Anda di halaman 1dari 8

Gejala dan faktor resiko

Gejala

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu jenis infeksi nosokomial yang angka kejadiannya
paling tinggi di Indonesia yaitu sekitar 39%-60%. Gejala yang sering timbul yaitu mual, muntah,
demam, disuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan disertai nyeri suprapubik
dan daerah pelvis. (Dipiro, 2016)

Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang jaringan paru, dengan
penyebabnya adalah virus atau bakteri. Gejala yang muncul confusion/disorientasi, batuk
berdahak, dahak berwarna coklat/ hemoptisis,demam, menggigil, susah bernafas, nyeri dada,
sianosis, takipnea/ nafas cepat dan takikardi/ nadi cepat. (pdpi,2003)

Gastritis

Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak.
Beberapa gejala gastritis yaitu panas dan juga nyeri yang menggerogoti dalam lambung, hilang
nafsu makan, cepat merasa kenyang saat makan, perut kembung, mual, muntah dan sakit perut

Faktor resiko

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik
umum. Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya ISK seperti umur, jenis kelamin, berbaring lama, penggunaan obat immunosupresan
dan steroid, pemasangan katerisasi, kebiasaan menahan kemih, kebersihan genitalia, dan faktor
predisposisi lain.(dipiro, 2016)

Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur
dan protozoa. Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk
sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Faktor resiko pada pneumonia adalah
faktor usia, penyakit komorbid seperti diabetes mellitus, Asplenia,penyakit kardiovaskular
kronis, merokok, dan konsumsi alcohol (dipiro, 2016)

Gastritis

Penyakit gastritis memiliki beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang untuk
mengalaminya. Factor resiko gastritis ialah konsumsi makanan yang mengangdung minyak,
garam berlebih, konsumsi alcohol berlebih, system kekebalan tubuh yang menurun, konsumsi
narkoba dan merokok.
Tgl Problem Subyektif/ Terapi Analisis Obat DRP Plan &
Medis Obyektif Monitoring
11/01 Pneumoni Subjektif  Ceftriaxon  Seftriaxon: golongan Terapi pneumonia Dapat
/ a  Suhu tubuh 1x1 gram antibiotic sefalosporin CAP dengan dikombinasikan
2017 meningkat (iv) generasi ketiga dengan penyakit komorbid antibiotik golongan
diabetes mellitus, makrolida
(39,20C)  Parasetamol aktivitas gram negatif
perlu ditambahkan (doxycycline 100
 batuk 4x500 mg spektrum luas,memiliki kombinasi yaitu mg 2 kali sehari)
berdahak  Ambroxol efikasi yang lebih rendah dengan antibiotik
selama 1 3x1 (po) terhadap organisme gram golongan makrolida Monitoring kadar
minggu  O2 3L/menit positif tetapi efikasi yang atau amoxicillin suplai O2 yaitu
 dahak lebih tinggi terhadap clavulanate mempertahankan
organisme resisten, sangat (Metlay,2019) suplai O2 > 90%
berwarna
atau 1L/menit
kecoklatan stabil dengan adanya beta
lactamase, memberikan
Objektif efek antimikroba dengan
 RR 29x/menit mengganggu sintesis
 HR 88x/menit peptidoglikan (Medscape)
 Ambroxol, agen mukolitik
aktif sistemik dengan
onset aksi setelah 30
menit penggunaan. Obat
ini dapat membuat dahak
lebih encer sehingga lebih
mudah dikeluarkan
dengan batuk. Dosis : 3x1
(drugs.com)
 Paracetamol adalah pereda
nyeri dan pereda demam
dengan mekanisme
mengahmbat impuls nyeri
ke bagian perifer. Selain
itu, paracetamol dapat
menghasilkan antipirresis
dengan menghambat pusat
pengatur panas di
hipotalamus. Dosis
penggunaan : 4x1 (500
mg)(drug.com)
 Terapi O2 digunakan
untuk mempertahankan
suplai O2 pasien, dapat
diberikan diberikan saat
saturasi O2 ≤ 90%,
kesulitan bernapas ini
dimunculkan dari interaksi
infeksi, sehingga
berdampak pada tingginya
RR ↑ dan HR ↑

12/01 Pneumoni Subjektif  Ceftriaxon  Seftriaxon: golongan Terapi pneumonia Dapat


/ a  Suhu tubuh 1x1 gram antibiotic sefalosporin CAP dengan dikombinasikan
2017 meningkat (iv) generasi ketiga dengan penyakit komorbid antibiotik golongan
diabetes mellitus, makrolida
(38,50C)  Parasetamol aktivitas gram negatif
perlu ditambahkan (doxycycline 100
 batuk 4x500 mg spektrum luas, memiliki kombinasi yaitu mg 2 kali sehari)
berdahak  Ambroxol efikasi yang lebih rendah dengan antibiotik
selama 1 3x1 (po) terhadap organisme gram golongan makrolida Monitoring kadar
minggu  O2 2L/menit positif tetapi efikasi yang atau amoxicillin suplai O2 yaitu
 dahak lebih tinggi terhadap clavulanate mempertahankan
berwarna organisme resisten, sangat (Metlay,2019) suplai O2 > 90%
kecoklatan stabil dengan adanya beta atau 1L/menit
lactamase, memberikan
efek antimikroba dengan
Objektif mengganggu sintesis
 RR 29x/menit peptidoglikan (Medscape)
 HR 86x/menit  Ambroxol, agen mukolitik
aktif sistemik dengan
onset aksi setelah 30
menit penggunaan. Obat
ini dapat membuat dahak
lebih encer sehingga lebih
mudah dikeluarkan
dengan batuk. Dosis : 3x1
(drugs.com)
 Paracetamol adalah pereda
nyeri dan pereda demam
dengan mekanisme
mengahmbat impuls nyeri
ke bagian perifer. Selain
itu, paracetamol dapat
menghasilkan antipirresis
dengan menghambat pusat
pengatur panas di
hipotalamus. Dosis
penggunaan : 4x1 (500
mg) (drug.com)
 Terapi O2 digunakan
untuk mempertahankan
suplai O2 pasien, dapat
diberikan diberikan saat
saturasi O2 ≤ 90%,
kesulitan bernapas ini
dimunculkan dari interaksi
infeksi, sehingga
berdampak pada tingginya
RR ↑ dan HR ↑

13/01 Pneumoni Subjektif  Ceftriaxon  Seftriaxon: golongan Terapi pneumonia Dapat


/ a  Suhu tubuh 1x1 gram antibiotic sefalosporin CAP dengan dikombinasikan
2017 meningkat (iv) generasi ketiga dengan penyakit komorbid antibiotik golongan
diabetes mellitus, makrolida
(390C)  Parasetamol aktivitas gram negatif
perlu ditambahkan (doxycycline 100
 batuk 4x500 mg spektrum luas, memiliki kombinasi yaitu mg 2 kali sehari)
berdahak  Ambroxol efikasi yang lebih rendah dengan antibiotik
selama 1 3x1 (po) terhadap organisme gram golongan makrolida Monitoring kadar
minggu  O2 3L/menit positif tetapi efikasi yang atau amoxicillin suplai O2 yaitu
 dahak lebih tinggi terhadap clavulanate mempertahankan
organisme resisten, sangat (Metlay,2019) suplai O2 > 90%
berwarna
atau 1L/menit
kecoklatan stabil dengan adanya beta
 Tekanan darah lactamase, memberikan
menurun efek antimikroba dengan
70/50 mengganggu sintesis
peptidoglikan (Medscape)
Objektif  Ambroxol, agen mukolitik
 BUN aktif sistemik dengan
meningkat onset aksi setelah 30
(38) menit penggunaan. Obat
 RR 32x/menit ini dapat membuat dahak
 HR lebih encer sehingga lebih
108x/menit mudah dikeluarkan
dengan batuk. Dosis : 3x1
(drugs.com)
 Paracetamol adalah pereda
nyeri dan pereda demam
dengan mekanisme
mengahmbat impuls nyeri
ke bagian perifer. Selain
itu, paracetamol dapat
menghasilkan antipirresis
dengan menghambat pusat
pengatur panas di
hipotalamus. Dosis
penggunaan : 4x1 (500
mg) (drugs.com)
 Terapi O2 digunakan
untuk mempertahankan
suplai O2 pasien, dapat
diberikan diberikan saat
saturasi O2 ≤ 90%,
kesulitan bernapas ini
dimunculkan dari interaksi
infeksi, sehingga
berdampak pada tingginya
RR ↑ dan HR ↑
Daftar pustaka

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015. Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition., United States:
McGraw-Hill Education Companies, Inc.

Metlay, J. P., Waterer, G. W., Long, A. C., Anzueto, A., Brozek, J., Crothers, K., Whitney, C. G. (2019). Diagnosis and Treatment of
Adults with Community-acquired Pneumonia. An Official Clinical Practice Guideline of the American Thoracic Society and
Infectious Diseases Society of America. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 200(7), e45–
e67. doi:10.1164/rccm.201908-1581st 
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2003. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia di Indonesia. Jakarta:
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai