Bidari Khotijah - 2001051022 - Sudi Kasus Etika Lingkungan - Kuis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN ETIKA & KEARIFAN LOKAL

STUDI KASUS ETIKA LINGKUNGAN

Oleh

Bidari Khotijah (2001051022)

JURUSAN AKUNTANSI

PRODI D3 PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020/2021
1.1 Penjelasan Kasus Pelanggaran Etika Lingkungan

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar, dikelilingi oleh lautan luas dengan pantai
yang panjang. Wilayah laut Indonesia sekitar 75 persen dari total luas wilayah, terdiri
dari 3,1 juta kilometer persegi (km) laut teritorial dan 2,7 juta kilometer persegi laut
dari zona ekonomi eksklusif.Maka dari itu laut dan sekitarnya menjadi hal yang
sangat di jaga dan di pedulikan,karna sebagian besar masyarakat indonesia mampu
bertahan hidup dari laut dan sekitarnya.

Tak heran jika Pencemaran laut selalu mendapat perhatian internasional, hal ini
disebabkan efek dari kegiatan pengelolaan laut suatu negara yang sudah mulai
mengganggu ketersediaan sumber daya alam bagi pemerintah, negara dan negara lain.
Ini memerlukan tindakan pertanggungjawaban khusus karena memiliki banyak efek
negatif.

Berdasarkan hal itu maka saya akan membahas salah satu kasus pelanggaran etika
lingkungan,khusunya di bidang pencemaran lingkungan daerah laut yang pernah
terjadi di salah satu daerah di indonesia. Kasus ini terjadi pada 31 Maret 2018,di
daerah teluk balikpapan.

Kasus ini merupakan Kasus pencemaran minyak yang terjadi di teluk Balikpapan dan
merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir. Kasus pencemaran minyak
bermula pada 31 Maret 2018, kebocoran minyak terjadi diduga akibat patahnya pipa
penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke kilang
Balikpapan. Pipa yang dipasang pada 1998 tersebut putus dan bergeser sekitar 120
meter dari posisi awalnya. Penyebab pipa patah mengarah pada kapal MV Ever
Judger milik Power Metal Investment Ltd.1 Jangkar kapal seberat 12ton diduga
tersangkut di pipa, lalu terseret hingga patah. Pukul 06.00 WITA tim melakukan
penyisiran di perairan Pertamina terkait dengan tumpahan minyak tersebut, dimulai
dari pelabuhan Chevron, pelabuhan Semayang sampai Kampung Atas Air Baru Ilir,
Balikpapan Barat. Hasil patroli laut batas tumpahan minyak arah utara Kampung Atas
Air hingga arah selatan pelabuhan Speed Chevron, arah Lawe-Lawe batas
pertengahan antara kilang dan kapal tanker berlabuh. Sekitar pukul 10.00 WITA,
melintas kapal Kargo batu bara, dan memicu terbakarnya tumpahan minyak serta
membakar sebuah kapal nelayan dan kapal kargo itu sendiri.2

Beberapa hari setelah terjadi kebakaran kapal, ditemukan pipa putus pada Selasa 3
Maret yang kemudian hasil putusnya pipa tersebut baru bisa disampaikan setelah
kebakaran kapal karena posisinya belum diketahui. Posisi pipa berada di Teluk
Balikpapan yang dalam kondisi tidak jernih di mana jarak pandang hanya sampai 50
centimeter (cm) yang kemudian posisi pipa baru terdeteksi setelah tim penyelam
melakukan pengecekan di lokasi kejadian. Pipa diketahui telah terseret 120 meter dari
posisi semula dan berada di kedalaman 20-26 meter dibawah permukaan laut dengan
panjang 4,5 km yang terbentang dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan3.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan yang menjadi
penyebab tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.

Tumpahan minyak disebabkan oleh putusnya pipa di bawah laut akibat tersangkut
jangkar kapal. Jangkar kapal membuat pipa patah dan minyak yang mengalir ke luar
bercampur dengan air laut dan memicu kapal terbakar. Seharusnya tidak ada kapal
yang melakukan lego jangkar di area tersebut. Namun karena cuaca buruk memaksa
kapal melakukan lego jangkar dan kapal pun terombang-ambing, sehingga membuat
jangkar kapal menyeret pipa. Kapal tersebut mengangkut batu bara ke China asal
Panama. 4 Tumpahan itu juga berdampak pada lingkungan di wilayah Balikpapan,
pertama, terdapat pasir/tanah yang terkontaminasi minyak seluas 12.145 m3 di Kota
Balikpapan dan 30.156 m3 di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kedua, masih
ditemukan jejak minyak di pasir pantai pada kedalaman yang bervariasi, mulai dari
vegetasi pantai, muara sungai, biota, batu karang. Ketiga, area hutan mangrove yang
terkena dampak tumpahan terdapat pada Penajam Paser Utara dan Kariangau Kota
Balikpapan dengan luas area terdampak sekitar 270 hektare (ha).

Dampak kerusakan ini, masyarakat sekitar tidak bisa beraktivitas di pantai seperti
berenang atau memancing, rusaknya ekosistem di pesisir Balikpapan hingga radius 80
kilometer, berpindahnya spesies mamalia, dan hilangnya mata pencaharian ratusan
nelayan.5 Pipa penyalur tersebut juga berada di Daerah Terbatas Terlarang (DTT) di
mana kapal seharusnya tidak boleh membuang jangkar karena dapat mengganggu
operasi pipa. Jangkar kapal yang dilakukan oleh pelayaran tersebut diperkirakan telah
lolos atau terlewat dari posisi kejadian terseretnya pipa minyak tersebut. Penyebab
patahnya pipa Pertamina itu masih dalam proses penyelidikan oleh Polda setempat.
Pencemaran ini menjadi masalah yang penting bagi Indonesia, karena ke sekian kali
telah terjadi pencemaran minyak yang mencemari lingkungan laut Indonesia.

Maka dari itu sesuai penjabaran kasus tersebut saya sebagai penulis akan mengalalisis
terkait kesalahan etika lingkungan yang di langgar dari kasus yang sudah di jabarkan
di atas.

1.2 Analisis kasus pelanggaran etika lingkungan

Berdasarkan berita di atas yang di dapat dari salah satu web,setelah di telusuri lebih
mendalam ternyata awal mula terjadinya tragedi yang menimpa sekitar 7.000 hektare
area di teluk balikpapan di akibatkan karena adanya pipa bawah laut  terminal Lawe-
lawe ke fasilitas refineery PT Pertamina yang putus dan mengakibatkan minyak
mentah pun bocor dan tumpah di area teluk balikpapan tersebut.Putusnya pipa milik
pertamina itu karena ditabraknya pipa minyak bawah laut milik Pertamina oleh Kapal
Kargo MV Ever Judger di Teluk Balikpapan. Setelah terjadi kebocoran minyak
mentah itu yang tadinya hanya menyebar kesedikit daerah menjadi lebih luas,yang
membuat ketidaknyamanan masyarakat sekitar teluk balikpapan tersebut.

Berdasarkan hal itu maka dapat di simpulkan ini murni sebuah kecelakaan bukan
akibat yang di sengaja. Namun seharusnya PT.Pertamina sendiri harus memiliki
prosedur keamanan yang lebih baik lagi. Pengecekan secara berkala juga seharusnya
di lakukan oleh PT.Pertamina,Apalagi ini bukan hanya menyangkut keberlangsungan
bisnis mereka,Tapi juga kemanan dan juga kenyamanan masyarakat sekaligus
ekosistem sekitar teluk balikpapan.

Kesalahan yang di lakukan PT.Pertamina sendiri harusnya dapat di tanggulangi


secara cepat dan tepat,namun respon yang cukup lama dari PT.Pertamina
mengakibatkan masalah penyebaran minyak mentah ini menjadi lebih melebar dan
lebih memburuk,yang membuat ekosistem dan kerugian yang lebih banyak lagi.

1.3 Analisis Dampak Kasus Tumpahan minyak diTeluk Balikpapan

Berdasarkan berita yang sudah di sebutkan diatas,Pt.Pertamina berarti melakukan


pelanggaran etika lingkungan dan melanggar undang undang yang telah di atur terkait
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)  yang mana di jelaskan
dalam UU No 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. UU
disahkan di Jakarta, 3 Oktober 2009 oleh Presiden dan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Andi Mattalatta.

Dalam UU ini tercantum jelas dalam Bab X bagian 3 pasal 69 mengenai larangan
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi larangan
melakukan pencemaran, memasukkan benda berbahaya dan beracun (B3),
memasukkan limbah ke media lingkungan hidup, melakukan pembukaan lahan
dengan cara membakar, dan lain sebagainya.

Larangan-larangan tersebut diikuti dengan sanksi yang tegas dan jelas tercantum pada
Bab XV tentang ketentuan pidana pasal 97-123. Salah satunya adalah dalam pasal
103 yang berbunyi: Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan
pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga
miliar rupiah).

Dampak dampak yang disebabkan oleh kasus ini bukan hanya di rasakan oleh
masyarkat namun juga di rasakan oleh tumbuhan,hewan dan ekosistem laut.Minyak
mentah menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan di daerah teluk
balikpapan,bahkan kasus ini merenggut korban jiwa.

Dibawah ini dijelaskan dampak dampak yang terjadi dari kasus tumpahnya minyak di
daerah teluk balikpapan

Dampak Bagi masyarakat :

Dampak bagi masyarakat yaitu antara lain

- Bau minyak yang menyengat mengggangu kesehatan warga masyarakat


sekitar
- Kerusakan kapal nelayan akibat terbakar
- Terjadi krisis air bersih di daerah sekitar teluk balikpapan
- Masyarakat banyak yang kehilangan mata pencaharian yang mayoritas
sebagai pelayan
- Perekonomian masyarakat menurun (Pariwisata)
- Terancam terkena penyakit yang beresiko tinggi karena menghirup udara yang
tercemar minyak
- Mengakibatkan korban jiwa (5 Orang )

Dampak Bagi ekosistem sekitar :

Selain masyarakat ekosistem sekitar teluk juga terdampak antara lain dampaknya :

- Ikan ikan di daearah sekitar mengandung minyak yang berbahaya jika


terkonsumsi
- Matinya beberapa tanaman mangrove di daerah sekitar kasus
- Matinya habitat Kepiting yang mengakibatkan petani gagal panen
- Matinya satu ekor Pesut
- Matinya beberapa ekosistem padang lamun
- Musnahnya plankton didaerah sekitar
- Beberapa Kawasan terumbu karang rusak
- Tercemarnya air di sekitar daerah
- Rusaknya beberapa ekosistem rumput laut
- Habitat mamalia terganggu dan satwa terancam bermigrasi

Banyaknya daerah yang terdampak Sekitar 7.000 hektare, dengan panjang pantai
yang terkena dampak di sisi Kota Balikpapan dan Penajam Paser Utara mencapai 60
kilometer. Hasil analisis satelit pada 1 April 2018 mengestimasi total luas tumpahan
minyak di Teluk Balikpapan mencapai 12.987,2 hektare.

1.4 Solusi

Sangat banyak dampak yang terjadi hanya karena satu kasus,bahkan kasus tersebut
merenggut korban jiwa.Bukan hanya dampak bagi masyarakat sekitar namun juga
dampak dari kasus ini di rasakan oleh PT.Pertamina selaku pemilik pipa yang bocor.
Mereka juga mengalami kerugian uang maupun materil.

Dari kasus ini kita tidak bisa hanya menyalahkan pihak PT.Pertamina saja,namun
PT.Pertamina harus tetap memberikan pertanggung jawaban atas insiden tumphan
minyak ini.

Ada beberapa solusi untuk kasus ini menurut saya,antara Lain :

Pertama, Setelah terjadi kasus ini,Minyak mentah yang tumpah itu harus segera di
bersihkan dengan alat pendukung yang sesuai dengan kegunaaan nya.Agar
meminimalisir penyebaran minyak dan juga pencemaran udara dari minyak mentah
tersebut yang memiliki kandungan berbahaya bagi makhluk hidup

Kedua,Memperbaiki pipa yang yang bocor,Sekaligus memantau keadaan konstruksi


yang ada di daerah rusaknya pipa tersebut.Hal ini di lakukan untuk meminimalisir
kerusakan kerusakan lain yang kemungkinan terjadi pada konstruksi yang di miliki
perusahaaan.
Ketiga,Melakukan pengungsian untuk masyarakat. Masyarakat harusnya bisa
menjauhi lingkungan sekitar terutama masyarakat yang daerahnya tercium bau
minyak yang menyengat yang mana bau dari minyak ini bisa menyebabkan pusing
mual bahkan bisa menimnulkan penyakit berbahaya lainnya.Maka dari itu untuk
meminimalisir bertambahnya korban akibat kasus ini harus di lakukannya evakuasi
atau pengungsian bagi masyarakat sekitar

Keempat,Untuk ekossistem laut di lakukan pengecekan secara menyeluruh dan juga


di lakukan pemindahan ke tempat yang lebih aman. Seperti yang sudah di bahas
minyak mentah tersebut sangat berbahaya untuk makhluk hidup bukan hanya
manusia namun juga bagi mahluk hidup atau biota laut lain.

Kelima,Melakukan rehabilitasi terkait daerah yang terdampak.Adanya tumbuhan


yang terkena dampak dari kasus ini maka setelah di lakukannya pembersihan secara
menyuluruh hus di lakukan rehabilitasi atau pembaharuan dan penanaman kembali
tumbuhan tumbuhan yang rusak maupun yang mati akibat terkena dampak dari
tumpahan minyak mentah di teluk balikpapan ini.

Keenam,Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat. Selain melakukan


evakuasi kepada masyarakat harus juga di lakukan pemeriksaan kesehatan baik fisik
maupun psikis karna mungkin saja dari kasus ini bukan hanya saja fisik mereka yang
terkena dampak tapu bisa jadi ada masyarakat yang merasa trauma.

Ketujuh,Pemberian solusi untuk peningkatan kembali ekonomi di sekitar daerah.


Banyaknya hal yang rusak dari dampak kasus ini pasti membuat penurunan yang
berarti bagi perekonomian masyarakat sekitar.Mulai dari banyaknya ikan yang
mati,Terbakarnya kapal,hingga sepinya wisatawan. Maka dari itu Pt.Pertamina
maupun pemerintah harus memberikan hal yang setimpal untuk perekonomian
mereka yang menjadi mata pencaharian mereka sampai perekonomian tersebut benar
benar pulih

Kedelapan,Pemberlakukan evaluasi bagi Perusahan terkait


Kesembilan,Pengadaan kegiatan mediasi antara Pt.Pertamina dengan tokoh
masyarakat atau yang bisa mewakili masyarakat terdampak,untuk membericarakan
secara mendaalam terkait apa yang harus di lakukan untuk kedepannya.

1.5 Penutip

Lingkungan adalah tempat tiggal semua makhluk hidup. Dengan lingkungan yang
bersih akanmemberikan dampak yang baik bagi makhluk hidup yang tinggal di
dalamnya. Pencemaranlingkungan dapat didefinisikan sebagai masuknya bahan atau
energi ke dalam lingkunganyangmenyebabkan timbulnya perubahan yang tidak
diharapkan, baik bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga menggangu
kesehatan, eksistensi manusia,dan aktivitas manusia,sertaorganisme
lainnya.Sedangkan Atika lingkungan menurut Poerwadarminta adalah
pengetahuantentang asas-asas mengenai akhlak atau moral.

Etika lingkungan hidup memberikan pelajaran kepada kita bagaimana cara kita
menghormati, menggunakan dan melestarikan alam. Apabila perilaku manusia
terhadap alam baik maka alam akan berlaku baik pula kepada manusia. Terjadinya
bencana pada saat-saat ini merupakan ulah dari manusia sendiri yang tidak bisa
menjaga alam dengan baik. Oleh karena itu, bersahabat baiklah dengan alam.

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung
dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir -etik”. Artinya, manusia melakukan
pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan
demikiandapatdikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar d
alam krisis etika atau krisismoral.

Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-
norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri.
Manusiamodern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam
begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi
penurunan secara drastiskualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian
spesies dari muka bumi, yang
diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya 
mencuatsebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.Maka
dari itu perbaikan etika lingkungan hidup harus segara di laksanakan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mongabay.co.id/2018/04/04/tumpahan-minyak-pertamina-di-teluk-
balikpapan-cemari-7-000-hektar-area/
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43626386
https://regional.kompas.com/read/2021/04/07/224854278/sudah-3-tahun-tragedi-
tumpahan-minyak-di-teluk-balikpapan-tunggu-putusan?page=all
http://www.findyou.com.pdf/2010/04/10/Etika_lingkungan_hidup.

Keraf, A. S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara

Soeriaatmadja, R.E, IlmuLingkungan, Bandung: ITB, 2003

Anda mungkin juga menyukai