I. ABSTRAK
Sintesis protein adalah prosedur biologis yang dilakukan oleh sel-sel hidup untuk
membuat protein. Seringkali, protein tersebut digunakan untuk menunjukkan terjemahan, yang
sebaliknya merupakan bagian utama dalam proses sintesis protein. Proses itu sendiri dimulai
dengan produksi asam amino yang berbeda, yang berasal dari beberapa sumber makanan
yang berbeda pula. Ketika dipelajari secara rinci, sintesis protein sangat kompleks. Namun,
secara garis besar sintesis protein terbagi menjadi 2 tahap, transkripsi dan translasi. Dimana
proses dari masing-masing transkripsi dan translasi terbagi lagi menjadi : inisiasi, elongasi,
dan terminasi. Setiap sel prokariotik dan sel eukariotik menjalankan proses sintesis protein
dengan ciri khas masing-masing. Sintesis protein juga dapat dilakukan di luar sel, yaitu sintesis
protein in vitro. Selain itu juga, sintesis protein dapat dilakukan secara sintetik.
Kata kunci : Protein, Sintesis Protein, Transkripsi, Translasi, Inisiasi, Elongasi, Terminasi, Sel
Prokariotik, Sel Eukariotik, In Vitro, Sintetik.
II. OUTLINE
1. Sintesis Protein Secara Umum
1.1 Transkripsi
1.1.1 Inisiasi
1.1.2 Elongasi
1.1.3 Terminasi
1.2 Translasi
1.2.1 Inisiasi
1.2.2 Elongasi
1.2.3 Terminasi
2. Sistesis Protein Pada Sel Prokariotik
3. Sintesis Protein Pada Sel Eukariotik
4. Sintesis Protein In Vitro
5. Sintesis Protein Sintetik.
Sintesis protein dilakukan dalam dua tahapan, yakni tahap transkripsi dan tahap
translasi. Pada tahap transkripsi, DNA diubah menjadi mRNA oleh enzim, yang dikenal
sebagai RNA polimerase, di dalam nukleus. mRNA kemudian diekspor dari nukleus ke
sitoplasma sel untuk ditranslasi (diterjemahkan). mRNA dibaca oleh ribosom dalam sitoplasma
dan urutan nukleotida mRNA digunakan untuk menentukan urutan asam amino. Asam amino
bergabung bersama oleh ikatan peptida untuk membentuk rantai polipeptida.
3.1.1. Transkripsi
Transkripsi adalah sintesis RNA dibawah arahan DNA. Kedua asam nukleat
menggunakan bahasa yang sama, dan informasi hanya ditranskripsi, atau disalin, dari satu
molekul menjadi molekul lain. Selain menjadi cetakan untuk sintesis untai komplementer
baru saat replikasi DNA, untai DNA juga bisa berperan sebagai cetakan untuk merakit
sekuens nukleotida RNA komplementer. Untuk gen pengode protein, molekul RNA yang
dihasilkan merupakan transkrip akurat dari instruksi pembangun protein yang dikandung
oleh gen. molekul RNA transkrip bisa dikirimkan dalam banyak salinan. Tipe molekul RNA
ini disebut RNA duta (messenger RNA, mRNA) karena mengandung pesan genetik
dari DNA ke mekanisme penyintesis protein sel.
Transkripsi terjadi di dalam sitoplasma dan diawali dengan membukanya rantai ganda
DNA melalui kerja enzim RNA polimerase. Sebuah rantai tunggal berfungsi sebagai rantai
cetakan atau rantai sense, rantai yang lain dari pasangan DNA ini disebut rantai anti
sense. Tidak seperti halnya pada replikasi yang terjadi pada semua DNA, transkripsi ini
hanya terjadi pada segmen DNA yang mengandung kelompok gen tertentu saja. Oleh
karena itu, nukleotida nukleotida pada rantai sense yang akan ditranskripsi menjadi
molekul RNA dikenal sebagai unit transkripsi.Transkripsi meliputi 3 tahapan, yaitu tahapan
inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Gambar 1. Proses Transkripsi secara keseluruhan
Sumber : seputarilmu.com/sintesis-protein
3.1.2. Translasi
Translasi adalah sintesis polipeptida yang terjadi dibawah arahan mRNA. Selama
tahap ini terjadi perubahan bahasa. Sel harus menerjemahkan alias menstranslasikan
sekuens basa molekul mRNA menjadi sekuens asam amino polipeptida. Tempat terjadinya
translasi adalah ribosom, partikel-partikel kompleks yang memfasilitasi penautan teratur
asam amino menjadi rantai polipetida. Translasi merupakan proses penerjemahan
beberapa triplet atau kodon dari mRNA menjadi asam amino-asam amino yang akhirnya
membentuk protein. Urutan basa nitrogen yang berbeda pada setiap triplet, akan
diterjemahkan menjadi asam amino yang berbeda. Misalnya, asam amino fenilalanin
diterjemahkan dari triplet UUU (terdiri dari 3 basa urasil), asam amino triptofan (UGG),
asam amino glisin (GGC), dan asam amino serin UCA. Sebanyak 20 macam asam amino
yang diperlukan untuk pembentukan protein merupakan hasil terjemahan triplet dari
mRNA. Selanjutnya, dari beberapa asam amino (puluhan, ratusan, atau ribuan) tersebut
dihasilkan rantai polipeptida spesifik dan akan membentuk protein spesifik pula.
3.1.2.1. Inisiasi
Ribosom sub unit kecil mengikatkan diri pada mRNA yang telah membawa sandi
bagi asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada bagian inisiator tRNA.
Selanjutnya, molekul besar ribosom juga ikut terikat bersama ketiga molekul tersebut
membentuk kompleks inisiasi. Molekul-molekul tRNA mengikat dan memindahkan asam
amino dari sitoplasma menuju ribosom dengan menggunakan 4nergy GTP dan enzim.
Bagian ujung tRNA yang satu membawa antikodon, berupa triplet basa nitrogen.
Sementara, ujung yang lain membawa satu jenis asam amino dari sitoplasma. Kemudian,
asam amino tertentu tersebut diaktifkan oleh tRNA tertentu pula dengan menghubungkan
antikodon dan kodon (pengode asam amino) pada mRNA. Kodon pemula pada proses
translasi adalah AUG, yang akan mengkode pembentukan asam amino metionin. Oleh
karena itu, antikodon tRNA yang akan berpasangan dengan kodon pemula adalah UAC.
tRNA tersebut membawa asam amino metionin pada sisi pembawa asam aminonya.
3.1.2.2. Elongasi
Tahap pengaktifan asam amino terjadi kodon demi kodon sehingga dihasilkan
asam amino satu demi satu. Asam-asam amino yang telah diaktifkan oleh kerja tRNA
sebelumnya, dihubungkan melalui ikatan peptida membentuk polipeptida pada ujung tRNA
pembawa asam amino. Misalnya, tRNA membawa asam amino fenilalanin, maka
anticodon berupa AAA kemudian berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Fenilalanin
tersebut dihubungkan dengan metionin membentuk peptida. Melalui proses elongasi,
rantai polipeptida yang sedang tumbuh tersebut semakin panjang akibat penambahan
asam amino.
3.1.2.3. Terminasi
Proses translasi berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA bertemu dengan
kodon UAA, UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai polipeptida yang telah terbentuk
akan dilepaskan dari ribosom dan diolah membentuk protein fungsional. Ribosom
sekarang siap untuk mengulangi sintesis beberapa kali lagi.
Transkripsi merupakan tahap pembentukan mRNA dari untai DNA template (sense).
DNA yang tidak ditranskripsi disebut antisense. Transkripsi pada sel prokariotik
berlangsung di sitoplasma. Sel prokariotik hanya memerlukan satu enzim RNA polimerase
untuk melakukan transkripsi. Pada tahap Inisiasi, RNA Polimerase menempel pada
promotor. Tahap Elongasi, RNA polimerase membuka untai double helix DNA dan
bergerak di sepanjang DNA untuk membentuk mRNA dari arah 3’-5’. Basa nukleotida yang
dibawa mRNA komplementer dengan basa nukeotida pada DNA template. Pada tahap
Terminasi, Saat RNA Polimerase mencapai terminator, proses transkripsi berhenti dan
mRNA yang membawa kodon bergerak menuju ribosom.
3.2.3.1. Inisiasi
Inisiasi adalah proses awal terjadinya translasi. Pada inisiasi, terjadi proses
penggabungan antara mRNA, insiator tRNA, dan small&large sub-unit ribosomal
bergabung satu dengan lainnya membentuk kompleks.
Tahapan dari inisiasi pada prokariotik adalah sebagai berikut:
a. Inisiasi pada bakteri dimulai ketika 30s atau small subunit ribosomal mengikat pada sisi
yang berdekatan dengan ujung 5’ dari MRNA.
b. Proses tersebut dibantu oleh a Shine-Dalgarno sequence yang terdapat pada MRNA,
dimana Shine-Dalgarno sequence merupakan komplemen dari komponen small subunit
ribosomal yang disebut dengan 16s. Shine-Dalgarno sequencemerupakan sebuah urutan
dalam MRNA yang terdiri dari 9 nukleotida.
c. Selain itu proses tersebut juga dibantu oleh intiation factor 3. Sehingga setelah tahapan
ini telah diketahui tempat dimulainya elongasi beserta kodon start pada mRNAyaitu AUG.
d. Setelah 30s sub-unit, IF 3, dan mRNA membentuk kompleks, intiation factor 2 berikatan
dengan kompleks tersebut dan mempromosikan tRNA beserta n-formyl methionine kepada
kompleks tersebut.
e. IF 2 dan IF 3 menghidrolisasikan GTP sebagai sumber energi untuk mempromosikan
penggabungan mRNA, tRNA, dan ribosomal subunit sehingga kemudian dapat bergabung
large subunit ribosomal ke dalam kompleks.
f. Inisiasi akan lengkap ketika large subunit ribosomal atau 50s bergabung dan IF 2 beserta
IF 3 dilepaskan. Sedangkan IF 1 masih digunakan hingga proses translasi selesai guna
untuk mendisosiasikan kompleks tersebut.
3.2.3.2. Elongasi
Elongasi pada prokariotik terdiri dari 3 tahapan, yaitu pengikatan aminoasil,
pembentukan ikatan peptida, dan translokasi. Namun yang membedakan disini adalah
faktor pemanjangan pada sel prokariotik. Pada sel prokariotik faktor pemanjangan adalah
EF-G yang menggantikan EF-Tu dan EF-Ts pada proses translokasi pada sel prokariotik.
Faktor pemanjangan EF-G ini berperan penting pada proses translokasi yang terjadi pada
tahapan dari elongasi prokariotik.
Gambar 7. Proses elongasi pada prokatiotik
Sumber: http://www.mun.ca
a. Pengikatan Aminoasil
Pengikatan aminoasil–tRNA pada sisi A yang ada di ribosom yang dilakukan oleh
faktor pemanjangan Tu dengan menggunakan GTP dan menghasilkan kompleks
aminoasil-tRNA-Tu-GTP. Bersamaan dengan itu, GTP terhidrolisis menghasilkan Tu-
GDP. Kompleks Tu-GDP dapat dibentuk kembali dengan faktor Ts menghasilkan Tu-GTP
c. Translokasi
Translokasi meupakan proses pergerakan ribosom dipeptidil-tRNA dari tempat A ke
tempat P dan menyebabkan pelepasan tRNAfmet ke E-site dan tempat A menjadi
kosong. Proses ini memerlukan faktor pemanjangan G (translokase) dan juga hidrolisis
dua molekul GTP lainnya secara bersamaan yang menghasilkan GDP dan Pi. Hidrolisis
GTP memberikan energy untuk translokasi yaitu untuk menggerakkan ribosom ke kodon
berikutnya untuk proses elongasi selanjutnya.
3.2.3.3. Terminasi
Translasi diakhiri dengan proses terminasi yaitu proses dimana ketiga kodon
terminasi (UAA,UGA,UAG) yang ada pada mRNA mencapai sisi A pada ribosom.
Tahapan dari proses terminasi adalah sebagai berikut:
a. Terminasi terjadi ketika kodon stop muncul pada sisi A ribosom. Mengingat tRNA tidak
berinterkasi dengan kodon stop, maka releasefactor mengikat pada sisi A.
b. Pengikatan releasefactorpada sisi A menyebabkan pembelahan ikatan polipeptida dari
TRNA, untuk melengkapi proses sintesis polipeptida.
c. Kemudian polipeptida dilepaskan dan disusul oleh pelepasan tRNA adari mRNA.
d. Langkah terakhir adalah kedua subunit ribosom berserta mRNA terdisosiasi satu dan
lainnya.
3.3.2.2. Poliadenilasi
Poliodenilasi adalah mekanisme dimana kebanyakan molekul RNA messenger
diterminasi pada ujung 3’. Tambahan transkripsi lanjut dari Poly (A) sampai ujung 3’ dari
mRNA adalah proses biologi penting yang ditemukan dalam bakteri sampai manusia.
Poliadenilasi diinisiasi oleh pembelahan dari mRNA yang telah dicetak pada sisi adenilasi
awal. Poliadenilasi diawali denga protein A350 kDA kompleks yang terdiri dari 3 atau 4
polipeptida berbeda, membentuk kompleks yang tidak stabil dengan sekuen AAUAAA. Ini
merupakan sinyal terjadinya poliadenilasi, setelah itu poliadenilasi dilanjutkan dengan
pemotongan prekursor mRNA pada bagian yang nantinya akan menjadi mRNA yang
matang, kemudian bagian ujung 3’ yang terbuka ditambahkan polyA sampai dengan 150-
200 A. Bagian mRNA yang disintesis setelah sisi poliadenilasi selanjutnya akan digredasi.
3.3.2.3. Capping
Pada mRNA eukariot, ujung ke 5 dari pre-mRNA tersebut akan mengalami
metilasi atau penambahan gugus metil. Struktur ini dikenal sebagai tudung mRNA (mRNA
cap). Tudung tersebut merupakan molekul 7-metilguanosin (m7G). Tudung ini berfungsi
untuk melindung mRNA dari degradasi, meningkatkan efisiensi translasi, dan
meningkatkan proses pengangkutan mRNA dari nukleu menuju sitoplasma. Proses
pembentukan tudung adalah sebagai berikut.
a. Enzim RNA trifosfatase bertugas untuk memotong gugus fosfat pada ujung pre-mRNA
b. Kemudian ditambahkan GMP (guanosin monofosfat) oleh enzim guanilil transferase
c. Kemudian enzim guanilil transferase mengalami metilasi pada nukleotida ujung tudung
tersebut. Ikatan yang terbentuk antara tudung dengan mRNA adalah ikatan trifosfat.
3.3.3.2. Elongasi
Pada proses elongasi, kodon mRNA dan tRNA start yang telah membawa
asam amino pertama yaitu metionin, setelah itu bergesar ke daerah P dan A yang kosong.
Kemudian tRNA akan membawa asam amino untuk mengisi daerah P dan A yang kosong
tersebut dan juga membawa antikodon yang komplementer dengan kodon mRNA. Ikatan
yang terbentuk setelah asam amino muncul yaitu ikatan peptida dengan bantuan enzim
Peptidyl transferase. Proses ini terus berlanjut sampai kodon stop.
Tahapannya adalah sebagai berikut,
a. Faktor elongasi eEf-1a akan mengirim aminoasil-tRNA pada sisi A dari ribosom. Faktor
elongasi ini akan mengkatalis pembentukan ikatan peptida diantara asam amino pada sisi
P dan sisi A. Sementara eef-1b akan mengkatalis proses perubahan GTD menjadi ikatan
GDP.
b. Kemudian eEf-2 akan mendorong peptidyl-tRNA menuju sisi P dan deacylated-tRNA
menuju sisi E. Sehingga sisi A akan kosong untuk tahapan berikutnya.
Gambar 11. Proses Elongasi pada sel eukariotik
Sumber : seputarilmu.com
3.3.3.3. Terminasi
Translasi diakhiri dengan proses terminasi yaitu proses dimana ketiga kodon
terminasi (UAA,UGA,UAG) yang ada pada mRNA mencapai sisi A pada ribosom. Dimana
pada tahap terminasi ini kodon stop tidak berikatan dengan tRNA melainkan dengan
release factor. Faktor pelepas menghentikan translasi dan menghidrolisis ikatan antar
asam amino terakhir pada rantai polipeptida baru dan tRNAnya. Proses terminasi ditandai
dengan terlepasnya mRNA, tRNA dari sisi P dan rantai polipeptida yang telah terbentuk
lepas dari ribosom.
Sintesis Protein adalah proses pencetakan protein dalam sel khususnya ribosom.
Protein sendiri adalah senyawa organic yang terdapat pada organism hidup. Mereka
sangat penting di hampir semua fungsi sel, meskipun protein spesifik yang terlibat dalam
fungsi tertentu. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptide
yang diatur susunannya oleh kode genetic. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein adalah prosedur biologis yang dilakukan oleh sel-
sel hidup untuk membuat protein. Seringkali, protein tersebut digunakan untuk
menunjukkan terjemahan, yang sebaliknya merupakan bagian utama dalam proses
sintesis protein. Proses itu sendiri dimulai dengan produksi asam amino yang berbeda,
yang berasal dari beberapa sumber makanan yang berbeda pula. Ketika dipelajari secara
rinci, sintesis protein sangat kompleks. Namun, secara garis besar sintesis protein terbagi
menjadi 2 tahap, transkripsi dan translasi. Dimana proses dari masing-masing transkripsi
dan translasi terbagi lagi menjadi : inisiasi, elongasi, dan terminasi. Setiap sel prokariotik
dan sel eukariotik menjalankan proses sintesis protein dengan ciri khas masing-masing.
Sintesis protein juga dapat dilakukan di luar sel, yaitu sintesis protein in vitro. Selain itu
juga, sintesis protein dapat dilakukan secara sintetik.
V. DAFTAR PUSTAKA