Anda di halaman 1dari 10

Konsep Pembangunan Kesehatan Di Indonesia

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya berkesinambungan yang meliputi


kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk mela ksanakan tugas mewujudkan tuju
nasional yang termaktup dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan utama
pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilaku secara
berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional di atas maka melalui pembangunan
kesehatan yang ingin dicapai demi mewujudkan Indonesia sehat sesuai pembukaan UUD
1945 alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan se tumpah darah Indonesia
juga untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasar kehidupan bangsa maka
diselenggarakan program pembangunan secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pemba nasional.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya
yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

Tujuan Pembangunan Kesehatan Di Indonesia


Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan
sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
2. Meningkatnya pengendalian penyakit;
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu indonesia sehat
dan kualitas pengelolaan sjsn kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah


Secara etimologi, istilah “otonomi daerah” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “autos” dan
‘namos”. Autos artinya sendiri, sedangkan namos artinya aturan. Sehingga definisi otonomi
daerah adalah kewenangan untuk mengatur sendiri pemerintahan dan kepentingan
masyarakatnya yang dilakukan oleh suatu daerah.
Menurut UU No. 32 tahun 2004, pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri berbagai hal terkait
pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 
Otonomi daerah merupakan momentum yang sangat penting bagi pemerintah daerah untuk
menajamkan skala prioritas pembangunan, termasuk pembangunan sektor kesehatan.
Pembangunan sektor kesehatan dipandang cukup strategis dalam mewujudkan kualitas
sumberdaya manusia. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan hendaknya dipandang secara
holistik, artinya pembangunan kesehatan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi,
sosial dan politik
Pemberlakuan otonomi daerah mulai diterapkan melalui UU Nomor 22 tahun 1999, dan
pelaksaanaannya baru dimulai tahun 2001. Tujuan desentralisasi tersebut di bidang kesehatan
adalah mewujudkan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa
dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan
potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia
sehat.
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem
dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-
masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun
swasta. Dalam pelayanan kesehatan terdapat 3 bentuk, yaitu:
1.             Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki
masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan peningkatan
kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau
balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2.             Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan
perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan
utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis
atau sejenisnya.
3.             Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat
pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua. 
Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai
rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.

Kurniawan, Andri. 2010. Kebijakan Dan Isu Kesehatan Dalam Konteks Otonomi Daerah.
Kanun, No. 51 Edisi Agustus 2010.
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia :
Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2015-2019
Nila Farid Moeloek. 2017. Strategi Dan Kebijakan Kementerian Kesehatan Sinergi Dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis Untuk Perlindungan Masyarakat. Menteri Kesehatan :
Rapat Koordinasi Nasional KKI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/52/2015 :
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Herminofa, Irsyad. 2018. Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah

Penyakit Menular

Penyakit Menular Langsung


Prioritas penyakit menular, masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS,
tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu
Indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected
diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik
pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014,
Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai Maret 2015, HIV-AIDS
tersebar di 390 (75%) dari 514 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia.
Jumlah kumulatif infeksi HIV sampai dengan Maret 2015 dilaporkan sebanyak
167.350 kasus dan jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 66.835
orang.Kecenderungan prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15-49
meningkat. Pada awal tahun 2009, prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15 -
49 tahun hanya 0,16% dan meningkat menjadi 0,30% pada tahun 2011, meningkat
lagi menjadi 0,32% pada 2012, dan terus meningkat manjadi 0,43% pada 2013.
Angka CFR AIDS juga menurun dari 13,65% pada tahun 2004 menjadi 0,85 %
pada tahun 2013.
Jumlah ODHA yang mendapatkan ARV sampai bulan Maret 2015 sebanyak
53.233 orang. Potensi yang dimiliki Indonesia dalam pengendalian HIV-AIDS
diantaranya adalah telah memiliki persiapan yang cukup baik, mencakup tata
laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya
Rumah Sakit), dan laboratorium kesehatan. Setidaknya terdapat empat
laboratorium yang sudah terakreditasi dengan tingkat keamanan biologi 3 (BSL
3), yakni Laboratorium Badan Litbang Kesehatan, Institute of Human Virology
and Cancer Biology (IHVCB) Universitas Indonesia, Institut Penyakit Tropis
Universitas Airlangga, dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Sampai Maret
2015 tercatat sudah 1.377 Layanan Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS), 500
Layanan PDP(Perwatan, Dukungan dan Pengobatan) yang aktif melakukan
pengobatan ARV, terdiri dari 352 RS Rujukan dan 148 Satelit, 91 Layanan PTRM
(Program Terapi Rumatan Metadon), 1.082 Layanan IMS (Infeksi Menular
Seksual), 131 Layanan PPIA (Pencegahan Penularan Ibu ke Anak) dan 223
Layanan yang mampu melakukan Layanan TB-HIV.

HIV/AIDS

Program penanggulangan

Kegiatan Pokok
- penyuluhan HIV / AIDS
- tindakan pencegahan pada kelompok risiko tinggi
- penemuan penderita sejak dini
- penatalaksanaan penderita secara tepat
- pelacak kontak / konseling

b. Program Pendukung
- pengembangan institusional dan majemen atau pemantapan
koordinasi
- surveilans epidimiologi termasuk sistem pencatatan atau
pelaporan
- pelatihan
- penelitian atau kajian
- monitoring dann evaluas
2. Upaya
Pengobatan supportive (dukungan)
Pengobatan infeksi oportunistik dan pengobatan Antiretroviral (ARV)
Komunikasi Informasi Edukasi termasuk hak memperoleh informasi tentang HIV/AIDS
Meningkatkan jangkauan pelayanan berkualitas dan meningkatkan kualitas hidup ODHA
Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengobatan
Menyediakan dan meningkatkan sistem penanggulangan HIV/AIDS
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
Memperluas akses layanan pengobatan ARV untuk semakin mendekatkan layanan
pengobatan bagi yang membutuhkan dan mendorong peningkatan kapatuhan minum obat

Malaria

Program penanggulangan

Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan tepat


Memberdayakan dan menggerakan masyarakat untuk mendukung secara aktif upaya
eliminasi malaria
Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap masyarakat yang berisiko
Melakukan komunikasi, motivasi, dan sosialisasi
Pemda mendukung secara aktif eliminasi malaria
2. Upaya
Tahap Pemberantasan
Tujuannya adalah mengurangi tingkat penularan malaria di
suatu daerah, sehingga paa akhir tahap tersebut tercapai <5% resiko
malaria.
Tahap Pra Eliminasi
Tujuannya adalah mengurangi jumlah fokus aktif dan
mengurangi penularan setempat, sehingga pada tahap akhir tercapai
API <1 per 1000 penduduk berisiko
Tahap Eliminasi
Tujuannya adalah menghilangkan fokus aktif dan
menghentikan penularan setempat suatu wilayah, minimal
kabupaten/kota, sehingga pada tahap tersebut kasus penularan
setempat nol (tidak ada)
Tahap Pemeliharaan
Tujuannya mencegah munculnya kembali kasus dengan
penularan setempat

Tuberkulosis

Program Penanggulangan

Dalam peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor


565/menkes/per/III/2011 tentang strategi nasional tuberkulosis 2011-
2014, menetapkan empat misi dalam rencana strategis 2011-2014 :

Meningkatkan derajat keseahatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk


swasta dan masyarakat madani
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, serta
Menciptakan tata kelola pemerintah yang baik
Upaya

Strategi nasional program pengendalian TB nasional di Indonesia


tahun 2011-2014 terdiri dari 7 strategi :

Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yg bermutu


Menghadapi tantangan TB/HIV
Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat
Memberdayakan masyarakat dan pasien TB
Memberikan konstribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan program pengendalian TB
Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terharap program TB

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

Program penanggulangam

Jaga kesehatan diri dengan baik


Selalu membawa sapu tangan atau tisu untuk menutup hidung
Selalu mencuci tangan pada kesempatan pertama dengan sabun cair setelah bersin
Gunakan sumpit atau sendok saat menyaji makanan. Jangan berbagi kontak makanan dan
minuman
Menjalani pola hidup yang sehat

Upaya Pencegahan Penularan


Hindarilah bepergian atau naik kendaraan umum
Hindari mengunjungi pasien dengan penyakit SARS
Jagalah pola makan
Jaga kebersihan

Program Pembinaan Kesehatan Komunitas


1. Pembinaan gizi masyarakat
a. Penanganan Stunting
b. Penanggulangan Stunting
c. Pencegahan Stunting
d. Intervensi Kementrian Kesehatan dalam Upaya Perbaikan Gizi
e. Penguatan Gerakan Masyarakat
2. Pengembangan Kota Sehat
a. Penyelenggaraan Kota Sehat
1) Program dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat
2) Pemerintah memfasilitasi terwujudnya kota sehat
3) Meberdayakan lembaga masyarakat
b. 4 Tatanan yang dibina sebagai mewujudkan kota sehat
1) Kawasan pemukiman, sarana dan prasarana
2) Kebutuhan pangan dan gizi
3) Kehidupan masyarakat yang sehat
4) Kebutuhan masyarakat yang sehat dan mandiri

PUSKESMAS & PHN

Puskesmas

Definisi

suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Work
Summary

Wilayah kerja

Secara nasional,standar wilayah kerja puskesmas satu kecamatan , tetapi apabila disatu kecamatan
terdapat lebih dari satu puskesmas , maka tanggung jawab wilayah kerja harus dibagi antar
puskesmas, dengan memerhatikan keutuhan konsep wilayah
( desa/kelurahan/RW )

Ruang Lingkup Pelayanan

Kuratif ( pengobatan )Preventif ( upaya pencegahan )Promotif ( peningkatan kesehatan )Rehabilitatif


(pemulihan kesehatan )

Fungsi Puskesmas

Pusat pembangunan berwawasan kesehatan

Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga

Pusat pelayanan kesehatan pertama (Kesehatan Masyarakat dan Perorangan)

Persyaratan Puskesmas

System ventilasi

System pencahayaan

System sanitasi

System kelisttrikan

System komunikasi

System gas medic

System proteksi petir

System proteksi kebakaran

System pengendalian kebisingan

Kendaraan ambulan

Tenaga Kerja

Dokter layanan primer

Dokter gigi

Perawat

Bidan

Tenaga kesehatan masyarakat

Tenaga kesehatan lingkungan

Ahli teknologi laboratorium medic


Tenaga gizi

Tenaga kefarmasian

Tenaga non kesehatan ( adm,keuangan,system informasi,dll)

Public Health Nursing (PHN)

DefinisiMenurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang merupakan


gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan.

Tujuan

Tujuan yang diharapkan adalah meningkatnya kemandirian individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat (rawan kesehatan) untuk mengatasi masalah kesehatan atau keperawatannya sehingga
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai