Disusun Oleh:
Nama : Solikhatun
NIM : SK 117031
Kelompok :1
TINAUANPUSTAKA
Efusi pleura adalah penumpukan cairan pada rongga pleura. Cairan pleura
normalnya merembes secara terus-menerus ke dalam rongga dada dari
kapiler-kapiler yang membatasi pleura parietalis dan diserap ulang oleh
kapiler dan sistem limfatik pleura viseralis. Kondisi apapun yang
mengganggu sekresi atau drainase dari cairan ini akan menyebabkan efusi
pleura
Nilai PaCO2 pada gagal napas tipe ini menunjukkan nilai normal atau
rendah. Gejala yang timbul merupakan campuran hipoksemia arteri dan
hipoksia jaringan, antara lain:
a. Dispneu (takipneu, hipeventilasi)
Menurut Padila (2012) gagal nafas dibagi menjadi dua yaiitu gagal
nafas tipe I dan gagal nafas tipe II.
1. Gagal nafas tipe I
Hipoventilasi
Ventilation perfusion mismatch Ventilation perfusion mismatch
Emboli paru Emboli paru Obstruksi jalan nafas: spasme laring, aspirasi benda asing, edema j
Penyakit paru : asma, COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disea
Penyebab neurologis: SCI, overdosis obat, stroke
Cidera dada: pneumotoraks
Hipoksemia Hiperkapnea
Vasokontriksi paru
Gangguan pertukaran gas
(00030)
Perubahan volume
darah menuju sirkulasi
paru Abnormalitas ventilasi-
Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
Edema paru Pemenuhan paru
↓ fungsi hipotalamus
↓ nafsu makan
Gejala klinis gagal napas sangat bervariasi dan tidak spesifik. Jika
gejala klinis gagal napas sudah terjadi maka analisa gas darah harus
dilakukan untuk memastikan diagnosis,membedakan gagal napass akut
dan kronik. Hal ini penting untuk menilai berat-ringannya gagal napas
dan mempermudahkan peberian terapi. Analisa gas darah dilakukan
untuk patokan terapi oksigen dan penilian obyektif dalam berat-ringan
gagal napas. Indikator klinis yang paling sensitif untuk peningkatan
kesulitan respirasi ialah peningkatan laju pernapasan. Sedangkan
kapasitas vital paru baik digunakan menilai gangguan respirasi akibat
neuromuscular, misalnya pada sindroma guillain-barre, dimana
kapasitas vital berkurang sejalan dengan peningkatan kelemahan.
Interpretasi hasil analisa gas darah meliputi 2 bagian, yaitu gangguan
keseimbangan asam-basa dan perubahan oksigenasi jaringan.
b. Pulse Oximetry
a. Radiografi Dada
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara
potensial mempunyai efek samping toksik. Pasien tanpa riwayat penyakit
paru-paru tampak toleran dengan oksigen 100% selama 24-27 jam tanpa
abnormalitas fisiologis yang spesifik.
b. Vetilasi Mekanik
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Mahasiswa
NIM : SK 117031
2. Waktu Pengkajian
Usia : 16 tahun
4. Riwayat Penyakit
Alasan Masuk RS :
Alasan pasien masuk RS, pasien mengatakan sesak napas yang memburuk
selama satu minggu.
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan selama lebih dari dua bulan, dia menggambarkan batuk
tidak produktif, demam malam hari, penurunan berat badan yang
signifikan, nyeri sendi, dan kelelahan .
5. Survey Primer
Terdapat sumbatan jalan napas, suara nafas ronchi dan terdapat suara
nafas tambahan.
b. Breathing + Ventilasi
Tekanan ekspansi akhir positif (PEEP) 10cm H2O dan FiO2 70%,
pengembangan dada simetris, takipnea, menggunakan ventilator,
frekuensi nafas 20 x/menit, auskultasi paru terdengan ronkhi untuk
auskultasi bilateral dengan irama regular, dan mengalami keluhan
sesak nafas.
c. Circulation
f. Gastric Tube
g. Heart Monitor
6. Survey Sekunder
a. Kulit kepala
Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hematoma, tidak ada
perdarahan, dan tidak ada krepitasi.
b. Wajah
Tidak ada sembab mata, tidak ada cedera cornea, tidak ada kreptasi
pada hidung, tidak ada krepitasi pada zigoma.
c. Leher
d. Cor
Inspeksi : tidak ada jejas, IC tidak tampak
Palpasi : Takikardi
Perkusi : batas-batas jantung melebar ke kiri
Auskultasi : tirme teratur/ regular
e. Pulmo
Inspeksi : tidak ada jejas, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan
Palpasi : tidak ada pembesaran
Perkusi : Pekak
Auskultasi : suara paru bersih untuk auskultasi bilateral
f. Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada jejas
h. Pelvis
i. Ekstermitas atas
j. Ekstermitas bawah
k. Bagian punggung
Tidak ada
krepitasi
l. Balance
Cairan Tiak
terkaji
7. PemeriTes iksaan Penunjang :
2. Menganjurkan penggunaan otot penyapihan
terbaik dang mengoptimalkan diafragma
Implementasi
Alligood & Tomey. (2010). Nursing Theorist and Their Work (6th edition) USA
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A., C. (2014). Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Keperawatan Pasien. Edisi:3.
Jakarta : EGC
Herman, T.H & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis:
Definitions, Clasification 2015-2017 Edisi ke 10. Oxford:Wiley
Blackwell
Howard, Patricia, K. (2010). Sheehy’s Emergency Nursing Principles
and Practice ENA Sixth Edition. USA: Mosby Elservier
Jhonson, Marion.,Meridean Maas. (2013). Nursing Outcomes Classification
(NOC). St. Louis : Mosby
Kowalak, Jennifer, P. (2012). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC