Asal Usul Sejarah Candi Borobudur 5791b8624668c
Asal Usul Sejarah Candi Borobudur 5791b8624668c
WAKTU DIDIRIKAN
Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang
Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di
dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti
namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan
singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli
Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga )
menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari
prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9
dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa
Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar
dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada
umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa
tengah pada khususnya
periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9
di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra
kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi
yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas
bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran –
dataran adalah khas bangunan Budha tapi ada juga
sebagian khas Hindu
PENEMUAN KEMBALI
Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi
antara dataran rendah di sekelilingnya.
PENYELAMATAN 1
Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha
perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi
Borobudur
mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta
pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya.
Pemugaran Candi Borobudur yang pertama kali di adakan
pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Tuan
Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari
kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari
bangunan Candi Borobudur
Teras tertinggi setelah restorasi Van Erp
PATUNG
Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung
Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432
Buah
Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah
PATUNG SINGA
Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat
patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak
kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang
jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya
patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang
juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga
bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.
STUPA
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan
terletak di tengah – tengah paling atas yang merupakan
mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi
Borobudur,
garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi
di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas
Padmaganda dan juga trletak di garis Harmika.
- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah
Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di
dalamnya terdapat patung Budha.
Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya
72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat
Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
- Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang
lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah
ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah
– olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur
keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada
langkah ke II saampai langkah ke V sedangkan pada
langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil
jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.
RELIEF
Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi.
Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut
mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal
dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur.
Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain
relief-relief cerita jātaka.
LALITAWISTARA
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam
deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang
lengkap )
yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga
Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman
Rusa dekat kota Banaras.
Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan,
setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang
dimulai dari tangga sisi timur.
Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di
sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk
menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang
Bodhisattwa selaku calon Buddha.
Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di
arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja
Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri
Kapilawastu.
Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir
dengan wejangan pertama, yang secara simbolis
dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran
Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum",
sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.
GANDAWYUHA
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-
2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal
lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi
tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana.
Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada
kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha,
dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab
lainnya yaitu Bhadracari.
ARCA BUDDHA
Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang
terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca
buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta
menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.
Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300
telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang
(sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering
dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum
luar negeri).