Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

-RUANG LINGKUP K3 DALAM KEPERAWATAN


-KEBIJAKAN K3 YANG BERKAITAN DENGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Disusun oleh Kelompok 3:

1. Dewi Prianti Pilok


2. Eka Murdanty Dewi
3. Kiki Fatmawati Pakaya
4. Raisa Taatiyah Musa
5. Sitti Rahmawaty Asiku
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu imu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri.
Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Adapun kesehatan dan keselamatan
kerja dalam keperawatan ini bisa mencakup ruang lingkup K3 dalam keperawatan serta
adanya kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan yang harus diterapkan.

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui ruang lingkup K3 dalam keperawatan
b. Untuk mengetahui kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kesehatan Keselamatan Kerja


Makna keselamatan dalam K3 adalah harus memperhatikan keselamatan. Tidak
hanya keselematan pekerja saja tapi juga keselamatan orang yang ada di sekitarnya.
Sedangkan Kesehatan dalam K3 mempunyai makna setiap pekerja haruslah dalam
keadaan yang sehat selama bekerja. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka keamanan
dan keselamatan akan lebih terjamin. Pekerja akan lebih fokus sehingga meminimalkan
terjadinya kecelakaan.
Menurut Sukamakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau
mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan fakto-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Sebagai badan kesehatan dunia WHO juga menjelaskan mengenai K3. WHO
mengartikan K3 sebagai upaya yang dilakukan guna memelihara dan meningkatkan
kesehatan mental, fisik, dan sosial pekerja. Pekerja yang dimaksudkan adalah semua
pekerja di perusahaan apapun. K3 tidak hanya memelihara saja tapi juga mencegah
terjadinya gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Perusahaan juga harus memberikan
perlindungan kepada pekerja agar terhindar dari resiko yang menyebabkan kesehatan
pekerja menurun.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan
pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Sejalan dengan itu,
perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14
Tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi Undang-Undang No.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

2. Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pelaksanaan K3 mencakup 3 ruang lingkup yaitu tempat kerja, alat kerja, dan
metode atau cara kerja. Berikut ini penjelasan secara lengkapnya:
a. Tempat Kerja
Ruang lingkup yang pertama adalah tempat kerja. Tempat kerja ini merupakan
tempat dimana kegiatan usaha dilakukan. Lingkup pelaksanaan K3 adalah semua
area yang digunakan dalam proses produksi.
Untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja tempat kerja harus
sehat. Tempat kerja yang sehat adalah yang cukup penerangan dan ventilasi
udaranya. Dengan hal ini suasana kerja akan lebih nyaman dan pekerja akan lebih
sehat.
b. Alat Kerja
Alat kerja meliputi mesin dan bahan yang digunakan dalam sebuah proses usaha.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja maka perusahaan harus melakukan
pengecekan secara berkala. Penggunana bahan yang berbahaya juga harus sesuai
dengan prosedur keamanan yang benar.
c. Metode atau Cara Kerja
Cara kerja harus dituangkan dalam sebuah SOP atau Standar Operasional
Prosedur. Perusahaan harus membuat SOP dengan jelas untuk panduan selama
bekerja. SOP wajib diketahui dan dipahami dengan baik oleh semua pekerja. Dengan
SOP maka pekerjaan dapat selesai dengan cepat dan efisien.

Pelaksanaan K3 diterapkan untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga


kerja/pekerja agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan
yang dikerjakan, dan sebagai usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Dan berikut ada beberapa ruang lingkup rumah sakit:
1) Keselamatan terhadap faktor penyebab penyakit
2) Keselamatan terhadap pemakaian peralatan medik dan non medik
3) Keselamatan terhadap bahan berbahaya
4) Keselamatan terhadap bahaya kebakaran
5) Keselamatan bencana
3. Kebijakan K3 yang Berkaitan dengan Keperawatan di Indonesia
Rumah sakit merupakan tempat kerja berisiko. Pekerja rumah sakit mempunyai
risiko lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja industri lain untuk terkena penyakit
akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan
kepada tenaga Kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari
akibat kecelakaan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kegiatan yang
dirancang untuk menjamin keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perawat berisi ko
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan. Kebijakan K3 menjadi landasan
utama yang diharapkan mampu menggerakkan semua elemen di dalam perusahaan
sehingga dapat terwujudnya program K3 dan program tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik.

Kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan di Indonesia


 Relevansi kebijakan K3 nasional dengan tugas perawat :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
2. Penyuluh dan konselor bagi klien.
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan
4. Peneliti Keperawatan
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Kebijakan/peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Health and safety)
merupakan persyaratan penting dalam penerapan sistem manajemen K3 dalam
perusahaan. Kebijakan K3 ini merupakan bentuk nyata dari komitmen manajemen
terhadap K3 yang dituangkan dalam bentuk pernyataan tertulis yang memuat pokok-
pokok kebijakan perusahaan tentang pelaksanaan keselamatan kerja dalam perusahaan.
Kebijakan tertulis ini secara tegas mengandung sikap dan komitmen manajemen K3.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan. Rumah sakit
merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks untuk menyediakan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi Rumah Sakit
tersebut, maka akan semakin kompleks peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
kerja khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai paling sedikit 10 orang.
 Pengetahuan K3 dan kecelakaan kerja
Terdapat hubungan negatif antara pengetahuan K3 dan kecelakaan kerja perawat
di unit berisiko, yang artinya semakin baik pengetahuan perawat maka semakin rendah
kejadian kecelakaan kerja. Terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
yaitu Pendidikan, lingkungan pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan
informasi. Menurut English, perawat yang mempunyai pengetahuan tentang bahaya di
tempat kerja, mampu mengendalikan risiko berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan,
sehingga tidak pernah mengalami kecelakaan kerja daripada perawat yang tidak pernah
mendapatkan pengetahuan tentang bahaya di tempat kerja. Meningkatkan pengetahuan
perawat tentang K3 merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah kecelakaan kerja
yaitu dengan baik dengan memberikan pelatihan K3 dan pendidikan kepada perawat.
Peningkatan pendidikan diperlukan untuk mengubah tindakan pekerja dari tindakan yang
beresiko menjadi tindakan keselamatan, sehingga pekerja dapat mematuhi peraturan
keselamatan dalam rangka meningkatkan sikap yang aman.
➢ Faktor predisposing (pencetus) (pengetahuan, sikap kepercayaan dan nilai) pada
perawat terhadap K3RS yaitu memiliki hubungan yang sangat berpengaruh terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja pada perawat dalam penanganan pasien. ➢ Faktor
reinforcing (Petugas yang menjadi contoh K3RS) pada perawat terhadap K3RS hasil
uji statistik nilai faktor reinforcing (petugas yang menjadi contoh) ini tidak
berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada perawat dalam
penanganan pasien.
➢ Faktor enabling (Fasilitas keamanan dan keselamatan, hukum/aturan) pada perawat
terhadap K3RS. Faktor enabling berpengaruh terhadap K3 pada perawat dalam
penanganan pasien.
➢ Faktor core and care (hubungan interpersonal dan kepedulian) berpengaruh terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja pada perawat dalam penanganan pasien.
Berikut adalah upaya penerapan K3RS akan mencapai keberhasilan yang baik bila
diukung oleh seluruh komponen kerja di lingkungan kerja rumah sakit. Tahapan-tahapan
didalam penerapan K3RS di mulai dengan mengupayakan adanya:

a) Kebijakan Manajemen Rumah Sakit


Kebijakan manajemen rumah sakit harus sesuai dengan komitmen manajemen
rumah sakit, kesadaran akan pentingnya K3RS dan keyakinan mendukung kualitas
pelayanan rumah sakit.
b) Pengorganisasian K3 Rumah Sakit
Pelaksanaan kebijakan K3 rumah sakit agar terlaksana dengan baik perlu
dilakukan dalam bentuk organisasi dalam setiap rumah sakit dan memiliki kerja yang
jelas serta adanya keterlibatan dna tingkatan komponen kerja di rumah sakit.
Pengalaman menunjukkan suatu organisasi K3 tanpa program kerja yang jelas dan
tidak didukung manajemen rumah sakit serta komponen kerja lainnya, akan
merupakan kendalam di dalam penerapan K3RS. Organisasi K3 berada satu tingkat di
bawah direktur dan bukan merupakan kerja rangkap.
Adapun pengorgasisasian K3RS ada beberapa model yang pertama organisasi
yang terstruktur dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit. Bentuk
organisasi K3 di rumah sakit merupakan organisasi struktural yang terintegrasi ke
dalam komite yang ada di rumah sakit dan disesuaikan dengan kondisi/kelas masing-
masing rumah sakit, misalnya komite medis/nosokomial kemudian yang kedua
organisasi fungsional (non struktural), bertanggung jawab langsung ke direktur rumah
sakit. Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3 RS, yang dibantu oleh unit K3
yang beranggotakan seluruh unit kerja di rumah sakit.
c) Perencanaan dan Penerapan K3RS
Penerapan K3RS meliputi identifikasi faktor bahaya dan resiko yang
diakibatkannya (Hazard identification and risk assessment) dan menentukan prioritas
faktor bahaya serta mengurangi resiko bahaya yang ditimbulkan identifikasi faktor
bahaya dan pengendaliannya sangat menentukan keberhasilan organisasi K3.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 rumah sakit, perlu disusun
strategi antara lain:
 Organisasi dan penugasan yang jelas
 Advokasi sosialisasi program K3 di Rumah Sakit
 Menetapkan tujuan yang jelas
 Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 rumah sakit pada setiap unit kerja
di lingkungan rumah sakit
 Sumber daya yang harus didukung oleh manajemen puncak
 Kajian resiko secara kualitatif dan kuantitatif
 Membuat program kerja K3 rumah sakit yang mengutamakan upaya peningkatan
dan pencegahan
 Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala
 Perencanaan
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Adapun ruang lingkup K3 yaitu : pelaksanaan K3 diterapkan untuk memberikan
perlindungan terhadap tenaga kerja/pekerja agar selamat dari bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan, dan sebagai usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 rumah sakit, perlu disusun
strategi antara lain: Advokasi sosialisasi program K3 rumah sakit, menetapkan tujuan
yang jelas, organisasi dan penugasan yang jelas, meningkatkan SDM profesional di
bidang K3 rumah sakit pada setiap unit kerja di lingkungan rumah sakit, sumber daya
yang harus didukung oleh manajemen puncak, kajian resiko secara kualitatif dan
kuantitatif, membuat program kerja K3 rumah sakit yang mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan, monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal
secara berkala, perencanaan.

2. Saran
Perawat harus mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan
bekerja dengan memperhatikan fungsi dan perannya tersebut, terutama untuk tetap
memperhatikan penggunaan APD pada saat melakukan tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/73037754-Makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-
fungsi-dan-tugas-perawat-dalam-k3.html

https://www.academia.edu/6953850/Kebijakan_Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerj
a

https://pdfcoffee.com/ruang-lingkup-k3-dalam-keperawatan-pdf-free.html

Tobing, R.S. 2017. Penerapan Kebijakan K3 yang Berkaitan dengan Keperawatan di


Indonesia. www.osf.io (diakses tanggal 30 Juli 2021)

Pasaribu, T.A. 2018. Pentingnya Kebijakan K3 Dalam Keperawatan. https://voi.co.id/k3-


adalah/ (diakses tanggal 03 Agustus 2021)

Anda mungkin juga menyukai