Disusun Oleh :
NADYA NURHABIBAH
18002022
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai
laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja Komperensif Program Studi Diploma
III Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru.
Nama : Nadya Nurhabibah
NIM : 18002022
Judul Laporan Kasus : Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan CT-Scan
Kepala dengan Klinis di Unit Radiologi Rumah
Sakit Awal Bros Ahmad Yani
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan CT
Scan Kepala dengan Klinis Stroke di Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Komperensif (PKK) Semester VI Prodi DIII Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru, yang
bertempat di Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Dra. Wiwik Suryandartiwi A. MM selaku Ketua STIKes Awal Bros Pekanbaru
2. Ibu Yulida Ningsih,Amd.Rad selaku Clinical Instructure (CI) Praktek Kerja Komperensif
di Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani
3. Seluruh Radiografer dan Staf unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna
memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis juga berharap laporan kasus ini bermanfaat
bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
iii
3.5 Prosedur dan Langkah Teknik CT Scan ..........................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Cranium atau tulang tengkorak merupakan puncak dari kolum vertebrae yang terdiri dari
22 tulang yang berbeda dan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu 8 tulang cranial dan 14 tulang
facial. Tulang cranial (crani- = mengenai otak) membentuk cavum cranii yang membungkus
dan melindungi otak. Kedelapan tulang cranial adalah tulang frontal, dua buah tulang parietal,
dua buah tulang temporal, tulang occipital, tulang sphenoid, dan tulang ethmoid. Tulang facial
berjumlah 14 buah yang membentuk wajah. Keempat belas tulang tersebut adalah dua buah
tulang maxilla, dua buah tulang zygomatic, tulang mandibular, dua buah tulang lacrimal, dua
buah tulang palatine, dua buah tulang conchae nasal inferior, tulang vomer, dan tulang nasal
yang mendasari suatu organ yaitu organ hidung atau dengan nama latin nasal. Tulang cranial
berfungsi sebagai wadah pelindung bagi otak, sedangkan tulang facial berfungsi sebagai
pembentuk tulang wajah sekaligus melindungi system respiratori dan system digestive bagian
Stroke adalah suatu kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh darah
arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor. Stroke, atau
cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena
gangguan suplai darah keotak. Hal ini dapat terjadi karena iskemia (berkurangnya aliran darah)
(pendarahan). Stroke iskemik yang biasanya disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada
penderita stroke dan bisa mencapai 85 persen, sedangkan stroke pendarahan hanya 15 persen,
tetapi stroke pendarahan dapat menyebabkan kematian pada 40 persen pasiennya. Yang perlu
diperhatikan juga adalah stroke iskemik ringan yang gejalanya mirip stroke, tetapi akan hilang
1
2
dengan sendirinya dalam 24 jam (transient ischemicattacks (TIA)). Hal ini terjadi karena
penyumbatan pembuluh darah hanya terjadi sementara. Tetapi bagaimanapun, jika hal ini
terjadi, maka kemungkinan terjadinya stroke berikutnya yang lebih berat dapat terjadi.
DiIndonesia, stroke terjadi pada 12 dari 1.000 orang dan satu dari 7 pasien yang mengalami
Salah satu modalitas imejing yang dapat mendiagnosis adanya stroke adalah Computed
Tomography atau biasa disebut CT Scan. Pada CT- scan tersebut memiliki prosedur pencitraan
diagnostik yang menggunakan kombinasi dari sinar-x dan teknologi komputer untuk
menghasilkan gambar penampang (yang sering disebut irisan atau slice), baik horisontal
maupunvertikal dari tubuh. Generasi terbaru dari CT- scan yaitu MSCT-scan (Multi Slice
bagian tubuh manusia seperti cranium, cardiovascular, cardiac, otak, abdomen, colon dan
sebagainya. Multi Slice CT- scan dengan kecepatannya merupakan generasi CT- scan canggih
dengan peningkatan kecepatan yang sangat signifikan dari generasi terdahulu, sehingga
Dalam Praktek Kerja Komperensif (PKK) kali ini penulis mendapat kesempatan untuk
menerapkan pembelajaran yang telah diperoleh selama waktu perkuliahan, yakni dalam bidang
radiologi yang bertempat di unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani. Salah satu
pemeriksaan yang dilakukan penulis selama praktek yaitu mengenai pemeriksaan CT-Scan
Kepala Polos yang mana banyak orang sering mengalami kelainan pada bagian ini yang dapat
disebabkan oleh berbagai macam hal. Untuk memastikan adanya kelainan pada daerah kepala
maka perlu dilakukan pemeriksaan CT-Scan Kepala polos, oleh karena itu penulis membuat
satu laporan kasus yang berjudul “Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala Polos
3
dengan Klinis Stroke di Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
Menurut Gray (2004), kepala merupakan bagian terpenting dari tubuh yang terdiri dari
tulang tengkorak (cranium), otak (cerebral), dan organ-organ penting seperti mata, telinga,
hidung dan mulut.
2.1.1 Cranium
Cranium atau tulang tengkorak merupakan puncak dari kolum vertebrae yang
terdiri dari 22 tulang yang berbeda dan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu 8 tulang cranial
(Gambar 2.1) dan 14 tulang facial (Gambar 2.2). Tulang cranial berfungsi sebagai
wadah pelindung bagi otak, sedangkan tulang facial berfungsi sebagai pembentuk
tulangwajah sekaligus melindungi system respiratori dan system digestive bagian atas.
(Ballinger, 2016).
Tulang cranial yang berfungsi sebagai pelindung otak atau cerebral dibagi atas 2
bagian, yaitu calvarium (tutup kepala) dan base (dasar kepala).
2.1.2 Otak
Cerebral atau otak merupakan struktur pusat pengaturan yang memiliki volume
sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Cerebral mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, prilaku, dan fungsi tubuh seperti detak jantung,
tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.Cerebral terdiri dari dua
bagian utama yaitu Cerebrum (otak besar) dan Cerebellum (otak kecil) (Damasio,
2005). Adapun penjelasan kedua bagian tersebut adalah:
a. Cerebrum
Cerebrum, bagian terbesar otak manusia, dibagi menjadi dua bagian yang sama,
hemisfer serebri kiri dan kanan (Gambar 2.3).Keduanya saling berhubungan
melalui korpus kalosum, suatu pita tebal yang diperkirakan terdiri dari 300 juta
akson neuron yang berjalan di antara kedua hemisfer. Korpus kalosum adalah "jalan
layang informasi" tubuh. Kedua hemisfer berkomunikasi dan saling bekerja sama
melalui pertukaran informasi instan lewat koneksi saraf ini (Sherwood, 2011).
6
b. Cerebellum
Menurut Sherwood (2011) juga di cerebellum ditemukan lebih banyak neuron
individual daripada di bagian otak lainnya dan hal ini menunjukkan pentingnya
struktur ini. Serebelum terdiridari tiga bagian yang secara fungsional berbeda
dengan peran berbeda yang terutama berkaitan dengan kontrol bawah sadar
aktivitas motorik (Gambar 2.5). Secara spesifik, bagian-bagian cerebellum
melakukan fungsi-fungsi berikut:
1) Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol
gerakan mata.
2) Spinoserebelum meningkatkan tonus otot danmengoordinasikan gerakan
volunter terampil. Bagian otak ini sangat penting dalam memastikan waktu
yang tepat kontraksi berbagai otot untuk mengoordinasikan gerakan yang
melibatkan banyak sendi. Sebagai contoh, gerakan sendi bahu,siku, dan
pergelangan tangan anda harus sinkron bahkan ketika anda melakukan gerakan
sederhana seperti mengambil pensil. Bagian ini juga menerima masukan dari
reseptor – reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan posisi yang sebenarnya
terjadi.
3) Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter
dengan memberikan masukan ke daerah motorik korteks. Ini juga merupakan
bagian serebelum yang menyimpan ingatan procedural.
8
arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor. Stroke, atau
cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena
gangguan suplai darah keotak. Hal ini dapat terjadi karena iskemia (berkurangnya aliran
haemorrhage (pendarahan).
Karenanya daerah yang terkena stroke tidak dapat berfungsi seperti seharusnya. Gejala
anggota badan dari salah satu sisi badan, aphasia (ketidakmampuan untuk mengerti atau
berbicara), atau tidak mampu untuk melihat salah satu sisi dari luas pandang (visual field).
Stroke memerlukan tindakan medis yang maksimum hanya berlangsung beberapa jam saja
setelah terjadinya stroke. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan tetap
atau kerusakan yang lebih parah. Dan jika tidak ditangani, bahkan bisa mengakibatkan
kematian.
Faktor – faktor yang meningkatkan risiko terjadinya stroke adalah : usia, tekanan darah
tinggi, stroke sebelumnya, diabetes, kolestrol tinggi, merokok, migraine dan thrombophilia
(cenderung trombosis).
2.2.1 Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke
bahwa 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria dengan prevalensi berupa
sumbatan dalam waktu tidak lebih dari 3 jam setelah serangan stroke,
penangannya, maka pasien akan menderita pasca stroke yang lebih berat (Neil
R. Sims, 2010).
a. Stroke Hemorragik
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu
cerebralvenous thrombosis, dan spinal cord stroke. ICH lebih lanjut terbagi
b. Stroke Iskemik
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh
dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri carotis interna
2.2.2 Patofisiologi
Pusat area otak besar yang terpapar iskemia akan mengalami penurunan
aliran darah yang dramatis, menjadi cedera dan memicu jenjang reaksi seperti
memanfaatkan computer untuk melakukan rekontruksi data yang telah diperoleh dari
sejumlah baris detektor yang menerima berkas sinar-X yang mengalami penyerapan
CT-Scan adalah prosedur yang menggunakan sinar X, dengan hasil yang diolah dengan
komputer untuk menghasilkan gambar dalam irisan-irisan, sehingga dapat melihat masing-
masing gambaran irisan yang diambil dengan lebih detail. Dengan teknik ini, gambar yang
dihasilkan jauh lebih detail dibandingkan rontgen biasa, sehingga dapat membantu
diagnosis dengan lebih akurat. Saat melakukan pemeriksaan CT-Scan, pasien diminta
berbaring di atas meja pemeriksaan yang akan masuk ke dalam mesin CT-Scan yang
berbentuk seperti terowongan. Dengan teknik CT-Scan akan didapat gambaran axial dari
penampang tubuh yang diperiksa, dan juga memperlihatkan organ–organ yang pada
diantaranya CT-Scan kepala, CT-Scan abdomen. CT-Scan orbita, CT-Scan thoraks, dll.
Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan–lahan dipindahkan
ke dalam gantry CT-Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan
11
gambar dengan teknik irisan. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini
selesai berkisar dari 5 menit sampai 15 jam, tergantung pada jenis CT-Scan yang
tidak berotasi atau miring. Atur meja pemeriksaan sehingga coronal alignment light tepat
berada pada pertengahan midcoronal plane. Lakukan topogram. Tentukan lokasi scan dari
basis cranii ke vertex. Sudut gantry disesuaikan dengan basis cranii (tulang occipital)
2.4.1 Indikasi
Menurut Bontrager (2018) indikasi umum untuk pemeriksaan CT Scan kepala
adalah sebagai berikut :
a. Tumor – lesi metastasi, meningioma, glioma
b. Sakit kepala
c. Patologi peredaran darah – cerebrovascular accident (CVA), aneurysm,
arteriovenous malformation (AVM).
d. Inflamasi atau infeksi – meningitis
e. Trauma – epidural dan subdural hematoma, fraktur
f. Kelainan bawaan
g. Hidrosefalus
12
BAB III
PENATALAKSANAAN DAN HASIL
1) Pesawat CT Scan
2) Komputer untuk pengaturan parameter dan proses scanning.
3) Komputer rekontruksi gambaran
4) Alat fiksasi kepala
13
2) Posisi Objek
a. Tempatkan kepala pasien pada head rest. Atur kepala hingga MSP kepala sejajar
dengan lampu indikator horizontal setinggi MAE. Kepala di fiksasi dengan head
rest (central point pada glabella).
b. Masukkan coach kearah gantry sampai lampu indikator atas di pertengahan vertex
dan lampu indikator sampai setinggi MAE.
c. Lalu pilih nama pasien yang akan diperiksa, kemudian pilih select patient.
d. Kemudian isi Radiologist dan Operator, isi sesuai dengan dokter dan radiografer
pada saat jam dinas tersebut, setelah itu dibagian protocol selection pilih dibagian
kepala dan pilih pemeriksaan Helical head.
2) Prosedur Scanning
Setelah semua prosedur diatas telah dilakukan, kemudian lanjut ke bagian scanning.
15
b. Setelah itu selama proses scanning tunggu instruksi untuk menekan “Move to
Scan dan Star Scan” secara bergantian.
d. Kemudian pilih kembali confirm dan tekan tombol move dan scan.
b. Kemudian ambil gambaran Axial di gambaran sagittal dengan memilih Batch, Lalu pilih
17
oblique, Lalu atur batas atasnya dan batas bawah nya. Lalu atur kembali thickness 3mm
dan FOV nya sesuai yang tampil di layar computer,setelah itu ganti namanya menjadi
Axial 3mm, Preview, lalu pilih Ok.
d. Kemudian untuk mengambil potongan coronal yaitu dengan mengatur dari kiri
ke kanan,setelah itu ganti nama menjadi Coronal 3mm, Preview, lalu pilih Ok
18
f. Setelah selesai pilih exit dan dilanjutkan dengan mengirim semua potongan yang
sudah diedit dengan memilih ABPACS, kemudian setelah selesai di lanjutkan
dengan mengimportdan release
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat
terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang
seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan
pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi
otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011).
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi
karena pembentukan trombus disuatu arteri serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak
dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak (Corwin, 2001).
4.2 SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan pada laporan kasus ini yaitu untukmahasiswa
praktik agar dapat memahami dengan seksama teknik pemeriksaan CT Scan Kepala
dengan Indikasi Stroke untuk bekal saat penanganan pasien kedepannya.
22
DAFTAR PUSTAKA