Anda di halaman 1dari 3

EKONOMI PEMBANGUNAN

WILAYAH
Dosen :
IRSYAD LUBIS, SE, M.Soc,Sc, Ph.D

Oleh :
ZULPADLI SIREGAR
Kelas B
NIM: 207003022

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA M E D A N
2021
Data ekonomi makro dan sosial Kabupaten Mandailing Natal dan Kota Medan

Kabupaten Mandailing Natal


Data Ekonomi Makro dan Sosial 2016 2017 2018 2019 2020
PDRB Harga Berlaku (Rp. Milyar) 10 660,04 11 712,51 12 618,05 13 544,74 13 843,00
PDRB Harga Konstan (Rp. Milyar) 7 933,13 8 416,50 8 904,14 9 376,46 9 288,65
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,18 6,09 5,79 5,30 -0,94
IPM 63,99 64,55 65,13 65,83 66,52
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 304 669 319 777 336 820 356 058 400 721
Pendapatan Perkapita (Rp) 18 224.39 19 149,.94 20 077..43 20 962.97 20 594.40

  Kota Medan
  2016 2017 2018 2019 2020
PDRB Harga Berlaku (Rp. Milyar) 184 809,04 203 035,74 222 483,24 241 482,35 242 198,24
PDRB Harga Konstan (Rp. Milyar) 132 062,86 139 739,34 148 007,14 156 780,58 153 669,83
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,27 5,81 5,92 5,93 -1,98
IPM 78,87 79,34 79,98 80,65 80,97
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 460 685 491 496 518 420 532 055 553 796

Pendapatan Perkapita (Rp) 59 236.74 62 177.53 65 369.99 68 766.61 66 958.44

a. Kondisi dinamis perbandingan kesenjangan antara Kabupaten Mandailing Natal


dan Kota Medan menunjukkan bahwa Kota Medan memiliki PDRB
berdasarkan Harga Berlaku, PDRB Harga Konstan, IPM, garis kemiskinann dan
Pendapatan perkapita yang lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten
Mandailing Natal. Pertumbuhan ekonomi Kota Medan secara umum pada tahun
2016-2020 menunjukkan lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten
Mandailing Natal. Pada tahun 2020 pertumbuhan eonomi Kota Medan dan
Kabupaten Mandailing Natal mengalami minus, namun pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Mandailing Natal menunjukkan lebih rendah angka minusnya.
1. Penyebab kesenjangan yaitu : 1) Pertambahan penduduk yang tinggi sehingga
mengakibatkan menurunnya pendapatan perkapita, 2) Inflasi, dimana
pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan
pertambahan produksi barang-barang, 3) Ketidakmerataan pembangunan antar
daerah, 4) Investasi yang banyak dilakukan pada proyek-proyek yang padat
modal (capital intensive), sehingga persentase pendapatan modal dari
tambahan harta lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang
berasal dari kerja, sehingga menambah jumlah pengangguran, dan 5)
Rendahnya mobilitas sosial.
b. Kebijakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesenjangan, yaitu : 1).
menekan pertambahan penduduk dan memberdayakan usaha mikro kecil dan
menengah, 2). Menekan laju inflasi, 3) melakukan pemerataan pembangunan
wilayah kecamatan dengan menerapkan produk unggulan, 4). Mengurangi
pengangghuran dengan memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah dan
5) meningkatkan mobilitas sosial masyarakat dengan meningkatakan sarana dan
prasarana kesehatan dan pendidikan

Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dikenal dan


dipraktekkan saat ini antara lain : a. income percapita, b. tingkat pemerataan (Bank
Dunia), c. Koefisien Gini, d. Indeks Pembangunan Manusia, e. Pysical Quality of
Life Index, f. Keadilan dan Keseimbangan dll. Dengan menjadikan indikator
a,b,c,d.e.f sebagai contoh, ciptakan kemungkinan indikator yang baru, yang dapat
diterapkan secara Internasional, yaitu menerapkan perbandingan IPM terhadap
income perkapita.
Keutamaan indikator ini yaitu : 1) mengetahui kemampuan pendidikan terhadap
income perkapita, 2) mengetahui kemampuan kesehatan terhadap income
perkapita, 3) mengetahui kemampuan pengeluaran terhadap income perkapita
Kelemahan indikator ini yaitu : 1) data IPM menggunakan indeks sedangkan data
income perkapita menggunakan ukuran Rupiah, 2) data ipm yang digunakan
seperti pendidikan sangat beragam seperti jumlah sarana dan prasarana dan jumlah
orang yang bersekolah, 3) data IPM juga menggunakan data pendapatan

Mungkinkan terjadi masyarakat dengan income perkapita tinggi tetapi


standar hidupnya rendah, hal ini dapat terjadi karena tingginya jumlah
penduduk miskin. Kemiskinan adalah suatu mata rantai yang menjadi masalah
utama negara berkembang dalam memajukan prekonomian. Kemiskinan di suatu
negara di pengaruhi oleh dua hal, yaitu pendapatan perkapita dan distribusi
pendapatan. Setinggi apapun tingkat pendapatan per kapita suatu negara, jika tidak
di distribusikan secara merata, mengindentifikasikan kemiskinan suatu negara
tersebut masih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai