Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Menindak lanjuti Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor: 03/KB/2021, Nomor: 384 Tahun
2021, Nomor: HK. 01.08/Menkes/4244/2021, Nomor: 440-717 tahun 2020 tentang panduan
penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Coronavirus Diseases 2019 tanggal 30 Maret 2021, kami
mohon izin untuk melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan layanan
belajar tatap muka pada SMA, SMK, SLB negeri dan swasta tahun pelajaran 2021/2022, dengan uraian
sebagai berikut.
A. Dasar Hukum
1. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan
dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor: 03/KB/2021, Nomor: 384 Tahun 2021,
Nomor: HK. 01.08/Menkes/4244/2021, Nomor: 440-717 tahun 2020 tentang panduan
penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Coronavirus Diseases 2019 tanggal 30 Maret
2021.
2. Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 32 tahun 2021 tanggal 9 Agustus 2021 tentang
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3, level 2, dan level 1 serta mengoptimalkan
posko penanganann coronavirus disease 2019 di tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian
penyebaran coronavirus disease 2019.
3. Surat Edaran Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor 109/07/Kum/Tahun 2021 tanggal 21 Juli 2021
tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro di provinsi Nusa Tenggara
Barat.
B. Alasan/Pertimbangan
1. Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran daring maupun luring tanggal 19 s.d. 31 Juli 2021 yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB menunjukkan bahwa proses
pembelajaran mengalami berbagai kendala, di antaranya terbatasnya kuota dan jaringan internet
yang tidak memadai khususnya di daerah blank spot, kurang mahirnya mengoperasikan IT,
sulitnya mengatur jadwal, dan lain-lain.
2. Data-data primer seperti laporan pengawas sekolah, hasil survey dan observasi langsung tim Dinas
Dikbud NTB menunjukkan bahwa sebagian besar SMA/SMK/SLB sangat siap melaksanakan
layanan tatap muka secara penuh. Kesiapan ini didukung dengan sarana pendukung yang
dibutuhkan seperti masker, tempat cuci tangan, ruang isolasi/UKS, dan tingkat kedisiplinan guru
dan peserta didik dalam menerapkan protocol Covid-19 menunjukkan trend yang makin positive.
3. Masukan dari orang tua siswa yang berharap agar putra-putri mereka tetap bisa melaksanakan
pembelajaran tatap muka semata-mata untuk mengurangi potensi ketidakmaksimalan orangtua
dalam mendampingi putra-putri mereka saat belajar di rumah dikarenakan alasan tertentu seperti
kesibukan kerja di luar rumah atau karena kurang terampilnya orangtua dalam dalam
mendampingi anak-anak belajar dari rumah atau karena alasan lainnya.
4. Harapan yang sangat tinggi dari peserta didik agar sekolah segera dibuka untuk pembelajaran tatap
muka mengingat belajar dari rumah (BDR) dirasakan kurang optimal bila dibandingkan dengan
belajar secara langsung di sekolah.
5. Kekhawatiran sebagian besar masyarakat akan terjadinya learning loss, yakni situasi di mana tidak
adanya proses belajar dalam waktu lama akan menyebabkan hilangnya motivasi dan orientasi
belajar peserta didik.
4. Prosedur Kerja
a. Mengatur ruang kelas dengan rasio Shift/ blok diserahkan kepada sekolah
Maksimal tatap muka 3,5 jam setiap shift/blok
maksimal 18 peserta didik/Kelas
Tim disiplin dibentuk dari OSIS, Pramuka, PMR dll yang
b. Menyusun jadwal pelajaran tidak sedang mendapatkan jadwal tatap muka
c. Membuat tim disiplin sekolah
5. Waktu Pelaksanaan
a. Pembelajaran tatap muka terbatas (bukan simulasi) dapat dilaksanakan mulai tanggal 16
Agustus 2021.
b. Evaluasi pelaksanaan layanan tatap muka dilakukan 2-4 minggu sekali.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka layanan tatap muka terbatas di SMA/SMK/SLB dapat
dilaksanaakan mulai tanggal 16 Agustus 2021 sampai dengan adanya ketentuan lebih lanjut.
Demikian untuk dilaksanakan dan atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
Tembusan Yth:
1. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
di Jakarta
2. Gubernur Nusa Tenggara Barat sebagai laporan
3. Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat
4. Sekretaris Daerah Provinsi NTB
5. Kepala LPMP NTB
6. Kepala Inspektorat Provinsi NTB
7. Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTB