Bidari Khotijah - 2001051022 - Pajak A - Kelompok 4 - Modul 2
Bidari Khotijah - 2001051022 - Pajak A - Kelompok 4 - Modul 2
Bidari Khotijah - 2001051022 - Pajak A - Kelompok 4 - Modul 2
Oleh
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI D3 PERPAJAKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang multikultur menyebabkan Indonesia rentan akan konflik antar
daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas budaya masing-masing yang patut untuk
dikembangkan dan dijaga keberadaannya sebagai identitas bangsa agar tetap dikenal oleh
generasi muda. Koentjaraningrat (M. Munandar Soelaeman, 2007: 62) mengatakan bahwa
kebudayaan nasional Indonesia berfungsi sebagai pemberi identitas kepada sebagian warga dari
suatu nasion, merupakan kontinyuitas sejarah dari jaman kejayaan bangsa Indonesia di masa
yang lampau sampai kebudayaan nasional masa kini.
Persoalan yang dihadapi masyarakat semakin kompleks dalam tatanan kehidupan yang semakin
global. Sekat-sekat budaya, Ideologi, dan letak geografis tidak lagi menjadi hambatan untuk
saling berinteraksi dan berkomunikasi. Globalisasi, adalah sebutan untuk situasi dunia hari ini,
dimana budaya, informasi, komunikasi dan gaya hidup sudah saling terhubung dengan manusia
lainnya diseluruh penjuru belahan dunia. Jarak sudah bukan lagi halangan, karena proses
komunikasi sudah dapat dijangkau melalui teknologi.
Terdapat banyak nilai yang terkandung di dalam karakter bangsa yakni antara lain nilai
kebersamaan, sopan santun, ramah, bersahaja, agamis, gotong royong dan diantara lainnya
adalah nilai-nilai kearifaan lokal. Tidak sedikit kalangan yang mempertanyakan relevansi nilai
kearifan lokal ditengah-tengah perjuangan umat manusia menatap globalisasi. Kearifan lokal
atau yang biasa disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan
menggunakan akal budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu objek, atau peristiwa
yang terjadi dalam ruang tertentu. Nilai kearifan lokal menjadi identitas atau jati diri dari suatu
wilayah dalam suatu bangsa.
Perjumpaan berbagai nilai, norma, dan budaya lokal merupakan pertemuan atau peristiwa yang
mengglobal antara masyarakat, antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, dan harus
diwujudkan secara harmonis. Nilai-nilai yang dianggap benar menjadi acuan perilaku sehari-hari
masyarakat setempat. Kelangsungan atau perubahan kearifan lokal akan tercermin pada nilai-
nilai yang berlaku di kelompok masyarakat.
Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu atau makna dari sesuatu, dan nilai berkaitan erat dengan
budaya. Masyarakat yang menerapkan norma universal akan menghasilkan nilai yang baik, dan
pengaruhnya akan menghasilkan budaya yang baik. Budaya juga memiliki nilai-nilai yang selalu
diwariskan dan diimplementasikan sesuai dengan proses perubahan sosial. Penerapan nilai-nilai
budaya merupakan perwujudan budaya masyarakat.
3. Bagaimana Tata Nilai Masyarakat dan Perubahan Masyarakat dalam kegiatan sehari hari?
4. Bagaiamana Ragam Nilai Budaya Lokal yang ada di daerah Lampung?
2. Agar memahami bagaimana masyarakat dan apa saja bentuk dari masyarakat tersebut
3. Agar mengetahui tata nilai masyarakat dan bagaiamna perubahan yang terjadi pada
masyarakat
4. Untuk memahami Ragam nilai budaya lokal yang berada di daerah lampung
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai,Norma,budaya
Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi antar manusia berpedoman pada nilai-nilai dan dibatasi
oleh norma-norma kehidupan sosial, Nilai adalah hal-hal yang bermanfaat dan bermanfaat yang
dikehendaki masyarakat dan dianggap penting. Jika sesuatu memiliki kegunaan, kebenaran,
kebaikan, keindahan dan agama, maka itu berharga. Norma adalah ketentuan yang berisi perintah
atau larangan, dan anggota masyarakat harus mematuhi perintah atau larangan tersebut untuk
menyadari nilai. Nilai dan norma merupakan dua hal yang saling terkait, yang sangat penting
untuk terwujudnya tatanan sosial. Tatanan ini dapat dicapai jika anggota masyarakat bertindak
sesuai dengan nilai dan norma saat ini dan bertindak sesuai dengan itu.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang sudah lama bekerja bersama, sehingga dapat
mengatur dirinya sendiri ke dalam suatu kesatuan sosial dengan batasan tertentu. Definisi ini
menunjukkan adanya suatu kondisi yang disebut komunitas, yaitu pengalaman hidup bersama
dalam jangka waktu yang lama, adanya rasa kerjasama antar anggota kelompok, dan adanya
gagasan atau perasaan menjadi satu kesatuan kelompok. Mengarah ke kerjasama, menyesuaikan
diri dengan organisasi dan model, perilaku anggota. Faktor waktu memegang peranan penting,
karena setelah lama hidup bersama terjadi proses adaptasi dengan perilaku organisasi dan
kesadaran kelompok.
