ISOTERM ADSORBSI
x
log
Gambar 3.3. Grafik hubungan antara m dengan log C
3.8. Pembahasan
- Preparasi larutan, memipet asam klorida 32% 0,2 N dan melarutakan dengan
aquadest dalam labu ukur sampai tanda batas, menimbang natrium hidroksida
0,1 N sebanyak 2 gram dan melarutkan dengan aquadest dalam labu ukur
sampai tanda batas. Menimbang asam oksalat sebanyak 0,315 gram dan
melarutan dengan aquadest dalam labu ukur sampai tanda batas
- Standardisasi larutan natrium hidroksida dan larutan standard asam oksalat,
dimana memipet larutan asam oksalat ke dalam Erlenmeyer dan titik akhir
titrasi ditandai dengan berubahnya larutan dari tidak berwarna menjadi merah
muda pada Erlenmeyer yang diberi indikator phenolplatein 3 tetes
- Menimbang 1 gram karbon aktif sebanyak 6 kali, setelah itu masukkan ke
dalam Erlenmyer, tambahkan asam klorida 0,2 N ke dalam masing-masing
Erlenmeyer, kemudian tutup Erlenmeyer tersebut dan kocok dengan waterbath
shacker dengan variabel waktu. Setelah itu saring dengan kertas saring dan di
dapat asam klorida jernih. Kemudian memipet larutan asam klorida yang telah
di saring ke dalam Erlenmeyer dan selanjutnya titrasi dengan lauran standard
natrium hidroksida 0,1 N dan titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya
larutan dari tidak berwarna menjadi merah muda pada Erlenmeyer yang diberi
indikator phenolplatein 12 tetes
- Lama pengocokkan dengan waktu yang bervariasi yakni, 5, 10, 15, 20, dan 30
menit, hubungan waktu dengan kapasitas adsorbat adalah semakin lama waktu
pengadukan maka kontak antara partikel akan semakin lama, sehingga
kapasitas adsorbat juga akan semakin meningkat
- Semakin lama waktu pengadukan makan semakin besar volumenya
- Adsorbat adalah zat (molekul, atom, atau ion) yang diserap, yang bertindak
sebagai adsorbat adalah larutan asam klorida, sedangkan adsorben adalah zat
yang menyerap, yang bertindak sebagai adsorben adalah karbon aktif, dimana
karbon aktif menyerap asam klorida.
3.9. Kesimpulan
Dalam proses isoterm adsorbsi waktu yang di gunakan untuk menetukan
lamanya pengocokan terhadap adsorbant yang diserap pada proses adsorbsi asam
klorida dengan karbon aktif bervariasi yakni: 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit,
dengan memakai asam klorida sebagai adsorbat dan karbon aktif sebagai adsorben
dimana semakin lama waktu pengocokan maka semakin banyak asam klorida
yang diserap pada proses adsorbsi karena konsentrasi asam klorida semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Asip, Faisol. dkk. 2008. Uji Efektifitas Cangkang Telur dalam Mengadsorbsi Ion Fe
dengan Proses Batch. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya. (Diakses pada 26 Mei 2016).
Fatimah, Is. 2014. Adsorpsi dan Katalis Menggunakan Material Berbasis Clay.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fithri, Lailatul., dan Amaria. 2013. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Ion Sianida (CN-)
Pada Hibrida Amino Silika Terimpregnasi Besi (III). Jurusan Kimia FMIPA-
Universitas Negeri Surabaya. (Diakses pada 24 Mei 2016).
Hartini, Y. 2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut
Kelapa. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta (Diakses pada 28 Mei 2016).
Jamilatun, Siti. dkk. 2014. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dan
Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair. Program Studi Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. (Diakses pada 30 Mei
2016).
Kusuma, I Dewa Gede Dwi Prabhasastra. dkk. 2014. Isoterm Adsorpsi Cu2+ oleh
Biomassa Rumput Laut Eucheuma Spinosum. Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. (Diakses pada 23 Mei
2016).
Langenati, Ratih. 2012. Pengaruh Jenis Adsorben Dan Konsentrasi Uranium Terhadap
Pemungutan Uranium Dari Larutan Uranil Nitrat. Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir, Batan, Serpong. (Diakses pada 27 Mei 2016).
McCabe, W. L., Smith, J. C., Harriott, P. 1999. Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat
Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Prabarini, Nunik.,dan Okayadnya, DG. Penyisihan Logam Besi (Fe) pada Air Sumur
dengan Karbon Aktif dari Tempurung Kemiri. Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jatim.(Diakses pada 25 Mei 2016).
Rahmawati, Esty., dan Yuanita, Leny. 2013. Adsorpsi Pb2+ oleh Arang Aktif Sabut
Siwalan (Borassus flabellifer). Jurusan Kimia FMIPA, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya. (Diakses pada 23 Mei
2016).
Said, Muhammad. dkk. 2008. Aktifasi Zeolit Alam Sebagai Adsorbent pada Adsorpsi
Larutan Iodium. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
(Diakses pada 26 Mei 2016).
Sembodo, Bregas S T. 2005. Isoterm Kesetimbangan Adsorpsi Timbal Pada Abu Sekam
Padi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNS. (Diakses pada 23 Mei 2016).