Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
1. Masa nifas (puerperineum) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-jira 2-6 minggu. (Sarwono,2002:122)
2. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke keadaan sebelum hamil dan
masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu. (Maternal dan
neonatal, 2002)
3. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.
(Mochtar, 1990)
4. Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulainya setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu. (Saifuddin,2006)
5. Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai
mencakup 6 minggu berikutnya.( Pusdiknakes, 2001)
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2. Melaksanakan skrining yang komperensif mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga benrencana menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
C. Periode masa nifas
Dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
2. Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi
waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun
tahunan.( Mochtar,1998:155)
D. Perubahan-perubahan pada masa nifas
1. Involusi corpus uteri
Segera setelah plasenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi
letaknya kira-kira ½ pusat dan symfisis atau sedikit lebih tinggi.
Umumnya organ ini mencapaiukuran tidak hamil seperti semula dalam
waktu ukuran sekitar 6-8 minggu. Proses involusi uterus meliputi 3
aktivitas yaitu :
a. Kontraksi Uterus
b. Autolysis sel-sel myometrium
c. Regenerasi epithelium
Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio
Involusi Tinggi Fundus Berat uterus
Uteri
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari dibawh pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat 500 gram
dan symfisis
2 minggu Tidak teraba di 350 gram
atas symfisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal. 30 gram

2. Bekas Implantasi Uri


Tempat plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke
kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5cm.
Pada minggu keenam 2,4cm dan akhirrnya pulih.
3. Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Ada beberpa macam lochea antara lain :
a. Lochea rubra (cruenta)
Berwarna merah segar, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium,
selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender. Terjadi pada
hari ke 3-7 pasca persalinan.
c. Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari
ke 7-14 paca persalinan.
d. Lochea Alba
Berupa cairan yang berwarna putih, berisi leukosit dan mukosa
servik terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan.
e. Lochea Purulenta
Terjadi dikarenakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah
dan berbau busuk.
f. Lochiostatis
Yaitu lochea yang keluarnya tidak lancer.
4. Perubahan serviks dan segmen bawah rahim
Segera setelah plasenta, serviks dan segmen bawah rahim menjadi
struktur yang tipis, kolaps dan kendur. Mulut serviks mengecil perlahan-
lahan sebelum beberapa hari mulut serviks mudah dimasuki oleh 2 jari,
tetapi pada akhir minggu pertama telah menjadi sedemikian sempitnya
sehingga jari sulit untuk masuk. Sewaktu serviks menyempit, serviks
menebaldan salurannya terbentuk kembali, tetapi masih ada tanda-tanda
serviks parut.
Setelah kelahiran, miometrium segmen bawah rahim yang sangat
menipis beretreksi tetapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam perjalanan
bebrapa minggu segmen bawah rahim diubah menjadi struktur yang jelas
dan cukup besar untuk memuat kebanyakan kepala janin cukup bulan
menjadi isthmus yang hampir tidak dapat dilihat.
5. Perubahan vagina dan pintu keluar vagina
Pada perlukaan jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari, bila tidak
disertai infeksi dan faktor gizi juga sangat berpengaruh dalam
penyembuhan luka jalan lahir tersebut, karena dengan gizi yang cukup
akan mempercepat pertumbuhan sel-sel tubuh yang rusak.
Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas
membentuk lorongan berdinding lunak dan luas yang berukuran secara
perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran semula. Rugae
terlihat kembali pada minggu ke 3 dan terdapat carunculae mirtiformis
yang khas pada wanita yang pernah melahirkan.
6. Rasa Sakit
Yang disebut juga “after pains” (meriang atau mules-mules)
disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu, mengenai hal ini dan
terlalu menggangu dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan anti mules.
7. Ligament-ligament
Ligament fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan. Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
 Setelah melahirkan kebiasaan wanita Indonesia melakukan
“berkusuk” atau “berurut” dimana sewaktu diurut, banyak wanita akan
mengeluh kandungannya turun atau terbalik.Untuk memulihkan kembali
sebaiknya dengan latihan-latihan dan senam pasca persalinan/senam nifas.
Biasanya striae yang terjadi pada saat akan kehamilan akan berkurang.
8. Perubahan Saluran kencing
Peregangan dan dilatasi selama kehamilan yang menyebabkan
perubahan permanen di pelvis renalis dan ureter, kecuali ada infeksi
kembali normal pada waktu 2-8 minggu, bergantung pada :
a. Keadaan atau status sebelum persalinan
b. Lamanya partus kala II
c. Besarnya kepala yang menekan pada saat persalinan
d. Sistem Kardio Vaskuler
9. Sistem Kardiovaskuler
Penurunan volume darah diasumsikan dengan kehilangan darah.
Pada saat persalinan volume plasma menurun 1000 ml karena kehilangan
darah dan diuresis. Setelah 3 hari volume darah meningkat 1200 ml
sebagai akibar cairan ekstra seluler ke intra seluler. Total volume darah
menurun 16% setelah persalinan. Perkiraan kehilangan darah dapat
dibandingkan setelah persalinan. Kehilangan darah 500 ml akan
menyebabkan pengurangan Hb 1%, nadi dan cardiac outputmeningkat
selama 1-2 jam post partum. Segera setelah melahirkan,cardiac
output meningkat 50-60 % dan menurun setelah 10 menit.
10. Payudara
Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami
dan normal. Proses menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang
meliputi: produksi susu dan sekresi susu atau let down.
Fisiologi dari produksi ASI masih belum sepenuhnya dimengerti.
Dipikirkan bahwa konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi
sebelum kehamilan menghambat produksi prolaktin, yang dibutuhkan
untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa seorang wanita tidak
memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.
Pada saat placenta lahir, terjadi perubahan drastis yang mendadak
pada kadar estrogen dan progesteron. Keadaan ini membuat
kelenjarhipofise anterior memproduksi prolaktin. Produksi ASI juga
dipengaruhi oleh hisapan bayi yang dapat menyebabkan kenaikan atau
kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari hipofise anterior.
Seorang bayi akan menekan sinus laktiferus sewaktu menghisap
ASI. Hisapan ini akan mendorong air susu melalui ductus
laktiferusmenuju tempat akhir, yaitu mulut bayi. Aliran susu dan sinus
laktiferusdisebut let down dan dalam hal ini dapat dirasakan oleh ibu
E. Gambaran Klinis Masa Puerperium
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi
tidak boleh lebih dari 38oC. Bila terjadi peningkatan melebihi 38oC berturut-
turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Uterus yang telah
menyelesaikan tugasnya akan menjadi keras karena kontraksinya, sehingga
terdapat penutupan darah. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring
menimbulkan rasa nyeri yang disebut dengan nyeri ikutan terutama pada
multipara (Manuaba, 1998 : 192).
F. Program dan Kebijakan Tekhnis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi.
Tabel Frekuensi Kunjungan Masa Nifas (Anonim, 2002 : N23)
Kunjungan Waktu Tujuan
6-8 jam
       Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
setelah       Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika
persalinan perdarahan berlanjut.
       Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
      Pemberian ASI awal
       Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
   Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
6 hari
       Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,
setelah fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
persalinan bau
      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
       Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
       Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)


setelah
persalinan
6 minggu       Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
setelah alami
persalinan       Memberikan konseling untuk KB secara dini

G. Diagnosis
1) Apakah masa nifas berlangsung normal/tidak seperti involusio uterus,
pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh,
termasuk keadaan psikologis normal.
2) Adakah keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan
panas.
3) Adakah penyulit/masalah dengan ibu yang memerlukan rujukan/
perawatan seperti perawatan payudara  (Sarwono, 2002 : 125)
H. Perubahan Pengeluaran Lochea
Perubahan pengeluaran lochea menunjukkan keadaan abnormal yaitu :
a. Perdarahan berkepanjangan
b. Pengeluaran lochea tertahan/lochea statiska
c. Lochea purulenta berbentuk nanah
d. Rasa nyeri yang berlebihan
e. Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga
f. Terdapat sisa placenta yang merupakan sumber perdarahan
g. Terjadi infeksi intra uterine (Manuaba, 1998 : 193)
I. Pemeriksaan Dini Pasca Partum
1. Tinjauan ulang pencatatan
a. Catat perjalanan antepartum dan intra partum
b. Jumlah jam/hari post partum
c. Instruksi terdahulu dan catatan perkembangan
d. Catatan CHPB
e. Laporan laboratorium dan studi tambahan lain
f. Catatan pengobatan
g. Catatan perawatan
2. Riwayat
a. Ambulasi
b. Berkemih
c. Defekasi
d. Nafsu makan
e. Ketidaknyamanan/nyeri
f. Kekhawtiran\
g. Menyusui
h. Respon terhadap bayi
i. Respon terhadap persalinan dan kelahiran
3. Pemeriksaan Fisik Post Natal Meliputi Antara Lain :
a. Pemeriksaan umum : tensi, nadi, suhu, keluhan, dan lain-lain
b. Keadaan umum : pucat atau anemis
c. Kerongkongan jika diindikasikan
d. Payudara dan puting susu : ASI sudah keluar apa belum
e. Nyeri tekan CVA
f. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
g. Sekret yang keluar : lochea warna, jumlah dan bau
h. Perineum: odema, inflamasi, haematoma, pus, luka yang terpisah/ luka
memar, jahitan, haemorrhoid
i. Ekstremitas : varices, nyeri tekan, panas pada betis, oedema, tanda
homan refleks. (Buku Saku Bidan, 2002 : 266)

