Anda di halaman 1dari 6

ANALISA JURNAL INTERNASIONAL

Effect Of Laughter Therapy On Depression Level In Elderly In A Nursing


Home, North Sumatra, Indonesia

Praktik Stase : Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh:

Ali Mustofa Z 1908111

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2020-2021
TERAPI TERTAWA

No Komponen Isi
1. Pengarang dan Tahun Rinco Siregar, Rumondang Gultom
Penelitian
2. Judul Effect Of Laughter Therapy On
Depression Level In Elderly In A
Nursing Home, North Sumatra,
Indonesia
3. Latar Belakang/Alasan Depresi adalah gangguan mental
Diteliti yang paling umum di kalangan lansia di
seluruh dunia. Prevalensi depresi pada
lansia pada masyarakat di seluruh dunia
berkisar antara 22 hingga 44%, terutama
pada kelompok lansia 60-69 tahun.
Intervensi yang efektif dalam
mengurangi depresi pada lansia
merupakan kombinasi dari intervensi
biologis dan psikologis. Terapi tawa
merupakan salah satu intervensi yang
memberikan pijatan yang baik pada
seluruh organ dalam dalam mengurangi
kadar hormon stres, memperlancar
sirkulasi, dan melemaskan otot. Terapi
tawa bisa membuat seseorang tenang dan
nyaman.
Terapi tawa telah terbukti
meningkatkan kebahagiaan dan
mengurangi rasa sakit dan kecemasan di
antara pasien postmastektomi. Hal ini
juga terbukti mengurangi depresi dan
tidur di antara perawatan jangka panjang
pasien di rumah sakit, serta menurunkan
tekanan darah pasien hipertensi.
4. Tujuan Khusus Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui apakah terapi tertawa efektif
untuk menurunkan tingkat depresi lansia
rumah perawatan lansia di provinsi
Sumatera Utara Indonesia.
5. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas terapi tertawa
untuk menunkan level depresi lansia di
rumah perawatan lansia di provinsi
Sumatera Utara Indonesia.
6. Teori Utama Yang Penelitian ini serupa dengan
Mendasari penelitian sebelumnya, yang
menemukan bahwa tertawa dapat
meningkatkan kemampuan untuk
mengendalikan situasi negatif seperti
stres dan depresi. Ini juga melibatkan
otot wajah dan organ dalam tubuh,
seperti jantung, paru-paru, dan
melibatkan dada, diafragma, dan perut,
yang gerakannya akan memberikan
rangsangan pada otak untuk menekan.
epinefrin dan sekresi kortisol mendorong
pelepasan hormon endorphin yang
menyebabkan perasaan tenang, senang,
senang dan nyaman. Penelitian
sebelumnya juga menemukan bahwa
perasaan bahagia akibat terapi tawa
dapat menjadi persepsi pengalaman
sensasi yang menyenangkan, dan
membuat seseorang menjadi tenang dan
nyaman.
Selain itu, tertawa bersama dapat
memperkuat hubungan. Tawa bersama
adalah salah satu alat paling efektif
untuk menjaga hubungan tetap segar dan
menyenangkan. Semua berbagi
emosional membangun ikatan hubungan
yang kuat dan langgeng, tetapi berbagi
tawa juga menambah kegembiraan,
vitalitas, dan ketahanan. Dan humor
adalah cara yang ampuh dan efektif
untuk menyembuhkan kebencian,
perselisihan, dan rasa sakit hati. Tawa
menyatukan orang selama masa-masa
sulit
7. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
8. Rancangan Desain penelitian yang diambil dalam
Penelitian/Desain penelitian ini adalah quasi-
eksperimental dengan pretest posttest
with control group.
Dalam penelitian menggunakan 2
kelmpok yang pertama kelompok terapi
tertawa dan kelompok kontrol
menggunakan perawatan biasa. Terapi
tertawa dilakukan sebanyak 3 kali setiap
minggu selama 4 minggu, tingkat
depresi lansia diukur dengan geriatric
depression scale-15.
9. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah
semua lansia yang berada di rumah
perawatan lansia di provinsi Sumatera
Utara Indonesia.
10. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 42
orang lansia dengan dibagi menjadi 2
group dengan 21 orang setiap groupnya.
11. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling dengan kriteria
inklusinya adalah lansia dengandepresi
berumur 60-9 tahun, dapat berbicara dan
bahasa Indonesia dengan lancer dan
dapat membaca, serta bersedia menjadi
responden, kriteria eksklusinya adalah
lansia yang tidak bersedia menjadi
responden.
12. Pengolahan Data Uji normalitas data menggunakan
Shapiro Wilk, dan data berdistribusi
normal. Uji-t independen digunakan
untuk membandingkan efek terapi tawa
pada depresi antara kelompok, dan uji-t
dependen digunakan untuk
membandingkan efek dalam kelompok.
13. Hasil dan Kesimpulan Hasil dalam penelitian ini adalah:
Dalam penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa terapi tertawa
dapat menurunkan depresi lansia secara
signifikan (p<0,05) terapi control juga
dapat menurunkan depresi lansia secara
signifikan (p<0,648). Diantara kedua
perlakuan didapatkan perbedan secara
signifikan level depresi lansia (p<0,05)
14. Saran Saran yang diberikan untuk peneliti
seharusnya memberikan kelompok
kontrol yang sesuai dengan kelompok
eksperimen, seperti contohnya
perbandingan terapi tertawa dengan
terapi music.
Saran untuk perawat dan tenaga
kesehatan yang merawat lansia yang
sedang depresi sebaiknya dapat
menggunakan terapi ini secara rutin agar
angka kehidupan lansia meningkat.

Anda mungkin juga menyukai