Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologi, namun
merupakan faktor risiko terjadinya mortalitas dan morbiditas ibu. Oleh
karenanya perlu persiapan baik secara mental dan fisik sehingga kondisi-kondisi
abnormal dapat diminimalkan (Widyawati, 2013).
Pada awal kehamilan biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah,
meriang dan lemas. Pada trimester kedua dan trimester ketiga mengalami
pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan hormonal akan
mengakibatkan munculnya keluhankeluhan. Keluhan-keluhan tersebut
diantaranya adalah nyeri punggang, sesak napas, varises, hemorrhoid,
konstipasi, gangguan tidur dan lain-lain (Lestari, 2014).
Menurut Dr. Didik K (2011) dalam penelitian Lestari (2014), nyeri
punggang selama kehamilan adalah keluhan umum pada wanita hamil.
Angkanya sekitar 50-70% dari wanita hamil bisa merasakannya. Nyeri
punggang ini bisa dirasakan di semua tingkat usia kehamilan, tetapi paling
banyak dirasakan saat kehamilan trimester II dan III.
Perubahan yang terjadi pada masa kehamilan tersebut mungkin dapat
menjadi penyulit selama masa kehamilan maupun masa persalinan. Penyulit
selama masa kehamilan misalnya nyeri punggung, nyeri pinggang, nyeri
panggul, serta sesak nafas. Adanya penyulit selama masa kehamilan dan selama
masa persalinan serta penyulit pada bayi dapat meningkatkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi (Ridhoyanti, 2014).
Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri punggung.
Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang
tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang masa-
masa kehamilan hingga periode pasca natal. Wanita yang pernah mengalami
nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama
ketika hamil, oleh karena itu penting sekali untuk dapat membedakan nyeri
punggung terjadi akibat kehamilan dengan nyeri punggung yang terjadi akibat
penyebab lain (Lichayati, 2013).
Menurut Braxshaw (2004) dalam penelitian Yosefa (2013), nyeri
punggung terjadi karena adanya perubahan pada hormone kehamilan yang
meningkatkan kadar hormone relaksin, hal ini mempengaruhi fleksibilitas
jaringan ligamen yang akhirnya meningkatkan mobilitas sendi di pelvis dan akan
berdampak pada ketidakstabilan spinal dan pelvis serta menyebabkan rasa tidak
nyaman. Faktor predisposisi lainnya yang menyebabkan nyeri punggung
berkaitan dengan penambahan berat badan, perubahan postur yang cepat, nyeri
punggung terdahulu, dan peregangan yang berulang. Selain itu nyeri punggung
juga dirasakan akibat kesalahan postur tubuh saat duduk, berdiri, berbaring dan
bahkan pada saat melakukan aktivitas rumah.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis TM III serta dapat
menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara nyata sesuai standar dan
wewenang bidan di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengumpulan data dan analisis data dasar pada ibu hamil
fisiologis TM III di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
b. Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah pada pada ibu hamil
fisiologis TM III di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
c. Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah potensial pada pada ibu
hamil fisiologis TM III di Puskesmas Wonorejo Samarinda
d. Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus
kehamilan fisiologis TM III di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
e. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis TM
III di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
f. Melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada pada ibu hamil
fisiologis TM III di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
g. Melaksanakan pendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam
asuhan kebidanan yang telah di laksanakan pada pada ibu hamil
fisiologis TM III di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan pembelajaran agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan dalam asuhan kebidanan khususnya dalam menangani
kehamilan fisiologis TM III.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan
pengetahuannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
fisiologis TM III khususnya di ITKES Wiyata Husada Samarinda
3. Bagi lahan praktik
Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta menambah
wawasan dan pengetahuan sesuai evidance based khususnya pada asuhan
kebidanan pada ibu hamil fisiologis TM III.
4. Bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan serta meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam
perawatan kehamilan khususnya kehamilan fisiologis TM III.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin (rukiyah, 2009). Lamanya kehamilan normal atau matur berlangsung kira-
kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan
yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur,
sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. (rukiyah,
2016) (Mansjoer, 2016)
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester. Trimester pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimnester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan 7
sampai 9 bulan (29-42 minggu) (Mansjoer, 2016).

B. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita. Dalam


hal ini, hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai
peranan penting terhadap perubahan-perubahan tersebut.

1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama disebabkan oleh hipertrofi
otot polos uterus dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Berat uterus normal lebih kurang 30 gram pada akhir kehamilan
(40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram, panjangnya lebih kurang 20 cm
dan dinding lebih kurang 2,5 cm. (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan , 2016)
2. Serviks Uteri
Serviks uteri mengalami perubahan akibat kadar esterogen meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Wanita hamil kadang mengeluh mengeluarkan cairan per vaginam lebih
banyak karena kelenjar-kelenjar serviks mengeluarkan sekresi lebih banyak,
hal ini masih merupakan keadaan fisiologik. (Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan , 2016).
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon esterogen mengalami perubahan. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah,
agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsio pun
tampak livide. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah, PH 3,5-6
akibat peningkatan produksi asam laktat karena kerja laktobaci Acidophilus,
keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematus, hipertropi, lebih
sensitif meningkat seksual terutama triwulan tiga. (Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan , 2016) (rukiyah, 2016).
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luterum
graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Lalu ia mengecil setelah plasenta
terbentuk. Ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin, suatu
immunoreactive inhibuin dalam sirkulasi maternal. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga
aterm. (rukiyah, 2016) (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan , 2016)
5. Payudara (Mamae)
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan
oleh peningkatan kadar esterogen, progesteron, laktogen plasental dan
prolaktin. Stimulasi hormon ini menimbulkan poliferasi jaringan, dilatasi
pembuluh darahdan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit
pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin
dialami, khususnya oleh primigravida pada kehamilan minggu keempat
cairan yang jernih ditemukan dalam payudara pada usia kehamilan 4
minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia kehamilan 16 minggu.
(Farrel, 2016) (rukiyah, 2016)
6. Sistem Endokrin
1. Hormon Plasenta.
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ
endokrin secara langsung. Peningkatan kadar esterogen menyebabkan
produksi globulin meningkat dan menekan produksi tiroksin,
kortikosteroid dan steroid dan akibatnya plasma yang mengandung
hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya tetapi kadar hormon
bebas mengalami peningakatan yang besar. (Mcfadyen,1995) (Salmah,
2016)
2. Hormon Hipofisis
Berat kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30-50% yang
menyebabkan wanita hamil menderita pusing (Mcfadyen,1995). Produksi
hormon perangsang folikel dan luteinizing hormon dihambat oleh
esterogen dan progesteron plasenta (Salmah, 2016)
3. Kelenjar tiroid
Dalam kehamilan normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira-kira 13% karena adanya hiperplasia dari jaringan
glandula dan meningkatnnya vaskularitas (Cunningham et al,2016)
(Salmah, 2016)
4. Kelenjar adrenal
Karena dirangsang oleh hormon Estrogen,Kelenjar adrenal memproduksi
lebih banyak kartisol plasma bebas dan juga kortikosteroid,termasuk
ACTH dan hal ini terjadi dari umur 12minggu sampai aterm.(Cruishank
& Hays,2016) (Salmah, 2016)
5. Sistem Kekebalan
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai macam fungsi
immunologi secara humoral dan seluler untuk memnyesuaikan diri
dengan graft janin semialogenik “asing”. Sebenarnya, titer antibodi
humoral melawan beberapa virus, misalnya herpes simplek, campak, dan
influenza, menurun selama kehamilan. Tapi penurunan titer sebanding
dengan efek hemodilusi pada kehamilan (Baboonnian dan Griffths,2016
dalam Cunnigham 2016) (rukiyah, 2016).
6. Sistem Perkemihan
Dalam pembesaran yang terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan,
uterus akan lebih banyak menyita tempat dalam panggul. Setelah usia
kehamilan 3 bulan, uterus keluar dari dalam roangga panggul dan fungsi
kantong kebih kembali normal,keiginan buang air kecil yang sering
timbul kembali pada kehamilan menjelang aterm ketika presenting part
bayi masuk ke dalam rongga panggul(Farrer,2016) (rukiyah, 2016)
7. Sirkulasi Darah
Sirkulasi ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adannya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah dikemukakakan volume darah
ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah
banyak, kira- kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti
dengan cardiac output. Yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
(Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan , 2016).
8. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar kearah diagfragma, sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan iksigen yang meningkat kira-kira
20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian
bawah toraxnnya juga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-
kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik. (Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan , 2016)
9. Traktus Digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).
Diakibatkan oleh kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot
otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh taraktus
digestivus juga berkurang. (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan , 2016)
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. Kadang-kadang terdapat pigmen pada
dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.Di daerah
leher dan aerola mammae sering terdapat hiperpigmentasi. Linea alba
pada kehamilan menjadi hitam disebut linea grisea.Sering dijumpai kulit
perut seolah olah retak-retak warnannya berubah agak hiperemik dan
kebiru biruan disebut striae livide. (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan ,
2016)
11. Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem
endrokin juga meninggin, dan tanpa lebih jelas kelenjar gondoknnya
(Glandula Tireoidea). BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnnya
ditemukan pada trimester terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu
diperoleh terutama dari pembakaran hidrakarang, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas. (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan , 2016)
12. Tanda-Tanda Kehamilan
1. Tanda Dugaan Hamil
a. Tidak datang haid (Aminorhea)
b. Mual (Nause) dan muntah (Emesis)
c. Payudara membesar, tegang, kesemutan, teraba benjolan dan pembesaran
putting
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Keletihan
f. Perubahan warna payudara, seperti :warna puting menjadi lebih gelap
dan perubahan pada areola primer dan sekunder
g. Muncul tuberkel atau folikel Montgomery
h. Salivasi berlebihan
i. Peningkatan temperature basal tubuh yang terus berlanjut padahal tidak
ada infeksi
j. Kolostrum keluar dari putting
k. Tanda Chadwick
l. Quickening
m. Pigmentasi kulit, seperti kloasma, striae, linea, vascular spider, eritema
palmar. (Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 2016)
 Tanda Kemungkinan Hamil
a. Pembesaran abdomen
b. Palpasi batas-batas janin
c. Ballotement
d. Pembesaran uterus
e. Tanda Piscasek
f. Tanda Hegar
g. Tanda Goodell
h. Palpasi kontraksi Braxton Hicks
i. Tanda Chadwick
j. Tes kehamilan positif. (Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 2006)
 Tanda Pasti Hamil
a. Pergerakan janin
b. Jantung janin berdetak
a. Bukti kehamilan melalui pemeriksaan sonografi (Varney, Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, 2016).