Terdapat suatu ciri yang melekat dalam kehidupan kelompok/kehidupan kolektif seperti
diuraikan di bawah ini.
a. Adanya pembagian kerja yang tetap. Masing-masing pendukung individu memiliki
tanggungjawab yang jelas untuk melaksanakan berbagai fungsi hidupnya.
b. Ketergantungan. Sebagai akibat adanya pembagian kerja yang tetap, maka masing-asing
individu merasakan adanya ketergantungan. Sebagaimana layaknyasebuah sistem, salah
satu saja unsurnya tidak berfungsi, maka mekanisme kerja akan gagal.
c. Kerjasama. Karena sifat ketergantungan, maka untuk mewujudkan tujuan harus
dilaksanakan secara bekerjasama.
d. Komunikasi. Komunikasi memerlukan suatu hal yang mutlak perlu untuk melaksanakan
kerjasama.
e. Diskriminasi. Terhadap pelaksana hak dan kewajiban, dalam kehidupan kolektif harus
dimunculkan suatu diskriminasi khususnya antara mahluk pendukung dalam suatu
kolektif dengan terutama pendukung kehidupan di luar kelompok kolektif.
Perbedaan prinsip, nilai, kepentingan tujuan antar kelompok masyarakat melahirkan bermacam-
macam bentuk masyarakat sebagaimana diuraikan di bawah ini.
a. Masyarakat Paguyuban (Gemein Schaft)Masyarakat paguyubansebagai suatu persekutuan
manusia yang disertai perasaan setia kawan dan kesatuan kolektif yang besar. Ciri
masyarakat paguyuban ini dapat dilihat dari adanya ketaatan, kesetiaan, dan kerelaan
berkorban sebagaimana yang terdapat pada keluarga. Untuk mencapai tujuan mereka
bersama, masing-masing anggotanya rela berkorban untuk kepentingan bersama menurut
kapasitas dan kemampuan masing-masing sehingga keterkaitan antar keluarga menjadi
sangat erat.
b. Masyarakat Pantembayan (Gesel Schaft)Dibandingkan dengan masyarakat paguyuban,
masyarakat patembayan memiliki pertalian yang lebih renggang. Ibarat seperti tumpukan
pasir, yang tiap butir-butirnya pasir dapat terpisah dari butir lainnya. Contoh masyarakat
patembayan ini adalah organisasi masyarakat dalam berbagai bentuk dan
ragamnya.Keterikatan mereka hanya diletakan pada dasar untuk mencapai tujuan
bersama. Adapun ciri-ciri masyarakat patembayan diantaranya pemenuhan hak seseorang
didasarkan pada pemenuhan kewajiban. solidaritas antara anggota tidak terlalu kuat dan
hanya bersifat sementara.
Ditinjau dari akibat perubahan dan perkembangan yang terjadi, masyarakat dapat
diklasifikasikan pada masyarakat tradisional dan masyarakat moderen.
a. Masyarakat Tradisional, sebagai bentuk dari kehidupan bersama, mempunyai keterkaitan
yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya, baik yang berupa manusia maupun yang
berupa benda. Hal ini dapat dimengerti bahwa kehidupan masyarakat tradisional sangat
tergantung pada manusia laindan kondisi alamnya. Mata pencarian berpusat pada sektor
pertanian dan nelayan.
b. Masyarakat Modern, merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah
mengalami kemajuan dalam bebagai aspek kehidupan. Salah satu ukuran kemajuan dapat
terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Bidang mata pencaharian, mereka tidak
bergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambat pada sektor lain seperti jasa
dan perdagangan.
