Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Christian Hadinata Simbolon

NIM : 5192411003

Kelas : PTB A’19

Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

1. Pengertian dan Konsep Dasar Proferi Pendidikan

1. Pengertian Profesi Pendidikan

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang diartikan sebagai janji/ikrar dan
pekerjaan. Dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian
tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan
positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan dating. Jadi yang dimaksud dengan profesi
pendidikan adalah suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan keahliannya yang diberikan
atau diajarkan kepada peserta didik agar bisa berperan aktif dalam hidupnya sekarang dan
masa yang akan datang.

2. Manfaat Profesi Kependidikan

a. Bagi Guru:

Seorang guru akan mendapatkan berbagai pengalaman mengenai berfikir dan bekerja secara
disiplin sehingga bisa memahami keterkaitan ilmu-ilmu saat terjadi suatu permasalahan
pendidikan di lingkungan sekolah. 

b. Bagi Sekolah dan Siswa:

Memberikan inovasi baru bagi calon guru  saat melakukan praktik pembelajaran. Model
pembelajaran di kelas juga akan lebih bervariasi, dapat menyesuaikan dengan kondisi siswa
serta lingkungan sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai tujuan yang
diinginkan. Guru yang profesional juga akan berpengaruh kepada tingkat kualitas sekolah.
Semakin tinggi profesionalitas guru maka semakin baik pula kualitas sekolah tersebut.
c. Bagi Tenaga Kependidikan:

Bukan hanya guru, manfaat PPG juga bisa dirasakan oleh tenaga kependidikan. Berbagai
administrasi sekolah akan mudah dikendalikan jika sebelumnya telah mendapatkan suatu
bimbingan. Tenaga kependidikan yang terlatih dan berpengalaman akan ikut andil dalam
menentukan kualitas sekolah, juga permaslaahan administrasi siswa.

d. Bagi Masyarakat:

Manfaat PPG juga bisa berpengaruh dalam masyarakat. Karena dengan diadakannya PPG
akan melahirkan calon-calon guru yang profesional, maka masyarakat akan semakin percaya
dan mantap kepada pendidikan nasional yang mampu memberikan pelayanan dan pendidikan
untuk anaknya dengan baik, serta akan mencanangkan anaknya untuk mengikuti program
wajib belajar yang sudah ditentukan pemerintah.

3. Ruang Lingkung Profesi Kependidikan

a. Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu dalam


melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas layanan administrasi pendidikan, layanan
instruksional (berkaitan dengan Proses Belajar Mengajar), layanan bantuan yang
diberikan oleh seorang guru terkain dengan proses belajar mengajar.
b. Secara kontekstual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu mencakup aspek
kemampuan profesional yang mencangkup penguasaan materi pelajaran, kemampuan
sosial mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri, kemampuan personal
(pribadi) mencangkup penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya
sebagai guru.
c. Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi kedalam dua gugus, yaitu gugus
pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional yang mencakup penguasaan
bidang studi sebagai objek belajar, gugus kemampuan profesional yang mencakup
merencanakan program belajar mengajar.

4. Syarat-Syarat Profesi Kependidikan

Yang menjadi syarat-syarat profesi kependidikan yaitu :

a. Memiliki suatu keahlian yang khusu


b. Diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup
c. Memiliki teori yang baku secara universal
d. Diperuntukkan bagi masyarakat
e. Dilengkapi dengan kecakapan diagnostic
f. Dilengkapi dengan kompetensi aplikatif
g. Memegang otonomi dalam melakukan profesinya
h. Memiliki kode etik
i. Memiliki klien yang jelas
j. memiliki organisasi profesi
k. Mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain

2. Kode Etik Profesi Keguruan

1. Pengertian Kode Etik

Kode etik adalah norma atau asa syang diterima suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun ditempat kerja. Norma-norma
tersebut memberikan petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka melakukan
profesinya, dan larangan-larangan yaitu ketentuan-ketentuan apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka tidak dalam melaksanakan tugas profesi
mereka.

2. Tujuan Kode Etik

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi


b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
f. Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi
g. Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat
h. Menentukan baku standarnya sendiri
3. Penetapan Kode Etik
Secara mendasar penetapan kode etik suatu profesi dapat dilakukan oleh sebuah
organisasi tertinggi yang menaungi bidang profesi tertentu.Penetapan kode etik ini tidak
boleh dilakukan oleh perorangan. Artinya, penetapan kode etik hanya dapat diakui ketika
diputuskan dalam musyawarah atau rapat bersama yang melibatkan anggota dari struktur
organisasi terkain, berdasarkan bidang masing-masing. Kode etik ini dapat bebrubah dan
direvisi melalui keputusan mufakat dalam rapat musyawarah bersama sebuah organisasi.
Setiap penetapan kode etik tidak boleh diganggu gugat oleh pihak manapun, bahkan
pemerintah sekalipun. Setiap perubahan da prosedur pemberlakuannya mutlakatas monitoring
organisasi.
4. Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Sanksi yang didapatkan oleh seseorang yang melanggar kode etik adalah sanksi moral
yang berupa celaan dari rekan-rekannya dan orang lain, dan sanksi yang dianggap terberat
adalah si pelanggar akan dikeluarkan dari organisasi profesi. Kasus-kasus pelanggaran kode
etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk secara
khusus. Karena tujuannya mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, sering kali kode etik
juga berisikan ketentuan-ketentuan professional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan
teman sejawat melanggar kode etik.
5. Kode Etik Guru
Kode etik guru merupakan panduan bagi para guru untuk memagari sikap guru
sebagai seorang pendidik, oleh karena itu seorang guru mempunyai 7 sikap profesionalisme
kependidikan yang disesuaikan dengan kode etik guru UU No. 14 tahun 2005 yaitu:
a. Sikap terhadap Peraturan Perundang-undangan
b. Sikap terhadap organisasi profesi
c. Sikap terhadap teman sejawat
d. Sikap terhadap anak didik
e. Sikap terhadap tempat kerjanya
f. Sikap tehadap pemimpin
g. Sikap terhadap pekerjaan
Kodde etik guru ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan
cabang dan pengurus dearah PGRI se-Indonesia dalam Kongres XIII di Jakarta tahun 1973,
yang kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta yang
berbunyi :
a. Guru berbaki membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa
Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang siswa sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
f. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial.
g. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

3. Organisasi Profesi Keguruan


1. Hakikat Organisasi Profesi Keguruan
Berdasarkan keterangan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 menerangkan bahwa
organisasi profesi keguruan membentuk secara terencana demi untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang intensif bermanfaat untuk membentuk potensi peserta didik. Organisasi
profesi keguruan berbicara dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen dalam Pasal 41. Berdasarkan Undang-Undang tentang organisasi profesi keguruan,
maka organisasi profesi di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan kemajuan profesi,
meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan
dan pengabdian kepada masyarakat. Tetapi hal lebih penting dari beberapa hal diatas adalah
perkembangan individu (siswa-siswi) sebagai pribadi yang unik secara utuh.
2. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan
a. Fungsi Pemersatu. Organisasi profesi keguruan merupakan organisasi profesi sebagai
wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi
kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa kependidikan. Dengan
mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki
kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan
bersama.
b. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional. Fungsi peningkatan kemampuan
professional tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “Tenaga
kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan
dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan professional, martabat, dan
kesejahteraan tenaga kependidikan”.
3. Tujuan Organisasi Profesi Keguruan
a. Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota.
b. Meningkatkan dan mengenmbangkan kemampuan anggota.
c. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota.
d. Meningkatkan atau mengembangkan martabat anggota merupakan upaya organisasi
profesi kependidikan agar anggotanya terhindar dari perlakuan tidak manusiawi dari
pihak lain dan tidak melakukan praktik yang melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
4. Jenis-Jenis Organisasi Profesi Keguruan yang Ada di Indonesia
a. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
PGRI adalah organisasi profesi yang lahir pada 25 novenber 1945. PGRI bersifat
unitaristik, tanpa memandang ijazah, tempat bekerja, kedudukan, suku, jenis kelamin,
agama, dan asal-usul, independent yang berlandaskan pada prinsip kemandirian
organisasi dengan mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak.
b. AKBIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia)
AKBIN adalah organisasi profesi untuk para konselor di Indonesisa. Asosiasi ini
memberikan lisensi melalui proses sertifikasi bagi para konselor tertentu sebagai tanda
bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi
masyarakat umum secara resmi.
c. ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia)
ISPI didirikan padatangal 17 Mi 1960 yang berkedudukan di Jakarta. ISPI memiliki
tujuan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan
nasional secara profesional agar lebih terarah.
d. ISMapI (Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia)
ISMaPI adalah organisasi profesi yang independen tampil sebagai pioneer dan
fasilitator dalam upaya peningkatan dan pengembangan manajemen pendidikan di
Indonesia melalui pengembangan disiplin, profesi, dan praktik manajemen
pendidikan.
5. Ruang Lingkup Organisasi Profesi Keguruan
Ruang lingkup organisasi profesi keguruan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
antara lain berdasarkan bentuk dan corak, struktur dan kedudukan, keanggotaan dan program
operasional:
a. Bentuk dan Corak Organisasi Profesi Kependidikan: Ditinjau dari dari kategori
keanggotaannya, corak organisasi profesi keguruan beragam pula. corak organisasi profesi ini
dapat dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan dimana mereka bertugas (SD, SMP, SMA),
status penyelenggara kelembagaan pendidikannya (negeri atau swasta), bidang studi
keahliannya (bahasa, kesenian, dll), jenis kelamin, dan berdasarkan latar belakang etnis.
b. Struktur dan Kedudukan Organisasi Profesi Keguruan: Oragisasi keguruan terbagi atas tiga
kelompok, yaitu organisasi profesi keguruan bersifat local, organisasi profesi keguruan
bersifat nasional, organisasi profesi keguruan bersifat internasional.
c. Keanggotaan Organisasi Profesi Keguruan: Organisasi profesi keguruan yang bersifat
asosiasi atau persatuan langsung dari setiap pribadi pengemban profesi yang bersangkutan.
Sedangkan keanggotaan organisasi profesi keguruan yang bersifat federasi cukup terbatas
oleh pucuk organisasi yang berkaitan saja.
d. Program Operasional Organisasi Profesi keguruan: Sebuah organisasi profesi keguruan
memiliki tujuan dan fungsi, bahkan visi dan misi tersendiri. Oleh karena itu, organisasi
profesi ini pun memiliki program operasional tertentu yang secara terencana dan
pelaksanaannya harus di pertanggungjawabkan kepada para anggotanya melalui forum resmi.

5. Syarat –Syarat Menjadi Guru Profesional


1. Konsep Profesi dan Ciri-Ciri Guru yang Profesional
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan, yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standarmutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Adapun
yang menjadi cirir-ciri seorang guru yang profesional ialah:
a. Bekerja hanya memberiksn pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan
pribadi.
b. Memenuhi persyaratan mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat.
c. Memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar,
metode, anak didik, dan landasan pendidikan.
d. Memiliki publikasi profesional yang dapat melayani, tidak ketinggalan, dan mengikuti
perkembangan yang terjadi.
e. Selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, dan sejenisnya.
f. Pekerjaan sebagai suatu karier hidup.
g. Memiliki nilai dan etikayang berfungsi secara nasional atau secara lokal.
2. Strategi Menjadi Guru Profesional
a. Meluruskan niat
b. Meningkatkan motivasi diri
c. Mempelajari materi
d. Menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari
e. Mempelajari metode mengajar yang efektif
f. Memahami kondisi siswa
g. Memperhatikan kepribadian siswa
h. Bersikap terbuka
i. Adil dalam memperlakukan siswa
j. Mampu menjadi contoh
k. Mampu mengendalikan diri
l. Bersikap konsisten
3. Pengembangan Sikap Profesional
Sasaran sikap profesional guru diantaranya adalah sikap terhadap peraturan
perundang-undangan, sikap terhadap organisasi profesi, sikap terhadap teman sejawat, sikap
terhadap anak didik, sikap terhadap tempat kerja, dan sikap terhadap pemimpin.
Pengembangan sikap profesional dapat dilakukan selagi dalam pendidikan prajabatan
maupun selagi bertugas (dalam jabatan). Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan,
calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan
dalam pekerjaannya suatu saat. Pembentukan sikap yang baik tidak mudah (tidak mungkin
muncul begitu saja), tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya dilembaga
kependidikan guru. Sedangkan pengembangan sikap selama dalam jabatan, pengembangan
sikap profesionalnya tidak berhenti apabila calon guru selesai mendapatkan prajabatan.
6. Kompetensi Guru
1. Kompetensi Kepribadian
Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti
profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas
kognitif merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan
memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya
keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Dalam UU guru dan dosen kompetensi kepribadiannya
adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik. Secara umum aspek-aspek kompetensi kepribadian guru
meliputi :
a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan
terhadap keseluruhan situasi pendidikan serta unsur-unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilain nilai-nilai yang harus dianut oleh guru.
c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya menjadikan dirinya sebagai
panutan dan teladan bagi para peserta didiknya.
2. Kompetensi Sosial
Kompetensi social merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara harmonis kepada peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi social bisa dilihat apakah
seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru
lainnya. Kompetensi social yang harus dikuasi soerang guru yaitu :
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan atau isyarat secara santun.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
e. Bertindak sesuai dengan norma agam, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
f. menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan.
g. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
Sedangkan komponen-komponen kompetensi sosial guru meliputi :
a. Guru mampu berperan sebagai pemimpin baik dalam lingkup sekolah maupun diluar
sekolah.
b. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan
yang baik.
c. Guru ikut bersedia berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial baik dalam lingkup
kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
d. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.
e. Guru tampil secara pantas dan rapi.
f. Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan.
g. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesinya, guru hendaknya mampu bertindak
tepat waktu.
3. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dikemukakan kompetensi pendagogik adalah “kemampuan dalam mengelola pembelajaran”.
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan memahami peserta didik, kemampuan
merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau
mengelola proses belajar mengajar, kemampuan melakukan penilaian, dan kemampuan
mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a. Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi dengan materi ajar.
b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
c. Hubungan konsep antar pelajaran terkait.
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi secara profesional dalam konteks global tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional. Secara umum aspek-aspek kompetensi profesional guru meliputi:
a. Guru mampu mengelola proses belajar mengajar.
b. Kemampuan mengelola kelas.
c. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
d. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.
e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
f. Guru mampu menilai prestasi belajar peserta didik.
g. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan penyuluhan.
h. Guru mengenal dan mampu ikut penyelengaraan administrasi sekolah.
i. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian dan mampu menafsirkan hal-hal penilaian
pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai