578 1649 1 PB
578 1649 1 PB
e-ISSN: 2580-3247
Pendidikan IPA
IKIP Veteran Jawa Tengah
email: dyahsetya23@gmail.com
Abstrak
Pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai dasar pendidikan anak yang lebih tinggi
dan menyiapkan generasi pembelajar yang memilki jiwa kompetisi yang sehat sangat
penting. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pembelajaran sains. Penelitian ini
menganalisis kesulitan guru PAUD dalam membelajarkan sains pada anak usia dini.
Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan sampel 35 orang guru PAUD di
Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan teknik informant review atau umpan balik dari informan oleh Milles
dan Hubberman. Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan juga menggunakan
teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan guru PAUD dalam
membelajarkan sains pemahaman konsep sains yang masih kaku dengan mengikuti buku
acuan, keterbatasan alat, bahan, dan waktu, serta penerapan konsep sains yang belum
mengacu pada lingkungan anak usia dini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru PAUD harus ditingkatkan sesuai dengan tujuan
membelajarkan sains pada anak usia dini.
Kata kunci: pendidikan nak usia dini, sains, kesulitan guru PAUD
Abstract
Early childhood education (ECD) as the basis for higher education of children and
prepare the next generation of learners who have the spirit of healthy competition is very
important. This can be done through science lessons. This study analyzes the difficulties of
early childhood teachers in teaching science in early childhood. The method used was
descriptive qualitative with sample 35 early childhood teachers in the Tegowanu, Grobogan,
Central Java as the sample. The data were analyzed using the technique of informant
reviews or feedback from informants by Milles and Hubberman. To ensure the validity of
the data collected triangulation techniques were also used. The results show that the early
childhood teachers were facing the difficulties in teaching the concept understanding by
using the reference book, limited media, materials, and time, as well as the application of
science concepts which is not appropriate for early childhood environment. Based on these
results, it can be concluded that the competency of early childhood teachers must be
improved in accordance with the purpose of teaching science in early childhood.
Keywords: early childhood education, science, the difficulty of early childhood teachers
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan
berupa data deskripsi tentang kesulitan yang dihadapi oleh guru-guru PAUD. Data yang
dikumpulkan dituangkan dalam bentuk laporan uraian sehingga terlihat kesulitan apa saja
yang banyak dihadapi guru PAUD dalam membelajarkan sains. Subjek penelitian ini
diambil dari guru PAUD yang ada di Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan
sebanyak 35 orang tahun ajaran 2016/2017. Teknik penelitian ini adalah purposiv sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan ciri-ciri dalam karakteristik penelitian
yang dilakukan.
Prosedur pengambilan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan
dokumentasi terhadap setiap subjek penelitian. Instrumen menggunakan pedoman
wawancara dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi
data. Teknik analisis data kualitatif Milles and Hubberman yang terdiri dari pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan simpulan. Penelitian ini menggunakan
teknik informant review atau umpan balik dari informan (Milles dan Hubberman, 1992:453).
Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan juga menggunakan teknik triangulasi
untuk lebih memvalidkan data. Teknik triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian
SIMPULAN
Hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kesulitan guru dalam
membelajarakan sains adalah pemahaman konsep sains yang masih kaku mengikuti buku
acuan, keterbatasan alat, bahan, dan waktu, serta penerapan konsep sains yang belum
mengacu pada lingkungan anak usia dini. Adanya perbedaan kondisi suatu daerah
menyebabkan guru tidak mampu mengaplikasikan konsep sains, guru mengajarkan sains
pada anak usia dini seperti mengajarkan sains pada anak sekolah dasar. Oleh karena itu
kompetensi guru harus ditingkatkan sesuai dengan tujuan membelajarkan sains pada anak
usia dini. Pembelajaran sains tidak harus terlihat ilmiah sekali, tetapi cukup dengan
mengkaitkan pada kegiatan anak sehari-hari akan lebih mudah dipahami oleh logika dan
imajenasi anak usia dini. Dengan begitu konsep sains sudah tertanam dan menjadi pemicu
bagi anak untuk lebih bereksplorasi terhadap lingkungan di sekitarnya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Miles, M.B. and Huberman, A.M. (1984). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods. Beverly Hills CA: Sage Publications.
Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung.
Surakhmad, Winarno. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung:
Tarsito.