Masyarakat Sederhana
a. Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah melemah
b. Adat-istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh dari luar
c. Masyarakat mulai berfikir rasional
d. Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan
e. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
f. Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur
masyarakat
g. Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat dekat, sedangkan
kegiatan ekonomi dilakukan atas dasar uang
Masyarakat Modern
a. Setiap perkembangan pada masyarakat tidak akan pernah berhenti karena pada kehidupan
masyarakat akan selalu terjadi perubahan baik secara cepat ataupun lambat. Contoh
perubahan secara lambat seperti perkembangan manusia prasejarah hingga menjadi
manusia seperti saat ini (proses evolusi), sedangkan perubahan secara cepat yaitu revolusi
industri.
b. Perubahan tidak hanya dibatasi bidang kebedaan ataupun bidang spiritual, akrena dua hal
berikut saling berhubungan. Contoh cara pandang terhadap banyak anak banyak rezeki
antara masyarakat desa akan berbeda dengan pandangan masyarakat yang tinggal di
perkotaan.
c. Perubahan yang terjadi secara cepat dapat mengakibatkan kekacauan sementara. Oleh
karena itu setiap orang harus bisa menyesuaikan diri terhadap adanya suatu perubahan.
d. Terjadinya suatu perubahan pada suatu lembaga kemasyarakataan maka akan
mempengaruhi lembaga yang lainnya untuk ikut berubah. Contohpada zaman penjajahan
saat muncul birokrasi kolonial, maka muncul golongan priyayi pada suatu masyarakat.
Masyarakat Lampung beradat Saibatin disebut juga Lampung Pesisir, karena pada umunya
mereka tinggal di daerah pesisir pantai. Masyarakat Lampung yang termasuk ikatan adat
Lampung Saibatin adalah sebagaimana berikut: Sekala Bekhak berlokasi di daerah Liwa, Kenali,
Pesisir Tengah, Utara, dan Selatan;Semaka berlokasi di daerah Kota Agung, Wonosobo,
Cukuhbalak, Pardasuka, Kedondong, Way Lima, Talangpadang,Teluk berlokasi di daerah Teluk
Ratai; Melinting berlokasi di daerah Labuhan Maringgai dan Kalianda; dan Khanau berlokasi di
daerah pesisir Danau Ranau.
Tata moral masyarakat Lampung dibangun dalam suatu sistem yang dikenal dengan
piil- pasenggiri, sebagai etos yang memberikan pedoman bagi perilaku dan bagi masyarakat
untuk membangun karya-karyanya. Piil pasenggiri merupakan suatu keutuhan dari unsur-unsur
yang mencakup :
a. Juluk-adek;
b. Nemui-nyimah;
c. Nengah-nyappur;
d. Sakai-sambaiyan;
e. Titie-gemanttei.
Pola distribusi Masyarakat
Provinsi Lampung merupakan sebuah provinsi paling selatan di pulauSumatera. Di sebelah utara
berbatasan dengan Bengkulu dan Palembang Sumatera Selatan. Provinsi Lampung dengan
Ibukota Bandar Lampung, merupakan wilayah provinsi pertama lokasi transmigrasi di Indonesia.
Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka (zaman pemerintah Kolonial Belanda). Hal ini
diperkuat dengan adanya potret transmigrasi pertama di desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan
(dulu bagian dari Kabupaten Lampung Selatan - kini sejak tahun 2007 ketika ada pemekaran
daerah ini kemudian menjadi salah satu kabupaten yang berdiri sendiri yaitu Kabupaten
Pesawaran.
Transmigrasi penting untuk pembangunan nasional. Transmigrasi merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan
kerja, meningkatkan produksi dalam meningkatkan pendapatan. Transmigrasi juga berfungsi
untuk mempercepat perubahan pengelompokan dan penggolongan manusia dan membentuk
jalinan hubungan sosial dan interaksi sosial yang baru. Transmigrasi sebagai perpindahan
penduduk dari daerah asal ke daerah yang baru untuk mendapatkan pekerjaan atau mencari mata
pencarian di daerah yang baru dalam rangka memperbaiki kehidupannya. Biasanya para
transmigran berasal dari daerah padat penduduknya dengan kondisi sosial ekonomi budaya dan
geografis yang kurang baik dan kurang menguntungkan.
Dari banyaknya pola kebudayaan yang terjadi di masyarakat, mengakibatkan cara pandang
masing-masing individu berbeda. Oleh karena itu masyarakat perlu memahami bahwa
kebudayaan itu bersifat:
Variatif; Kebudayaan meliputi semua aspek yang terdapat dalam kehidupan manusia.
Sehubungan dengan hal ini maka kebudayaan dibagi menjadi tujuh unsur: peralatan dan
perlengkapan hidup, sistem mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, ilmu
pengetahuan, kesenian dan religi.
Universal; beberapa aspek dari kebudayaan merupakan adat istiadat dan kegiatan yang umum
pada masyarakat.
Counter culture; kelompok yang dengan sadar berusaha membuang kepercayaan, nilai, dan
norma dari mayoritas. Counter culture inilah yang melahirkan sub-kebudayaan yaitu kelompok-
kelompok yang kepercayaan, norma, dan nilai-nilainya berbeda dari mayoritas, seperti fenomena
homoseksual, dll.
Salah satu konsekuensi adanya interaksi budaya tersebut menimbulkan pertemuan budaya yang
memungkinkan terjadinya perubahan orientasi pada nilai-nilai yang pada akhirnya mewujud
pada apa yang kita sebut sebagai pergeseran, perbenturan (clash) ataupun konflik. Sumber utama
penyebabnya adalah komunikasi antar budaya yang tersumbat.
Pola-pola dalam interaksi budaya masyarakat memiliki arti penting, setidaknya alasannya sbb:
a. Adanya kecenderungan perbedaan secara global. Seiring perkembangan yang menuju apa
yang disebut sebagai Global Village memberikan implikasi tentang adanya hubungan-
hubungan yang meningkat sehingga menimbulkan kesadaran untuk mempelajari masalah
komunikasi antar budaya ini. Hal ini terjadi karena masalah pertemuan antar budaya yang
terjadi seringkali muncul permasalahan karena banyak pihak yang tidak saling
memahami pihak lain yang berbeda dalam hal-hal tertentu.
b. Adanya kecenderungan perbedaan domestik. Selain dalam lingkup internasional juga
terjadi perubahan di kalangan domestik dengan munculnya subbudaya-subbudaya yang
beragam di lingkup domestik.
c. Adanya kesempatan mempelajari mengenai interpersonal atau dengan kata lain kesadaran
pribadi.Dengan komunikasi antar budaya akan memberikan pemahaman yang kaya
tentang perbedaan makna yang berkonsentrasi pada kerja manusia dan kemauan kita
untuk mengekplorasi dan memahami perbedaan budaya dan segala kompleksitasnya yang
akan memperkaya pengalaman hidup kita dalam kerangka kehidupan sosialmasyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat adalah sekelompok orang yang sudah lama bekerja bersama, sehingga dapat
mengatur dirinya sendiri ke dalam suatu kesatuan sosial dengan batasan tertentu. Definisi ini
menunjukkan adanya suatu kondisi yang disebut komunitas, yaitu pengalaman hidup bersama
dalam jangka waktu yang lama, adanya rasa kerjasama antar anggota kelompok, dan adanya
gagasan atau perasaan menjadi satu kesatuan kelompok. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran mutlak ataupun angka yang pasti untuk
menemukan berapa jumlah manusia yang harus ada, akan tetapi secara teoritis angka minimnya
adalah dua orang yang hidup secara bersama-sama setidak-tidaknya dua orang.Terdapat suatu
ciri yang melekat dalam kehidupan kelompok/kehidupan kolektif.Adanya pembagian kerja yang
tetap. Masing-masing pendukung individu memiliki tanggungjawab yang jelas untuk
melaksanakan berbagai fungsi hidupnya. Sebagai akibat adanya pembagian kerja yang
tetap, maka masing-asing individu merasakan adanya ketergantungan.
3.2 Saran
Berdasarkan Penjelasan Materi materi di atas maka penulis memberikan saran bahwa nilai
maupun norma harusnya di laksanakan dengan bijaksana,dan juga harus mengetahui lebih
mendalam bagaimana nilai dan norma yang ada di daerah lingkungan tempat tinggal karna suatu
daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya dalam konsep menerapkan nilai dan juga
norma.Selain nilai dan norma persebaran budaya lokal daerah juga harus di pahami bagaimana
sejarahnya dan apa saja yang membuat budaya itu utuh teteap terjaga sampai kini.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/18416/2/BAB%20I%2010405241001.pdf
http://repository.unpas.ac.id/13175/4/BAB%201.pdf
https://www.scribd.com/presentation/389629461/Nilai-Norma-Dan-Budaya-Lokal
http://repositori.kemdikbud.go.id/5597/1/ANTROPOLOGI%20KELOMPOK
%20KOMPETENSI%20C.pdf
Modul 2 NILAI, NORMA, dan BUDAYA LOKAL
Daftar soal
Soal Pilihan Ganda :
1.masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
merupakan pengertian menurut…
b.E.hiller :194;214
c.Soekarno : 1978;28
Kunci Jawaban : C
Kunci Jawaban : C
Kunci Jawaban ; A
4. Sikap pemurah,Buka Tangan,suka memberi dan menerima dalam arti materi sesuai dengan
kemampuan merupakan pengertian dari …
a.Nengah-nyapur
b.Sakai Sambayan
c.Nemui-Nyimah
d.Juluk-Adek
kunci Jawaban : C
a.Variatif
b.Relatif
c. Universal
d.Inofatif
Kunci Jawaban : D
a.3 Bagian
b.4 Bagian
c.2 Bagian
d.1 Bagian
Kunci Jawaban : A
a.Folkways
b.Mores
c.Norma Hukum
d.Norma agama
Kunci jawaban : B
8.Norma yang terbagi atas 2 bagian yaitu yang tertulis dan tak tertulis adalah…
a.Folkways
b.Mores
c.Cusrom
d.Norma Hukum
Kunci Jawaban :A
9.Pekerjaan yang di lakukan sebagai pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keindahan ,Merupakan pengertian dari..
a.Profesi
b.Etika Khusus
d.Norma
d.Etika Umum
Kunci Jawaban: A
10.Bentuk dari kehidupan bersama,Mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan
hidupnya,baik berupa manusia maupun benda merupakan pengertian dari…
A,Masyarakat Maju
b.Masyarakat Tradisional
c.Masyarakat Modern
d.Masyarakat Sederhana
Kunci Jawaban : B
Soal Esay :
1.Jelaskan Apa yang di maksud dengan Masyarakat ?
Jaawab : Masyarakat adalah sekelompok orang yang sudah lama bekerja bersama,
sehingga dapat mengatur dirinya sendiri ke dalam suatu kesatuan sosial dengan batasan tertentu.
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa kesamaan unsur atau ciri tentang masyarakat?
Jawab :
a. Masyarakat adalah sekumpulan manusia. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran
mutlak ataupun angka yang pasti untuk menemukan berapa jumlah manusia yang
harus ada, akan tetapi secara teoritis angka minimnya adalah dua orang yang
hidup secara bersama-sama setidak-tidaknya dua orang
b. Kesatuan manusia itu bergaul dan hidup bersama dalam jangka waktu yang relatif
cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati,
seperti umpamanya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia
itu juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau
perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu timbullah sistim
komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia di dalam kelompok tersebut.
c. Adanya kesadaran tentang identitas kesatuan hidup bersama
d. Kesatuan hidup bersama ini menghasilkan suatu “kebudayaan”
b. Masyarakat Modern, merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah
mengalami kemajuan dalam bebagai aspek kehidupan. Salah satu ukuran kemajuan dapat
terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Bidang mata pencaharian, mereka tidak
bergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambat pada sektor lain seperti jasa
dan perdagangan
4.Berdasarkan ciri ciri struktur sosialnya,Ada 3 bentuk masyarakat,Apa sajakah bentuk bentuk
masyarakatnya dan berikan 3 masing masing ciri dalam bentuk masyarakat tersebut !
Jawab :
8. Disebabkan oleh apa Pergeseran dan perubahan tentang sistem nilai budaya masyarakat itu ?
Jawab :
perubahan tentang system nilai budaya masyarakat, antara lain disebabkan oleh:
a. Kelancaran komunikasi antar pendukung system nilai budaya pada masyarakat
bersangkutan.
b. Teradinya beraneka ragam perubahan dalam masyarakat bersangkutan.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam masyarakat bersangkutan
9. sebutkan serta jelaskan aspek kehidupan manusia yang menjadi dua model !
Jawab :
Aspek kehidupan dapat manusia dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu:
a. Aspek kehidupan manusiawi;
Aspek kehidupan manusiawi yang diungkapkan sesuai dengan system nilai budaya
sebagai pandangan hidup, saling sayang menyayangi, saling harga menghargai, dll.
b. Aspek kehidupan tidak manusiawi;
Aspek kehidupan manusiawi yang tidak manusiawi terungkap melalui sikap dan
perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, sehingga akhirnya menimbulkan
penderitaan bagi dirinya sendiri.
10. Sebutkan dan juga jelaskan 2 sifat dari kebudayaan !
Jawab :
kebudayaan itu bersifat:
Variatif Kebudayaan meliputi semua aspek yang terdapat dalam kehidupan manusia.
Sehubungan dengan hal ini maka kebudayaan dibagi menjadi tujuh unsur: peralatan dan
perlengkapan hidup, sistem mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, ilmu
pengetahuan, kesenian dan religi.
Relatif (relativisme kebudayaan);Kebudayaan yang bersifat umum dapat mengakibatkan
terbentuknya budaya yang berbeda, yang tergantung pada pengalaman pendukung
kebudayaan itu sendiri.