Anda di halaman 1dari 24

MINI PAPER

EKONOMI PEMBANGUNAN 2
Geliat China Dalam Berinvestasi Di Afrika : Partnership Atau Colonialism?

Oleh

NAMA : Magfirah Ayu Meilani


NIM : 15060053
Dosen : Ariusni SE M.Si

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN ILMU EKONOMI
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Mini Paper
: Geliat China dalam Berinvestasi di Afrika : Partnership atau Colonialism?. Saya
berterima kasih Ibu Ariusni SE M.Si selaku dosen EKONOMI PEMBANGUNAN 2
yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap mini paper ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga mini paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.

Padang, 20 Mei 2018

Penyusun

Magfirah Ayu Meilani


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 2531 Telp (0751)7051260 Fax
(0751)7055628

SURAT PENYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Magfirah Ayu Meilani
Nim : 15060053
Jurusan : llmu Ekonomi
Fakultas : Ekonomi

Dengan ini menyatakan bahwa Mini Paper dengan Judul yang diajukan sebagai
tugas Akhir mata kuliah EKONOMI PEMBANGUNAN 2. Bilamana di kemudian
hari ditemukan ketidaksesuaian dari pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut
dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.

Padang, 20 Mei 2018

Magfirah Ayu Meilani


NIM. 15060053

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
A. Kajian Teori............................................................................................................5
1. Defenisi Investasi.......................................................................................................5
2. Defenisi Pertumbuhan Ekonomi................................................................................5
3. Defenisi Partnership...................................................................................................6
4. Defenisi Colonialism.................................................................................................7
5. Dampak Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.................................................7
B. Kerangka Konseptual.............................................................................................8
BAB III..............................................................................................................................9
PEMBAHASAN................................................................................................................9
A. Perekonomian Negara-negara Afrika.......................................................................9
B. Aliran Investasi China di Afrika...............................................................................9
C. Hubungan Kerjasama atau Kolonialisme..................................................................9
D. Manfaat Investasi bagi Perekonomian Afrika...........................................................9
BAB IV............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Afrika adalah benua terbesar kedua dunia dan kedua terbanyak


penduduknya setelah Asia. Dengan luas wilayah 30.224.050 km² termasuk
pulau-pulau yang berdekatan, Afrika meliputi 20,3% dari seluruh total
daratan Bumi. Benua ini merupakan tempat bagi sepertujuh populasi dunia.

Afrika memiliki gurun yang panas terbesar dan hutan tropis terbesar
kedua di dunia yang menghambat pembangunan berarti benua dari transportasi,
menghambat ekonominya. Di tengah-tengah benua, di sisi barat, hampir tak
tertembus hutan hujan menghambat transit orang dan barang. Sahara
menciptakan penghalang yang jelas untuk perdagangan dari utara. Walaupun
Afrika memiliki sistem sungai besar seperti Sungai Nil, Niger , Kongo ,
dan Zambezi , mereka tidak menghubungkan benua ke rute perdagangan secara
efektif seperti yang terjadi di Eropa dan Cina.

Pada tahun 2010 , Mc Kinsey Global Institute (MGI) telah


menggambarkan potensi dan kemajuan ekonomi Afrika sebagai “singa yang
sedang bergerak“. Secara keseluruhan, benua ini mencapai pertumbuhan PDB
tashunan yang rata-rata adalah sekitar 5,4% antara tahun 2000 dan 2010, serta
telah menambahkan sebesar 78 miliar dolar AS per-tahunnya ke PDB (sesuai
harga yang berlaku pada tahun 2015). Tapi sayangnya pertumbuhan tersebut
harus melambat menjadi 3,3%, atau menjadi sekitar $ 69 miliar, yang terjadi
satu tahun di antara tahun 2010 dan 2015.

Perlambatan pertumbuhan Afrika sejak tahun 2010 terkonsentrasi pada


dua kelompok ekonomi, yaitu eksportir minyak dan negara-negara yang berada
di bagian utara masih sedang dalam pembangunan kembali setelah terjadinya
kejatuhan politik akibat perang atau musim semi Arab. Diketahui bahwasannya
pada masa itu perekonomian Mesir, Libya dan Tunisia tidak tumbuh sama sekali
antara tahun 2010 dan 2015 dan sangat berbeda dengan pertumbuhan tahunan
rata-rata di antara tiga ekonomi yang berkisar 4,8% pada dekade sebelumnya.

1
Tingkat pertumbuhan ekonomi di antara para eksportir minyak seperti
Aljazair, Angola, Nigeria dan Sudan juga turun tajam menjadi 4% dari yang
sebelumnya yaitu 7,1%. Pertumbuhan produktivitas juga menurun di dua sektor
ekonomi ini. Tingkat pertumbuhan produktivitas tahunan di negara-negara Arab
Spring juga turun dari 1,7% menjadi 0,6% dan di negara-negara pengekspor
minyak Afrika turun dari 2,6% menjadi 0,4%.

Terlepas dari kemerosotan dalam kinerja ekonomi, negara-negara Afrika


lainnya masih dapat mempertahankan tingkat PDB dan pertumbuhan
produktivitas yang stabil selama beberapa tahun terakhir ini. Namun, lembaga
kajian Mc Kinsey Global Institute juga memperkirakan pada 2020 jumlah
gabungan keseluruhan produk domestik bruto (GDP) negara-negara Afrika akan
mencapai US$ 2,6 triliun, dengan jumlah belanja konsumen mencapai US$ 1,4
triliun. Terlepas dari kemerosotan dalam kinerja ekonomi ini, negara-negara
Afrika lainnya masih dapat mempertahankan tingkat PDB dan pertumbuhan
produktivitas yang stabil selama lima tahun terakhir ini.

GDP riil tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,4% per tahun, persentase
ini hampir sama seperti yang didapat pada tahun 2005 sampai 2010.
Produktivitas tumbuh pada tingkat tahunan gabungan sebesar 1,7% selama
periode yang sama, nilai tersebut masih konsisten dengan jumlah persentase
1,6% pada tahun 2000 sampai 2010. Ketahanan dari sebagian besar negara-
negara yang berada di Afrika dalam menghadapi kondisi yang menantang ini
telah mencerminkan diversifikasi berkelanjutan di banyak negara yang ada di
benua tersebut. Antara tahun 2010 dan 2014, bagian jasanya telah berhasil
menghasilkan sebanyak 48% pertumbuhan PDB Afrika. Nilainya meningkat dari
44% pada dekade sebelumnya.

Pertumbuhan di sektor manufaktur Afrika juga turun menjadi 4,3% per


tahun antara 2010 dan 2014, namun utilitas dan konstruksi mencapai ekspansi
secara signifikan untuk memastikan bahwa seluruh industri menghasilkan
sebanyak 23% untuk pertumbuhan Afrika. Tentu saja jumlah ini meningkat dari
17% pada dekade sebelumnya.

2
Sumber daya memberikan kontribusi negatif sebesar 4% terhadap
pertumbuhan antara 2010 dan 2014. Jika dibandingkan dengan dekade yang
sebelumnya, sumber daya tersebut telah memberikan kontribusi positif langsung
sebesar 12%.

Dibalik terjadinya Percepatan ekonomi di Afrika di karenakann adanya


Aliran dana investasi yang masuk secara kontinue dan besar-besaran dari
Negara china. Berawal dari minat Negara china pada tahun 1960-an dimana
Afrika memberikan kesempatan untuk China meningkatkan jangkauan politik
dan diplomatiknya. Minat China di benua ini sebagian disebabkan oleh politik
ketegangan antara China dan Uni Soviet serta peningkatan persaingan Amerika
dan Jepang di Asia. Selain motif politik, Afrika mempresentasikan China dengan
peluang ekonomi. Sementara motif awal untuk bantuan China adalah untuk
memperkuat hubungan diplomatik, motif sumber daya menjadi faktor penting.

Investor asing telah mencatat fundamental positif tersebut. Investasi


langsung dari bangsa asing diketahui telah mencapai $ 73 miliar pada tahun
2014 yang lalu. Jumlah tersebut naik dari $ 14 miliar pada tahun 2004.

Afrika saat ini menampung sebanyak 700 buah perusahaan besar dan
semakin meningkatkan pan-Afrika, (Pan-Afrika adalah suatu gerakan yang
bertujuan untuk menyatukan Afrika juga merupakan suatu pandangan
sosiopolitik dunia dan filosofi moral yang ditujukan untuk penduduk Afrika asli
dan yang berasal dari diaspora) , sehingga bisa menghasilkan pendapatan lebih
dari $ 500 juta. Perusahaan-perusahaan ini bersama-sama menghasilkan
pendapatan sebesar $ 1,4 triliun dan banyak diantara mereka yang terus tumbuh
dengan sangat cepat.

Negara-negara Barat mengkhawatirkan posisinnya sebagai investor


terbesar di benua Afrika tergeser oleh upaya Cina berekspansi di Afrika.
Sementara pemerintah negara-negara Afrika menyambut baik keterlibatan Cina
di benuanya. Pemerintah Cina mengucurkan investasi sebanyak 26 milyar dolar
AS di Afrika. Hal ini tentunya disambut baik oleh negara-negara Afrika, Namun
tidak hanya itu usaha Cina di Afrika. Produk-produk buatan Cina melanda benua

3
Afrika. Barang elektronik, perkakas pertukangan, bahkan kantong plastik dan
kaos, semuanya buatan Cina. Banyak Kalangan pengamat menyebut investasi
yang dilakukan China sebagai pendudukan penjajah kuning.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dalam mini paper ini
adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi negara-negara di Afrika tumbuh dari
dana investasi negara china? Dan apa tujuan China berinvestasi di Afrika?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan mini paper ini adalah Mengetahui sejauhmana


pertumbuhan ekonomi negara-negara di Afrika tumbuh dari dana investasi
negara china dan apa tujuan China berinvestasi di Afrika.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Defenisi Investasi
Menurut beberapa tokoh ekonomi seperti unariyah (2003:4): “Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa-masa yang akan datang. 

Menurut sadono sukirno (2000) kegiatan investasi  memungkinkan


suatu masyarakat terus – menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf
kehidupan rakyat”. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan
investasi yaitu Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran
agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,
pendapatan nasional dan kesempatan kerja, Pertambahan barang modal sebagai
akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan Investasi selalu diikuti
oleh perkembangan teknologi

2. Defenisi Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan
produknasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian
dikatakantumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Defnisi
pertumbuhanekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila
ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan
taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Secara singkat, pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang.

Dalam pengertian itu terdapattiga aspek yang perlu digarisbawahi, yaitu


proses, output per kapita , dan jangka panjang. Pertumbuhan sebagai proses,
berarti bahwa pertumbuhan ekonomi bukangambaran perekonomian pada suatu
saat. Pertumbuhan ekonomi berkaitan denganoutput per kapita, berarti harus

5
memperhatikan dua hal, yaitu output total GDP dan jumlah penduduk, karena
output per kapita adalah output total dibagi dengan jumlah penduduk. Aspek
jangka panjang, mengandung arti bahwa kenaikan output per kapita harus dilihat
dalam kurun waktu yang cukup lama.

Robert Solow (1987) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi


merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal,
pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Model Solow sebagai salah
satu model pertumbuhan ekonomi memberikan analisis statis bagaimana
keterkaitan antara akumulasi modal, pertumbuhan populasi penduduk, dan
perkembangan teknologi serta pengaruh ketiganya terhadap tingkat produksi
output. Model ini memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian
di suatu negara bisa tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi di
negara lain.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model Solow sebagai berikut :

a) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja ditentukan secara eksogen,


b) Fungsi produksi merupakan fungsi dari Modal dan tenaga kerja
c) Investasi dan tabungan merupakan bagian yang tetap dari output.

3. Defenisi Partnership

Partnership atau Kemitraan memiliki beberapa defenisi diantaranya;


Moh. Jafar Hafsah menyebut kerjasama dengan istilah kemitraan, yang artinya
adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip
salingmembutuhkan dan saling membesarkan.

Sedangankan Menurut Thoby Mutis, kemitraan adalah suatu strategi


bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu
untuk meraih manfaat bersama maupun keuntungan bersama sesuai prinsip
saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai kesepakatan yang muncul.
Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama pada prinsipnya didasari atas

6
keinginan masing-masing pihak agar dapat memenuhi kebutuhan usaha satu
sama lain.

4. Defenisi Colonialism

Kolonialisme berasal dari kata Colony. Kata ini diambil dari bahasa latin
yaitu colon. Colon merupakan sebutan kata yang ditujukan untuk petani,
penanam, pekebun atau penduduk yang tinggal di suatu daerah baru. Selain kata
colon, ada pula kata colonia. Colonialism atau Penjajahan adalah suatu sistem di
mana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih
tetap berhubungan dengan negara asal, istilah ini juga menunjuk kepada suatu
himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau
mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni
lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.

Kolonialisme adalah satu bentuk imperialisme yang didasarkan


penegakkan (sering diekspresikan dalam hukum) yang tajam dan radikal antara
negara yang menjajah dengan penduduk negara yang dijajah. Awal untuk
menegakkan hukum tersebut dilakukan melalui penaklukan. Setelah penaklukan
dilaksanakan, maka dilakukan pengendalian dan kontrol terhadap penduduk
terjajah dengan dasar perbedaan fisik dan kebudayaan (Alan Bullock, 1986).

5. Dampak Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dalam ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen dari


pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto, PDB atau Gross Demestic
Product, GDP. Sehingga pengaruh investasi terhadap perekonomian suatu
Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional Negara tersebut.

GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat


komponen utama yaitu konsumsi dinotasikan C, investasi dinotasikan I,
pembelian oleh pemerintah dinotasikan G, dan total bersih ekspor atau ekspor
neto dinotasikan dengan X – M. Notasi X untuk ekspor dan M untuk impor.
Ekspor neto (X – M) menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor. Bentuk
aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut:

7
Y = C + I + G + (X – M)

Y = GDP

Dari persamaannya dapat diketahui bahwa investasi berkorelasi positif


dengan GDP.  Secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik, maka GDP
cenderung naik. Atau sebaliknya, jika investasi turun, maka GDP cenderung
turun.

Investasi dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal dan tingkat


bunga. Para pemilik modal akan berinvestasi jika tingkat pengembalian modal
lebih besar daripada tingkat bunga.Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan
investasi menjadi tidak menarik atau tidak menguntungkan. Ketika tingkat
bunga tinggi sebagian modal digunakan untuk mencari keuntungan dari tingkat
bunga melalui deposito atau tabungan. Tingkat bunga tinggi pada akhir akan
mengurangi jumlah modal yang diinvestasikan. Jika pengeluaran investasi
berkurang, maka GDP cenderung menurun.

B. Kerangka Konseptual

Partnership
China Afrika
Investment

Growth GDP

Colonislism
China Afrika
More invesment

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perekonomian Negara-negara Afrika

Secara keseluruhan, benua ini mencapai pertumbuhan PDB tahunan yang


rata-rata adalah sekitar 5,4% antara tahun 2000 dan 2010, serta telah
menambahkan sebesar 78 miliar dolar AS per-tahunnya ke PDB (sesuai harga
yang berlaku pada tahun 2015). Namun, pertumbuhan tersebut harus melambat
menjadi 3,3%, atau menjadi sekitar $ 69 miliar, yang terjadi satu tahun di antara
tahun 2010 dan 2015. Perlambatan pertumbuhan Afrika sejak tahun 2010
terkonsentrasi pada dua kelompok ekonomi, yaitu eksportir minyak dan negara-
negara yang berada di bagian utara masih sedang dalam pembangunan kembali
setelah terjadinya kejatuhan politik akibat perang atau musim semi Arab.

9,000.00 Grafik

8,000.00 3.1 GDP

7,000.00
di
Negara-
6,000.00
negara
5,000.00
Afrika
4,000.00 Sub-
Sahara tahu
3,000.00 Africa
1990-
North
2,000.00 Africa 2016
1,000.00

-
90
92
94
96
98
00
02
04
06
08
10
12
14
16
19

20
20
20

20
20
19
19

19
19

20
20

20
20

9
Pada grafik 3.1 dapat dilihat bahwa adanya trend positif pada
pertumbuhan ekonomi di afrika yang dibagi kedalam dua kawasan yaitu
kawasan sub-sahara afrika dan kawasan Afrika Utara. Pada kawasan afrika
selatan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dibanding
kawasan kawasan sub-sahara Afrika. Kawasan Afrika Utara antara tahun 2002
dan 2010 terjadi peningkatan GDP secara signifikan yang disebabkan adanya
Investasi yang masuk ke Afrika Utara namun pada tahun 2010 terjadi
pelambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, namun mulai merangkak
kembali ke trend GDP positif hingga tahun 2016 meski tidak terlalu signifikan
seperti anatara tahun 2002-2010.

B. Aliran Investasi China di Afrika

Investor asing telah mencatat fundamental positif di Negara-negara


Afrika tersebut. Investasi langsung dari bangsa asing diketahui telah mencapai $
73 miliar pada tahun 2014 yang lalu. Jumlah tersebut naik dari $ 14 miliar pada
tahun 2004. Afrika saat ini menampung sebanyak 700 buah perusahaan besar
dan semakin meningkatkan pan-Afrika, sehingga bisa menghasilkan pendapatan
lebih dari $ 500 juta. Perusahaan-perusahaan ini bersama-sama menghasilkan
pendapatan sebesar $ 1,4 triliun dan banyak diantara mereka yang terus tumbuh
dengan sangat cepat. Perusahaan besar yang bergerak di bidang utilitas,
transportasi dan kesehatan  yang telah mencapai pertumbuhan pendapatan dua
digit dalam mata uang lokal antara tahun 2008 dan 2014.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di alami Afrika, tak terlepas dari


bantuan investor terutama dari Negara China. China menjadi Negara dengan
tingkat investasi terbesar di afrika. Ekspansi ekonomi dan politik China di
Afrika sebenarnya telah lama berlangsung. Le Monde mencatat,

10
minat China akan Afrika dipicu pertama kali oleh Perang Dingin. Saat
itu China berusaha mencari patner bisnis global diluar negara-negara yang jadi
rebutan Barat dan Soviet. Keterbukaan China akan ekonomi era Den Xiao Ping
membuat negara ini memerlukan lebih banyak minyak dan barang mentah untuk
embrio industri mereka. Bersamaan, China juga membutuhkan pasar bagi
produk mereka nanti. Dan pasar yang belum diobrak-abrik Barat atau Soviet
adalah Afrika.

Mencontoh gaya ekspansi ekonomi barat, China menjanjikan bantuan


pembangunan bagi negara-negara Afrika bersamaan dana investasi mereka. Pada
Desember 2006, Le Monde melaporkan China membantu pembangunan
infrastruktur gedung pemerintahan Angola sebesar $ 2 milyar. Sebagai
balasannya, China menerima kiriman minyak mentah 10 ribu barel perhari. Pada
tahun yang sama, Beijing juga mengadakan pertemuan tahunan ketiga Forum on
China Africa Cooperation (FOCAC). Pertemuan yang membahas ekonomi-
politik ini memperkuat kerjasama negeri tirai bambu dengan 48 negara di
seluruh benua Afrika.

Menurut New York Times, China telah membangun 20 milyar dollar


perdagangan finasial dan infrastruktur di benua Afrika. Di Zambia saja
misalnya, China telah menginvestasikan $800 juta untuk beberapa tahun ke
depan Bersamaan dengan itu, ekspor China ke benua ini turut
meningkat. Barang-barang jadi asal China yang dijual dengan harga murah-T-
shirt, senter, radio, kaos kaki dan lainnya-membanjiri benua Afrika. World Bank
mencatat investasi China di Afrika di pertengahan tahun 2006 telah mencapai
$1.18 milyar. Ini menjadikan China bersama India sebagai patner dagang ketiga
terbesar Afrika setelah Uni Eropa dan Amerika.

Sekitar 450 perusahaan dagang bertumbuhan di jalur empat negara


Afrika : Afrika Selatan, Tanzania, Ghana dan Senegal. Dan sebagian besar
perusahaan ini berasal dari China dan India. Harry Broadman dalam Africa’s
Silk Road: China and India’s New Economic Frontier menyatakan meroketnya
perdagangan dan investasi Asia di Afrika menjadi tren perdagangan global saat

11
ini. Broadman memprediksi masih sekurangnya 16 perusahaan China lainnya
akan ikut merambah benua hitam.

Ekspansi China juga tak dapat dipungkiri telah membawa Afrika


menikmati kemajuan. Zambia misalnya, mengalami kenaikan ekonomi sejak
kerjasama dagang dengan China. Harga gabah naik dari 75 sen di Januari 2003
menjadi $3 perpon tahun ini akibat permintaan tinggi dari China. Sementara
Perusahaan China Nonferrous Metal membeli pertambangan di Chambishi di
tahun 1998. Pabrik ini menyerap 6 ribu tenaga kerja dan menjadi area ini
menjadi produktif. Selain itu, banjirnya barang elektronik murah ke pasar
Afrika, menurut New York Times China membuat masyarakat Afrika mampu
memiliki mimpi mereka. Selama ini barang seperti telepon seluler, televisi,
mesin cuci atau komputer hanya bisa dinikmati lewat film belaka. Menurunnya
harga barang seperti pakaian, bola lampu dan sepatu misalnya, membuat rakyat
Afrika mampu menyisihkan uang mereka dan membeli perangkat elektronik.

C. Hubungan Kerjasama atau Kolonialisme

China merangsek dan terus menancapkan kekuatan ekonomi di Afrika.


Bisnis dan investasi China makin menggurita di beberapa kawasan. Hal ini
menciptakan persepsi di kalangan diplomatik bahwa Beijing adalah tuan di
“Benua Hitam”. Pada awalnya, kebijakan bantuan China didasarkan pada
kesetaraan antara mitra, saling menguntungkan, penghormatan terhadap
kedaulatan, penghormatan terhadap kewajiban dan meningkatkan kemandirian
penerima bantuan China. Bidang utama dukungan untuk China telah
diproyeksikan di bidang pertanian, industri, infrastruktur ekonomi, fasilitas
umum, pendidikan dan perawatan medis dan kesehatan, dengan tujuan
meningkatkan produktivitas industri dan pertanian negara-negara penerima,
meletakkan landasan yang kokoh bagi ekonomi dan pembangunan sosial, dan
peningkatan pendidikan dasar dan perawatan kesehatan.

Kebijakan bantuan China di Afrika mengalami reformasi besar antara


1994 dan 1995. Hal ini dilakukan di tiga cara utama:

12
1. Instrumen baru yang menghubungkan bantuan, perdagangan dan
investasi antara China dan Afrika diperkenalkan dan
diimplementasikan,
2. Program gabungan bantuan luar negeri dengan kerjasama ekonomi
dikembangkan dan dibiayai, dan
3. China memperbaiki portofolio alatnya untuk membantu
restrukturisasi domestik.

Restrukturisasi tersebut juga melihat terciptanya tiga bank kebijakan. Ini


adalah Bank Pembangunan China, bank Ekspor-Impor China dan bank
Pengembangan Pertanian China. Mereka semua dimiliki negara dan
memungkinkan pemerintah menyediakan dana yang ditargetkan. Kebijakan baru
membuka pintu ke sebuah strategi ekonomi dan perdagangan. Ini memungkinkan
investasi China di bidang manufaktur dan pertanian, dan pertumbuhan di pabrik
perakitan China. Ini juga menciptakan peningkatan permintaan untuk ekspor
China dan membiarkan China masuk ke dalam eksplorasi dan investasi mineral
dan sumber daya hutan di Afrika.

Pengamatan lapangan New York Times melaporkan,


perusahaan China memang berpeluang lebih besar untuk mengekspansi Afrika.
Perusahaan barat dan Eropa harus bersusah payah membangun aneka fasilitas bagi
para pekerja. Atau para pekerja migran Eropa dan Amerika tidak akan bersedia
datang. Berbeda dengan para pekerja migran China yang cukup puas tinggal di
barak. Hiburan pun cukup berupa lapangan sepakbola dan meja pingpong.

Para ahli ekonomi dan keuangan,di Johannesburg, Afrika Selatan, yakin


China sudah mulai mendominasi sejumlah sektor vital di Afrika. Kiprah bisnis
dan investasi kian menonjol bahkan menjadi subyek ketegangan China-AS. Meski
demikian, tetap mustahil bagi China mengontrol total kawasan itu. Namun,
Beijing telah mempertajam kuku bisnis dan investasi di Nigeria, Angola, Zambia,
dan Afrika Selatan. Perdagangan bilateral China-Afrika Selatan tahun 2008 naik
tajam menjadi 106,8 miliar dollar AS dari 10,6 miliar dollar AS pada 2000 atau
tumbuh lebih dari 30 persen per tahun. China cukup agresif di Afrika. Para
pebisnis Negeri Tirai Bambu melakukan investasi di bidang infrastruktur jalan,

13
pengadaan air bersih, listrik, hingga sektor kebutuhan dasar. Bank Dunia
mengatakan, Benua Afrika membutuhkan dana investasi 93 miliar dollar AS per
tahun selama 10 tahun ke depan untuk infrastruktur. China mengambil peluang itu
lewat kerja sama dengan beberapa pemerintah di Afrika. Kepala Africa
Programme for Chatham House Alex Wines menuturkan, China juga memasuki
sektor perminyakan.

Perusahaan minyak China memiliki keleluasaan yang signifikan untuk


beroperasi di Afrika dengan menjual langsung ke pasar. China bahkan bisa
menghamburkan uang dengan mudah ke perusahaan atau badan usaha milik
negara untuk proyek pertambangan dan infrastruktur di Afrika. Hal seperti itu
tidak terpikirkan oleh negara-negara Barat dan para kompetitor lokal. Pada tahun
2007 Commercial Bank of China membeli 20 persen Standard Bank (Afrika
Selatan), dengan dana sebesar 5,6 miliar dollar AS secara tunai. Saat itu investasi
China ini langsung tercatat sebagai investasi asing terbesar di Afrika. Pendanaan
bagi perusahaan-perusahaan China tidak hanya berasal dari perusahaan-
perusahaan asal China, perusahaan keuangan lokal juga terlibat langsung di
dalamnya perusahaan China juga terlibat pada tender-tender proyek Bank Dunia
dan proyek publik lain. Beijing juga dilaporkan ikut mengatur kontrak-kontrak
bisnis komoditas, seperti minyak dan mineral, dengan janji pembangunan
infrastruktur. Hal seperti itu merupakan langkah maju dan sama sekali belum
pernah dilakukan AS dan Barat.

Hubungan China dengan Afrika menjadi kian erat ketika perdagangan


minyak terjalin antara China dan Sudan di tahun 2006. Perusahaan minyak China
CNPC (China National Petroleum Corporation) pun kemudian dibangun di Sudan
dimana China menjadi negara yang menguasai Minyak Sudan. Berbagai program
telah didorong oleh pemerintah China untuk memajukan hubungannya dengan
Negara-negara di Afrika. Program itu antara lain:

1. Pemberian bantuan kepada Afrika sebesar US$ 10 milyar berbentuk


pinjaman dengan konsesi dalam waktu 3 tahun ke depan;Pemberian
bantuan sebesar US$ 5 milyar dan menandatangani kesepakatan untuk

14
menjadwalkan kembali ataupun menghapus hutang dari 30 lebih negara
di Afrika;
2. Merencanakan pembangunan program lingkungan di Afrika, antara lain
dalam 100 proyek energi bersih;
3. Mendorong kerjasama kontrak pertambangan di berbagai Negara di
Afrika, antara lain penanaman modal senilai US$ 7 milyar lebih untuk
bidang pra sarana berupa pelabuhan, rel kereta api, pembangkit tenaga
listrik, perumahan murah dan pusat pemerintahan yang baru di ibukota,
Conakry dengan imbalan sebuah perusahaan Cina akan melakukan
ekplorasi minyak di Negara itu; penambangan tembaga di Zambia;
eksplorasi bijih besi Gabon; serta penyulingan minyak di Angola.

Apa tujuan sebenarnya China berinvestasi di Afrika menjadi pertanyaan


yang patut diperhatikan. Banyak ahli ekonomi yang mengatakan bahwa china
terlalu advantaging dalam berinvestasi sehingga mengorbankan orang-orang
Afrika. Banyak ahli yang percaya bahwa china berusaha untuk membangun
dirinya sebagai kekuatan kolonial baru dalam bidang perekonomian. China
dianggap terlalu begantung pada pasar afrika dimana china akan mendapatkan
keuntungan lebih dengan berinvestasi. Cina akan mendapat manfaat sumberdaya-
sumberdaya sepri inyak biji besi, kayu dan tembaga, dan ekspor dari china ke
afrika akan menjadi lebih murah. Sebagai imbalan kepada afrika China
menyediaka investasi asing langsnng (foreing direct investment) dan pinjaman
hingga milliaran dollar. Pada tahun 2014 saja nilai perdagangan China-Afrika
mencapau 200 Miliar USD, selanjutnya lebih dari setengah dari bantuan luar
negeri china didistribusikan di Afrika.

Dalam upaya untuk memperbaiki Kesenjagan ekonomi, banyak program


infrastruktur yang didanai oleh bantuan pembangunan China. Dimana dengan
investasi china telah menciptakan jalan yang sangat dibutuhkan, jembatan, kereta
api, sekolah, dan rumah sakit yang mulai menjembatani kesenjangan ini. Bahkan
Dokter-dokter China memainkan peran penting dalam mengatasi wabah Ebola
pada tahun 2015.

15
Semakin kuatnya investasi China ini menyebabkan barang-barang china
membanjiri pasar afrika. Produsen lokal menjadi sulit bersaing dengan volume
produk impor yang murah, selain itu dengan dibangunnya beberapa Perusahaan
atau pabrik dengan bantuan china menyebabkan Pekerja Afrika berkurang
dikarenakan masuknya tenaga kerja dari negara Pemberi dana.

Pemerintah China mengklaim bahwa kebijakan yang mereka ambil di


Afrika adalah tidak lain untuk memperkuat kerjasama strategis yang mendorong
pembangunan di kawasan tersebut. Diakui juga oleh pemimpin Negara-negara
Afrika, seperti Presiden Rwanda, Paul Kagame, bahwa berbeda dengan Negara-
negara Barat, kehadiran China di Afrika bukan sekedar memberi bantuan, namun
investasi China yang besar dalam perusahaan-perusahaan Afrika dan
pembangunan pra-sarana telah membantu pembangunan Afrika. Kerjasama itu
juga didasarkan pada prinsip China untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri
Negara-negara di Afrika. Hal yang sangat berbeda dengan negara donor Barat
yang mensyaratkan kondisi hak asasi manusia untuk penyaluran bantuan maupun
perdagangannya ke kawasan tersebut, termasuk mengecam pemerintahan yang
masih dianggap diktator.

Jika menganalisis fenomena di atas dari sudut pandang realisme, terlihat


bahwa China mendorong upaya untuk mencapai kepentingan nasionalnya di
Afrika melalui serangkaian kebijakan agar mampu menancapkan pengaruhnya di
kawasan tersebut. Konsep realisme dalam hubungan internasional menjelaskan
perlu adanya perimbangan kekuatan (Balance of Power) yang merupakan
manifestasi dari konsep power. Asumsi dasar perimbangan kekuatan adalah
bahwa perang bisa dicegah jika kekuatan (power) setiap aktor berimbang,
sehingga secara rasional peluang menang atau kalah sama besar dan mereka
memilih untuk tidak saling menyerang. Sehingga perdamaian lebih mudah untuk
dicapai, karena perdamaian tersebut secara tidak langsung muncul dari sisi
internal pihak masing-masing.

China berkepentingan mengamankan minyak, gas, dan mineral Afrika


serta memperluas ekspansi pemasaran produk-produk ekspornya. Kelangkaan
sumber energi domestik China untuk menjalankan berbagai proyek pembangunan

16
ekonominya, mendorong China untuk melakukan kerjasama eksplorasi minyak
dengan Negara-negara di Afrika. China mengonsumsi 9 juta barrel minyak per
hari pada Tahun 2011 sementara ladang minyaknya hanya mengeluarkan 3 juta
barrel minyak per hari. Artinya, produksi minyak China hanya mampu mencukupi
sepertiga konsumsinya. Kondisi ini mengharuskan China mengimpor minyak dari
negara sumber energi lain untuk mencukupi dua per tiga dari total kebutuhan
minyaknya. Menjelang 2030, bahkan diprediksi China akan mengimpor empat per
lima atau 80 persen kebutuhan minyaknya.

China dengan power yang dimilikinya, salah satunya adalah


pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, produktivitas perdagangan yang tinggi,
kemampuan untuk menghasilkan comparative advantage dalam perdagangan
internasional serta posisi tawar yang besar dalam berbagai organisasi
internasional, seperti kepemilikan hak veto di PBB, telah mampu mengungguli
Negara-negara Barat dewasa ini. Sehingga tidak heran muncul berbagai kecaman
dari Negara-negara Barat, antara lain Amerika Serikat dan Uni Eropa tentang
dominasi pengaruh kekuasaan China di Afrika saat ini. Dunia Barat menuduh
Cina mengeksploitasi sumber daya alam Afrika untuk meningkatkan
perekenomian kawasan itu dan mengabaikan catatan hak asasi manusia sejumlah
pemerintah Afrika demi kepentingan bisnis.

Dalam perimbangan kekuatan untuk mencapai kepentingan nasional,


tujuan itu dimanifestasikan melalui cara-cara yang mendapat sorotan karena
menjalankan politik tidak etis seperti adu domba, bantuan restrukturasi pasca
perang, pembangunan daerah penyangga, aliansi, area pengaruh, intervensi,
diplomasi, penyelesaian konflik secara legal, perlucutan senjata, perlombaan
senjata serta perang. Karena kepentingan nasional suatu bangsa dapat menjadi
ancaman bagi negara lain maka perimbangan kekuatan yang secara teori
menghindari perang ternyata malah menyebabkan perang itu sendiri.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

. Pada tahun 2010 , Mc Kinsey Global Institute (MGI) telah


menggambarkan potensi dan kemajuan ekonomi Afrika sebagai “singa yang
sedang bergerak“. Pertumbuhan PDB tahunan rata-rata tahun 2000 dan 2010
adalah sekitar 5,4%, atau 78 miliar dolar AS per-tahunnya ke PDB (sesuai harga
yang berlaku pada tahun 2015). Namun hanya $ 69 miliar, yang terjadi satu
tahun di antara tahun 2010 dan 2015. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di alami
Afrika, tak terlepas dari bantuan investor terutama dari Negara China. China
menjadi Negara dengan tingkat investasi terbesar di afrika. Investor asing telah
mencatat fundamental positif tersebut. Investasi langsung dari bangsa asing
diketahui telah mencapai $ 73 miliar pada tahun 2014 yang lalu. Jumlah tersebut
naik dari $ 14 miliar dari pada tahun 2004. Ekspansi China juga tak dapat
dipungkiri telah membawa Afrika menikmati kemajuan. Zambia misalnya,
mengalami kenaikan ekonomi sejak kerjasama dagang dengan China. Dalam
upaya untuk memperbaiki Kesenjagan ekonomi, banyak program infrastruktur
yang didanai oleh bantuan pembangunan China. Dimana dengan investasi china
telah menciptakan jalan yang sangat dibutuhkan, jembatan, kereta api, sekolah,
dan rumah sakit yang mulai menjembatani kesenjangan ini. Jika menganalisis
fenomena di atas dari sudut pandang realisme, terlihat bahwa China mendorong
upaya untuk mencapai kepentingan nasionalnya di Afrika melalui serangkaian
kebijakan atau program agar mampu menancapkan pengaruhnya di kawasan
tersebut. Banyak ahli ekonomi yang mengatakan bahwa china terlalu
advantaging dalam berinvestasi sehingga mengorbankan orang-orang Afrika.
Banyak ahli yang percaya bahwa china berusaha untuk membangun dirinya
sebagai kekuatan kolonial baru dalam bidang perekonomian.

B. Saran

Pemerintahan negara-negara Afrika tidak harus bergantung pada investasi dari


China. Afrika harus mampu menjalankan perekonomian yang mandiri dan
bersih

18
19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dw.com/id/cina-penjajah-baru-atau-penggerak-motor-ekonomi-afrika/a-
5091102

https://ekonomi.kompas.com/read/2010/12/14/11314412/china.menggurita.di.afrika. 

https://id.innerself.com/content/social/economy/12502-how-and-why-china-became-
africa-s-biggest-aid-donor.html

https://tirto.id/kepentingan-cina-di-balik-kucuran-bantuan-asing-cyCL

https://id.talkingofmoney.com/3-reasons-why-chinese-invest-in-africa

Wenjie, dkk. Why Is China Investing in Africa? Evidence from the Firm Level. The
World Bank Economic Review, lhw049 https://doi.org/10.1093/wber/lhw049

http://vebymega.blogspot.co.id/2007/08/pahit-manis-investasi-china-di-afrika.html

https://www.forbes.com/sites/amyjadesimi/2017/03/14/how-chinas-60-billion-for-
africa-will-drive-global-prosperity/#1ca49f3538a3

https://www.forbes.com/sites/amyjadesimi/2017/03/14/how-chinas-60-billion-for-
africa-will-drive-global-prosperity/#1ca49f3538a3

20

Anda mungkin juga menyukai