KD Bab 1 Agust 13
KD Bab 1 Agust 13
STRUKTUR ATOM
I-1
sifat yang berbeda yang ditunjukkan oleh unsur-unsur seperti hidrogen dan oksigen
dapat dijelaskan dengan menganggap bahwa atom-atom hidrogen tidak sama dengan
atom oksigen.
Hipotesis kedua dari Dalton menunjukkan bahwa atom-atom dari unsur yang
tepat dengan jumlah atom-atom yang benar diperlukan untuk membentuk senyawa
tertentu. Ide ini merupakan pengembangan dari hukum yang ditemukan oleh Joseph
Proust (1799), hukum perbandingan tetap. Hipotesis kedua ini mendukung hukum
kelipatan berganda sedangkan hipotesis ketiga mendukung hukum kekekalan massa
yang diperkenalkan oleh Antoine Lavoiser pada tahun 1774.
1.2.1 Elektron
1.2.2. Proton
Percobaan dengan gas hidrogen menunjukkan bahwa e/m untuk sinar
terusan hidrogen lebih besar dari e/m untuk elektron, maka dipostulasikam bahwa H+
adalah partikel dasar dari atom yang besar muatannya sama dengan muatan elektron
tetapi dengan tanda yang berlawanan. Massa H+ ditemukan 1837 kali lebih besar dari
massa elektron. Partikel ini disebut proton.
Jika muatan elektron sama besar dengan muatan ion hidrogen, perbandingan
massa elektron dengan massa ion hidrogen dapat dihitung sebagai berikut :
e/m elektron = = 1,76 x 108 C/g
e/m ion hidrogen = 96520/1,008 C/g
1.2.3 Netron
Pada tahun 1920 Ruththerford meramalkan bahwa kemungkinan besar dalam
inti terdapat partikel dasar yang tidak bermuatan. Akan tetapi karena netralnya
maka partikel ini sukar dideteksi. Baru pada tahun 1932, J. Chadwick dapat
menemukan netron. Dari reaksi inti, partikel alfa dengan massa atom relatif 4
ditangkap oleh boron (massa atom relatif 11) menghasilkan nitrogen (massa atom
I-3
relatif 14) dan netron (massa atom relatif 1), reaksi ini dapat ditunjukkan dengan
persamaan :
4
2 He115B147 N 01n
Keterangan:
4
2 He artinya Helium memiliki 2 proton, 2 elektron dan netron = 4-2 = 2.
c c
E hv; v atau...E h (1.1)
E = energi (Joule)
v = frekuensi (Hz,1/s)
λ = panjang gelombang (m),
h = tetapan Planck (6,62 x 10-34 J.s)
c = kecepatan cahaya (2,9979 x 108 m/s)
Contoh soal :
Suatu lampu merkuri memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 436 nm.
Berapakah frekuensi dan energi dari satu foton ?
Jawab :
λ = 436 nm = 4,36 x 10-7 m
c 2,9979 x10 8 m / s
v 6,88 x1014 s 1 6,88 x1014 Hz
7
4,36 x10 m
E = (6,88 x 1014 s-1) x (6,626.10-34 J.s)
= 4,56 x 10-19
I-4
1.4. Spektrum Atom Hidrogen
Contoh soal :
Hitung frekuensi cahaya dan energi yang dipancarkan apabila elektron dalam atom
hidrogen berpindah sesuai dengan garis pertama dari deret Lyman.
Jawab :
Garis pertama deret Lyman disebabkan oleh perpindahan elektron dari n2 = 2 ke n1 =1
1 1
v = 3,288 x 1015 s-1 2 2
n1 n2
1 1
v = 3,288 x 1015 s-1 2 2
1 2
v = 3,288 x 1015 s-1 (0,75) = 2,45 x 1015 s-1
E = hv
E = (6,626 x 10-34 J.s) x (2,45 x 1015 s-1 )
= 1,62 x 10-18 J
I-5
1.5. Model Atom
I-6
Gambar 1. Model atom Rutherford
Sulit untuk dijelaskan bagaimana mungkin inti yang bermuatan positif itu
(Gambar 1a) dapat berdampingan dengan elekton pada jarak-jarak tertentu. Sesuai
hukum elektrostatika, dua partikel yang muatannya berlawanan akan tarik-menarik
pada keadaan diam. Untuk menghindari kesulitan ini, Rutherford menganggap bahwa
elektron bergerak disekitar inti pada jarak-jarak tertentu, sehingga gaya sentripetal
akan mengimbangi gaya tarik kelistrikan. Anggapan ini menimbulkan kesulitan baru
sebab menurut teori mekanika klasik, partikel yang bergerak dan mengalami
percepatan akan memancarkan spektrum yang berkesinambungan. Adanya
pemancaran sinar ini akan mengakibatkan energi elektron akan berkurang sehingga
elektron makin lama makin dekat dengan inti dan akhirnya melebur dengan inti atom,
gerak lintasan diasumsikan seperti spiral (Gambar 1b). Pada kenyataanya bahwa atom
senantiasa dalam keadaan stabil, elektron tidak lebur dengan inti atom. Dua hal yang
digambarkan di atas merupakan kelemahan teori atom Rutherford.
Model atom ini bertitik tolak dari model atom Rutherford dan teori kuantum
Planck yang didasarkan atas anggapan sebagai berikut:
1. Elektron bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan atau orbit yang berbentuk
lingkaran, gaya sentrifugal, mv2/r sama besar dengan gaya tarik inti dengan
elektron , e2/r2.
2. Lintasan yang diperlukan adalah lintasan dimana momentum sudut elektron
merupakan kelipatan dari h/2π (h adalah tetapan Planck) lintasan ini disebut
“Lintasan Kuantum”
3. Karena momentum sudut elektron (massa = m) yang bergerak dengan kecepatan
v (dalam lintasan dengan jari-jari r), adalah mvr maka,
I-7
(1.3)
nh
mvr (n = I,2,3. ………….)
2
4. Bila elektron bergerak dalam satu lintasan kuantum, maka elektron tidak akan
memancarkan energi lagi.
E = -1/2 mv2
(1.4)
Elektron dalam lintasan ini berada dalam keadaan stasioner atau dalam tingkat
energi tertentu.
5. Bila elektron pindah dari tingkatan energi E 1, ke tingkat E2 maka akan terjadi
radiasi energi.
E1 – E2 = hv
(1.5)
Bila E2 lebih besar E1, maka elektron akan mengabsorbsi energi radiasi. Dari
persamaan (1.3) dapat diturunkan kecepatan elektron,
h 1
v n (1.6)
2 mr
n2h2
r (n= 1,2,3,4 ……………..) (1.7)
4me 4
Dari haga h, m, dan e yang telah diketahui, dan jika n = 1, akan diperoleh :
r = 0,529 x 10-8 cm
= 0,529 A0
dimana : a0 = 0,529 A0
n = tingkat energi
Energi En dari atom hidrogen, dengan elektron berada dalam lintasan yang
dicirikan oleh harga n, ditentukan melalui persamaan berikut,
I-8
2me 4
En 2 2 (n = 1,2,3,4………….) (1.9)
n h
atau dapat ditulis
A
En (1.10)
n2
2me4
dimana , A
h2
Dengan memasukan harga m, e dan h, diperoleh
Teori kuantum lahir dari penelitian tentang radiasi yang dipancarkan oleh
benda hitam pada temperatur tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa apabila radiasi
ini dialurkan terhadap frekuensi, intensitas dari radiasi tersebut pada temperatur tinggi
mencapai suatu harga maksimum kemudian turun lagi. Pada temperatur yang relatif
lebih rendah, nilai maksimum itu letaknya di daerah infra merah. Bila temperatur
dinaikkan, nilai maksimum itu akan bergeser kearah yang lebih tinggi.
Untuk menerangkan variasi dari intensitas radiasi terhadap frekuensi, yang
tidak sesuai dengan teori gelombang dari cahaya, pada tahun 1900 Max Planck,
mengemukakan suatu teori yang dikenal sebagai teori kuantum. Teori ini menyangkut
energi dan dengan teori ini hubungan empiris yang sangat sesuai dengan data hasil
eksperimen dapat diturunkan. Menurut Planck energi radiasi tidak dipancarkan atau
diserap secara kontinyu tetapi dalam paket-paket energi yang disebut kuantum. Hal ini
terutama diaplikasikan pada gejala dalam skala atom atau sub atom. Energi dari
sistem semacam ini disebut “terkuantisasi”. Jadi energi itu tidak berubah secara
kontinyu, melainkan hanya dapat bertambah atau berkurang, dengan 1, 2, 3, ………n
kuanta.
I-9
Besarnya energi satu kuantum, E, bergantung pada frekuensi , dan diberikan
oleh persamaan berikut:
E=h
Planck mengemukakan bahwa “benda hitam” terdiri atas sejumlah benda yang
bergetar atau osilator yang memancarkan energi dalam bentuk paket-paket energi atau
kuanta. Misalnya, energi 1 kuantum sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 125
nm ( 1nm = 10-9 m) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan v = c/λ, ( c =
kecepatan cahaya dan λ = panjang gelombang dalam m) maka,
I-10
atau kecepatan dapat dilakukan dengan tepat, maka kedudukannya tidak dapat
diketahui dengan tepat dan sebaliknya. Heisenberg menunjukkan bahwa batas
terendah ketidakpastian sama dengan tetapan Planck dibagi dengan 4л yaitu
dinyatakan dengan,
p x x h
(1.11)
4
I-11
dinyatakan dengan huruf yaitu l =0 adalah orbit s, l = 1adalah orbit p, l = 2 adalah
orbit d dan l = 3 adalah orbit f.
Huruf-huruf s, p, d dan f berasal dari istilah sharp (s), principal (p), diffuse (d),
dan fundamental (f) untuk notasi spektroskopi deret-deret spektrum unsur alkali.
Adanya harga bilangan kuantum orbital yang bebeda memungkinkan untuk membagi
setiap kulit menjadi sub kulit atau orbital.
Sub kulit atau orbital dinyatakan dengan harga numerik n dan huruf yang
menyatakan harga l. Misalnya 2p menyatakan sub kulit dengan n = 2 dan l = 1; 3d
menyatakan sub kulit dengan n = 3 dan l = 2.
Kulit K (n = 1) mengandung hanya orbital 1s
Kulit L (n = 2) mengandung orbital 2s dan 2p
Kulit M (n = 3) mengandung orbital 3s, 3p dan 3d
Kulit N (n – 2) mengandung orbital 4s, 4p, 4d dan 4f
Dengan spektroskopi yang daya pisahnya tinggi, tampak setiap garis spektrum
terdiri atas sepasang garis yang sangat berdekatan. Untuk hal ini Uhlenback dan
Goudsmit (1925) menjelaskan bahwa elektron memiliki momen magnetik sehingga
elektron berputar pada sumbunya dan menghasilkan momentum sudut spin. Spin
elektron terkuantisasi oleh bilangan kuantum spin ms, dengan harga +1/2 dan -1/2.
I-12
1.9. Bentuk Orbital Atom
Tiap orbital yang dicirikan oleh tiga bilangan kuantum n, dan m mempunyai
ukuran, bentuk dan orientasi tertentu dalam ruangan . Kumpulan orbital-orbital
dengan bilangan kuantum yang sama disebut kulit.
No Kulit Jumlah orbital
1 K 1
2 L 4
3 M 9
4 N 16
fx3 f3 y f3 z fxyzf f ( x2 y 2 ) x f ( z2 y2 ) z f ( z 2 x2 ) y
I-13
Aturan (n+1)
Orbital s
Orbital p
Orbital d
I-14
Untuk bilangan kuantum (n+1) yang harganya sama, orbital yang mempunyai
energi terbesar adalah orbital dengan bilangan kuantum utama terbesar misalnya
energi 4s > energi 3p karena untuk n+l yang sama, 4s mempunyai n = 4 sedangkan 3p
mempunyai n = 3.
Berdasarkan prinsip diatas maka dapat dibuat diagram sederhana sebagai
pedoman untuk pengisian elektron dalam atom (Gambar 3).
I-15
Tabel 1. Jumlah elektron sesuai dengan bilangan kuantum
Menurut azas larangan Pauli, yang dikenal dengan prinsip ekslusi Pauli
(1925), dalam suatu sistem, baik atom maupun molekul, tidak terdapat elektron
yang mempunyai empat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap
orbital hanya dapat ditempati oleh maksimal dua elektron.
Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah :
(i) Pada pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama,
(misalnya ketiga orbital atau kelima orbital d) sebanyak mungkin elektron
berada dalam keadaan tidak berpasangan.
I-16
(ii) Jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
I-17
SOAL TUTORIAL
Soal Struktur Atom
1. Tuliskan nama, simbol, siapa yg menemukan, menggunakan alat apa, dan
jelaskan sifat-sifat partikel yang teramati dikutub anoda ( kutub positif)
dan kutub katoda (-)
3. Apa yang dimaksud dengan orbital, tuliskan semua sub orbital dari
orbital s, p, dan d dan gambarkan
I-18