Oleh :
Nadilla Frimadiah Fitri 2040312087
Preseptor :
dr. Lydia Aswati, Sp.A, M.Biomed
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Hipotermi
Pada bayi baru lahir, NST merupakan jalur utama untuk meningkatkan
produksi panas secara cepat sebagai reaksi atas paparan dingin.5
Definisi
Epidemiologi
Mekanisme Hipotermi
3) Kegagalan termoregulasi
Kegagalan termoregulasi secara umum disebabkan kegagalan hipotalamus
dalam menjalankan fungsinya dikarenakan berbagai penyebab. Keadaan
hipoksia intrauterin /saat persalinan/postpartum, defek neurologik dan
paparan obat prenatal (analgesik/anestesi) dapat menekan respon
neurologik bayi dalam mempertahankan suhu tubuhnya. Bayi sepsis akan
mengalami masalah dalam pengaturan suhu dapat menjadi hipotermi atau
hipertermi.
Dampak Hipotermi
Diagnosis
Hipotermi ditandai dengan akral dingin, bayi tidak mau minum, kurang
aktif, kutis marmorata, pucat, takipneu dan takikardia. Hipotermi yang
berkepanjangan akan menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen,
respiratory distress, gangguan keseimbangan asam basa, hipoglikemi, defek
koagulasi, sirkulasi fetal persisten, gagal ginjal akut, enterokolitis nekrotikan dan
pada keadaan yang berat akan menyebabkan kematian.5
Tatalaksana
B. Hipotermi sedang
1) Ganti pakaian yang dingin atau basah dengan pakaian yang hangat,
memkai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
2) Bila ada ibu / pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan
melakukan kontak kulit dengan kulit atau perawatan bayi lekat (Kangaroo
Mother Care)
3) Bila ibu tidak ada :
• Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan alat pemancar
panas, gunakan inkubator dan ruangan hangat, bila perlu
• Periksa suhu alat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan
sesuaikan pengatur suhu.
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering
diubah.
4) Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu,
berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
minum.
5) Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya gangguan
nafas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan bila terjadi hal
tersebut.
6) Periksa kadar glukosa darah, bila <45 mg/dl, tangani hipoglikemia.
7) Nilai tanda kegawatan, misalnya gangguan nafas, bila ada tangani
gangguan nafasnya
8) Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0,5°C/jam,
berarti usaha mengahangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu tiap 2
jam.
9) Bila suhu tidak naik, atau naik terlalu pelan, kurang 0,5°c/jam, cari tanda
sepsis.
10) Setelah suhu tubuh normal :
• Lakukan perawatan lanjutan
• Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu tiap 3 jam.
11) Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik
serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit,
bayi dapat dipulangkan. Nasihati ibu cara menghangatkan bayi di rumah.
Adaptasi Neonatus
a. Sistem Pernapasan
Napas yang pertama dipengaruhi oleh dua faktor yang berperan pada
rangsangan napas bayi:
• Hipoksia yang berperan pada rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
• Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru
selama persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru
secara mekanis.
Setelah lahir, saat tali pusat dipotong, duktus venosus menutup, resistensi
vascular sistematik meningkat. Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan cairan paru. Peningkatan aliran darah paru
akan mendorong peningkatan sirkulasi limfe dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim. Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan
fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses
pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu
penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arterious
antara arteri paru dan aorta. 2
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh
darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah
tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi. Perubahan tekanan
sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat dipotong, resistensinya akan
meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena darah kurang ke
atrium berkurang yang dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan
juga menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi
ulang, serta saat terjadi pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama
dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang
dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru.2
Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatkan tekanan pada atrium
kanan akan terjadi penurunan atrium kiri , foramen ovale akan menutup, atau
dengan pernapasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat
menyebabkan duktus arterious mengalami kontriksi dan menutup. 2
Sectio Cesarea
1. Identitas Pasien
2. Anamnesis
Keluhan Utama
Bayi berat lahir 3500 gram
Riwayat kelahiran
▪ GPAH : G2P1A0H1
▪ Lahir cukup bulan, 38 – 39 minggu
▪ Lahir secara sectio cesarea di Rumah Sakit Achmad Mochtar ditolong oleh
dokter dan bidan. BB 3500g, PB 50 cm. A/S 7/8
▪ Langsung menangis kuat.
▪ Bayi aktif bergerak.
▪ Sesak nafas tidak ada.
▪ Kulit tampak kebiruan tidak ada
▪ Kulit tampak kuning tidak ada
▪ Ketuban jernih, tidak berbau
▪ Injeksi vitamin K, antibiotik gentamisin dan Hb0 sudah diberikan
Riwayat Kehamilan
• Keluhan selama hamil : Demam tidak ada, demam intrapartum tidak ada,
tekanan darah tinggi tidak ada
• Pemeriksaan kehamilan : ANC rutin ke Dokter spesialis 1x sebulan
• Pemeriksaan HbsAg (+)
Riwayat Keluarga
• Ayah
• Nama : Tn. X
• Umur : 39 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : S1
• Riwayat Penyakit :-
• Ibu
• Nama : Ny. D
• Umur : 35 tahun
• Pekerjaan : Guru
• Pendidikan : S1
• Riwayat Penyakit : Hepatitis B
3. Pemerisaan Fisik
Umum
Usia : 4 jam
Keadaan Umum : Tidak Tampak Sakit
Kesadaran : Composmentis
Frekuensi nadi : 128x/menit
Frekuensi napas : 45x/menit
Suhu : 36,4oC
Ikterik : tidak ada
Sianosis : ada
Anemis : tidak ada
Khusus
• Kulit
Inspeksi : terlihat kemerahan
Palpasi: teraba hangat, turgor kembali cepat
• Kepala
Normochepal, deformitas tidak ada, ubun-ubun datar, terbuka, rambut
hitam, lurus
• Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, sekret tidak ada
• Telinga
Telinga luar normal, Serumen tidak ada, recoil daun telinga baik
• Hidung
Nafas cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada, septum deviasi tidak ada
• Mulut
Sianosis sirkumoral ada, bibir tidak kering, mukosa mulut merah muda,
palatoskisis (-)
• Thoraks
• Paru
Inspeksi : dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi tidak ada
Palpasi dan perkusi tidak dilakukan
Auskultasi: suara napas bronkovesikuler, rhonkhi tidak ada, wheezing
tidak ada
• Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC V
Auskultasi : irama reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
• Abdomen
Inspeksi : distensi tidak ada, venektasi tidak ada, tali pusat ada, berwarna
kekuningan, tidak hiperemis, tidak udem, tidak bau, tidak berair
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
Auskultasi : bising usus ada, dalam batas normal
• Ekstremitas
Atas : akral hangat, CRT <2s
Bawah : akral hangat, CRT <2s
• Anus dan Genitlia :
Lubang anus ada, BAB belum keluar
Orifisium Uretra Eksterna di ujung gland penis, rugae scrotum jelas,
testis kiri dan kanan berada di dalam scrotum,
BAK belum keluar
• Reflek
• Moro : ada (++)
• Rooting : ada (++)
• Isap : ada (++)
• Pegang : ada (++)
Antropometri
Berat Badan : 3500 g
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 31 cm
Panjang Lengan : 14 cm
Panjang Tungkai : 20 cm
Ballard Score
4. Diagnosis Kerja
● Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (BBL 3500 gram, gravid 38
minggu)
● Hipotermi ringan
5. Rencana Pemeriksaan
• Cek suhu tiap jam
• Pemeriksaan HbsAg pada usia 7 Bulan
6. Tatalaksana
• Bayi dimasukkan kedalam inkubator
DAFTAR PUSTAKA