Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOTEKNIK
PENGGUNAAN SLIDE 6.0 DALAM ANALISA KESTABILAN LERENG

Praktikum Dilaksanakan :

Hari/tanggal : Senin , September 2019


Waktu : 10.40 – 12.01 wib
Asisten pembimbing : Rizto Salia Zakri, ST., MT.

Disusun Oleh :

Feraldo Sandrio
BP/Nim: 2017/17080024

Dosen Pengampu :
Drs.Bambang Heriyadi, M.T

LABORATORIUM TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rocsience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai


spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya
Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan
geoteknik Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase2, RocPlane,
Unwedge, danRocData.

Permukaan tanah yang tidak selalu membentuk bidang datar atau


mempunyai perbadaan elevasi antara tempat yang satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk suatu lereng (slope). Perbedaan elevasi tersebut pada
kondisi tertentu dapat menimbulkan kelongsoran lereng sehingga dibutuhkan
suatu analisis stabilan lereng

Kondisi tanah asli yang tidak sesuai dengan perencanaan yang diinginkan
misalnya lereng yang terlalu curam sehingga dilakukan pemotongan bukit atau
kondisi lain yang dibutuhkan timbunan dan lain sebagainya . sehingga dilakukan
analisis stabilan lereng yang lebih akurat agar diperoleh kondisi lerang yang
mantap.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mampu menganalisis kestabilan lereng rencana


2. Mampu menghitung nilai factor keamanan
3. Mampu mensimulasikan kondisi lereng di lapangan
4. Mampu memberikan rekomendasi lereng yang stabil.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TEORI DASAR

Rocsience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai


spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya
Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan
geoteknik Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase 2, RocPlane,
Unwedge, dan RocData.

Secara umum langkah analisis kestabilan lereng dengan Rocscience Slide


adalah pemodelan, identifikasi metode dan parameter perhitungan, identifikasi
material, penetuan bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi nilai FoS
dengan software komplemen Slide bernama Slide Interpret. Analisis kestabilan
lereng mempunyai tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan mempunyai banyak
variabel. Selain itu akurasi kestabilan lereng juga sangat dipengaruhi oleh
akurasi parameter yang dimasukkan terkait kondisi sebenarnya.

Perhitungan detail dan unsur ketdakpastiannya cukup besar (diwakili oleh


parameter probaility) sehingga jika perhitungan dilakukan manual akan
memakan waktu yang cukup lama dan akurasinya pun tidak maksimal. Oleh
karena itu analisis kestabilan lereng semakin banyak digunakan di dunia industri
maupun pendidikan. Tetapi yang menjadi syarat utama seseorang sebelum
menggunakan software adalah pemahaman terhadap konsep perhitungan
tersebut.

Rocscience Slide banyak digunakan di industri khususnya pertambangan


dan konstruksi khususnya tanggul, bendungan, dan lereng pada sisi jalan. Pada
prinsipnya suatu lereng dikatakan stabil atau akan stabil apabila tegangan geser
tanah yang menyebabkan lereng tersebut longsor (driving forces) sama besar
dengan tegangan geser tanah yang menahan lereng longsor (resistingforces).
I. Prinsip Dasar Kestabilan Lereng

Pada prinsipnya suatu lereng dikatakan stabil atau akan stabil


apabila geser tanah yang menyebabkan lereng tersebut longsor (driving
forces) sama besar dengan tegangan geser tanah yang menahan lereng
longsor (resisting forces). Kestabilan suatu lereng dinyatakan dengan
suatu nilai yang disebut nilai faktor keamanan atau lebih dikenal dengan
FoS. FoS didefinisikan sebagai perbandingan dari kekuatan geser yang
diperlukan agar setimbang terhadap kekuatan geser material yang
tersedia.

𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟𝑠𝑒𝑠
𝑓𝑜𝑠 =
𝑑𝑟𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒𝑠
Atau
𝜏𝑎
fos= 𝜏𝑚
dimana: τa = kekuatan geser material yang tersedia
τm = kekuatan geser material yang diperlukan agar tepat
setimbang

Kekuatan geser material yang tersedia (τa) dihitung dengan


menggunakan Persamaan Mohr-Coulomb, sedangkan kekuatan geser
yang diperlukan agar tepat setimbang (τm) dihitung dengan
menggunakan persamaan kesetimbangan. Secara teori jika FoS bernilai
< 1 maka lereng tersebut tidak aman dan berada dalam kondisi longsor.
Sedangkan FoS = 1 adalah kondisi batas ketika resisting force dan
driving force bernilai sama. Bisa jadi dalam kondisi ini lereng masih
stabil tetapi sedikit saja ada ada gangguan maka lereng akan longsor.
Secara umum nilai FoS yang termasuk kategori aman di PT NNT
bernilai 1,2.

Simulasi komponen gaya pada kestabilan lereng dimisalkan


suatu blok terletak di atas suatu bidang miring, maka satu-satunya gaya
yang bekerja pada blok yaitu gaya gravitasi atau berat blok. Berat blok
akan menyebabkan blok di atas bidang runtuh bergerak ke bawah.

Gaya berat bekerja pada arah vertical ke bawah dan dapat


diuraikan ke dalam dua komponen yaitu gaya yang searah dengan
kemiringan bidang runtuh dan gaya yang tegak lurus terhadap bidang
runtuh. Komponen gaya berat yang searah bidang runtuh akan
menyebabkan blok menggelincir ke arah bawah, besarnya gaya ini
adalah

WT = W Sin β

Sedangkan komponen gaya yang tegak lurus atau normal


terhadap bidang miring cenderung mempertahankan kondisi
kesetimbangan blok massa, besarnya gaya ini adalah.

II. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng

Kestabilan lereng pada lereng batuan selalu dipengaruhi oleh


beberapa faktor antara lain: geometri lereng, struktur geologi, kondisi
air tanah, sifat fisik dan mekanika batuan serta gaya-gaya yang bekerja
pada lereng.
1. Geometri Lereng

Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi


kestabilannya. Pada umumnya semakin besar kemiringan dan tinggi
suatu lereng, maka kesatbilan semakin kecil. Faktor geometri ini
seringkali menjadi faktor/variabel yang berubah dalam suatu
perencanaan lereng.

2. Kondisi Geologi

Pada dasarnya sifat fisik dan mekanikal batuan yang akan


berpengaruh terhadap kestabilan lereng ditentukan oleh kondisi
geologi pada lokasi tersbut. Kondisi geologi yang sangat
mempengaruhi kemantapan lereng adalah sutruktur geologi
penyusunnya dan struktur batuan berupa bidang–bidang sesar,
perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan
bidang-bidang lemah dan sekaligus sebagai tempat merembesnya
air, sehingga batuan lebih mudah longsor. Dalam perhitungan
kestabilan lereng yang digunakan adalah parameter geoteknik,
namun untuk memudahkan interpretasi antar depaterment
penamaannya seringkali didasarkan pada nama geologi.

3. Sifat Fisik dan Mekanika Batuan

Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kemantapan lereng


adalah: porositas dan kandungan air, dan bobot isi (density). Bobot
isi batuan akan mempengaruhi besarnya beban pada permukaan
bidang longsor. Sehingga semakin besar bobot isi batuan, maka gaya
penggerak yang menyebabkan lereng longsor akan semakin besar.
Dengan demikian, kestabilan lereng tersebut semakin berkurang.
Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser dalm
merupakan sifat mekanik batuan yang juga mempengaruhi
kestabilan lereng. Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat
tekan (confined & unifed compressive strenght), kuat tarik (tensile
strenght) dan kuat geser (shear strenght). Batuan mempunyai
kekuatan besar, akan lebih stabil. ` Semakin besar kohesi dan
sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan akan semakin besar
juga. Dengan demikian akan lebih stabil. Batuan yang mempunyai
porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan demikian kuat
geser batuannya akan menjadi semakin kecil, sehingga
kemantapannya pun berkurang. Air sangat memepengaruhi
kestabilan lereng. Dalam analisis ini mengunakan Ru sebagai
parameter tekanan air tanah, karena tinggi muka air tanah pada
material longsor tidak dapat ditentukan.Persamaan Mohr-Coulomb
Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi kering :

τ = c + σ tg φ

Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi jenuh :

τ = c + (σ - u) tg φ

τ = kuat geser batuan (ton/m2)

c = kohesi (ton/m2)

σ = tegangan normal (ton/m2)

u = tekanan air pori (ton/m2)

φ = sudut geser dalam (derajat)

Kuat geser tanah pada kondisi jenuh air akan berkurang


karena tekanan air pori air mereduksi tegangan normal. Tekanan air
pori akan mereduksi tegangan normal sehingga kekuatan geser
material pada badan lereng berkurang. Tegangan Normal Efektif σ'=
σ – u. Tegangan noramal efektif adalah tegangan normal yang
direduksi oleh tekanan air pori. Tegangan efektif merupakan konsep
yang sangat penting dalam bidang rekayasa geoteknik. Konsep
tegangan efektif ini ditemukan oleh Karl Terzaghi pada tahun 1920.

Tegangan normal efektif tidak dapat diukur, hanya bisa


dihitung apabila tegangan normal total dan tekanan air pori
diketahui. Hubungan antara tegangan total,tegangan efektif dan
tekanan air pori adalah sebagai berikut :
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop yang telah terisi Software Slide
2. Data Mohr Collumb

B. LANGKAH KERJA
1. Permodelan
Permodelan anaslisis geometri akan di lakukan langsung di
Rocsciance Slide.Yang harus di perhatikan adalah kita harus memiliki
aplikasi Rocsciance Slide.
1. Langkah pertama yaitu buka aplikasi Rocsciance Slide

Tampilan awal aplikasi Rocsciance Slide


2. Langkah selanjutnya iyalah membuat geometri lereng sesuai
dengan data,pilih menu add external boundary

3. Langkah selanjutnya buat lereng sesuai dengan data


Bentuk lereng diatas adalah lereng dengan tinggi 40m,sudut lereng 50°
4. Langkah selanjutnya memasukan data sifat fisik dan mekanik
pada lereng. Jika lereng merupakan lereng dengan lapisan
homogen bisa langsung di input tanpa di bagi per lapisannya
5. Masukan data sifat fisik dan mekanik pada menu

Lalu akan muncul menu seperti ini


6. Langkah selanjutnya isi data sifat fisik dan mekanik pada lereng

BatauLempung
No. Karakteristik

1. Kohesi (C) 70,47kPa,


2. Sudutgeserdalam (φ) 13,80o
3. Bobotisi () 21,34kN/m3

Tabel diatas adalah contoh data sifat fisik dan mekanik, masukan
data ke menu Define Material Properties
Gambar diatas adalah lereng geometri yang sudah di masukan data sifat
fisik dan mekanik
7. Langkah selanjutnya yaitu menambahkan grid pada lereng
8. Langkah selanjutnya yaitu mencari faktor kekuatan (FK) pada
lereng. Ambil menu Analysis, lalu pilih compute

9. Langkah selanjutnya pilih interpret


10. Lalu akan muncul pada windows baru slideinterpret

Akan muncul faktor kekuatan (FK) pada grid

(metode bishop) (metode janbu)


a. Metode Bishop

Metode ini mengabaikan gaya gesek antar irisan dan


kemudian mengasumsikan bahwa gaya normal cukup untuk
mendefinisikan gaya- gaya antaririsan. (Bishop, 1955)

b. Metode Janbu Yang Disederhanakan ( Simplified Janbu Method )


Pada tahun 1954 Janbu membuat suatu metode analisa yang
dapat digunakan pad apermukaan longsor yang berbentuk circular
dan non circular.Janbu merumuskan persamaan umum
kesetimbangan dengan menyelesaikan secara vertikal dan horizontal
pada dasar tiap-tiap irisan dengan memperhitungkan seluruh
kesetimbangan gaya
Janbu juga mengembangkan metode yang mirip dengan
metode bishop sederhana (simplified bishop method) yang dikenal
dengan metode janbu sederhana (simplified janbu method). Metode
ini memiliki asumsi sama dengan metode bishop yang
mengasumsikan bahwagaya normal antar irisan diperhitungakan
tetapi gaya geser antar irisan diabaikanatau bernilai nol (XL -XR =
0). Perbedaan antara metode bishop sederhana dan metode janbu
sederhana terletak pada penurunan angka faktor keamanan. Bishop
menurunkan angka faktor keamanan dari kesetimbangan vertikal
sedangkan janbu menurunkan angka faktor keamanan dari
kesetimbangan horizontal.
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

A. DATA

MODUL 1
Perhitungan faktor keamanan suatu lereng homogeny dan tidak
berlapis

Suatu lereng dengan geometri seperti dibawah merupakan lereng batu


lempung yang homogeny dan tidak berlapis.
Geometri lereng :
• Tinggi lereng (H) : 40 meter
• Kemiringan lereng (α) : 60o
• Lereng bersifat kering
Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data
laboratorium sebagai berikut:

Batau Lempung
No. Karakteristik
Minimum Maksimum
1. Kohesi (C) 70,47 kPa, 150,21 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 13,80o 16,50o
3. Bobot isi () 21,34 kN/m3 22,88 kN/m3

Hitung Faktor Keamanan (FK) untuk:


a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan table diatas
b. Sifat fisik dan mekanik bila
Minimum, maksimum, dan nilai tengah
i. Nilai  dalam table diatas dikurangi 25%
ii. Nilai  dalam table diatas dikurangi 50%
iii. Nilai  dalam table diatas ditambah 25%
iv. Nilai  dalam table diatas ditambah 50%
v. Nilai C dalam table diatas dikurangi 25%
vi. Nilai C dalam table diatas dikurangi 50%
vii. Nilai C dalam table diatas ditambah 25%
viii. Nilai C dalam table diatas ditambah 50%
ix. Nilai φ dalam table diatas dikurangi 25%
x. Nilai φ dalam table diatas dikurangi 50%
xi. Nilai φ dalam table diatas ditambah 25%
xii. Nilai φ dalam table diatas ditambah 50%
MODUL 2
Perhitungan factor keamanan suatu lereng homogen dan berlapis

Suatu lereng penambangan batubara dengan geometri seperti dibawah


merupakan lereng homogen yang dibentuk oleh 3 lapisan (berurutan dari
atas ke bawah) yaitu sandstone, mudstone dan batubara.
Geometri lereng :
• Tinggi lereng (H) : 40 meter
• Kemiringan lereng (α) : 50o
• Lereng bersifat kering
Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data
laboratorium sebagai berikut:

No. Karakteristik Sandstone Mudstone Batubara


1. Kohesi (C) 95,7 kPa 121,0 kPa 30,5 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 30,5o 27,8o 23,72o
3. Bobot isi () 22,45 kN/m3 20,5 kN/m3 14,5 kN/m3

Hitung Faktor Keamanan (FK) untuk:


a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan table diatas
b. Sudut lereng tetap dan tinggi lereng berubah menjadi 25m, 35m,
45m, 55 m
c. Tinggi lereng tetap dan sudut lereng berubah menjadi 35 o, 45o, 55o,
dan 65o
MODUL 3
Perhitungan factor keamanan suatu lereng homogen, berlapis dan
isotrop

Suatu lereng penambangan batubara dengan geometri seperti dibawah


merupakan lereng homogen yang dibentuk oleh 3 lapisan (berurutan dari
atas ke bawah) yaitu sandstone, mudstone dan batubara.
Geometri lereng :
• Tinggi lereng (H) : 40 meter
• Kemiringan lereng (α) : 35o
• Lereng bersifat kering
Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data
laboratorium sebagai berikut:

No. Karakteristik Sandstone Mudstone Batubara


1. Kohesi (C) 95,7 kPa 121,0 kPa 30,5 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 30,5o 27,8o 23,72o
3. Bobot isi () 22,45 kN/m3 20,5 kN/m3 14,5 kN/m3

Hitung Faktor Keamanan (FK) untuk:


a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan table diatas
b. Lereng bersifat jenuh
c. Lereng mengalami mendapatkan gangguan gempa sebesar 0,05 g
dan bersifat jenuh
B. ANALISA DATA

1. Modul 1
Permodelan geometri lereng:

(minimum)

(maksimum)
Karakter fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari
data laboratorium sebagai berikut :
A. Sifat fisik dan mekanik sesuai tabel diatas

(minimum ) (maksimum)
Nilai tengah :

B. Sifat fisik dan mekanik bila

i. nilai y dalam tabel diatas dikurangi 25%

(minimum) (maksimum )
Nilai tengah :

Minimum : C = 70,47 – 0.25 = 70,22


𝜑 = 13.80 – 0,25=13,55
𝛾 = 21,34 – 0,25 = 21,09
ii. nilai y dalam table dikurangi 50%

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :

iii. nilai y dalam table diatas ditambah 25%


(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :

iv. nilai y dalam table diatas ditambah 50%

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :

v. nilai C dalam table diatas dikurangi 25%

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :
vi. nilai Cdalam tabel diatas dikurangi 50 %

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :
vii. nilai C dalam tabel diatas ditambah 25%

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :
viii. nilai C dalam tabel diatas ditambah 50%

(minimum) (maksimum)

Nilai tengah :
ix. nilai 𝜑 dalam tabel diatas dikurangi 25%

(minimum) (maksimum)

Nilai tengah :
x. nilai 𝜑 dalam tabel diatas dikurangi 50 %

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :
xi. nilai 𝜑 dalam tabel diatas ditambah 25%

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :
xii. nilai 𝜑 dalam tabel diatas ditambah 50 %

(minimum) (maksimum)
Nilai tengah :
2. Modul 2

Permodelan geometri lereng:

a. Faktor keamanan pada soal diatas:

(metode bishop) (metode janbu)

b. Sudut lereng tetap dan tinggi lereng berubah menjadi


i. 25m
(metode bishop) (metode janbu)

ii. 35m

(metode bishop) (metode janbu)

iii. 45m
(metode bishop) (metode janbu)

iv. 55m

(metode bishop) (metode janbu)

c. Tinggi lereng tetap dan sudut lereng berubah menjadi:


i. 35°
(metode bishop) (metode janbu)

ii. 45°

(metode bishop) (metode janbu)

iii. 55°
(metode bishop) (metode janbu)

iv. 65°

(metode bishop) (metode janbu)


3. Modul 3

Permodelan geometri lereng:

a. Faktor keamanan (FK) sesuai tabel diatas

(metode bishop) (metode janbu)


b. Faktor keamanan (FK) saat lereng bersifat jenuh

(metode bishop) (metode janbu)

c. Lereng mengalami gangguan gempa sebesar 0,05 g dan bersifat


jenuh

(metode bishop) (metode janbu)


BAB V

PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini, penggunaan software slide gunanya untuk


mengetahui faktor keamanan dari lereng tersebut. lereng terbagi menjadi dua,
kering dan jenuh. Yang mana lereng jenuh terindikasi akibat adanya lapisan yang
basah atau bisa juga karna dekatnya muka air tanah pada lapisan lereng tersebut.
Lereng jenuh berepengaruh terhadap faktor keamanan.

Faktor kemanan pada lereng kering dengan lereng jenuh adalah berbeda.
Faktor keamanan pada lereng kering adalah lebih dari 1,3 sedangkan faktor
kemanan pada lereng jenuh adalah 0,755
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rocsience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai


spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Secara umum
langkah analisis kestabilan lereng dengan Rocscience Slide adalah pemodelan,
identifikasi metode dan parameter perhitungan, identifikasi material, penetuan
bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi nilai FoS dengan software
komplemen Slide bernama Slide Interpret.

Pada prinsipnya suatu lereng dikatakan stabil atau akan stabil apabila geser
tanah yang menyebabkan lereng tersebut longsor (driving forces) sama besar
dengan tegangan geser tanah yang menahan lereng longsor (resisting forces).
Kestabilan suatu lereng dinyatakan dengan suatu nilai yang disebut nilai faktor
keamanan atau lebih dikenal dengan FoS. FoS didefinisikan sebagai
perbandingan dari kekuatan geser yang diperlukan agar setimbang terhadap
kekuatan geser material yang tersedia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng yaitu geometri


lereng , kondisi geologi , sifat fisik dan sifat mekanik batuan.

Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan
akan semakin besar juga. Dengan demikian akan lebih stabil. Batuan yang
mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan demikian kuat
geser batuannya akan menjadi semakin kecil, sehingga kemantapannya pun
berkurang. Air sangat memepengaruhi kestabilan lereng. Dalam analisis ini
mengunakan Ru sebagai parameter tekanan air tanah, karena tinggi muka air
tanah pada material longsor tidak dapat ditentukan.Persamaan Mohr-Coulomb
DAFTAR PUSTAKA

Nuryanto, dan Wulandari, S. 2012. ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN


METODE KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN
ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMENT). DEPOK: KAMPUS G
GUNADARMA.

Almanera,Raimundo dan Nasution, Yuda. 2007. Rock Slope Stability


Concepts.(Presentasi Stabilitas Lereng) PT. Newmont Nusa Tenggara.

Buku dengan editor Sosdrodarsono, S. dan Nakazawa, K., Editor. 1981. Mekanika
Tanah dan Teknik Pondasi. PT .Pradnya Paramita. Jakarta.

Buku Terjemahan Das. B. M. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa


Geokteknis). Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of
Geotechnical Engineering.

Effective Stress. 2010 Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/effective steress [10


Januari 2010 ]

Hoek, E. and Bray. J.W,1981. Rock Slope Engineering 3rd Ed, The Instuation of
Mining ang Metallurgy London.

Krynine, D.P. dan Judd, W.R. 1997. Principles of Engineering Geology and
Geotechnics. McGraw-Hill Inc. Book Company. New York

Purnomo, Joko. 2009 .Tambang Terbuka (Open Pit Mine),


http://ssokoj.blogspot.com/2009/08/tambang terbuka open pit
mine.html.

Anda mungkin juga menyukai