J. Deteksi Dini Komplikasi Nifas


1. Perdarahan Pervaginam
Adalah perdarahan yang lebih atau sama dengan 500 cc per ml
pasca salin dalam 24 jam setelah anak dan placenta lahir.
2. Menurut Waktu Terjadinya Perdarahan Ada 2 Bagian
a. Perdarahan pasca persalin primer (Early post partum haemorraghic)
Terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir
b. Perdarahan pasca persalinan sekunder (Late post partum haemorragic)
Terjadi setelah 24 jam pertama post partum, biasanya antara hari ke
lima sampai lima belas hari post partum
K. Perawatan Masa Puerperium
1. Keuntungan Mobilisasi Dini
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
b. Memperlancar involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. (Manuaba, 1998 : 193)
2. Perawatan Puerperium Dilakukan Dalam Pengawasan Sebagai Berikut
a. Rawat gabung
b. Pemeriksaan umum
1) Kesadaran penderita
2) Keluhan yang terjadi setelah persalinan
c. Pemeriksaan khusus
1) Fisik : tanda-tanda vital
2) Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
3) Payudara : pengeluaran ASI, puting susu
4) Lochea : lochea rubra, lochea sanguinolenta
5) Jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-
tanda infeksi
d. Pemulangan parturien dan pengawasan ikutan
Parturien dapat dipulangkan setelah 2-3 hari dirawat, apabila
persalinan berjalan lancar dan spontan dan dapat dipulangkan setelah
keadaan baik dan tidak ada keluhan.
3. Penatalaksanaan Perawatan Puerperium Dini
a. Ambulasi/tirah baring
b. Diet/nutrisi
c. Perawatan puerperium
d. Berkemih/pemakai cateter
e. Obat anti nyeri
f. Obat tidur
g. Laksatif
h. Methergin 0,2 mg PO, setiap 4 jam x 6 dosis kemudian 3 x 1 selama 3
hari jika diindikasikan
i. Hentikan pemberian IVJP
j. Berikan suplemen vitamin/besi/keduanya jika diindikasikan
k. Kurangi tindakan yang menyebabkan ketidaknyamanan klien
l. Lakukan perawatan payudar
m. Skrining lab untuk komplikasi jika diindikasikan
n. Rencana pemakaian kontraseps
o. Berikan globulin imun RH jika diindikasikan
p. Berikan vaksin Rubela 0,5 ml sub cutan jika diindikasikan (Buku Saku
Bidan, 2002 : 207)
4. Pengawasan Akhir Kala Nifas (Post Partum)
a. Melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencari kemungkinan
kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium
b. Menilai seberapa jauh involusi uterus
c. Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan
post partum
d. Mempersiapkan untuk mempergunakan metode KB(Manuaba, 1998 :
195)
L. Nasehat Untuk Ibu Post Natal
a. Fisiotherapi post natal sangat baik bila diberikan
b. Sebaiknya bayi disusui sesering mungkin
c. Kerjakan gymnastik sehabis bersalin
d. Untuk kesehatan ibu dan bayi serta keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk mengatur jarak kehamilan
e. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.(Sinopsis Obstetri
Fisiologi, 118)
M. Perubahan-Perubahan Psikososial Pada Masa Nifas
1. Periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap ibu yang baru
melahirkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
d. Pengaruh budaya
Periode ini diuraikan Reva Rubin dalam 3 tahap yang disebut
dengan “Teori Reva Rubin” dan tahapan tersebut antara lain :
1) Fase taking in
a. Terjadi pada 1-2 hari post partum
b. Merupakan masa ketergantungan
Ciri-ciri :
a) Butuh tidur cukup
b) Nafsu makan meningkat
c) Ingin menceritakan pengalaman partusnya
d) Bersikap menerima saja
e) Pasif menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan
2) Fase taking hold
a. Terjadi pada hari ke 2-4 post partum
b. Merupakan usaha melepaskan diri
Ciri-ciri :
a) Sudah mengerjakan tugas keibuan
b) Ibu konsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya (BAB,
BAK, dan kekuatan tubuhnya)
c) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi,
seperti menggendong, menyusui, mengganti popok dan
lain-lain
d) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat-nasehat bidan dan
kritikan pribadi
3) Fase letting go
a. Terjadi lebih dari 4 hari post partum
b. Dipengaruhi oleh waktu dan perhatian yang diberikan keluarga
c. Ibu melakukan tugas/tanggung jawab terhadap perawatan bayi
d. Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini
e. Adaptasi terhadap kebutuhan bayi yaitu berkurangnya hak ibu
dan hubungan sosial
2. Kasih Sayang dan Ikatan Dini (Early attachment and bounding)
Ikatan antara ibu dan ayah yang dihasilkan dari kekuatan
mengalami proses persalinan bersama-sama akan memperkuat dan
memfasilitasi ikatan keluarga pasca salin, meskipun waktu bayi diletakkan
pada perut ibu agar setelah melahirkan/sewaktu ibu telah memeluk
bayinya. Rangkaian tindakan untuk menyentuh bayinya, dan berlanjut
ketika ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tubuh bayi lalu
melingkarkan pada tubuh bayi dengan kedua tangan dan berakhir sewaktu
ia memeluk seluruh bayi dalam lengannya.
Hubungan antara ibu dan bayi sebenarnya sudah terjalin sejak
masa kehamilan, tetapi hubungan ini akan berkembang cepat setelah
kelahiran bayinya. Waktu yang sangat tepat untuk lebih memperat
hubungan orang tua dengan bayinya adalah pada saat segera setelah lahir.
Orang tua dan bayi diletakkan di ruang yang tenang, orang tua didorong
untuk segera menggendong bayinya. Ibu sebaiknya segera meneteki agar
terjadi kontak yang dekat.
Perilaku lainnya ke arah tercapainya suatu kelekatan dan ikatan
saat segera setelah lahir meliputi kontak mata antara ibu dan bayinya yang
didapatkan ketika bayi terdapat di gendongan ibunya, ini dapat dengan
mudah didapatkan pada saat ibu meneteki.
Ibu dan ayahnya sebaiknya dianjurkan untuk berbicara, tersenyum,
memegang dan sesering mungkin menggendong bayinya dengan senang
hati dan hendaknya orang tua dilibatkan dalam proses perawatan sehari-
hari, misalnya memandikan.
Gangguan psikologis pada ibu post partum yang lain adalah
1) Post partum blues
Yaitu kemurungan sehabis melahirkan, timbul hari ke 3-5 post
partum merupakan gejala psikologis pada wanita yang terpisah dari
keluarga dan bayinya. Dasar fisiologisnya adalah perubahan yang
cepat, siklus laktasi yang sedang dimulai.
Tanda-tanda :
a) Perasaan dimulai dengan sedikit kecewa
b) Mudah marah
c) Perawaan sedih/sering menangis tanpa sebab yang sulit dijelaskan
d) Emosi lebih labil karena ketidaknyamanan fisik
2) Sindroma baby blues dan depresi
a. Terjadi beberapa minggu setelah post partum
Tanda-tanda :
a) Mudah menangis
b) Gampang tersinggung
c) Merasa letih
d) Susah tidur
e) Perasaan cemas yang tidak mau perg
b. Bila symptom terjadi menjadi lebih buruk/tidak hilang akan
terjadidepresi post partum + 20 %.
c. Depresi pasca salin
Tanda-tanda :
a) Hilangnya emosi
b) Hilangnya keinginan untuk bersosialisasi
c) Perasaan gagal
N. Perawatan Pasca Persalinan/Masa Nifas
1. Nutrisi
Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut juga
dengan menu seimbang.
Tujuannya adalah :
a. Membantu memulihkan kondisi fisik
b. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
c. Mencegah konstipasi
d. Memulai proses pemberian ASI eksklusif
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan
cairan/ minum+ 3 liter/hari dan tambahan pil zat besi selama 40 hari post
partum, serta kapsul vitamin A 200.000 unit.
2. Ambulasi
Kenyataannya ibu yang baru melahirkan enggan banyak bergerak,
karena merasa letih dan sakit. Pada persalinan normal ambulasi dapat
dilakukan 2 jam post partum. Untuk pasien post SC yaitu 24-36 jam post
partum.
Tujuan ambulasi :
a. Melancarkan pengeluaran lochea
b. Faal usus dan kandung kemih lebih baik
c. Memungkinkan untuk mengajar ibu memelihara anaknya
d. Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah
3. Eliminasi
Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada 8
jam post partum. Anjurkan ibu berkemih 6-8 jam post partum dan setiap 4
jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh dapat mengganggu
kontaksi dan involusi uterus. Bila ibu mengalami sulit berkemih sebaiknya
dilakukan toiler training untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB lebih dari 3
hari maka perlu diberi laksan/pencahar. BAB tertunda 2-3 hari post partum
dianggap fisiologis.
4. Istirahat
Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan. Ibu dapat berisitirahat atau tidur siang selagi bayi tidur,
pentingnya dukungan dari keluarga/suami.
Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu :
a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b. Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak
perdarahan
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
diri sendiri
d. Kebersihan Diri/Personal Hygiene
Ibu nifas perlu menjaga kebersihan dirinya karena :
a. Mengurangi/mencegah infeksi
b. Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan
Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk
membersihkan tubuh, puting susu dan perineum, mengganti pembalut
minimal 2 x atau setiap kali habis kencing.
5. Sexual/Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak
merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan sexual kapan
saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan
sexual sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau enam minggu
setelah persalinan, keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
6. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya.
Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya
dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum
ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi).
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan
kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi. Jika
pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk mengetahui apakah metode
tersebut bekerja dengan baik.

7. Latihan/Senam Nifas
Jelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu seperti :
a. Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menatik otot perut
selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada,
tahan satu hitungan sampai lima, rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan
kegel).
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan.
Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 x lebih banyak. Pada minggu ke-
6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30
kali.
O. Kapan Menghubungi Bidan/Kontrol Kembali ke Rumah Sakit
Bila masalah-masalah atau tanda-tanda bahaya sebagai berikut :
a. Perdarahan pervaginam yang luar biasa/ganti pembalut 2 x dalam ½ jam
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
c. Rasa sakit bagian tubuh abdomen atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan
e. Bengkak di wajah atau di tangan (eklamsi post partum)
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kemih, tidak enak bada
g. Payudara yang berubah, merah, panas atau terasa sakit
h. Nafsu makan hilang
i. Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembengkakan di kaki
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya
sendiri
k. Merasa sangat letih atau nafas terenga
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN  KEBIDANAN NIFAS PADA NY  “P”  UMUR 20


TAHUN P1 A0  POSTPARTUM HARI KE 7 FISIOLOGIS DI PMB “L”

Tanggal pengkajian : Rabu, 4 September 2019


Waktu pengkajian : 8.00 WIB
Tempat pengkajian : PMB Bidan “L”

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny P                      Nama Suami : Tn D
Umur : 20 tahun            Umur         : 22 tahun
Agama : Islam                  Agama          : Islam
Suku/Bangsa :Sunda/Indonesia         Suku/Bangsa  :Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA                Pendidikan     : Kuliah
Pekerjaan : IRT                        Pekerjaan       : -
Gol. Darah :O Gol. Darah :-
Alamat : Perum Sukawening Rt/Rw 01/06
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya pasca persalinan 7
hari yang lalu.
3. Keluhan yang dirasakan
Ibu mengatakan bahwa ibu merasa lemas.
4. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir 29-11-2018 dan
Taksiran Persalinan 6-8-2019. Ibu mengatakan ini haid pertama pada umur
14 tahun dengan siklus ±28 hari dan lamanya ±8 hari, ibu mengatakan
ganti pembalut 2x/hari dan ibu merasakan sakit perut ketika dating haid.

5. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini adalah pernikahan pertama bagi ibu dan
suaminya pada umur 19 tahun dan suami umur 21 tahun. Ibu mengatakan
menikah lamanya sudah setahun.
6. Riwayat Obstetri
P1A0
7. Riwayat Persalinan Ini
a) Tanggal Persalinan : 1 September 2019
b) Tempat Persalinan : PMB Bidan “Y”
c) Jenis Persalinan : Normal
d) Penolong : Bidan
e) Keadaan Bayi Baru Lahir:
Tanggal tanggal : 1 September 2019
BB/PB : 3000 gr/50cm
f) Lama Persalinan
Kala 1 : 6 Jam jumlah perdarahan 30 cc
Kala 2 : 30 menit jumlah perdarahan 40 cc
Kala 3 : 10 menit menit jumlah perdarahan 80 cc
Kala 4 : 2 Jam 40 menit menit jumlah perdarahan 50 cc
Total : lama 8 jam 40 menit Jumlah perdarahan 200cc
g) Keadaan Plasenta : Lengkap
h) Penyulit PersalinanTanggal: tidak ada
8. Riwayat PostPartum
Ibu mengatakan makan ± 3kali/ hari dengan gizi seimbang dan
porsi sedang. Ibu mengatakan minum 8 gelas/hari dan tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan BAK ± 4 kali/hari dan BAB 2kali/minggu, tidak ada
keluhan. Ibu mengatakan istirahat cukup baik, tidur ± 6jam/hari. Ibu
mengatakan mandi ±2kali/ hari, keramas ±1kali/hari dan mengganti
pakaian luar,pakaian dalam ±2kali/hari. Ibu mengatakan aktivitas dengan
tidur miring kanan dan miring kiri, jalan, duduk dan tidak ada keluhan.
kerja dibantu oleh yang lainnya. Ibu mengatakan hubungan seksual
dilakukan.
9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
10. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa ibu maupun keluarga tidak mempunyai
penyakit/sedang menderita penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi,
HIV/AIDS dan asma.
11. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan bahwa ibu dan keluarganya senang atas
kedatangan bayinya. Ibu mengatakan rencana menyusui dengan ASI
Ekslusif.

B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
K/U: Baik kesadaran: Composmentis
TTV: TD : 120/80 mmhg N: 80×/menit R: 22×/menit S:
36,5˚C
Antropometri: BB: 62 kg TB: 153 cm LILA: 27 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Muka simetris dan tidak ada oedema, konjungtiva merah muda dan
sclera putih, mulut tidak ada caries, gusi tidak berdarah, hidung tidak
terdapat polip maupun ketidak normalan lainnya, leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid maupun limfe, bentuk payudara simetris, puting
sudah menonjol, pengeluaran ASI sudah ada, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen normal, ada strie gravidarum, tidak terdapat bekas luka operasi,
kontraksi baik, TFU pertengahan antara simfisis dan pusat. Ekstremitas atas:
tidak ada oedema, kuku tidak pucat, ekstremitas bawah: tidak ada oedema,
kuku tidak pucat, tidak terdapat varises, reflek patella: (+). Genetalia
terdapat pengeluaran lochea sanguilenta (merah kecoklatan), jahitan baik,
luka sudah mulai kering, tidak ada tanda infeksi, tidak ada varies, bengkak
dan hematoma. Anus tidak terdapat Hemoroid.
C. ANALISA DATA
Ny. P umur 20 tahun P1 A0 Postpartum Fisiologis hari ke-7

D.   PENATALAKSANAAN
1. Menganjurkan ibu untuk banyak mengonsumsi makanan yang bergizi
seperti : Nasi, Sayuran hijau, Buah-buahan, Susu, air putih, dan tidak
memantang makanan apapun serta banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak protein. Hasil : Ibu mengerti dan akan mengonsumsi
makanan bergizi
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan TTV pada ibu TD : 120/90 mmHg Suhu :
36,5oC R : 22x/menit Nadi : 80x/menit. Pada bagian payudara ibu sudah
ada pengeluaran ASI, lalu pada perut ibu berkontraksi dengan baik, TFU
berada dipertengahan simpisis dan pusat, pengeluaran pada vagina ibu
berwarna merah kecoklatan yaitu lokhea sanguilenta. Hasil : Ibu
mengatakan mengerti dengan keadaannya sekarang
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 2 jam untuk tidur siang dan
8 jam tidur saat malam hari, agar tidak mengurang konsumsi produksi
ASI. Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, menyusui
bayi 2 jam sekali dan lama menyusui 10-15 menit. Hasil : ibu mengerti dan
akan melakukanya
5. Mengajarkan kepada ibu teknik menyusui dengan benar. Hasil : ibu sudah
mengetahui cara menyusui yang benar.
6. Memberikan terapy tablet fe diminum 2x1 sehari saat pagi hari dan saat
akan tidur Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kedepan.
Hasil : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang.

Anda mungkin juga menyukai