelis TPTGR belum sampai penentuan target dan waktu dalam
melakukan upaya paksa, seperti menyelesaikan TLHP. Melalui Tim Ad Hoc
pemotongan gaji jika yang bersangkutan diharapkan akan memudahkan koordinasi
merupakan pegawai negeri sipil maupun antara instansi dan lembaga pengawasan
anggota DPRD atau melakukan penyitaan maupun dengan pihak ketiga. Berdasarkan
aset. Salah satu tugas dari Majelis hasil temuan di lapangan terhadap ketiga
Pertimbangan TPTGR adalah mengajukan OPD yang menjadi objek pemeriksaan dan
usul penghapusan temuan bagi temuan- konfirmasi dari Inspektorat maka diketahui
temuan yang sudah tidak dapat bahwa masih banyak OPD yang belum
ditindaklanjuti, namun berdasarkan hasil membentuk tim Ad Hoc.
penelitian sampai saat ini Pemerintah Dari hasil pengamatan peneliti selama
Kabupaten Sanggau belum pernah beberapa waktu di kantor Inspektorat,
mengusulkan penghapusan temuan. terlihat aktivitas Inspektorat selaku lembaga
Selain membentuk Majelis Pertimbangan pengawasan daerah dalam menanggapi LHP
TPTGR, dalam rangka upaya penyelesaian BPK yang baru diterima. Beberapa upaya
TLHP Pemerintah Kabupaten Sanggau juga untuk mempercepat penyelesaian TLHP yang
telah membentuk tim tindak lanjut hasil dilakukan oleh Inspektorat, antara lain
pemeriksaan BPK. Tim TLHP BPK bertugas dengan memberikan penegasan pelaksanaan
melaksanakan rapat pembahasan LHP BPK, TLHP kepada SKPD melalui surat teguran
menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP maupun surat perintah pelaksanaan TLHP,
BPK sesuai dengan bidang tugas masing- kemudian Inspektorat juga menghimpun
masing, memberikan jawaban atau semua temuan yang ada dan melakukan
penjelasan tentang tindak lanjut atas pemantauan atas temuan-temuan tersebut,
rekomendasi dalam LHP dan menyampaikan terhadap temuan-temuan yang signifikan
dokumen pelaksanaan tindak lanjut kepada Inspektorat mengundang OPD serta
BPK, dan melaporkan kemajuan pelaksanaan mengundang pihak ketiga yang mempunyai
TLHP BPK kepada Bupati Sanggau. Pada kewajiban penyelesaian TLHP untuk
pelaksanaannya rapat tim TLHP BPK membahas penyelesaiannya. Dalam
dilaksanakan bersamaan dengan rapat pertemuan dengan OPD maupun pihak
monev dengan Kepala Daerah yang ketiga terkait akan dibicarakan mengenai
dilaksanakan secara insidentil pada saat komitmen yang bersangkutan, khususnya
menerima LHP BPK. yang berkaitan dengan pengembalian
Pemerintah Kabupaten Sanggau juga keuangan. Komitmen ini terkait dengan
telah menghimbau agar masing-masing kesediaan OPD atau pihak ketiga
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyelesaikan kewajibannya dalam kurun
180
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
waktu tertentu. Pernyataan komitmen dapat diatur lebih detail sesuai dengan kondisi di
berupa ditandatanganinya Surat Tanggung daerah. Hal-hal khusus yang perlu diatur
Jawab Mutlak (SKTJM) atau melakukan secara detail, antara lain mengenai prosedur
penyetoran kembali ke kas daerah terhadap penyelesaian TLHP di daerah, cara
kerugian daerah yang telah diidentifikasi. menangani masalah-masalah umum,
Berbagai upaya telah dilakukan maupun sanksi yang akan diberikan kepada
Pemerintah Kabupaten Sanggau dalam pihak-pihak yang lalai.
rangka melaksanakan tindak lanjut hasil Dari hasil penelitian diperoleh informasi
pemeriksaan BPK, namun upaya-upaya bahwa belum semua OPD membentuk tim
tersebut masih belum optimal karena ada Ad Hoc, OPD tidak membuat rencana aksi
beberapa permasalahan yang ditemukan, (action plan), serta tidak ada pemberian
baik yang terjadi di tingkat OPD maupun di sanksi terhadap pihak yang melakukan
tingkat pemerintah daerah. Bagian kelalaian. Hal-hal tersebut terjadi karena
berikutnya akan dibahas mengenai tidak adanya aturan hukum yang mengatur
permasalahan yang menyebabkan TLHP secara tegas mengenai ketentuan
belum optimal. penyelesaian TLHP. Setiap OPD di
Pemerintah Kabupaten Sanggau telah
Penyebab Belum Optimalnya Penyelesaian memiliki mekanisme sendiri dalam proses
TLHP penyelesaian TLHP yang tidak sama dengan
Berdasarkan proses penyelesaian Tindak OPD lainnya. Salah satu ketidakseragaman
Lanjut Hasil Pemeriksaan yang dilakukan oleh yang terjadi adalah belum semua OPD
OPD melalui analisis pelaksanaan fungsi- membentuk tim Ad Hoc, yaitu sebuah tim
fungsi manajemen yang telah dibahas khusus yang menangani penyelesaian TLHP
sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasi di instansinya. Keberadaan tim Ad Hoc akan
beberapa penyebab belum optimalnya memberikan kemudahan bagi instansi dalam
penyelesaian TLHP di Pemerintah Kabupaten pembagian tugas dan melakukan koordinasi
Sanggau berdasarkan kelemahan-kelemahan lintas sektoral. Penerapan di Pemerintah
yang ditemukan dalam tahapan-tahapan Provinsi dan mulai ditiru di daerah
manajemen OPD maupun Pemerintah menunjukkan bahwa tim Ad Hoc bermanfaat
Daerah secara keseluruhan. untuk proses penyelesaian TLHP yang lebih
1. Belum Tersedianya Kebijakan Khusus efektif, namun sayangnya belum semua OPD
tentang TLHP di Kabupaten Sanggau membentuk tim Ad
Berdasarkan hasil temuan dalam proses Hoc karena tidak adanya aturan hukum yang
penyelesaian TLHP di Pemerintah Kabupaten mengatur hal ini secara tegas.
Sanggau diketahui bahwa belum ada Pada tahap awal perencanaan, OPD di
kebijakan khusus yang mengatur Pemerintah Kabupaten Sanggau tidak
pelaksanaan TLHP. Panduan yang digunakan membuat rencana aksi (action plan) sebagai
selama ini berupa peraturan perundangan dokumen perencanaan. BPK menyarankan
dari pusat yang mengatur hal-hal umum saja, agar auditi menyusun sebuah rencana aksi
sedangkan banyak hal-hal khusus yang perlu (action plan) yaitu sebuah dokumen yang
181
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
182
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
183
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
184
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
185
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
186
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
187
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
188
Analisis Penyelesaian Tindak …. (Lusiana, Ali Djamhuri, & Yeney Widya Prihatiningtias)
189
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2017
190