Anda di halaman 1dari 2

Perubahan hormon pada premenopause

Pra menopause adalah kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses
penuaan (aging), yang ditandai dengan penurunan kadar hormon estrogen dari ovarium yang
berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi tubuh dan gejala-gejala pra menopause akan mulai
timbul. Gejala-gejala yang dirasakan oleh wanita pra menopause tersebut adalah: hot flushes,
night sweat (berkeringat pada malam hari), dryness vaginal (kekeringan pada vagina),
penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi, cemas, fatigue (rasa lelah), penurunan
libido, drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual), dan inkontinensia urin.
Perubahan fisik dan hormonal yang terjadi akan mempengaruhi keadaan psikologis seorang
wanita. Tanda dan gejala psikologis dari sindrom pra menopause adalah ingatan menurun,
kecemasan, mudah tersinggung, stres dan depresi. Keluhan psikis seseorang sangat
tergantung individu masing-masing, tergantung bagaimana pandangan seorang wanita
tentang pra menopause itu sendiri, termasuk pengetahuan atau informasi tentang pra
menopause yang mereka dapatkan.1

Kekurangan estrogen dapat menyebabkan gangguan pada beberapa organ yaitu otak,
saluran kencing, payudara, dan tulang. Penurunan hormon estrogen secara fisiologis dimulai
pada masa klimakterium. Penurunan ini menyebabkan keluhan yang mengganggu, diawali
umumnya dengan gangguan menstruasi yang tadinya teratur dan siklis, menjadi tidak teratur,
tidak siklik, serta jumlah darah dapat berkurang atau bertambah. Perempuan nulipara akan
memasuki masa perimenopause lebih awal dibandingkan dengan perempuan multipara.2

Memasuki masa perimenopause aktivitas folikel dalam ovarium mulai berkurang.


Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi estradiol, kelenjar
hipofise berusaha merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen sehingga terjadi
peningkatan produksi FSH dan LH. Meskipun perubahan ini mulai terjadi 3 tahun sebelum
menopause, penurunan produksi estrogen oleh ovarium baru tampak sekitar 6 bulan sebelum
menopause. Terdapat pula penurunan kadar hormone androgen seperti androstenedion dan
testosterone yang sulit dideteksi pada masa perimenopause.2

Referensi:

1. Wahyuningsih A, Erawati, Arisandi DP. Upaya Pencegahan Sindrom Pra Menopause


Pada Wanita Pra Menopause. Jurnal Penelitian Keperawatan. Januari 2016: 2(1);
ISSN 2407-7232.
2. Diniyati, Neny Heryani, Nelly Herwani. Hubungan pengetahuan dengan sikap
perempuan premenopause menghadapi perubahan pada masa menopause di kelurahan
buluran kenali kota jambi tahun 2016. Jurnal Ilmiah Panmed. Mei 2016: 11(1); 17-22.

Anda mungkin juga menyukai