13. Masa Kehamilan


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamannya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester I ( 0-
12 minggu ), trimester II ( 13-28 minggu) trimester III ( 29-42 minggu ).
Setelah terjadi pembuahan akibat bersatunya sel telur dan sel spermatozoa,
kemudian diikuti oleh beberapa proses, pembelahan, dan selanjutannya hasil
konsepsi melakukan nidasi atau implantasi, maka selanjutnnya hasil konsepsi
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Embriogenesis (pertumbuhan mudigah) adalah pertumbuhan embrio bermula
dari lempeng embrional (embrional plate) kemudian berdiferensiasi menjadi tiga
unsur lapisan : Ektodermal, Mesodermal, dan Entodermal.
-Trimester I (0-12 minggu)
 Minggu ke 0 : Sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi
membagi menjadi dua, empat, delapan, setelahmenjadi morula masuk
untuk menempel kurang lebih sebelas hari setelah konsepsi.
 Minggu ke-4 / bulan ke-1 : Dari embrio, bagian tubuh pertama muncul
adalah tulang belakang, otak dan saraf, jantung, sirkulasi darah, dan
pencernaan terbentuk.
 Minggu ke-8 / bulan ke-2 : Perkembangan embrio lebih cepat, jantung
mulai memompa darah.
 Minggu ke-12/ bulan ke-3 : Embrio berubah menjadi janin. Denyut
jantung janin dapat dilihat dengan pemeriksaan ultrasonografi(USG),
berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai, jenis kelamin sudah bisa
ditentukan, ginjal sudah memproduksi urine.

- Trimester II (13-28 minggu)

 Minggu ke-16/ bulan ke-4 : Sistem muskuloskeletal matang, sistem saraf


terkontrol, pembuluh darah berkembang cepat, denyut ja ntung janin
terdengar lewat doppler, panckeas memproduksi insulin.
 Minggu ke-20/ bulan ke-5 : Verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi
tubuh, janin membuat jadwal untuk tidur, menelan dan menendang.
 Minggu ke-24/ bulan ke-6 : Kerangka berkembang cepat, perkembangan
pernafasan dimulai.
 Minggu ke-28/ bulan ke-7 : Janin bernafas, menelan dan mengatur suhu,
surfactant mulai terbentuk di paru-paru, mata mulai buka dan tutup,
bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.
- Trimester III (29-42 minggu)

 Minggu ke-32/ bulan ke-8 : Lemak coklat berkembang dibawah kulit,


mulai simpan zat besi, kalsium, dan fosfor.
 Minggu ke-38/ bulan ke-9 : Seluruh uterus digunakan bayi sehingga
tidak bisa bergerak banyak, antibodi ibu di transfer ke bayi untuk
mencapai kekebalan untuk 6bulan pertama sampai kekebalan bayi
bekerja sendiri (Prawirohardjo,2016) (rukiyah, 2016).

14. Ketidaknyamanan pada KehamilanTrimester 1
 Perubahan payudara : rasa nyeri, lembek, dan rasa nyeri
 Disebabkan karena hipertropi kelenjar, hipervaskulrisasi, dan
hiperpigmentasi akibat peningkatan hormonal. Payudara yang lembek
sifatnya sementara.
 Cara mengatasinya:
 Memakai bra yang menyongkong payudara dan menyerp
keringat
 Perawatan payudara dengan air hangat
 Sering kencing :
 Disebabkan oleh gangguan fungsi kandung kemih akibat perubahan
vaskuler berhubungan dengan hormonal dan volume kandung kemih
yang mengecil akibat terdorong Rahim serta presentasi janin.
 Cara mengatasinya :
 Upayakan kencing dengan teratur
 Kurangi minum sebelum tidur, banyak minum di siang hari
 Mengurangi minum kopi dan the.
 Rasa letih, lesu, lemah
 Disebakan oleh peningkatan hormon progesteron, esterogen dan HCG
 Cara mengatasinya :
 Istirahat yang cukup dan diet seimbang
 Mual dan muntah
 Disebabkan oleh perubahan hormonal HCG dan penolakan kehamilan
 Cara mengatasinya :
 Jaga agar tidak terlalu lapar atau kekenyangan
 Tidak merokok
 Bangun pagi langsung makan biscuit
 Berbaring sebentar sampai keluhan berkurang
 Mimakan sedikit-sedikit tapi sering dengan porsi kecil
 Hindari makanan yang menyengat dan berbumbu
 Hipersalivasi
 Disebabkan oleh peningkatan esterogen hingga terjadi poliferasi
jaringan ikat dan vaskularisasi, malas menelan karena emesis (muntah).
 Cara mengatasinya :
 Berkumur dengan obat kumur
 Sering mengunyah permen
 Diet seimbang sayur buah
 Jaga kebersihan mulut dan bersikat gigi hati-hati
 Hidung tersumbat kadang-kadang terjadi mimisan
 Disebabkan karena peningkatan esterogen
 Cara mengatasinya :
 Pakai inhaler
 Hindari trauma
 Irigasi dengan cairan garam fisiologis atau spray
 Keputihan
 Disebabkab karena serviks terangsang oleh hormon sehingga menebal,
hiperaktif, dan mngeluarkan banyak lendir.
 Cara mengatasinya :
 Jaga kebersihan vulva
 Sering ganti celana dalam
 Periksakan jika lendir berubah warna, gatal dan berbau (salmah,
2016)
15. Antenatal Care (ANC)
 Pengertian
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu hamil normal atau
bermasalah (saifudin, 2016) (rukiyah, 2016)
 Tujuan ANC
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
dan bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Asi
Esklusif.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
 Jadwal Kunjungan ANC
Kunjungan Antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan :
- Satu kali pada trimester pertama sebelum minggu ke 16
- Satu kali pada trimester kedua antara minggu ke 24-28
- Dua kali pada trimester ketiga antar minggu ke 30-38

16. Standar Pelayanan Kebidanan


Pelayanan / Asuhan Standar Minimal termasuk “7T” :
 (Timbang) berat badan
 Pertambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan BMI (Body Massa
Indeks) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan selama
kehamilan. Total pertambahan berat badan pada ibu hamil 11,5-16 kg. Adapun
tinggi pada menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang
baik untuk ibu hamil yaitu < 145 cm.( Prawirohardjo,2016) (rukiyah, 2016)
 Ukur (Tekanan) darah
 Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama
kehamilan. Tekanan darah pada kehamilan normalnya di bawah 140/90 mmHg.
 Ukur (Tinggi) fundus uteri

Tabel Tinggi Fundus Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Dalam cm Tinggi fundus uteri


12 minggu - 3 jari diatas simfisis
16 minggu - Pertengan antara simpisis
dan pusat
20 minggu 20 cm (±2 cm) 3 jari dibawah pusat
22 minggu Usia kehamilan dalam Sepusat
minggu =cm (±2 cm)
28 minggu Usia kehamilan dalam 3 jari di atas pusat
minggu =cm (±2 cm)
34 minggu Usia kehamilan dalam Pertengahan pusat dengan
minggu =cm (±2 cm) PX
36 minggu Usia kehamilan dalam Setinggi PX
minggu =cm (±2 cm)
40 minggu Usia kehamilan dalam 3 jari dibawah PX
minggu =cm (±2 cm)

Keterangan : tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai


dengan usia kehamilan.
 Pemberian Immunisasi Tetanus Toxoid
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali
saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang
kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi, untuk memaksimalkan
perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu
hamil.
Ibu yang tidak mendapatkan imunisasi toksoid dapat beresiko terkena terkena
penyakit tetanus pada dirinya maupun janinnya.

Antingen Interval waktu Lama Perlindungan % Perlindungan


TT1 Pada kunjungan
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99
Keterangan : artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi
dilahirkan akan terlindung dari tetanus toxoid (Saifudin 2016) (rukiyah, 2016)

 Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan


Pemberian Tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat
besi pada ibu hamil, wanita hamil perlu menyerap rata-rata 60 mg/hari. Fe
diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet besi efeknya dapat menimbulkan
mual daan feses menjadi kehitaman. Tablet besi diminum di malam hari setelah
makan dengan air putih atau air jeruk.
 Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) lain pada
kecurigaan adanya resiko IMS (PPIBI,2018) (rukiyah, 2016)
 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien.
(rukiyah, 2016)

17. Pemberian Vitamin Pada Trimester I


 Asam Folat
Asam folat dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan mencegah
kecacatan otak dan tulang belakang. Kebutuhan asam folat untuk wanita hamil
adalah berkisar antara 500-1000 µg perhari. Bagi ibu- ibu yang pernah
melahirkan bayi dengan kelainan susunan saraf pusat dianjurkan untuk
mengkonsumsi asam folat dengan dosis 4000 µg (4mg) perhari,dimulai sejak
satu bulan sebelum hamil sampai usia hamil tiga bulan Asam folat dapat
diperoleh dari kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau seperti brokoli, buah-
buahan segar. (Pusponegoro, 2012)(Mom and Kiddie).
 B6
Menurut beberapa penelitian, konsumsi vitamin B6 akan mengurangi rasa mual
muntah pada beberapa wanita, untuk mengatasi rasa mual munath saat
kehamilan dosis vitamin B6 10mg untuk 3-4 kali sehari. Vitamin B6 dikonsumsi
dari berbagai variasi makanan seperti pisang, sereal, kentang, ayam, gandum,
jagung, kacang-kacangan. (suririnah, 2006)
 B12
B12 diberikan pada ibu hamil yang mengalami kesulitan mengonsumsi susu atau
produk hewani, menambah nafsu makan dan mencegah anemia megaloblastik.
(Varney, 2016) (bidanku.com).

18. Metode Pendokumentasian Asuhan Kehamilan


Metode pendokumentasian untuk mendapatkan data kebutuhan dasar klien
dengan menggunakan metode 7 Langkah Varney
 Langkah 1 Pengkajian
Dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi akurat dan
lengkap dari beberapa sumber berkaitan dengan kondisi klien dengan cara
wawancara klien, suami, keluarga, dan catatan/dokumentasi pasien untuk
memperoleh data subjektif. Sementara itu, data obyektif dilakukan dengan
melakukan observasi dan pemeriksaan. (Rita Yulifah, 2016)
 Langkah 2 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah spesifik. Masalah dan diagnosa digunakan
karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan, seperti diagnosa, tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan
terhadap klien. (Rita Yulifah, 2016)
 Langkah 3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Menidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Tujuan dari langkah ketiga untuk
mengantisipasi semua kemungkinan yang dapat muncul. (Rita Yulifah, 2016)
 Langkah 4 Menetapkan Terhadap Tindakan segera
Menetapkan kebutuhan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan yang terjadi dalam kondisi
darurat. Diperlukan data baru yang lebih spesifik agar dapat mengetahui
penyebab langsung diagnosa dan masalah yang ada. Oleh karena itu, diperlukan
tindakan segera untuk mengetahui penyebabnnya. Tindakan segera selain itu
bisa juga berupa observasi atau pemeriksaan. (Rita Yulifah, 2016)
 Langkah 5 Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini tidak hanya meliputi apa yang sudah ada teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut. Pada langkah ini merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasaan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Semua
keputusan dikembangkan dalam asuhan menyeluruh harus rasional dan benar-
benar valid berdasrkan pengetahuan dan teori serta sesuai dengan asumsi tentang
apa yang akan dilakukan klien. (Rita Yulifah, 2016)
 Langkah 6 Melaksanakan Rencana Asuhan
Dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisen dan aman. Rencana
asuhan yang menyeluruh dilaksanakan dengan efisien dan aman. Walau bidan
tidak melakukannya sendiri tetapi memikul tanggung jawab untuk mengerahkan
pelaksanaannya. Manajemen yang efisien, menyingkat waktu dan biaya, serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan
telah dilaksanakan. (Rita Yulifah, 2016)
 Langkah 7 Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi
meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah
yang telah diidentifikasi. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari
awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi
mengapa proses manajemen tidak efektif, serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan


masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif, dan efesien khususnya pada
asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny “D” di Puskesmas Remaja Samarinda.
Pada kasus ini pengkajian dilakukan tanggal 23 Mei 2019 diperoleh data
subyektif yaitu Ny “D” hamil pertama umur 22 tahun mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, HPHT pada tanggal 17 Mei 2019. Pada data obyektif dari pemeriksaan
tanda-tanda vital TD 110/80 mmHg, Suhu 36,50C, Nadi 105x/mnt, Pernafasan
24x/menit. Hal ini sesuai dengan teori Menurut (Marni,2014) tekanan darah dalam batas
normal yaitu100/70-130/90 mmHg, Nadi ibu hamil ≥100 x/menit, sedangkan menurut
(Romauli, 2011) suhu normal ibu hamil adalah 36-37,5o C,DJJ Bayi 146 x/menit dan
pernafasan normalnya 16-24 x/menit. Dalam pengkajian ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus pada pemeriksaan penunjang.

Pada interpretasi data ini setelah diperoleh data dari ibu, keluarga dan tenaga
kesehatan maka didapatkan diagnosa Ny “D” umur 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 29
minggu.

Pada kasus Ny “D” adalah hamil normal, resiko yang mungkin dialami Ny ”D”
tidak terdapat data yang mendukung kearah potensial dan tidak adanya kelainan yang
membutuhkan tindakan kegawatdaruratan, rujukan dan penanganan secara team,
sehingga diagnosa potensial tidak ditegakkan.
Menurut Varney (2009), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efesien dan aman. Pelaksaan
asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Pada kasus ini dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang sudah
direncanakan sehingga diharapkan asuhan yang diberikan teratasi dengan baik. Didalam
teori bidan melaksanakan proses kebidanan sesuai dengan kewenangannya. Dalam
praktek lapangan bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa yang sudah
direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan yang menyimpang dari rencana
sebelumnya. Sehingga dalam langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan.
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini penulis dapat merumuskan simpulan dan saran ilmiah dengan judul
“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis Ny “D” Umur 28 Tahun G 2P1A0 UK 29
Minggu di Puskesmas Remaja Samarinda terhadap asuhan yang telah diberikan.

A. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan dengan menerapkan
manajemen kebidanan, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut :
1. Dalam kasus ini penulis dapat mengetahui data dasar secara lengkap dan
perubahan sistematis secara fisiologis yang terjadi pada Ny “D”
2. Interpretasi data yang didapat Ibu Hamil pada Ny “D” Umur 28 Tahun G 2P1A0
Hamil 29 Minggu.
3. Diagnosa potensial dan Antisipasi pada Ny “D” tidak ditemukan sehingga tidak
dilakukan penanganan lebih lanjut.
4. Pada kasus Ny “D” dilakukan perencanaan asuhan yaitu beri penjelasan kepada
ibu tentang penyebab nyeri bagian punggung, cara mengatasi nyeri punggung,
tentang nutrisi yang penting untuk kehamilan, tentang konsumsi tablet Fe,
tentang istirahat yang cukup.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang
pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis TM III dan dapat
menerapkan teori dan praktek kebidanan.
2. Bagi Institusi
Dapat menambah referensi dan sumber bacaan di perpustakaan, untuk
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya ibu hamil dengan keluhan nyeri
punggung.

3. Bagi Klien
Klien mendapat pelayanan Asuhan Kebidanan komprehensif yang sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam perawatan kehamilan fisiologis pada trimester III.
DAFTAR PUSTAKA

a. bidanku.com. (n.d.). perlukah ibu hamil minum vitamin dan suplemen. Retrieved
Agustus 27, 2016, from bidanku.com: bidanku.com
b. M.Moegni, E. (2016). Buku saku pelayanan kesehatan ibu difasilitas kesehatan
dasar dan rujukan . Jakarta: USAHID , UNICEF.
c. Mansjoer, A. (2006). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
d. Manuaba, I. B. (2016). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan,Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
e. Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
f. Prawirohardjo, S. (2016). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
g. Pusponegoro, A. (2012, Januari 21). Suplemen yang Dibutuhkan Bumil.
Retrieved Agustus 27, 2014, from Okezone:
m.okezone.com/read/2012/01/20/486/560891/Suplemen yang Dibutuhkan Bumil
h. Rita Yulifah, S. (2013). Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
i. rukiyah, a. y. (2016). Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). jakarta: TIM.
j. Saifudin, A. B. (2010). Buku Panduan praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
k. Salmah. (2016). Asuhan kebidanan Antenatal . Jakarta: Buku Kedokteran EGC
l. suririnah. (2016, november 6). vitamin B6 untuk mual muntah hamil muda.
Retrieved Agustus 27, 2014, from Info ibu: www.infoibu.com 13. Varney, H.
(2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai