Anda di halaman 1dari 4

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN PEDET SAPI PERAH

HARRY PURWANTO DAN DEDI MUSLIH


Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Suatu pengamatan yang bertujuan untuk mempelajari penerapan tatalaksana pemeliharaan pedet sapi perah
telah dilakukan terhadap 9 ekor pedet sapi perah di Kandang Percobaan Ruminansia Besar. Balai Penelitian
Ternak Ciawi . Pengamatan dilakukan selama tiga bulan (Agustus 2004-Oktober 2004) terhadap pedet sapi
perah yang dipelihara sejak lahir sampai disapih . Penerapan tatalaksana pemeliharaan sejak lahir sampai
disapih meliputi (1) persiapan menjelang kelahiran, (2) perawatan saat lahir, (3) pemberian kolostrum, (4)
pemberian susu, (5) pemberian konsentrat, (6) pemberian hijauan (rumput), (7) penyapihan . Kolostrum
diberikan mulai umur 0-4 hari sebanyak 3 It/ek, Susu diberikan 2 kali sehari yaitu pagi hari sekitar pkl . 08 :00
dan slang hari sekitar pkl . 14 :00 . Jumlah pemberian setiap ekor pedet setiap hari masing-masing sebanyak 3
It, 4 It dan 3 It secara berturut-turut mulai umur 5-30 hari, 31-60 hari, dan 61-90 hari . Konsentrat diberikan
kepada setiap pedet setiap hari, sebanyak 0,5-I kg pada umur 61-90 hari . Pemberian hijauan (rumput) kepada
setiap pedet, masing-masing sebanyak 0,25 kg. 0,5 kg dan I kg secara berturut-turut mulai umur 21-30 hari,
31-60 hari dan 61-90 hari . Hasil pengamatan terhadap perumbuhan pedet menunjukkan rata-rata bobot sapih
pedet mencapai 60,64 kg dari rata-rata bobot lahir sebesar 26,78 kg atau dengan pertambahan bobot badan
rata-rata sebesar 33,86 kg/e atau 0,38 kg/e/h . Tidak terjadi kasus kematian pada pengamatan ini dan semua
pedet berada dalam kondisi sehat . Dengan menerapan tatalaksana pemeliharaan pedet sapi perah secara tepat,
diperoleh bakalan yang baik dan sehat .

Kata Kunci : Pedet, sapi perah, tatalaksana pemeliharaan

PENDAHULUAN pemeliharaan pedet sapi perah sejak lahir


sampai sapih yang dilakukan di Kandang
Tatalaksana pemeliharaan, merupa-
Percobaan Ruminansia Besar, Balai
kan salah satu faktor lingkungan yang sangat
Penelitian Ternak Ciawi .
berpengaruh terhadap peningkatan populasi
dan produktivitas sapi perah . Tatalaksana
pemeliharaan pedet sejak lahir sampai MATERI DAN METODE
disapih men_jadi sangat penting dalam upaya Pengamatan terhadap penerapan
menyediakan bakalan balk sebagai tatalaksana pemeliharaan pedet sapi perah
pengganti induk mapun untuk digemukan sejak lahir sampai sapih dilakukan selama
sebagai ternak pedaging . tiga bulan (Agustus 2004-Oktober 2004) di
Penerapan tatalaksana pemeliharaan kandang Percobaan Rumimansia Besar,
perlu dilakukan sedini mungkin atau sejak Balai Penelitian Ternak Ciawi pada 9 ekor
pedet baru lahir, mengingat 25-30% dari pedet sapi perah Peranakan FH sebagai
pedet yang lahir akan mengalami kematian sample yang digunakan dalam pengamatan
pada periode 4 bulan pertama (SIREGAR, ini .
1992) . Kematian umumnya disebabkan oleh Bahan dan perlengkapan yang
kurang pakan, pneumonia dan komplikasi digunakan dalam pengamatan ini meliputi
gangguan pencernaan . Hasil-hasil penelitian konsentrat, hijauan (rumput), jerami padi,
menurjukkan melalui tatalaksana pemeliha- (Yodium tinctuur) dan air hangat,
raan yang meliputi perawatan dan pemberian timbangan, ember, cangkir, dot bayi dan
pakan secara tepat, kematian dapat ditekan kain lap bersih .
dan keragaanya dapat ditingkatkan (BATH Tata laksana pemeliharaan yang
et .all, 1978 ; HIDAYATI, 1995 ; SIREGAR, diterapkan meliputi persiapan menjelang
1992 ; SUDONO, 1989) . kelahiran, perawatan saat lahir, pemberian
Tu_juan pengamatan untuk kolostrum, pemberian susu, pemberian
mempelajari penerapan tatalaksana

206 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan


Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

konsentrat, pemberian hijauan (rumput) dan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi pukul
penyapihan . 08 :00 dan slang pukul 14 :00. Selanjutnya
Parameter yang diamati meliputi kolostrum diberikan setiap hari secara
penerapan tata laksana pemeliharaan dan berturut-turut dengan jumlah dan jadwal
keragaan pedet sejak lahir sampai sapih . yang sama selama 4 hari sampai kolostrum
Selanjutnya data diolah dan dianalisa secara habis .
deskriptip . Pedet tidak memiliki antibodi
(kekebalan tubuh) sebelum memperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN kolostrum dari induknya . Untuk itu I jam
setelah lahir pedet diberi kolostrum dari
Tatalaksana pemeliharaan induknya. Apabila tidak diperoleh kolostrum
Persiapan kandang menjelang kelahiran dapat dibuat secara buatan sebagai pengganti
kolostrum (SUDONO, 1989) .
Dilakukan dengan membersihkan
kandang induk kemudian dilengkapi dengan Pemberian susu
alas kandang dari jerami padi . Kandang Pemberian susu terhadap pedet
kelompok berukuran 2 m x 2 m dilengkapi dilakukan dengan cara memerah induk
dengan alas dari jerami padi disiapkan untuk setiap hari kemudian pedet dilatih untuk
menampung 4 ekor anak . meminumnya melalui ember. Susu diberikan
Penempatan pedet dalam kandang 2 kali sehari yaitu pagi hari sekitar pkl .
dapat dilakukan secara individu , atau 08 :00 dan slang hari sekitar pkl . 14 :00 .
kelompok . sesuai dengan kebutuhan atau Jumlah pemberian setiap ekor pedet setiap
kapasitasnya . Ukuran kandang individual hari masing-masing sebanyak 3 It, 4 It dan 3
untuk pedet umur 0-4 minggu adalah 0,75 It secara berturut-turut mulai umur 5-30 hari,
m x 1,5 m dan umur 4-8 minggu 1,0 x 1,8 31-60 hari, dan 61-90 hari . Setelah
m . Kapasitas kandang pedet umur 4-8 kolostrum habis diperah dilanjutkan dengan
minggu adalah 1 m Z/ekor, dan umur 8-12 pemberian susu sampai disapih .
minggu adalah 1,5 m'/ekor. Susu merupakan makanan utama bagi
Perawatan saat kelahiran pedet. Kelangsungan hidup dan
pertumbuhannya ditentukan oleh kecukupan
Perawatan terhadap pedet yang baru pedet memperoleh susu . Oleh karena itu
lahir dilakukan dengan membersihkan lendir pemberian susu bagi pedet perlu mendapat
pada hidung, mulut, dan lendir yang ada perhatian dan penanganan yang balk .
diseluruh tubuhnya karena cairan yang
menutupi hidung akan mengganggu Pemberian konsentrat
pernafasan anak sapi . Selanjutnya pedet Anak diajarkan makan konsentrat
dimasukan kedalam kandang anak yang setiap hari dengan pemberian sebanyak 0,5-
sudah diberi alas jerami padi/kain kering 1 kg pada mulai umur 60-90 hari . Pedet
yang tidak menimbulkan becek/basah dilatih memakan konsentrat dengan
Untuk mencegah terjadinya infeksi menempelkan konsentrat pada mulut pedet .
dilakukan pemotongan terhadap tali pusar. Pengenalan dan pemberian konsentrat
Tali pusar yang masih menggantung perlu dilakukan sedini mungkin karena pada
kemudian dicelupkan pada larutan yodium umur 2,5-3 bulan rumen dan reticulum pedet
tinctuur . Pencelupan tali pusar kedalam sudah sudah berkembang yang volumenya
larutan yodium dilakukan setiap hari sampai mencapai 70% . Sebaliknya volume
tali pusar kering . abomasum dan omasum menyusut kecil
Pemberian Kolostrum mencapai 30% dari seluruh lambung .
Setelah pedet bekembang menjadi dewasa
Kolostrum diperoleh dengan cara volume rumen menjadi 80%, reticulum 5%,
memerah induk yang telah dibersihkan omasum 8% dan abomasum 7% . (AAK,
ambingnya . Kolostrum diberikan pada anak 1995)
sapi dengan menggunakan dot bayi
sebanyak 3 liter/ekor/hari . Kolostrum

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 207


Tern ii Teknis Nastonal Tenaga Fungsional Pertanian 2006

Pemberian hijauan pakan yang diberikan dan faktor lingkungan


Mulai umur 3 minggu pedet diajarkan lainnya . Sugiarti, et all. (1977) melaporkan
makan rumput. Pemberian rumput dilakukan bobot lahir yang lebih tinggi akan
setiap hari dengan jumlah pemberian menghasilkan bobot sapih yang lebih tinggi
pula . Perbedaan jenis kelamin pada pedet
masing-masing sebanyak 0,25 kg/ekor, 0,5
kg/ekor dan I kg/ekor secara berturut-turut sapi perah Fries Holland sejak lahir sampai
mulai umur 21-30 hari, 31-60 hari dan 61- sapih tidak berpengaruh terhadap kecepatan
90 hari . Rumput yang diberikan pada pedet pertumbuhan (RUSTAMADJI, 1994) .
dipilih yang masih muda dan kemudian Tabel 1 . Keragaan pedet sapi perah yang
dipotong-potong dengan golok atau mesin dipelihara di Kandang Percobaan
chopper sehinga mudah dicerna oleh anak Ruminansia Besar Ciawi Oktober
sapi . 2004
Sebagaimana konsentrat rumput
(hijauan) perlu dikenalkan dan diberikan Parameter Hasil
sedini mungkin . Pemberian rumput yang pengukuran
dimulai pada umur I minggu dapat Jumlah sample/pedet (ekor) 9,00
merangsang perkembangan rumen yang Rataan bobot lahir (kg/ekor) 26,78
sangat mendukung pertumbuhan selanjutnya Rataan bobot sapih (kg/ekor) 60,64
(Hidayati, 1995) Rataan pertambahan bobot 33,86
badan (kg/ekor/ 90 hari)
Penyapihan Rataan pertambahan bobot 0,38
Duapuluh hari menjelang badan (kg/ekor/hari)
penyapihan, pemberian susu dikurangi
sedikit demi sedikit sampai tidak diberi KESIM PULAN
susu, sebaliknya pemberian konsentrat dan
Penerapan tatalaksana pemeliharaan
hijauan ditingkatkan sampai saat disapih,
pedet sapi perah sejak lahir sampai sapih di
sehingga terbiasa dan tidak mengalami stres
kandang percobaan Balitnak Ciawi yang
herat . Setelah berumur 90 hari pedet dipisah
meliputi persiapan menjelang kelahiran,
dari pemberian susu untuk teals dipelihara
perawatan saat lahir, pemberian susu dan
atau dibesarkan sebagai pengganti induk pemberian pakan, menghasilkan rataan
atau untuk digemukkan sebagai ternak bobot sapih sebesar 60,64 kg/ekor/hari
pedaging.
dengan pertambahan bobot badan harian
Dengan melakukan penyapihan hiaya
sebesar 0,38 kg/ekor/hari .
pembesaran pedet menjadi lebih hemat dan
volume susu yang dijual dapat ditingkatkan .
DAFTAR BACAAN
Keragaan pedet
AAK, 1995 . Petunjuk Praktis Beternak Sapi
I-lasil pengamatan terhadap Perah . Penerbit Kanisius . Yogyakarta
pertumbuhan pedet menunjukkan rata-rata
BATH, L .D . , F .N . DICKINSON, H .A .
bobot sapih pedet pada umur 90 hari
TUCKER, AND R .D . APPLEMAN . 1978 .
mencapai 60,64 kg dari rata-rata bobot lahir
Dairy Cattle : Principles, Practices,
sebesar 26,78 kg dengan pertambahan hobot
Problems, and profits . Lea & Febiger,
badan rata-rata sebesar 33,86 kg/ekor/90
Philadelphia, USA .
hari atau 0,38 kg/ekor/hari (Tahel 1) . Hasil
ini lebih rendah dibandingkan dengan HIDAYATI, N . 1995 . Pemeliharaan pedet sapi
penelitian yang dilaporkan oleh SUGIARTI, perah . Wartazoa Vol . 4 Nomor 1-2 .
etall (1977) di daerah Sumedang pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
pedet sapi perah Fries Holland jantan Peternakan . Badan Penelitian dan
dengan rataan bobot lahir 34 kg/ekor, rataan Pengembangan Pertanian .
pertambahan bohot badan harian mencapai Departemen Pertanian .
0,48 kg/hari/ekor . Ilal ini mungkin
RUSTAMADJI, B. 1994 . Kecepatan
disebabkan adanya perbedaan bobot lahir,
pertumhuhan pedet jantan dan betina

208 Pusot Penelitian dun Pengembangan Peternakan


Tenru Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

Frisien Holstein dengan pemberian daya cerna pada anak sapi jantan
pakan secara adlibitum sampai peranakan Fries Holland . Prosiding
dengan umur disapih . Proceedings Pertemuan Ilmiah Ruminansia,
Pertemuan Ilmiah Pengolahan dan Cisarua Bogor 8-10 Nopember 1988 .
Komunikasi Hasil Penelitian Sapi SUGIARTI, T . , E . Wina, B . Tangenjaya, dan
Perah . Sub Balai Penelitian Ternak I .W . Mathius. 1997 . Kemampuan
Grati . Balai Penelitian Ternak Pusat peningkatan berat badan sapi pedet
Penelitian dan Pengembangan
jantan FH sampai dengan umur di
Peternakan . Badan Penelitian dan Tanjungsari Kabupaten Sumedang .
Pengembangan Pertanian . Prosiding Seminar Nasional
SIREGAR, S . B . 1992 . Sapi perah : Jenis, Peternakan dan Veteriner . Pusat
Teknik Pemeliharaan dan Analisa Penelitian dan Pengembangan
Usaha. Penebar Swadaya . Jakarta . Peternakan . Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian .
SUDONO, A . , A . Nursamsi dan N .A . Sigit.
1989 . Pengaruh pemberian susu
pengganti terhadap pertumbuhan dan

Pusal Penelitian dan Pengembangan Peternakan 209

Anda mungkin juga menyukai