Anda di halaman 1dari 27

PENATALAKSANAAN TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN

KEPALA DENGAN INDIKASI STROKE DI UNIT RADIOLOGI


RUMAH SAKIT AWAL BROS AHMAD YANI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Kasus

Praktek Kerja Komperensif (PKK)

Disusun Oleh :
NADYA NURHABIBAH
18002022

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AWAL BROS PEKANBARU
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai
laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja Komperensif Program Studi Diploma
III Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru.
Nama : Nadya Nurhabibah
NIM : 18002022
Judul Laporan Kasus : Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan CT-Scan
Kepala dengan Klinis di Unit Radiologi Rumah
Sakit Awal Bros Ahmad Yani

Pekanbaru, 26 Juni 2021


Clinical Instructure
(CI)

Yulida Ningsih, Amd. Rad

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan CT
Scan Kepala dengan Klinis Stroke di Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Komperensif (PKK) Semester VI Prodi DIII Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru, yang
bertempat di Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Ibu Dra. Wiwik Suryandartiwi A. MM selaku Ketua STIKes Awal Bros Pekanbaru

2. Ibu Yulida Ningsih,Amd.Rad selaku Clinical Instructure (CI) Praktek Kerja Komperensif
di Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani

3. Seluruh Radiografer dan Staf unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani

4. Semua pihak yang membantu dalam pembuatan Laporan Kasus ini

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna
memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis juga berharap laporan kasus ini bermanfaat
bagi penulis maupun para pembaca.

Pekanbaru, 26 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis ................................................................................................ 4

2.1.1 Cranium ...................................................................................................4

2.1.2 Otak .........................................................................................................5

2.2 Patologi Stroke ...................................................................................................8

2.2.1 Klasifikasi ................................................................................................8

2.3 Komponen CT Scan .........................................................................................10

2.4 Teknik Pemeriksaan CT Scan ..........................................................................11

2.4.1 Indikasi ..................................................................................................11

BAB III PENATALAKSANAAN DAN HASIL

3.1 Data Pasien.......................................................................................................12

3.2 Persiapan Pasien...............................................................................................12

3.3Alat dan Bahan ..................................................................................................12

3.4 Teknik Pemeriksaan .........................................................................................13

iii
3.5 Prosedur dan Langkah Teknik CT Scan ..........................................................13

3.6 Hasil Radiograf ............................................................................................... 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan .....................................................................................................21

4.2 Saran ...............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Cranium atau tulang tengkorak merupakan puncak dari kolum vertebrae yang terdiri dari

22 tulang yang berbeda dan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu 8 tulang cranial dan 14 tulang

facial. Tulang cranial (crani- = mengenai otak) membentuk cavum cranii yang membungkus

dan melindungi otak. Kedelapan tulang cranial adalah tulang frontal, dua buah tulang parietal,

dua buah tulang temporal, tulang occipital, tulang sphenoid, dan tulang ethmoid. Tulang facial

berjumlah 14 buah yang membentuk wajah. Keempat belas tulang tersebut adalah dua buah

tulang maxilla, dua buah tulang zygomatic, tulang mandibular, dua buah tulang lacrimal, dua

buah tulang palatine, dua buah tulang conchae nasal inferior, tulang vomer, dan tulang nasal

yang mendasari suatu organ yaitu organ hidung atau dengan nama latin nasal. Tulang cranial

berfungsi sebagai wadah pelindung bagi otak, sedangkan tulang facial berfungsi sebagai

pembentuk tulang wajah sekaligus melindungi system respiratori dan system digestive bagian

atas. (Ballinger, 2016).

Stroke adalah suatu kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh darah

arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor. Stroke, atau

cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena

gangguan suplai darah keotak. Hal ini dapat terjadi karena iskemia (berkurangnya aliran darah)

dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosis, arterial embolism), atau adanya haemorrhage

(pendarahan). Stroke iskemik yang biasanya disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada

penderita stroke dan bisa mencapai 85 persen, sedangkan stroke pendarahan hanya 15 persen,

tetapi stroke pendarahan dapat menyebabkan kematian pada 40 persen pasiennya. Yang perlu

diperhatikan juga adalah stroke iskemik ringan yang gejalanya mirip stroke, tetapi akan hilang

1
2

dengan sendirinya dalam 24 jam (transient ischemicattacks (TIA)). Hal ini terjadi karena

penyumbatan pembuluh darah hanya terjadi sementara. Tetapi bagaimanapun, jika hal ini

terjadi, maka kemungkinan terjadinya stroke berikutnya yang lebih berat dapat terjadi.

DiIndonesia, stroke terjadi pada 12 dari 1.000 orang dan satu dari 7 pasien yang mengalami

stroke akan meninggal (Neil R. Sims, 2010).

Salah satu modalitas imejing yang dapat mendiagnosis adanya stroke adalah Computed

Tomography atau biasa disebut CT Scan. Pada CT- scan tersebut memiliki prosedur pencitraan

diagnostik yang menggunakan kombinasi dari sinar-x dan teknologi komputer untuk

menghasilkan gambar penampang (yang sering disebut irisan atau slice), baik horisontal

maupunvertikal dari tubuh. Generasi terbaru dari CT- scan yaitu MSCT-scan (Multi Slice

Computed Tomography Scanning) yang mampu menghasilkan gambarsecara detail dari

bagian tubuh manusia seperti cranium, cardiovascular, cardiac, otak, abdomen, colon dan

sebagainya. Multi Slice CT- scan dengan kecepatannya merupakan generasi CT- scan canggih

dengan peningkatan kecepatan yang sangat signifikan dari generasi terdahulu, sehingga

penegakkan diagnosa dapat lebih akurat (Sofiana, 2013).

Dalam Praktek Kerja Komperensif (PKK) kali ini penulis mendapat kesempatan untuk

menerapkan pembelajaran yang telah diperoleh selama waktu perkuliahan, yakni dalam bidang

radiologi yang bertempat di unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani. Salah satu

pemeriksaan yang dilakukan penulis selama praktek yaitu mengenai pemeriksaan CT-Scan

Kepala Polos yang mana banyak orang sering mengalami kelainan pada bagian ini yang dapat

disebabkan oleh berbagai macam hal. Untuk memastikan adanya kelainan pada daerah kepala

maka perlu dilakukan pemeriksaan CT-Scan Kepala polos, oleh karena itu penulis membuat

satu laporan kasus yang berjudul “Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala Polos
3

dengan Klinis Stroke di Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana prosedur pemeriksaan CT Scan Kepala dengan indikasi Stroke di Unit
Radiologi Rumah Sakit Ahmad Yani?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Tujuan umum:
Untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Komperensif (PKK)
2. Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan CT Scan Kepala dengan indikasi Stroke di Unit
Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Manfaat bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan tentang teknik pemeriksaan CT
Scan Kepala dengan indikasi Stroke.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
Menurut Gray (2004), kepala merupakan bagian terpenting dari tubuh yang terdiri dari
tulang tengkorak (cranium), otak (cerebral), dan organ-organ penting seperti mata, telinga,
hidung dan mulut.
2.1.1 Cranium
Cranium atau tulang tengkorak merupakan puncak dari kolum vertebrae yang
terdiri dari 22 tulang yang berbeda dan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu 8 tulang cranial
(Gambar 2.1) dan 14 tulang facial (Gambar 2.2). Tulang cranial berfungsi sebagai
wadah pelindung bagi otak, sedangkan tulang facial berfungsi sebagai pembentuk
tulangwajah sekaligus melindungi system respiratori dan system digestive bagian atas.
(Ballinger, 2016).
Tulang cranial yang berfungsi sebagai pelindung otak atau cerebral dibagi atas 2
bagian, yaitu calvarium (tutup kepala) dan base (dasar kepala).

Gambar 2.1 Tulang Cranial (Ballinger, 2016)


5

Gambar 2.2 Tulang Facial (Ballinger,2016)

2.1.2 Otak
Cerebral atau otak merupakan struktur pusat pengaturan yang memiliki volume
sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Cerebral mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, prilaku, dan fungsi tubuh seperti detak jantung,
tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.Cerebral terdiri dari dua
bagian utama yaitu Cerebrum (otak besar) dan Cerebellum (otak kecil) (Damasio,
2005). Adapun penjelasan kedua bagian tersebut adalah:
a. Cerebrum
Cerebrum, bagian terbesar otak manusia, dibagi menjadi dua bagian yang sama,
hemisfer serebri kiri dan kanan (Gambar 2.3).Keduanya saling berhubungan
melalui korpus kalosum, suatu pita tebal yang diperkirakan terdiri dari 300 juta
akson neuron yang berjalan di antara kedua hemisfer. Korpus kalosum adalah "jalan
layang informasi" tubuh. Kedua hemisfer berkomunikasi dan saling bekerja sama
melalui pertukaran informasi instan lewat koneksi saraf ini (Sherwood, 2011).
6

Gambar 2.3 Hemisfer Serebrum (Sherwood, 2013)

Berdasarkan sistem fungsional nya, yang dijelaskan oleh Sherwood (2011),


cerebrum dibagi kedalam lobus-lobus yang dinamakan berdasarkan letak
anatomisnya dengan tulang cranium. Masing-masing lobus memiliki fungsional
kerja masing-masing (Gambar 2.4), seperti:

1) Lobus temporalis yang terletak di lateral (di kepala samping) mempresepsikan


sensasi suara.
2) Lobus oksipitalis yang terletak di posterior (di kepala belakang), melaksanakan
pemrosesan awal masukan penglihatan.
3) Lobus parietalis yang terletak dibelakang sulkus sentralis di masing – masing
sisi. Lobus ini berperan dalam menerima dan memproses masukan sensorik.
4) Lobus frontalis yang terletak di kepala bagian depan. Lobus parietalis terutama
berperan dalam tiga dimensi utama : (1) aktivitas motorik volunter, (2)
kemampuan berbicara, (3) elaborasi pikiran.
7

Gambar 2.4 Pembagian lobus dalam cerebrum (F. Netter 2014)

b. Cerebellum
Menurut Sherwood (2011) juga di cerebellum ditemukan lebih banyak neuron
individual daripada di bagian otak lainnya dan hal ini menunjukkan pentingnya
struktur ini. Serebelum terdiridari tiga bagian yang secara fungsional berbeda
dengan peran berbeda yang terutama berkaitan dengan kontrol bawah sadar
aktivitas motorik (Gambar 2.5). Secara spesifik, bagian-bagian cerebellum
melakukan fungsi-fungsi berikut:
1) Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol
gerakan mata.
2) Spinoserebelum meningkatkan tonus otot danmengoordinasikan gerakan
volunter terampil. Bagian otak ini sangat penting dalam memastikan waktu
yang tepat kontraksi berbagai otot untuk mengoordinasikan gerakan yang
melibatkan banyak sendi. Sebagai contoh, gerakan sendi bahu,siku, dan
pergelangan tangan anda harus sinkron bahkan ketika anda melakukan gerakan
sederhana seperti mengambil pensil. Bagian ini juga menerima masukan dari
reseptor – reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan posisi yang sebenarnya
terjadi.
3) Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter
dengan memberikan masukan ke daerah motorik korteks. Ini juga merupakan
bagian serebelum yang menyimpan ingatan procedural.
8

2.2 Patologi Stroke


Stroke adalah suatu kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh darah

arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor. Stroke, atau

cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena

gangguan suplai darah keotak. Hal ini dapat terjadi karena iskemia (berkurangnya aliran

darah) dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosis, arterial embolism), atau adanya

haemorrhage (pendarahan).

Karenanya daerah yang terkena stroke tidak dapat berfungsi seperti seharusnya. Gejala

– gejalanya termasuk : hemiplegia (ketidakmampuan untuk menggerakkan satu atau lebih

anggota badan dari salah satu sisi badan, aphasia (ketidakmampuan untuk mengerti atau

berbicara), atau tidak mampu untuk melihat salah satu sisi dari luas pandang (visual field).

Stroke memerlukan tindakan medis yang maksimum hanya berlangsung beberapa jam saja

setelah terjadinya stroke. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan tetap

atau kerusakan yang lebih parah. Dan jika tidak ditangani, bahkan bisa mengakibatkan

kematian.

Faktor – faktor yang meningkatkan risiko terjadinya stroke adalah : usia, tekanan darah

tinggi, stroke sebelumnya, diabetes, kolestrol tinggi, merokok, migraine dan thrombophilia

(cenderung trombosis).

2.2.1 Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke

hemorragik. Sebuah prognosis hasil sebuah penelitian di Korea menyatakan

bahwa 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria dengan prevalensi berupa

hipertensi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Stroke iskemik, karena

penyumbatan harus diberikan obat pengencer darah untuk melancarkan


9

sumbatan dalam waktu tidak lebih dari 3 jam setelah serangan stroke,

sedangkan stroke hemorragik dimana terjadi pendarahan harus segera

dilakukan pembedahan untuk membersihkan darah dari otak. Jika terlambat

penangannya, maka pasien akan menderita pasca stroke yang lebih berat (Neil

R. Sims, 2010).

a. Stroke Hemorragik

Dalam stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga

menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu

daerah di otak dan merusaknya. Pendarahan dapat terjadi di seluruh bagian

otak seperti caudate putamen; talamus; hipokampus; frontal, parietal, dan

occipital cortex; hipotalamus; area suprakiasmatik; cerebellum; pons; dan

midbrain. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik menyerang penderita

hipertensi. Stroke hemorragik terbagi menjadi subtipe

intracerebralhemorrhage (ICH), subarachnoid hemorrhage (SAH),

cerebralvenous thrombosis, dan spinal cord stroke. ICH lebih lanjut terbagi

menjadi parenchymal hemorrhage infarction, dan punctate hemorrhage.

b. Stroke Iskemik

Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi disepanjang jalur

pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh

dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri carotis interna

merupakan cabang dari artericarotis communis sedangkan arteri vertebralis

merupakan cabangdari arteri subclavia.


10

2.2.2 Patofisiologi

Pusat area otak besar yang terpapar iskemia akan mengalami penurunan

aliran darah yang dramatis, menjadi cedera dan memicu jenjang reaksi seperti

lintasan eksitotoksisitas yang berujung kepada nekrosis yang menjadi pusat

area infark dikelilingi oleh penumbra/zona peri-infarksi.

2.3 Komponen CT Scan


CT Scan adalah suatu alat yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi dengan cara

memanfaatkan computer untuk melakukan rekontruksi data yang telah diperoleh dari

sejumlah baris detektor yang menerima berkas sinar-X yang mengalami penyerapan

sejumlah energi atenuasi (Bontrager & Lampignano,2014).

CT-Scan adalah prosedur yang menggunakan sinar X, dengan hasil yang diolah dengan

komputer untuk menghasilkan gambar dalam irisan-irisan, sehingga dapat melihat masing-

masing gambaran irisan yang diambil dengan lebih detail. Dengan teknik ini, gambar yang

dihasilkan jauh lebih detail dibandingkan rontgen biasa, sehingga dapat membantu

diagnosis dengan lebih akurat. Saat melakukan pemeriksaan CT-Scan, pasien diminta

berbaring di atas meja pemeriksaan yang akan masuk ke dalam mesin CT-Scan yang

berbentuk seperti terowongan. Dengan teknik CT-Scan akan didapat gambaran axial dari

penampang tubuh yang diperiksa, dan juga memperlihatkan organ–organ yang pada

pemeriksaan radiografi konvensional tidak tampak karena mengalami overlapping dengan

organ–organ lain. Banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan CT-Scan,

diantaranya CT-Scan kepala, CT-Scan abdomen. CT-Scan orbita, CT-Scan thoraks, dll.

Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan–lahan dipindahkan

ke dalam gantry CT-Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan
11

gambar dengan teknik irisan. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini

selesai berkisar dari 5 menit sampai 15 jam, tergantung pada jenis CT-Scan yang

digunakan. Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit.

2.4 Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala


Letakkan pasien pada posisi supine dengan penahan kepala. Pastikan pasien tersebut

tidak berotasi atau miring. Atur meja pemeriksaan sehingga coronal alignment light tepat

berada pada pertengahan midcoronal plane. Lakukan topogram. Tentukan lokasi scan dari

basis cranii ke vertex. Sudut gantry disesuaikan dengan basis cranii (tulang occipital)

(foramen magnum) dan tulang frontal ( roof of orbit) (Ballinger, 2013).

2.4.1 Indikasi
Menurut Bontrager (2018) indikasi umum untuk pemeriksaan CT Scan kepala
adalah sebagai berikut :
a. Tumor – lesi metastasi, meningioma, glioma
b. Sakit kepala
c. Patologi peredaran darah – cerebrovascular accident (CVA), aneurysm,
arteriovenous malformation (AVM).
d. Inflamasi atau infeksi – meningitis
e. Trauma – epidural dan subdural hematoma, fraktur
f. Kelainan bawaan
g. Hidrosefalus
12

BAB III
PENATALAKSANAAN DAN HASIL

3.1 DATA PASIEN


Nama Pasien : Tn. Z
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pemeriksaan : CT Scan Kepala Polos
Klinis : Stroke

3.2 PERSIAPAN PASIEN


Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan CT-Scan Kepala Polos. Hanya
melepaskan benda – benda bersifat logam disekitar kepala yang dapat menimbulkan artefak
pada hasil citra.

3.3 ALAT DAN BAHAN

Gambar 3.1 Pesawat CT Scan

1) Pesawat CT Scan
2) Komputer untuk pengaturan parameter dan proses scanning.
3) Komputer rekontruksi gambaran
4) Alat fiksasi kepala
13

3.4 TEKNIK PEMERIKSAAN


1) Posisi Pasien
a. Pasien supine (head first) dan tempatkan kepala pasien pada head rest.
b. Kedua lengan di letakkan disamping tubuh.
c. Demi kenyamanan pasien dapat diberikan selimut.

2) Posisi Objek
a. Tempatkan kepala pasien pada head rest. Atur kepala hingga MSP kepala sejajar
dengan lampu indikator horizontal setinggi MAE. Kepala di fiksasi dengan head
rest (central point pada glabella).
b. Masukkan coach kearah gantry sampai lampu indikator atas di pertengahan vertex
dan lampu indikator sampai setinggi MAE.

Gambar 3.2 Posisi Pasien

3.5 PROSEDUR DAN LANGKAH TEKNIK CT-SCAN


1) Prosedur Pemeriksaan
a. Pertama pilih patient schedule
14

b. Kemudian pilih continue update

c. Lalu pilih nama pasien yang akan diperiksa, kemudian pilih select patient.

d. Kemudian isi Radiologist dan Operator, isi sesuai dengan dokter dan radiografer
pada saat jam dinas tersebut, setelah itu dibagian protocol selection pilih dibagian
kepala dan pilih pemeriksaan Helical head.

2) Prosedur Scanning
Setelah semua prosedur diatas telah dilakukan, kemudian lanjut ke bagian scanning.
15

a. Pertama tama pilih Ok dan Confirm

b. Setelah itu selama proses scanning tunggu instruksi untuk menekan “Move to
Scan dan Star Scan” secara bergantian.

c. Kemudian aturlah potongan topogramnya lalu pilih next series, dengan


mengatur batas atas dan batas bawahnya, pada gambaran AP dan Lateral aturlah
scanogram dari mandibula sampai vertex.
16

d. Kemudian pilih kembali confirm dan tekan tombol move dan scan.

3) Proses MPR (Multi Planar Rekontruksi)


Setelah scanning selesai, dilanjutkan dengan rekonstruksi, dengan pilih image
works, lalu pilih nama pasien yang diperiksa, lalu pilih gambaran yang paling tipis,
dan lanjut dengan memilih reformat.

4) Potongan Gambaran CT Scan Kepala


a. Dengan mengatur Thickness dengan ukuran 3 mm, Apply to All dan Average.

b. Kemudian ambil gambaran Axial di gambaran sagittal dengan memilih Batch, Lalu pilih
17

oblique, Lalu atur batas atasnya dan batas bawah nya. Lalu atur kembali thickness 3mm
dan FOV nya sesuai yang tampil di layar computer,setelah itu ganti namanya menjadi
Axial 3mm, Preview, lalu pilih Ok.

c. Adapun potongan Coronal dari CT Scan Kepala


Selanjutnya setelah potongan Axial, ambil lagi potongan coronal dari gambaran
sagittal,lalu mengganti kembali Thickness nya menjadi 3mm.

d. Kemudian untuk mengambil potongan coronal yaitu dengan mengatur dari kiri
ke kanan,setelah itu ganti nama menjadi Coronal 3mm, Preview, lalu pilih Ok
18

e. Adapun potongan Sagittal dari CT Scan Kepala


Setelah potongan Axial dan Coronal selesai diambil, dilanjutkan dengan
mengambil potongan sagittal di bagian coronal. Kemudian mengambil potongan
dari kiri ke kanan, Lalu ganti nama menjadi Sagittal 3mm Preview, dan pilih Ok

f. Setelah selesai pilih exit dan dilanjutkan dengan mengirim semua potongan yang
sudah diedit dengan memilih ABPACS, kemudian setelah selesai di lanjutkan
dengan mengimportdan release
19

3.6 HASIL RADIOGRAF


20
21

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat
terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang
seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan
pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi
otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011).
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi
karena pembentukan trombus disuatu arteri serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak
dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak (Corwin, 2001).

4.2 SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan pada laporan kasus ini yaitu untukmahasiswa
praktik agar dapat memahami dengan seksama teknik pemeriksaan CT Scan Kepala
dengan Indikasi Stroke untuk bekal saat penanganan pasien kedepannya.
22

DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, K. L. & Lampignano, J. P., 2014. Textbook of Radiographic Positioning and

Related Anatomy. 8 ed. St Louis: Elsevier Mosby

Bruce W. Long. 2016. Merrill’s Atlas of Radiographic Positioning and Procedure


. Volume 2. Edisi 13. Elsevier. USA
Netter, Frank H. 2014.Atlas of Human Anatomy. Six Edition. Philadelphia, USA:Saunders
Elsevier.
https://akgditkesad3.blogspot.com/2015/02/tugas-makalah-anatomi-fisiologi-kepala.html

Anda mungkin juga menyukai