Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Budaya
Organisasi tepat waktu.
Makalah Budaya Organisasi disusun guna memenuhi tugas pada mata
kuliah Manajemen Perubahaan. Selain itu, kami berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Konsep Manajemen
Perubahaan Dalam Memecahkan Kasus Organisasi.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku
dosen mata kuliah Manajemen Perubahaan. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 23 Juli 2021


Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahsan ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Pembahasan ........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
2.1 Memahami Budaya Organisasi ............................................................ 4
2.2 Merubah Budaya Organisasi................................................................ 5
2.3 Budaya Berprestasi .............................................................................. 7
2.4 Studi Kasus Dampak Covid-19 Terhadap Budaya Organisasi ............ 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya organisasi tumbuh dari waktu ke waktu. Ada orang yang merasa
nyaman dan ada juga yang merasa tidak nyaman dengan budaya organisasi
yang baru. Bagi orang yang mempertimbangkan perubahan budaya, biasanya
kejadian yang signifikan harus terjadi. Kejadian yang mengguncang dunia
mereka, seperti kebangkrutan, kehilangan sales dan konsumen yang signifikan,
atau rugi jutaan dollar, akan menarik perhatian banyak orang.
Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan
bersama yang diikuti dan dihormati. Di dalam suatu organisasi, kebiasaan ini
menjadi budaya kerja sumber daya manusia di dalam organisasi, dan sering
dinamakan sebagai budaya organisasi. Budaya organisasi yang terbuka dan
seimbang sangat produktif karena memberikan kesempatan kepada orang
untuk membawakan dirinya dalam perusahaan.
Budaya organisasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
berorganisasi, budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam
berprilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan
organisasi dan kebijakan yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana
budaya itu mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya dapat
dikelola oleh organisasi. Budaya organisasi mengacu pada hubungan yang unik
dari norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan cara berprilaku yang menjadi
ciri bagaimana kelompok dan individu dalam menyelesaikan sesuatu.
Budaya organisasi merupakan norma-norma dan kebiasaan yang
diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. Orang
yang mendirikan organisasi tidak hanya berharap organisasinya hanya sekedar
hidup dan menjalankan kegiatannya, namun juga berharap organisasinya terus
tumbuh berkelanjutan (sustainable growth) oleh karenanya organisasi harus
dapat melakukan perubahan-perubahan termasuk perubahan budaya organisasi
yang diharapkan memberikan dampak positif pada kinerja organisasi.

1
Budaya organisasi menjelaskan tentang bagaimana bagian dari
perusahaan memandang bagian lain dan bagaimana setiap departemen
berperilaku sebagai hasil dari pandangan tersebut. Sehingga budaya organisasi
bersifat berbeda antara satu dan organisasi lain, masing-masing memiliki ciri
spesifik yang membedakan. Namun, budaya organisasi tidak selalu tetap dan
perlu selalu disesuaikan dengan perkembangan lingkungan agar organisasi
tetap survive, mengembangkan budaya berprestasi, mengubah pola pikir dan
memelihara kepercayaan dalam organisasi.
Dengan memahami dan menyadari arti penting budaya organisasi bagi
setiap individu, akan mendorong para manajer menciptakan kultur yang
menekankan pada interpersonal relationship dibandingkan dengan kultur yang
menekankan pada work task. Oleh karena itu, kita perlu memahami budaya
organisasi, cara mengubah budaya organisasi dan budaya berprestasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?
2. Bagaimana cara merubah budaya organisasi?
3. Apa yang dimaksud dengan budaya berprestasi?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan
makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang budaya organisasi.
2. Untuk mengetahui cara merubah budaya organisasi.
3. Untuk mengetahui tentang budaya berprestasi.

1.4 Manfaat Pembahasan


Berdasarkan tujuan penulisan diatas maka manfaat dari pembuatan
makalah ini, yaitu:

2
1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
budaya organisasi.
2. Hasil penulisan ini merupakan sumbangan informasi yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai literatur dalam pembuatan makalah tentang budaya
organisasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Memahami Budaya Organisasi


Budaya organisasi adalah cara orang melakukan sesuatu dalam
organisasi. Budaya organisasi merupakan satuan norma yang terdiri dari
keyakinan, sikap, core value, dan pola perilaku yang dilakukan orang dalam
organisasi (Victor Tan dalam Wibowo, 2008:379). Keyakinan bersama, core
value dan pola perilaku memengaruhi kinerja organisasi.
Keyakinan adalah semua asumsi dan persepsi tentang sesuatu, orang dan
organisasi secara keseluruhan, dan diterima sebagai sesuatu yang benar dan
sah. Core value adalah nilai-nilai dominan yang diterima di seluruh organisasi,
sedangkan pola perilaku adalah cara orang bertindak terhadap orang lainnya.
Suatu organisasi dengan keyakinan atas potensi orangnya dan core values
atas penghargaan akan mempunyai pola perilaku yang diinginkan dalam
memperlakukan orang dengan baik.
Budaya organisasi menunjukkan suatu karakteristik tertentu. Menurut
Victor Tan dalam Wibowo, 2008:379, mengemukakan bahwa karakteristik
budaya suatu organisasi adalah sebagai berikut:
1. Individual Initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan
kemerdekaan yang dimiliki individu.
2. Risk tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong mengambil
resiko, menjadi agresif dan inovatif.
3. Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan
menetapkan harapan kinerja.
4. Integration, yaitu tingkatan dimana unit dalam organisasi didorong untuk
beroperasi dengan cara terkoordinasi.
5. Management support, yaitu tingkatan dimana manajer mengusahakan
komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya.
6. Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang dipergunakan
untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja.

4
7. Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama
organisasi secara keseluruhan daripada dengan kelompok kerja atau
bidang keahlian profesional tertentu.
8. Reward System, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward, kenaikan
gaji atau promosi, didasarkan pada kriteria kinerja pekerja, dan bukan pada
senioritas atau favoritisme.
9. Conflict tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong
menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka.
10. Communication patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi
organisasional dibatasi pada kewenangan hierarki formal.
Budaya organisasi seperti membantu mengarahkan sumber daya manusia
pada pencapaian visi, misi dan tujuan. Di samping itu, budaya organisasi akan
meningkatkan kekompakan tim antar berbagai organisasi departemen, divisi
atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat
orang dalam organisasi bersama-sama. Organisasi dengan budaya yang kuat
dan positif memungkinkan orang merasa termotivasi untuk berkembang untuk
berkembang, belajar dan memperbaiki diri.

2.2 Merubah Budaya Organisasi


Budaya organisasi sudah saatnya dilakukan perubahan apabila terdapat
dua organisasi atau lebih yang mempunyai latar belakang bebeda bergabung
dan timbul konflik berkepanjangan diantara kelompok yang berbeda mulai
merusak kinerja. Atau ketika organisasi dalam cara kerjanya telah menghalangi
kesempatan untuk berubah dan melakukan persaingan.
Perubahan budaya organisasi ini juga dapat dilakukan ketika perusahaan
bergerak ke dalam industri yang berbeda secara total dan cara dalam
menjalankan sesuatu menghambat ketahanan organisasi. Demikian pula jika
terjadi keadaan dimana karyawan yang telah terbiasa dengan kenyamanan
peningkatan ekonomi, tidak dapat menerima tantangan yangdatang dari
terjadinya penurunan ekonomi.
Perubahan budaya umumnya diawali dengan adanya krisis organisasi
(vicious cyrcle) yakni ketika organisasi berusaha mengatasi situasi kritis baik

5
yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar lingkungan organisasi.
Langkah-langkah untuk merubah budaya organisasi adalah sebagai berikut.
1. Visi yang Jelas dan Arah strategis
Peran pertama pemimpin dalam organisasi adalah menetapkan visi yang
jelas dan arah strategis yang memungkinkan perusahaan bersaing dan
melanjutkan kinerja jangka panjangnya.
2. Pengukuran Kinerja yang Jelas
Selain cara diatas dapat juga dengan budaya yang berorientasi prestasi, dan
ini dapat dimulai dengan mendapatkan pemimpin divisi dan departemen
mendiskusikan secara terbuka hasil yang diharapkan dengan satuan yang
dapat diukur.
3. Tindak Lanjut Penncapaian Tujuan
Kecenderungan manusia adalah merasa puas dengan dirinya sendiri. Dari
perspektif psikologis, orang termotivasi oleh kesenangan, atau
menghindari kepusingan. Hal ini menyebabkan orang mengembangkan
zona nyaman. Menindaklanjuti pencapaian tujuan merupakan satu cara
mengurangi perasaan puas terhadap dirinya sendiri ditempat kerja.
4. Menghargai Kinerja Secara Adil
Cara yang paling baik dalam meningkatkan motivasi pegawai adalah
dengan memberikan reward kepada pegawai yang berprestasi. Namun
reward ini haruslah sesuai dengan tingkatan pekerjaan yang dikerjakan
oleh pegawai tersebut. Karena apabila diberikan sama pada semua
tingkatan kerja, maka akan menyebabkan dorongan untuk berprestasi kerja
akan hilang.
5. Lingkungan Kerja Terbuka Dan Transparan
Lingkungan kerja yang terbuka dan transparan dimana para pekerja dapat
membagi informasi dan pengetahuan dengan bebas akan memfasilitasi
pencapaian tujuan organisasi.
6. Menghapus Politik
Politik perusahaan dapat menghalangi perkembangan hubungan saling
percaya diantara para pegawai. Sehingga untuk melawan politik internal
perusahaan, organisasi harus mengembangkan lingkungan kerja yang

6
terbuka, memperbolehkan ketidaksetujuan, memfokuskan pada tujuan dan
meningkatkan harmoni tim.
7. Tim Spirit Yang Kuat
Dalam mengembangkan budaya kerja produktif, tidak ada pengganti yang
lebih baik daripeda menanamkan tim spirit yang kuat. Untuk melakukan
hal tersebut, orang harus berkomitmen terhadap kepercayaan bersama.
Cara terbaik untuk menumbuhkan kepercayaan bersama adalah dengan
menetapkan core values yang dapat diterima dan dihargai secara universal
karena dapat memenuhi kepentingan organisasi maupun individu.

2.3 Budaya Berprestasi


Achievement Culture atau budaya berprestasi merupakan tipe budaya
yang mendorong dan menghargai kinerja orang. Pemimpin perlu menyebutkan
dan mengomunikasikan dengan jelas visi dan tujuan organisasi kepada semua
tingkatan staf dalam organisasi. Organisasi memiliki sasaran yang terukur dan
menggunakan orang yang akuntabel untuk mencapainya. Mereka mempunyai
sistem penilaian yang transparan dan jujur, terikat erat dengan reward
berdasarkan kinerja.
Budaya berprestasi lebih berorientasi pada pekerjaan yang dilakukan
daripada peran. Orang mengabaikan peran untuk mengerjakan pekerjaan dan
menukar tanggung jawab jika diperlukan. Budaya berprestasi memberdayakan
orang yang dipercaya untuk mendapatkan pekerjaan dan bereaksi dengan tepat
pada apa yang diperlukan pekerjaan.
Menurut Wibowo, 2008:395, nilai-nilai bersama budaya berprestasi
dalam organisasi, yaitu:
1. Result Oriented (Berorientasi Pada Hasil)
Nilai bersama organisasi yang paling berbeda yang mempraktikkan
budaya berprestasi terletak pada fokusnya yang kuat pada hasil.
2. Superior Customer Service (Pelayanan Pelanggan Unggul)
Perusahaan yang mempraktikkan budaya berprestasi mengetahui
bagaimana mengintegrasikan teknologi, proses, strategi dan orang
sehingga pelanggan menghargai jasa dan produknya tinggi dan akan

7
membayar untuk itu.Nilai bersamalah yang mengusahakan pelayanan
pelanggan unggul yang membuat Singapore Airlanes dikenal secara
internasional sebagai perusahaan angkutan terkemuka di dunia.
3. Innovation (Inovasi)
Inovasi adalah tentang menciptakan sesuatu yang belum pernah dilihat
dunia sebelumnya.
4. Fairness (Kejujuran)
Orang dalam organisasi tidak akan melanjutkan bekerja keras melakukan
yang terbaik jika merasa tidak ada kejujuran di tempat kerja. Di sini
kejujuran dimaksudkan memperlakukan orang dengan adil.

2.4 Studi Kasus Dampak Covid-19 Terhadap Budaya Organisasi


Pembukaan kembali sejumlah sektor menuju fase masyarakat yang
produktif dan aman dari Covid-19 harus melalui tahapan-tahapan yang ketat
dan hati-hati. Kebijakan ini merupakan langkah terkait adaptasi kebiasaan baru
agar masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan Covid-19. Hampir
semua lini kehidupan termasuk sektor ekonomi mengalami pelemahan yang
sangat terasa. Pada fase masa transisi menuju kebiasaan baru, sektor ekonomi
harus segera bangkit, seiring penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan. Kondisi
perekonomian global telah berubah secara signifikan dengan merebaknya
Covid-19 di awal 2020. Perubahan ini diperlihatkan dengan menurunnya
kondisi perekonomian di berbagai sektor setelah WHO menyatakan secara
resmi Covid-19 sebagai pandemi. Kerugian yang diakibatkan oleh penyebaran
Covid-19 telah dirasakan oleh berbagai sektor di tanah air, dimulai dari sektor
manufaktur hingga pariwisata mengalami penurunan pendapatan cukup
tajam. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa strategi dan kebijakan
preventif sebagai upaya meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19. Presiden
mengeluarkan kebijakan social distancing sebagai antisipasi penyebaran virus
yang diikuti oleh pejabat daerah yang mengeluarkan juga kebijakan WFH
(Work from Home) dan belajar dari rumah. Strategi kebijakan ini dilakukan
untuk setiap karyawan agar tetap dapat berkarya secara optimal dalam

8
menjalankan kebijakan tersebut dengan memperhitungkan berbagai skenario
Covid-19 termasuk budaya organisasi.
Budaya organisasi perusahaan yang selama ini telah terbentuk, dengan
adanya beberapa kebijakan pemerintah yang dikeluarkan saat pandemi maka
perusahaan harus mulai bersahabat dan melakukan penyesuaian dengan
kondisi saat ini. Membangun budaya organisasi perusahaan yang tangguh dan
relevan dengan kondisi saat ini merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan kondisi pandemi sehingga
perusahaan memiliki kemampuan yang cukup. Harapannya tetap unggul dan
mampu bersaing pada masa ketidakpastian yang tinggi. Budaya selalu
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Budaya adalah
cermin dari masyarakatnya termasuk pada komunitas paling kecil. Budaya
merupakan “the way of life” bagi suatu masyarakat yang didefinisikan sebagai
sistem nilai masyarakat yang mencirikan suatu nilai-nilai yang dianut dan
diterima bersama dalam satu pemahaman dengan latar belakang anggota
organisasi yang berbeda-beda serta digunakan sebagai dasar dalam aturan
perilaku dalam organisasi tersebut.
Budaya perusahaan merupakan keinginan kelompok untuk berbuat
sesuai harapan dan manifestasi kehidupan dalam mencapai nilai-nilai yang
dianut organisasi. Membangun budaya organisasi yang efektif di masa
pandemi saat ini, perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, sehubungan dengan
banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan kehidupan, mulai
dari kehidupan sosial dan juga dalam berorganisasi. Dampak dari kebijakan
dengan menjaga jarak atau social distancing, telah merubah pola prilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan cara kerjapun telah digantikan dengan cara
daring atau virtual demi mencegah penyebaran pandemi covid-19. Langkah
yang diambil untuk mengatasinya, perusahaan harus mempersiapkan diri
dalam menghadapi hal terburuk dengan kemampuan bertahan hidup (survival
skill) dibawah karakteristik budaya organisasi perusahaan sebagai
pijakan. Lima karakteristik budaya organisasi perusahaan yang bisa digunakan
untuk menganalisis agar perusahaan menjadi tegar menghadapi baik pada saat
Covid-19 masih berlangsung maupun pasca-covid-19, yaitu:

9
a. Adanya Inovasi dan Pengambilan Resiko
Berinovasi dan bereksperimen dalam bekerja serta berani mengambil
resiko merupakan karakteristik pertama dari budaya organisasi perusahaan.
Bersikap selalu inovatif dan bereksperimen dalam bekerja khususnya
terutama pada penyelesaian masalah yang timbul di masa pandemic
ini. Tujuannya, agar perusahaan tetap berinovasi dalam menghasilkan dan
mendistribusikan produk serta menata tatanan dalam berorganisasi dengan
tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan anggota-anggota
organisasi atau karyawan, termasuk anggota keluarganya di rumah. Hal ini
perlu diperhatikan karena inovasi tidak akan terbentuk jika karyawan atau
anggota organisasi masih khawatir dengan kesehatan dan keselamatan diri
sendiri juga anggota keluarganya. Selain itu karyawan dituntut untuk
berani dalam mengambil resiko dengan berdasarkan pada perhitungan kerja
yang tepat dan matang.
b. Memperhatikan secara mendetail
Karakteristik budaya organisasi perusahaan menuntut agar anggota
organisasi diminta fokus dan cermat dalam bekerja serta ketepatan dalam
menganalisis hasil pekerjaan. Selain itu perhatian pada hal-hal yang rinci
dengan selalu teliti dan mendetail dalam menganalisis, baik produk, proses
dan juga pelanggan, karena prilaku pelanggan akan berubah ketika muncul
Covid-19. Perhatian secara mendetail ini, dalam masa pandemi diperluas
tidak hanya fokus pada hal yang dikerjakan dan juga pelanggan tetapi
memberi perhatian detail pada kesehatan dan keselamatan karyawan
dengan memberikan bentuk perhatian. Bentuk perhatian ini bisa berupa
pemberian informasi dari sumber-sumber terpercaya sampai pada
pemberian dukungan baik moril maupun materiil dan memberikan rasa
aman dan nyaman dalam situasi yang tidak pasti ini sehingga tidak terjadi
kepanikan dan ketakutan. Hal ini dilakukan karena perlu juga membangun
kesehatan mental dan emosional anggota organisasi, walaupun kerja
dilakukan secara daring atau virtual.

10
c. Berorientasi Pada Kebermanfaatan
Fokus pada kebermanfaatan berbagai fihak dengan fokus pada hasil akhir
pekerjaan dengan harapan yang tinggi atas hasil akhir pekerjaan tersebut
merupakan karakteristik budaya organisasi yang ketiga. Akan tetapi di
masa pandemi Covid-19 ini harapan yang tinggi tidak hanya fokus pada
hasil akhir pekerjaan tetapi juga kesehatan dan keselamatan selama proses
yang dilakukan. Untuk membantu hasil akhir yang tinggi, perlu adanya
suatu teknologi yang dapat mendukung dengan memasukkan alat kerja
digital yang bisa dilakukan dari jarak jauh, sehingga walaupun kebijakan
WFH dilakukan, hasil akhir yang tinggi tetap tercapai.
d. Berorientasi Pada Tim
Kegiatan kerja yang diorganisasikan dalam tim-tim bukan dalam individu-
individu dengan melakukan kolaborasi merupakan karakteristik budaya
organisasi perusahaan yang strategis. Berorientasi pada tim dalam segala
hal termasuk pada tiap keputusan yang diambil oleh organisasi harus
melalui pertimbangan bahwa dampaknya harus positif terhadap anggota
dalam organisasi. Dalam masa pandemi seperti ini karyawan hendaknya
diberikan kepercayaan yang lebih besar agar kemandirian karyawan
terbangun. Selalu menjaga komunikasi dengan tim dan melakukan interaksi
antar tim dengan menyediakan fasilitas komunikasi yang lebih efektif.
Fungsi kontrol sosial dari budaya organisasi mampu mempengaruhi
keputusan dan perilaku karyawan. Cara yang efektif mengarahkan
karyawan untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi sesuai dengan
yang diharapkan yaitu dengan melakukan peninjauan ulang prioritas
perusahaan ditengah kondisi pandemi ini. Selanjutnya pastikan bahwa
sasaran dan yang menjadi prioritas utama tersebut tersosialisasikan dan
dipahami oleh para karyawan hingga level yang paling bawah. Komunikasi
yang sangat intens dan jelas atas inisiatif-inisiatif brilian sangat dibutuhkan
pada situasi seperti ini, sehingga karyawan disamping merasa diperhatikan,
juga akan termotivasi dengan komunikasi intens seperti ini.

11
e. Bersifat Agresif
Memiliki inisiatif dan adanya semangat berkompetisi dalam bekerja serta
membuat anggota bertindak agresif merupakan karakteristik terakhir dari
budaya organisasi. Dimasa pandemi Covid-19 ini tinjau kembali seluruh
perspektif biaya, inventaris, pertumbuhan, rencana, dan strategi dari sudut
pandang yang berbeda. Evaluasi rencana bisnis dengan menemukan hal-hal
yang perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam menghadapi masa
selama dan pasca pandemi. Terapkan strategi yang paling tepat dengan
selalu menghormati dan memperkuat hubungan dengan pelanggan agar
target pendapatan tetap tercapai dengan memberikan kepuasan pelanggan
yang optimal. Tujuannya keuntungan yang maksimal dapat diperoleh
dengan selalu mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan baik di
tempat kerja, di jalan maupun di rumah yang tidak luput dari pantauan
organisasi. Berdasarkan berbagai perubahan tatanan kehidupan baik
personal maupun usaha, maka hendaknya dengan segera membentuk
budaya organisasi baru yang sehat, bersih, nyaman, aman dan tetap
menguntungkan. Dengan demikian di masa pandemi Covid-19 perusahaan
mampu bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam pola hidup yang
dipedomani protokol kesehatan yang dilakukan untuk memutus mata rantai
penyebaran sambil beraktivitas seperti biasa, sehingga keuntungan tetap
diraih walaupun ditengah ketidakpastian yang cukup tinggi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya organisasi adalah cara orang melakukan sesuatu dalam
organisasi. Budaya organisasi merupakan satuan norma yang terdiri dari
keyakinan, sikap, core value, dan pola perilaku yang dilakukan orang dalam
organisasi. Karakteristik budaya suatu organisasi, yaitu seperti individual
initiative, risk tolerance, direction, integration, management support, control,
identity, reward system, conflict tolerance, dan communication patterns.
Perubahan budaya umumnya diawali dengan adanya krisis organisasi
(vicious cyrcle) yakni ketika organisasi berusaha mengatasi situasi kritis baik
yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar lingkungan organisasi.
Namun demikian tidak berarti bahwa pada tahap pertumbuhan tidak
dimungkinkan adanya perubahan budaya organisasi. Hal ini berarti bahwa pada
setiap tahap organisasi dimungkinkan adanya perubahan budaya, hanya yang
membedakan adalah tujuan dari perubahan tersebut.
Achievement Culture atau budaya berprestasi merupakan tipe budaya
yang mendorong dan menghargai kinerja orang. Budaya berprestasi
memberdayakan orang yang dipercaya untuk mendapatkan pekerjaan dan
bereaksi dengan tepat pada apa yang diperlukan pekerjaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alvonsus, G., A., 2018. Budaya Organisasi Membantu Sistem Mencapai Visi dan
Misi. https://alvonsus.gurusiana.id/article/2018/1/budaya-organisasi-
membantu-sistem-mencapai-visi-misi-2030210. (14 Juni 2020).

Bunga, W., 2017. Perubahan Budaya Dalam Organisasi.


http://baixardoc.com/documents/perubahan-budaya-dalam-organisasi-
5c71ad5616c96. (14 Juni 2020).

Wibowo, 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Yuni, R., 2020. Dampal Covid-19 Terhadap Budaya Organisasi Perusahaan.


Artikel. https://amp.ayosemarang.com/read/2020/06/15/58742/dampak-
covid-19-terhadap-budaya-organisasi-perusahaan. (Diakses, 23 Juli
2021).

14

Anda mungkin juga menyukai