Anda di halaman 1dari 6

I.

Fungsi Kognitif Visuospasial


Fungsi kognitif berkaitan dengan bagaimana seseorang memahami dunia
dan bertindak di dalamnya. Fungsi kognitif adalah sekumpulan kemampuan
mental atau proses yang merupakan bagian dari hampir setiap tindakan manusia
saat sadar. Kemampuan kognitif merupakan keterampilan dasar otak untuk
melaksanakan tugas dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
Fungsi kognitif berkaitan dengan mekanisme bagaimana kita belajar, mengingat,
memecahkan masalah, dan memperhatikan. Misalnya, menjawab telepon
melibatkan persepsi (mendengar nada dering), pengambilan keputusan
(menjawab atau tidak), keterampilan motorik (mengangkat penerima),
kemampuan bahasa (berbicara dan memahami bahasa), keterampilan sosial
(menafsirkan nada suara dan berinteraksi dengan baik dengan manusia lain).
Kemampuan visuospasial mengacu kapasitas seseorang untuk mengidentifikasi
hubungan visual dan spasial antara objek-objek. Kemampuan visuospasial
diukur dalam hal kemampuan untuk membayangkan benda-benda, untuk
membuat bentuk global dengan mencari komponen kecil, atau untuk memahami
perbedaan dan persamaan antara objek. Fungsi kognitif visuospasial terdiri dari
beberapa fungsi yang didominasi oleh hemisfer kanan otak termasuk lobus
parietal, prefrontal cortex lateral, lobus temporal 2 medial, korteks temporal
inferior, korteks oksipital, ganglia basalis, dan traktus substansia alba. Domain
fungsi kognitif meliputi keterampilan yang beragam seperti orientasi perhatian
dan navigasi belajar.Contoh konstruksi visuospasial termasuk menggambar,
mengancingkan baju, membangun model, membuat tempat tidur, dan menyusun
furnitur yang belum dirakit. Konstruksi visuospasial adalah kemampuan kognitif
utama. Terdapat perbedaan individual yang sangat besar antara orang dalam
melakukan tugas-tugas konstruktif visuospasial. Beberapa individu menggambar
dengan sangat baik; orang lain tidak bisa menggambar sama sekali. Beberapa
orang dapat menyalin pola yang kompleks secara akurat dan cepat; orang lain
dapat menyalin akurat namun perlahanl-ahan; yang lain dapat menyalin hanya
pola sederhana atau tidak sama sekali.
II. Pelemahan Fungsi Visuospasial
Kerusakan hemisfer otak bagian kanan pada individu sering dikaitkan
dengan defisit dalam keterampilan visuospasial. Teknik penilaian pada
umumnya adalah gambar-gambar dan tugas yang berkaitan dengan
konstruksional atau ruang.
Kesalahan kualitatif yang khas dalam membangun desain blok dan dalam
menggambar konfigurasi geometris yang kompleks (misalnya, uji Gambar
Kompleks Rey-Osterrieth) dapat ditemukan karena adanya kerusakan hemisfer
otak sebelah kanan atau kiri. Dengan adanya kerusakan lateral pada hemisfer
kanan, kinerja yang terganggu sering kali mencerminkan ketidakmampuan
pasien untuk memahami "Gestalt" atau gambaran utuh suatu desain. Pada contoh
yang ditunjukkan pada Gambar, terlihat pada kegagalan pasien untuk
mempertahankan matriks blok 2x2 dan sebaliknya mengubah matriks ini
menjadi kolom empat blok. Sebaliknya, kerusakan pada hemisfer kiri biasanya
mengakibatkan pengulangan yang tidak akurat dari detail internal desain,
termasuk orientasi yang tidak tepat dari masing-masing blok, tetapi matriks 2 x 2
(yaitu, Gestalt) lebih mungkin dipertahankan. Banyak dari ahli neuropsikologis
menekankan bahwa pemahaman neuropsikologis tentang gangguan tidak hanya
bergantung pada serangkaian nilai tes tetapi juga pada deskripsi kualitatif dari
jenis kesalahan. Hal ini sering memungkinkan gangguan dikaitkan dengan
wilayah neuroanatomi tertentu serta memungkinkan pemahaman yang lebih
baik tentang mekanisme defisit untuk tujuan rehabilitasi. Fokus kualitatif pada
jenis kesalahan ini mirip dengan pendekatan patognomonik yang sering
digunakan oleh ahli saraf perilaku.
Stroke Hemisfer Kanan

(Model)

Stroke Hemisfer Kiri


Dalam contoh lain, kerusakan pada hemisfer kanan cenderung dikaitkan
dengan penurunan pengetahuan gambaran umum rangsangan visual, sedangkan
kerusakan hemisfer kiri cenderung dikaitkan dengan penurunan analisis fitur dan
detail lokal. Gagasan ini diilustrasikan saat pasien dengan kerusakan hemisfer
otak kiri berfokus pada Gestalt yang lebih besar dari segitiga atau huruf M tanpa
memperhatikan karakter internal yang sebenarnya membentuk desain.
Sebaliknya, pendekatan "lokal" pada pasien dengan kerusakan hemisfer otak
kanan menekankan detail internal (persegi panjang kecil atau huruf Z) tanpa
mengapresiasi Gestalt yang dibentuk oleh detail internal. Contoh ini juga
mengilustrasikan poin penting bahwa respons perilaku (termasuk kesalahan)
didorong oleh bagian otak yang utuh dengan fungsi yang baik akan tetapi adanya
hilangnya regional fungsi otak dibagian yang berbeda

III. Pemeriksaan Visuospasial


Kemampuan visuospasial yang kompleks dapat dinilai melalui prosedur
yang dikembangkan di laboratorium Arthur Benton, seperti pengenalan wajah
dan penilaian orientasi garis. Pengukuran kemampuan konstruksi visual menguji
kemampuan seseorang untuk menggambar desain spasial atau mengumpulkan
gambar dua atau tiga dimensi
Selain komponen visuospasial yang signifikan, tugas-tugas ini
mencerminkan kontribusi perencanaan eksekutif dan kemampuan organisasi.
Individu yang lebih terganggu dapat diminta untuk menyalin bentuk geometris
sederhana, seperti persilangan bendera Yunani atau pentagon yang berpotongan,
untuk memeriksa kemampuan visuospasial yang kurang dipengaruhi oleh
perencanaan dan pengorganisasian.
Teknik menggambar jam yang banyak digunakan memberikan ukuran
perencanaan dan pengorganisasian yang sangat sensitif, terutama untuk orang
tua yang berisiko mengalami demensia. Meskipun masalah yang melibatkan
organisasi yang buruk, ketekunan, dan kemungkinan pengabaian terlihat jelas.
Kesulitan yang lebih halus juga dapat dideteksi, terutama ketika kinerja pasien
dievaluasi berdasarkan ekspektasi premorbid.
IV. Indikasi Pemeriksaan Visuospasial
Individu yang pernah mengalami cedera kepala, kecurigaan adanya
demensia, stroke dan penyakit neurologis lainnya menjadi indikasi untuk
dilakukan pemeriksaan visuospasial untuk mengetahui fungsi visuospasial dan
apakah adanya kerusakan otak atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
2. Bickley, LS (2013). BATES Buku Ajar Pemeriksaan Fisik. Edisi ke 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai