KR01 Hendri PDF
KR01 Hendri PDF
Nama : Hendri
NPM : 0906633344
Fakultas : Teknik
Universitas Indonesia
Depok
Disipasi Kalor Hot Wire
Tujuan
Peralatan
Prinsip Dasar
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang
disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke
sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan
didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi
sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan
lamanya waktu arus listrik mengalir.
W = v i ∆ t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir
maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir
juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio
yang dirumuskan sebagai :
Overheat ratio =
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi
(reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi
kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan
tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan
kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan
divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari
daya maksimal 230 m/s.
Prosedur Eksperimen
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian
bawah halaman ini.
1.
2.
Kec
Waktu Angin V-HW I-HW
1 0 2.112 53.9
2 0 2.112 53.9
3 0 2.112 53.9
4 0 2.112 53.9
5 0 2.112 53.9
6 0 2.112 53.9
7 0 2.112 53.9
8 0 2.112 53.9
9 0 2.112 53.9
10 0 2.112 53.9
1 70 2.058 58.6
2 70 2.06 57.9
3 70 2.059 58.1
4 70 2.058 58.2
5 70 2.059 58
6 70 2.057 57.8
7 70 2.058 57.3
8 70 2.056 56.8
9 70 2.06 56
10 70 2.059 55.6
1 110 2.041 58.2
2 110 2.042 57.1
3 110 2.042 56.8
4 110 2.041 56.5
5 110 2.042 56.4
6 110 2.041 56.4
7 110 2.041 56.4
8 110 2.041 56.4
9 110 2.042 56.2
10 110 2.042 56
1 150 2.034 59.4
2 150 2.034 58.6
3 150 2.034 58.6
4 150 2.034 58.6
5 150 2.034 58.7
6 150 2.033 58.8
7 150 2.034 59
8 150 2.034 59.2
9 150 2.034 59.4
10 150 2.034 59.3
1 190 2.03 54.4
2 190 2.029 54.9
3 190 2.029 55.3
4 190 2.029 55.8
5 190 2.029 56.6
6 190 2.03 57.6
7 190 2.03 58.7
8 190 2.029 59.2
9 190 2.03 59.6
10 190 2.03 59.3
1 230 2.027 54.6
2 230 2.027 54.5
3 230 2.027 54.7
4 230 2.027 55.8
5 230 2.027 57.6
6 230 2.027 59.1
7 230 2.027 59.7
8 230 2.027 58.6
9 230 2.027 56.8
10 230 2.026 55.1
x y x^2 y^2 xy
0 2.112 0 4.46054 0
70 2.0584 4900 4.23701 144.088
110 2.0415 12100 4.16772 224.565
150 2.0339 22500 4.13675 305.085
190 2.0295 36100 4.11887 385.605
230 2.0269 52900 4.10832 466.187
2.1
Tegangan Rata-Rata
2.08
2
0 50 100 150 200 250
Kecepatan Aliran Angin
3. Berdasarkan persamaan 1 diatas menyatakan bahwa besarnya energi listrik yang
terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut
dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
W = V. I. t
Kemudian energy listrik tersebut sebanding juga dengan gaya dan jarak
W = F.s
Sedangkan jarak nilainya bergantung akan kecepatan dan waktu, jadi energy listrik
bergantung pada gaya, kecepatan dan waktu
V.I.t = F.v.t
V.I = F.v
V= F v
I
y= mx + b
keterangan
x adalah sebagai kecepatan aliran udara yang diberikan
y adalah sebagai tegangan hotwire
m = -0.00035
b = 2.09441
y = -0.00035x + 2.09441
y = -0.00035x + 2.09441
dengan y sebagai tegangan hot wire dan x sebagai kecepatan aliran angin
5. Analisa
Percobaan
Pada percobaan kode KR01 melalui rlab bertujuan untuk mengetahui hot wire
sebagai sensor kecepatan udara. Oleh karena adanya perubahan suhu pada kawat
hot wire, jadi percobaan dilakukan sampai suhu kawat menjadi normal seperti
semula. Sumber udara berupa kipas. Pada pecobaan KR01 kecepatan udaranya
divariasikan yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s dan 230 m/s. Pada saat
kecepatan udara 0 maka nilai tegangan dan nilai arus yang terbaca belum
dipengaruhi oleh kecepatan aliran angin. Kemudian kecepatan aliran diatur
menjadi 70 m/s maka nilai tegangan yang terbaca menjadi lebih kecil da nilai arus
yang terbaca menjadi lebih besar. Pada penambahan kecepatan aliran angin sampai
230 m/s maka nilai tegangan yang terbaca menjadi lebih kecil dan nilai arus
menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan karena aliran angin mempengaruhi besar
nilai resistansi kawat hotwire yang bertambah besar sehingga menyebabkan nilai
arus bertambah dan nilai tegangan berkurang yang mana sesuai dengan rumus
V=IxR R= V/I .
Selain itu,juga disebabkan oleh terjangan angin yang diberi gaya F dengan
kecepatan V dalam waktu 10 detik yang mempengaruhi nilai resistansis sehingga
mempengaruhi juga nilai kalor yang ditransfer.
Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada KR01, didapatkan hasil bahwa
semakin besar kecepatan udara yang dihembuskan oleh kipas maka tegangan pada
kawat mengalami kecerendungan penurunan dan arus yang mengalir pada kawat
hotwire mengalami kenaikan. Persamaan yang dihasilkan dari perhitungan di atas
mendapatkan nilai tegangan yang sesuai (pendekatan) jika dimasukkan nilai
kecepatan aliran angin sebagai x pada persamaan berikut :
y = -0.00035x + 2.09441
mana nilai rata-rata dari percobaan pada kecepatan 70 m/s sebesar 2.0584volt.
Kesalahan yang didapat relative bernilai kecil karena percobaan dilakukan dengan
Berdasarkan pada grafik tegangan hotwire terhadap kecepatan aliran udara di atas
menunjukkan bahwa kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan tegangan
hotwire yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan prosedur bahwa semakin tinggi
kecepatan udara menunjukkan bahwa semakin kecil nilai tegangan dan gradien
garis bernilai minus. Dan pada grafik yang lainnya yaitu grafik tegangan hotwire
terhadap waktu menunjukkan kekonsistenan walaupun ada data yang mengalami
perubahan sangat kecil. Hal ini terjadi karena kecepatan angin yang berasal dari
kipas tidaklah langsung menuju kecepatan yang diinginkan, kecepatan itu
mengalami percepatan dahulu sebelum mencapai kecepatan yang diinginkan. Misal
untuk menuju kecepatan 110 m/s yang awalnya 0 m/s, tidaklah langsung dari 0 m/s
langsung menuju 110 m/s melainkan mengalami percepatan dahulu agar mencapai
110 m/s. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran sampai detik ke 10. Sedangkan
pada grafik tegangan terhadap waktu terjadinya fluktuasi ketika probe dialiri angin
dengan kecepatan tertentu sehingga nilai tegangan bervariasi.
Kesimpulan
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.