K I N D O N E S I AP O L T E K K E S K E M E N
K E S Y O G Y A K A R T A
J U R U S A N K E B I D A N A N
Asuhan Kebidanan Australia Indonesia Partnership
Kata Pengantar
Segala Puji Bagi Allah SWT atas Limpahan Rahmat dan HidayahNya
seh- ingga penyusunan Modul 3 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Modul 3 berjudul “Asuhan Masa Nifas” disusun dengan tujuan untuk me-
dia pembelajaran Program Studi D IVDKebidanan khususnya bagi mahasiswa
III belakang DI Kebidanan pada daerah
Pendidikan Jarak Jauh dengan latar
per- batasan dan kepulauan.
1. Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ibu dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H
Penulis
1
Daftar Isi
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
Pendahuluan 4
Petunjuk belajar 5
KEGIATAN BELAJAR I: KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
NIFAS
A Definisi nifas 8
B Tujuan asuhan kebidanan nifas 9
C Tahapan masa nifas 10
D Peran dan tanggung jawab dalam masa nifas 10
Rangkuman 12
Tes formatif 13
Daftar pustaka
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar
1 diharapkan Anda mampu untuk
menjelaskan konsep dasar nifas dengan
tepat.
TUJUAN
masa nifas secara mandiri.
1. Definisi nifas
POKOK
Materi
2. Tujuan asuhan kebidanan masa nifas
A. Definisi Nifas
- Masa Nifas
(puerperium) adalah
masa setelah
keluarnya plasen- ta
sampai alat-alat
reproduksi pulih
seperti sebelum hamil
dan secara normal
masa nifas ber-
langsung selama 6
minggu atau 40 hari
(Ambarwati, 2010)
6. Memberikan pelayanan KB
Adalah 6 minggu
sesudah mela- hirkan.
Pada periode ini
seorang bidan tetap
melakukan perawatan
dan pemeriksaan secara
berkala serta konseling
KB. Biasanya bidan yang
ada di desa melakukan
kun- jungan rumah atau
ibu yang datang
memeriksaan
kesehatannya di po-
syandu atau
puskesmas.
6. Memberikan pelayanan KB
2. Sebagai promotor
4. Membuat kebijakan
setempat, perencana
program kesehatan
ibu dan bayi
5. Mendeteksi
komplikasi dan
perlunya
rujukan.
6. Memberikan
konseling untuk ibu
dan keluarganya
8. Membuat dokumentasi
asuhan kebidanan
pada masa nifas.
a. Puerperium dini
b. Pueperium lambat
c. Early puerperium
d. Puerperium
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada ibu nifas meliputi apa saja?
.
Kegiatan Belajar II
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
(waktu : 120 menit)
TUJUAN
kegiatan belajar 2 diharapkan
Anda dapat mengidentifikasi
Pembelajaran Umum kebijakan pemerintah masa nifas
di Indonesia dengan benar.
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
jakan Gerakan Sayang Ibu dengan
benar
POKOK
Materi
Ibu (GSI)
5. Kebijakan Jampersal
Uraian Materi
b. Semua komplikasi
obstet- ric dan
neonatal
mendapat
pelayanan yang
memadai.
c. Setiap
perempuan usia
subur harus
mempunyai
akses terhadap
pencega- han
kehamilan yang
tidak diinginkan
dan penanga-
nan komplikasi
kegugu- ran.
2. Membangun
kemitraan yang
efektif melalui kerja
sama lin- tas
program, lintas
dengan instansi sektoral Dengan pendekatan
terkait, organisasi profe-
si, ormas, organisasi per-
empuan, organisasi kea-
gamaan, swasta, LSM
dan perguruan tinggi.
Kemas- yarakatan
berarti peran masyarakat
menjadi lang- kah utama
b. Pendekatan desentralisasi
Pelaksanaan GSI
didasar- kan pada
pelaksanaan UU no 22
Tahun 1999 dan
UU no 25 Tahun 1999
dan
Peraturan Pemerintah.
c. Pendekatan kemitraan
Merupakan dasar
kepedulian dan peran
ser- ta kemitraan kerja
yang se- jajar dan saling
mengun- tungkan.
d. Pendekatan kemandirian
e. Pendekatan keluarga
1) Mendorong pember-
dayaan perempuan
dan keluarga melalui
peningkatan pengeta-
huan untuk menjamin
perilaku sehat dan pe-
manfaatan pelayanan
kesehatan ibu dan
bayi baru lahir.
2) Mendorong keter-
libatan masyarakat
dalam menjamin
penyediaan dan pe-
manfaatan pelayanan
kesehatan ibu dan
bayi baru lahir.
Dalam pelaksanaann-
ya, bayi harus selalu berada di
samping ibu sejak segera setelah
dilahirkan sampai pulang. Isti-
lah rawat gabung parsial yang
dulu banyak dianut, yaitu rawat
gabung hanya dalam bebera-
pa jam seharinya, misalnya ha-
nya siang hari saja, sementara
pada malam hari bayi dirawat di
kamar bayi, sekarang tidak
dibenarkan dan tidak dipakai
lagi. Rawat gabung merupakan
lanjutan dari early ambulation saat saat awal dan nayi akan
dimana memungkinkan ibu mem- peroleh kehangatan tubuh
me- melihara anaknya. ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih
sayangnya.
2. Penggunaan ASI
4. Pendidikan Kesehatan
2. Aspek fisiologis
3. Aspek psikologis
4. Aspek edukatif
Dengan rawat
gabung, ibu (ter-
utama yang baru
mempunyai anak
pertama) akan
mempu- nyai
pengalaman yang
bergu- na, sehingga
mampu menyu- sui
serta merawat
bayinya bila pulang
dari rumah sakit.
Selama di rumah sakit
ibu akan melihat,
belajar dan mendapat
bimbin- gan
bagaimana cara
menyusui secara
benar, bagaimana
cara merawat
payudara, merawat
tali pusat,
memandikan bayi,
istri untuk proses diatas. Suami pendek karena involusi
akan termotivasi untuk mem- rahim
beri dorongan moral bagi
istrin- ya agar mau menyusui
bayinya. Jangan sampai terjadi
seorang suami melarang
istrinya meny- usui bayinya
karena suami takut payudara
istrinya akan menja- di jelek.
Bentuk payudara akan
berubah karena usia adalah
hal almin, meskipun dengan
meng- gunakan kutang
penyangga yang baik,
ditambah dengan nutrisi
yang baik, dan latihan otot –
otot dada serta mener-
apkan posisi yang benar,
keta- kutan mengendornya
payudara dapat dikurangi.
5. Aspek ekonomi
6. Aspek medis
C. ASI Eksklusif
Peraturan Pemerintah
(PP) no 33 tahun 2012 yang
telah diputuskan tanggal 1
Maret 2012 ini berisi tentang
Pemberian ASI eksklusif.
Peraturan pe- merintah ini
dilahirkan guna menjamin
pemenuhan hak bayi untuk
mendapa- tkan sumber
makanan terbaik sejak
dilahirkan sampai berusia 6
bulan, dis- amping itu
kebijakan ini juga untuk
melindungi ibu dalam
memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya. Di dalam
peraturan tersebut dibahas
mengenai Program Inisiasi
Menyusu dini (IMD) dan ASI
Eksklusif. Pengaturan penggu-
naan susu formulan produk
bayi lain- nya, sarana
menyusui di tampat kerja
dan sarana umum lainnya,
dukungan masyarakat ,
tanggung jawab pemer-
intah, pemerintah daerah baik
provinsi maupun
kabupaten/kota dalam serta
pendanaanya. Keberhasilan
pemberian ASI eksklusif, perlu
dukungan berbagai pihak
D. Kunjungan masa nifas
2. Melakukan pencegahan terhadap
Seorang ibu yang baru kemungkinan gangguan kesehatan
ber- salin membutuhkan ibu dan bayinya
perawatan selama masa
3. Mendeteksi adanya komplikasi
nifas. Asuhan pada ibu nifas
atau masalah yang terjadi pada
yang diberikan oleh seorang
masa ni- fas
bidan dilakukan selama kurun
waktu 6 minggu. Hal ini 4. Menangani komplikasi/masalah
dilandasi oleh Kebijakan yang timbul & mengganggu kese-
program nasional pada hatan ibu nifas serta bayinya
masa nifas, yaitu paling
Asuhan yang diberikan oleh
sedikit 4 kali melakukan
tenaga kesehatan sewaktu
kunjungan pada masa nifas
melaku- kan kunjungan nifas
dengan tujuan:
memiliki tu- juan yang
1. Menilai kondisi kesehatan ibu berbeda.Hal ini dapat dilihat
dan bayi pada tabel dibawah:
Tabel 1. Kebijakan kunjungan nifas
Jampersal adalah
jaminan pembiayaan
pelayanan persalinan yang
meliputi pemeriksaan
kehami- lan, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas
lahir yang dilakukan oleh tenaga tenaga kesehatan yang kompeten
kese- hatan di fasilitas kesehatan. dan berwenang di fasilitas
Jampersal bertujuan untuk kesehatan da- lam rangka
meningkatkan akses terhadap menurunkan Angka Kema- tian Ibu
pelayanan kehamilan, per- salinan, (AKI) dan Angka Kematian Bayi
nifas, bayi baru lahir dan KB pasca (AKB).
persalinan yang dilakukan oleh
Test Formatif
1. Kebijakan Gerakan Sayang Ibu yang ditujukan pada ibu dan bayinya
dilaku- kan oleh :
a. Pemerintah
c. Tokoh Agama
d. Suami Istri
TUJUAN
3 diharapkan Anda mampu
mengaplikasikan manajemen kebidanan
Pembelajaran Umum pada ibu nifas dengan tepat.
TUJUAN
1. Menguraikan pengkajian data fisik dan
psikososial dengan benar
Pembelajaran Khusus 2. Menguraikan pemeriksaan fisik dengan
benar
POKOK
Materi
2. Pemeriksaan fisik Ibu Nifas
3. Pelaksanaan tindakan
4. Evaluasi tindakan
Uraian Materi
Bagaimana cara seo- ma-
rang bidan untuk memberikan
asuhan pada ibu nifas? Apa
langkah – langkah yang harus
dilakukan bidan ? Bagaimana
mendiagnosa ibu nifas ?
Per- tanyaan tersebut
merupakan hal yang sangat
penting karena untuk
memberikan asuhan yang
komprehensif, seorang bidan
harus dapat melakukan pengka-
jian, anamnesa,
mendiagnosa, melakukan
tindakan dan eval- uasi.
Baiklah, kita mulai dengan
yang pertama yaitu
pengkajian data fisik dan
psikososial. Se- lamat
membaca.
a. Melakukan pemeriksaan
fisik, keadaan umum dan
pengkajian psikososial terh-
adap ibu, ayah dan
anggota keluarga
e. Dilakukan segera
pada masa
immediate
postpartum,
seperti: observasi
tanda vi- tal,
keseimbangan
cairan, pencegahan
kehilangan dar- ah
yang abnormal,
eliminasi urin,
kontraksi uterus,
Ting- gi fundus
uteri, perdarahan,
produksi ASI,
ambulasi dini dan
istirahat.
2. Pengkajian data
psikososial
dan adat istiadat. Kultur yang dianut
ter-
Adaptasi psikologi ibu
setelah melahirkan, pengala-
man tentang melahirkan, apa-
kah ibu pasif atau cerewet,
atau sangat kalem. Pola
koping (per- tahanan diri),
hubungan dengan suami,
hubungan dengan bayi,
hubungan dengan anggota
kel- uarga lain, dukungan social
dan pola komunikasi
termasuk po- tensi keluarga
untuk member- ikan
perawatan kepada klien.
Adakah masalah perkawinan,
ketidak mampuan merawat bayi
baru lahir, krisis keluarga.
Post partum blues : Perasaan
sedih, kelelahan, kecemasan,
bingung dan mudah
menangis.
5. Kebiasaan Sehari-Hari
d. Personal
Hygiene : Pola
mandi,
kebersihan mulut
dan gigi,
penggunaan pem-
balut dan
kebersihan genita-
lia, pola berpakaian,
tatarias rambut
dan wajah.
e. Aktifitas :
Kemampuan mo-
bilisasi beberapa
saat setelah
melahirkan,
kemampuan
merawat diri dan
melaku- kan
eliminasi,
kemampuan
bekerja dan
menyusui.
f. Rekreasi dan
hiburan : Situasi
atau tempat yang
menyenangkan,
tekanan darah sistolik dan tersebut abnormal
diastolik, yang kembali se-
cara spontan kanan darah
sebelum hamil selama
be- berapa hari bidan
bertang- gung jawab
mengkaji resiko preeklamsi
pascapartum, komplikasi
yang relatif ja- rang,
tetapi serius, jika pen-
ingkatan tekanan darah
sig- nifikan.
b. Suhu
c. Nadi
d. Pernapasan
b. Pengkajian fisik
c. Pengkajian emosional
a. Lokia
c. Pengeluaran ASI
d. Oedema
a. Kepala
b. Anogenital
c. Tungkai
d. Abdomen
4. Penyuluhan yang dapat diberikan oleh bidan pada ibu nifas adalah,
kec- uali:
5. Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keseha-
tan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
Jakarta.
6. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Me-
dika.
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 3
1
1. D
1. C
2. B
2. C
3C
3A
4C
4C
5C
5D
Kegiatan Belajar
2
1. B
2. B
3C
4A
5C
Penutup
`
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Umpan Balik
Jumlah soal
5. Apabila Anda belum bisa mencapai nilai minimal 80, maka ulangi lagi
un- tuk mempelajari materi dan anda bisa menanyakan pada Tutor
Anda dan kerjakanlah Tes Akhir Modul
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1. Memberikan pelayanan KB, menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik
dan psikologis, memberikan pendidikan kesehatan tentang cara menyusui
yang benar dan melaksanakan skrining pada masa nifas.
d. Program puskesmas
a. Puerperium
b. Kala III
c. Kala IV
d. Masa penyembuhan
3. Yang tidak termasuk asuhan yang dilakukan pada ibu nifas 6-8 jam post
par- tum adalah :
51
c. Pemberian ASI awal
d. Mencegah hipotermi
c. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayi
d. Memberikan konseling KB
8. Pengawasan ibu nifas dini (kala IV) persalinan yang efektif meliputi :
d. Pemeriksaan TD, nadi, TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan se-
tiap 30 menit sebanyak 2 kali selama 2 jam
a. involusi
b. perdarahan
c. pemenuhan nutrisi
d. eliminasi
11. Ibu Rita postpartum hari ke-6 setelah melahirkan anak pertamanya,
saat dilakukan pemeriksaan fisik semua dalam keadaan normal. ASI ibu
banyak, penurunan fundus uteri ½ pusat symphisis dan pengeluaran
lokea normal. Diagnosa yang tepat untuk kasus diatas adalah :
12. Ibu Dewi telah melahirkan anak pertamanya 5 hari yang lalu, keadaan
bayinya baik dan menyusu dengan baik. Saat dikunjungi oleh Bidan ke
rumahnya, Bu Dewi mengeluh payudaranya terasa penuh dan sedikit
nyeri, Bu Dewi takut dengan keadaannya tersebut. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik semua dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda
infeksi, payudara tampak penuh dan agak sedikit tegang. Diagnosa
kebidanan yang tepat untuk kasus diatas ada- lah :
b. Massase uterus
14. Ibu Dewi telah melahirkan anak pertamanya 5 hari yang lalu, keadaan
bayinya baik dan menyusu dengan baik. Saat dikunjungi oleh Bidan ke
rumahnya, Bu Dewi mengeluh payudaranya terasa penuh dan sedikit
nyeri, Bu Dewi takut dengan keadaannya tersebut. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik semua dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda
infeksi, payudara tampak penuh dan agak sedikit tegang. Pendidikan
kesehatan yang tepat untuk kasus diatas ada- lah:
b. Breast care
15. Ibu Susi telah melahirkan anak ketiganya 40 hari yang lalu,
keadaan bayin- ya baik dan menyusu dengan baik. Saat dikunjungi oleh
Bidan ke rumahnya, Bu Dewi mengeluh tidak ingin memiliki anak lagi,
karena kerepotan dengan ketiga anaknya. Saat dilakukan pemeriksaan
fisik semua dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Penyuluhan yang tepat untuk kasus diatas adalah:
c. Informasi alat kontrasepsi yang dapat digunakan ibu untuk mencegah ke-
hamilan tanpa mengganggu produksi ASI
16. Ibu Seni postpartum hari ke-6 setelah melahirkan anak pertamanya,
saat dilakukan puerperium ibu tampak sangat letih, dan sedih, dia mengeluh
malam sulit tidur dan gelisah. Ibu mengatakan tidak mampu mengurus
bayinya kare- na bayinya selalu bangun sepanjang malam. Suaminya
mengatakan sudah dua hari ini Ibu Seni sering menangis sendirian dan
ketika ditanya dia tidak mau mengatakan kenapa alasannya menangis
sehingga sang suami menjadi bingung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik
semua dalam keadaan normal. ASI ibu sedikit, penurunan fundus uteri sesuai
waktunya dan pengeluaran lochea normal. Diagnosa yang tepat untuk
kasus diatas adalah :
17. Seorang perempuan P1A0 melahirkan di BPS 6 jam yang lalu secara
spon- tan. ibu mengatakan kesulitan menyusui bayinya karena putingnya
datar. TD 110/70 mmHg, Nadi 78x/menit, Suhu 36,8°C, TFU sepusat, darah
sedikit, put- ing datar, terdapat Kolostrum. Apa yang dapat dilakukan bidan
pada kasus ini?
18. Seorang perempuan P1A0 melahirkan di BPS 6 jam yang lalu secara
spon- tan. ibu mengatakan mules dan masih nyeri luka jahitan. TD
110/70 mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu 370C, TFU sepusat,darah sedikit,
kandung kemih penuh
penuh. Anjuran apa yang perlu diberikan pada ibu tersebut?
a. Melakukan kateterisasi
a. segera memberi antipiretik dan antibiotik untuk 3 hari, merujuk jika tidak
ada perbaikan
c. Merawat ibu di puskesmas sampai suhu ibu turun dan diberi antibiotik
1. B
11. A
2. A
12. C
3. B
13. A
4. D
14. B
5. D
15. C
6. C
16. B
7. B
17. C
8. C
18. C
9. B
19. B
10. D
20. D
Tugas Mandiri
Buatlah asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam, 6 hari dan 6 minggu post
par- tum, yang Anda temui di lahan praktik. Bandingkan perbedaan asuhan
yang Anda berikan. Tulis dalam kertas folio bergaris. Kumpulkan pada
pembimbing atau instruktur Anda.Selamat bekerja !