Anda di halaman 1dari 40

Refleksi Kasus

Abortus
Inkomplit
Nur Rafida
20204010015
Identitas Pasien

Nama : Ny L
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 14 Oktober 2000 / 20 tahun
Alamat : Jetis Bantul
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Tamat SMA
Agama : Islam
Tanggal masuk : 03 Juni 2021
KELUHAN UTAMA
Keluar darah dari jalan lahir

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Seorang wanita usia 20 tahun G1P0A0 datang ke IGD rumah sakit dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak tanggal 31 Mei 2021, Pasien
mengatakan sudah periksa ke bidan dan diberi obat penguat. Darah keluar dari
jalan lahir disertai nyeri perut .
RIWAYAT
PENYAKIT DAHULU
Riwayat Diabetes Melitus ()
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Asma (-)
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Alergi obat (-) KELUARGA
RIWAYAT Penyakit serupa (-
PERSONAL SOSIAL )Hipertensi (-)

 Ibu RumahTangga. Diabetes Melitus (-)


 Tidak merokok
 Tidak konsumsi alkohol.
RIWAYAT OBSETRI & GINEKOLOGI

Riwayat Menstruasi Riwayat Kehamilan


Menarche usia 11 tahun HPHT : 14-02- 2021
-
,siklus 28 hari, teratur, HPL : 21-11-2021
lama 6 hari, nyeri haid (-) Kehamilan I : Hamil ini

,
Riwayat Perkawinan
Nikah 1 kali, lama Riwayat ANC : 4 kali
pernikahan 6 bulan, Trimester 1 : 4 kali di Bidan
menikah usia 20
tahun Riwayat KB : -
PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign Status Gizi


KU :Sakit Sedang, Compos Mentis Berat Badan : 63 kg
TD : 110/70 mmHg Tinggi Badan : 155 cm
Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat angkat. Lila : 23,3 cm
RR : 20 x/menit IMT : 26 (18,5-25,0)
Suhu : 37 oC (axilla)
VAS : 3
PEMERIKSAAN FISIK
Normocephal, Konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-)

JVP (-), Limfadenopati


SDV (+/+), wheezing
(-)
(-/-), ronkhi (-/-),
S1S2 (+/+) reguler Inspeksi : Jejas (-)
Palpasi : TFU belum teraba
Perkusi : Tymphani (+)
Akral Hangat (+/+),
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
edema (-/-)

VT : Dinding vagina tenang, OUI


tertutup, perdarahan ± 100cc, keluar
jaringan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
31/05/2021
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.0 12.0-16.0 d/dl
Lekosit 17,87 4.00 –11.00 10^3/uL
Eritrosit 5,22 4.00-5.00 10^6/uL
Trombosit 314 150-450 10^3/uL
Hematokrit 41,0 36.0-46.0 vol%
HITUNG JENIS
Eusinofil 2 2-4 %
Basofil 0 0-1 %
Batang 0 2-5 %
Segmen 82 51-67 %
Limfosit 13 20-35 %
Monosit 3 4-8 %
GOL DARAH B
HEMOSTATIS
PPT 13.4 12.0-16.0 Detik
APTT 38.9 28.0-38.0 Detik
Control PPT 14,2 11.0-16.0 Detik
Control APTT 33,6 28.0-36.5 Detik
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
KIMIA KLINIK
FUNGSI HATI
SGOT 18 <31 U/L
SGPT 12 <31 U/L
FUNGSI GINJAL
Ureum 12 17-23 Md/dl
Creatinin 0.44 0.60-1.10 Md/dl
DIABETES
GDS 81 80 –200 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 135.5 137.0-145.0 Mmol/l
Kalium 3.71 3.50-5.10 Mmol/l
Klorida 108,4 98.0-107.0 Mmol/l
SERO-IMUNOLOGI
HEPATITIS
HBsAg Negatip Negatip
SARS Cov-2
AntiSARS Cov-2 Non reaktip Non reaktip
INFEKSI LAIN
HIV Screening Non Reaktip Non Reaktip
USG (31/05/2021)

Gestasional sac
Didapatkan sisa hasil konsepsi 1,7 cm
Usia Kehamilan 8 minggu
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 Uk 8 minggu+1 hari dengan Abortus
Inkomplit

TATALAKSANA
Misoprostol ½ tablet
Kuretase
FOLLOW UP
03/06/2021 04/06/2021
S Flek-flek +, nyeri perut + berkurang Telah dilakukan kuretase

O KU baik, CM, KU baik, CM,


TD : 112/82 mmhg TD : 112/82 mmhg
HR : 92 x/menit HR : 92 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 kpm
S : 36.5 C S : 36. C
Spo2 97% SpO2 :97%
VAS : 1 VAS : 1
A G1P0A0 Uk 8 minggu+1 hari dengan P0A1 post kuretase a.i Abortus Inkomplit
Abortus Inkomplit

P Pro kuretase Amoxicillin 3x500mg


Asam Mefenamat 3x500mg
Metergin 3x1
FOLLOW UP
05/06/2021
S Flek-flek-, nyeri perut -

O KU baik, CM,
TD : 113/92 mmhg
HR : 76 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36. C
Spo2 97%
VAS : 1
A P0A1 post kuretase a.i abortus inkomplit H.1

P Amoxicillin 3x500mg
Asam Mefenamat 3x500mg
Metergin 3x1
ANALISIS MASALAH

Pasien didiagnosis abortus


karena mengeluhkan keluar Pasien didiagnosis abortus
darah dari jalan lahir sejak inkomplit karena pada
tanggal 31 Mei 2021 dan pemeriksaan fisik vagina
perdarahan disertai dengan toucher didapatkan jaringan
nyeri perut. Berdasarkan dari yang keluar bersama darah
USG usia kehamilan pasien
8 minggu
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Faktor
Resiko Terjadinya
Abortus?

2. Bagaimana 3. Bagaimana
penegakan tatalaksana Abortus
diagnosis Abortus Inkomplit?
inkomplit?
DEFINISI ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan yaitu ketika kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin <500
gram baik secara spontan maupun induksi

Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil


konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa
yang tertinggal di dalam uterus.
KLASIFIKASI ABORTUS
Abortus Iminens yaitu Abortus Komplit yaitu
perdarahan dari uterus perdarahan pada
pada kehamilan sebelum kehamilan muda di mana
20 minggu, hasil konsepsi seluruh hasil
masih dalam uterus, dan Abortus Inkomplit yaitu
konsepsi telah keluar dari
tanpa adanya dilatasi pengeluaran sebagian hasil
kavum uteri
serviks konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dan
Abortus Insipiens yaitu
perdarahan uterus pada
masih ada sisa yang
kehamilan sebelum 20 tertinggal di dalam uterus.
minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang
Missed Abortus yaitu janin
semakin bertambah, tetapi telah mati namun tidak ada
hasil konsepsi masih dalam ekspulsi jaringan
uterus.
KLASIFIKASI ABORTUS

Abortus Habitualis Abortus Infeksius yaitu


yaitu keadaan dimana keguguran yang disertai
penderita mengalami infeksi baik pada uterus dan
keguguran organ sekitarnya, diikuti
berturut-turut tiga kali penyebaran kuman atau
atau lebih toksin ke dalam peredaran
darah atau
peritoneum.
FAKTOR RESIKO

PATRENAL FETAL
Kelainan sperma Kelainan genetik
MATERNAL

Penyakit infeksi, kelainan hormonal, gangguan nutrisiyangberat,


penyakitmenahundankronis,alkohol,merokokdanpenggunaan
obat-obatan, anomali uterus dan serviks,gangguan imunologis,trauma
fisikdanpsikologis,defekanatomissepertiuterusdidelfis,
inkompetensiaserviks,dansinekhiaeuterikarenasindromAsherman
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemerikaan Fisik
Pemeriksaan umum, abdomen dan panggul, terutama untuk
memastikan diagnosis keguguran, menentukan jenis keguguran,
menentukan ukuran dan posisi uterus (dengan pemeriksaan Tatalaksana
bimanual), serta ada atau tidaknya komplikasi

Anamnesis
Perdarahan pervaginam pada awal Pemeriksaan Penunjang
kehamilan dan nyeri perut bagian
bawah serta dapat disertai keluarnya Pemeriksaan Laboratorium, Pemeriksaan USG,
hasil konsepsi Pemeriksaan Jaringan
DIAGNOSIS
Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

Perdarahan pervaginam Pengeluaran sebagain


dari bercak hingga atau seluruhnya produk
berjumlah banyak konsepsi
Ukuran Uterus
lebih kecil dari
seharusnya

Diagnosa ditegakkan
Perut nyeri dan kaku Serviks dapat tertutup dengan pemeriksaan
atau terbuka USG
Tatalaksana Abortus

Tatalaksana Tatalaksana
Tatalaksana Umum Medis dan Operatif
Medikamentosa
Tatalaksana Umum
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik).
3. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,
berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam selama 48 jam.
4. Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
5. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional
dan konseling kontrasepsi pasca keguguran.
6. Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus
Tatalaksana Medis
Pada abortus insipiens, inkomplit, dan missed abortion, tatalaksana
medis dilakukan untuk membantu mengeluarkan hasil konsepsi dari
dalam uterus sebagai upaya untuk menyelamatkan nyawa ibu.
Keguguran komplit tidak memerlukan tata laksana medis untuk
evakuasi hasil konsepsi karena proses tersebut sudah selesai.
Pada abortus septik, selain evakuasi hasil konsepsi, diperlukan pula
tata laksana khusus untuk mengatasi infeksi yang terjadi.
EVAKUASI HASIL KONSEPSI

 Secara umum, evakuasi hasil konsepsi dapat


dilakukan secara aktif dengan obat-obatan
(medikamentosa) atau prosedur operatif dengan
aspirasi vakum.
 Metode kuretase tajam tidak lagi
direkomendasikan oleh WHO dan FIGO karena
risiko komplikasi prosedural yang mungkin
muncul. Karena itu, POGI mendukung penggunaan
aspirasi vakum atau obat-obatan sebagai metode
alternatif utama apabila tersedia
TATALAKSANA ABORTUS INKOMPLIT
Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

1. Lakukan konseling.
2. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan
jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks.
3. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi
vakum manual (AVM) adalah metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM
tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang
15 menit kemudian bila perlu).
4. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
5. Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik,
pindahkan ibu ke ruang rawat.
6. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke
laboratorium.
7. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap
6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam. BIla hasil pemantauan baik dan kadar
Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang.
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
 Metode medikamentosa telah terbukti aman dan efektif (tingkat
keberhasilan sekitar 95%). Obat yang tersedia di Indonesia dan
direkomendasikan oleh WHO untuk tata laksana medikamentosa
pada keguguran adalah misoprostol.
TATALAKSANA OPERATIF
 Tatalaksana operatif yang
direkomendasikan untuk evakuasi hasil
konsepsi yaitu berupa aspirasi vakum.
 Untuk evakuasi hasil konsepsi dengan tata
laksana operatif kehamilan ukuran uterus di
bawah 13 minggu, dilakukan aspirasi
vakum dengan aspirasi vakum manual
(AVM). Untuk ukuran uterus 13 minggu atau
lebih, dilakukan dilatasi dan evakuasi .
PERSIAPAN SERVIKS

 Persiapan serviks sebelum tatalaksana operatif (misalnya dengan misoprostol


atau laminaria ) dianjurkan untuk semua perempuan dengan usia kehamilan
13 minggu atau lebih, khususnya mereka yang berisiko tinggi untuk
mengalami cedera serviks atau perforasi uterus. Untuk usia kehamilan <13
minggu, persiapan serviks tidak mutlak diperlukan, namun dapat mengurangi
durasi prosedur dan mengurangi risiko adanya hasil konsepsi yang tertinggal.
MANAJEMEN NYERI
 Pada tatalaksana medikamentosa, setiap pasien ditawarkan obat antinyeri. Pemberian
NSAID, seperti ibuprofen, ketoprofen, asam mefenamat,diklofenak, atau ketorolak ,
disarankan untuk diberikan sebelum atau saat kram perut dimulai. Parasetamol bukan
merupakan pilihan lini pertama, sehingga sebaiknya hanya diberikan jika NSAIDs
tidak dapat diberikan.
 Sedangkan pada tatalaksana operatif dengan aspirasi vakum, blok paraservikal dan
pemberian NSAID dianjurkan untuk semua pasien
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
 Pemberian antibiotika profilaksis dianjurkan untuk prosedur aspirasi vakum dan dilatasi
dan evakuasi (D&E). Pilihan antibiotika yang diberikan adalah doksisiklin (200 mg per
oral), azitromisin (500 mg per oral), atau metronidazol (500 mg per oral), dan diberikan
sebanyak satu dosis sebelum prosedur dilakukan.
 Pemberian antibiotika profilaksis rutin tidak dianjurkan untuk tatalaksana
medikamentosa. Dosis terapeutik tidak diperlukan apabila tidak didapati
tanda infeksi.
UPAYA PENCEGAHAN SEBELUM
KEHAMILAN

Pendidikan kesehatan Pencegahan perilaku Konseling calon


reproduksi dan berisiko, termasuk pengantin dilakukan
seksual yang konsumsi alkohol, bagi pasangan yang
komprehensif rokok dan obat-obatan akan segera menikah
terlarang

Edukasi terkait Layanan kontrasepsi


kebersihan pribadi dan keluarga
untuk mencegah berencana
penyakit infeksi
UPAYA PENCEGAHAN DIMASA
KEHAMILAN
1. Asuhan antenatal yang berkualitas
2. Beberapa hal yang bisa dilakukan pada masa kehamilan:
a. mengikuti Kelas Ibu
b. makan makanan yang bergizi (misalnya sayuran, ikan, daging, telur,
susu)
c. menjaga kebersihan diri, terutama area genital dengan tujuan mencegah
infeksi yang bisa mengganggu proses implantasi janin
d. hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga
menghambat sirkulasi uteroplasenta
e. konsumsi tablet tambah darah (TTD) dengan rutin.
3. Edukasi terkait tanda bahaya pada kehamilan, khususnya perdarahan pada
kehamilan muda
4. Edukasi terkait bahaya induksi keguguran yang tidak aman
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai