Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN RESIDENSI
DISUSUN OLEH:
RATNA KARTIKA HADI PUTRI
NIM : 20190309184
LAPORAN RESIDENSI
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Residensi
Program Pascar Sarjana Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Program Studi Magister Administrasi
Rumah Sakit
DISUSUN OLEH:
RATNA KARTIKA HADI PUTRI
NIM 20190309184
Laporan magang ini telah disetujui oleh pembimbing materi dan pembimbing lapangan
program magang mahasiswa Pascasarjana Peminatan Magister Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Bhakti Handayani, Kota Bekasi : Tahun Lulus 1998
2. SMP Negeri 3 , Kota Bekasi : Tahun Lulus 2001
3. SMU Negeri 1 Babelan, Kabupaten Bekasi : Tahun Lulus 2004
4. FK Universitas YARSI : Tahun Lulus 2011
Riwayat Pekerjaan :
1. Dokter Umum di Klinik Seto Hasbadi November 2011 – Desember 2011,
Kota Bekasi
2. Dokter Umum di UGD/Poli/Rawat Inap RS Mekar Sari Januari 2012 –
Februari 2015
3. Dokter Umum di Rawat Inap RS Ananda Mei 2015 – Agustus 2015
4. Dokter Umum di UGD/Poli/Rawat Inap RS Mekar Sari September 2015 –
Sekarang
5. Kasie Rawat Inap RS Mekar Sari Februari 2019 – Sekarang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas berkah, rahmat,
serta karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Residensi Berjudul :
“STANDAR KOMPETENSI TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI
HEMODIALISA DAN MANAJEMEN PROMOSI MELALUI STRATEGI
BRANDING DI RS ANANDA” Banyak hal didapat dari Program Residensi,
penulis dapat melihat, mengamati serta mempelajari keadaan Ruang Hemodialisa
dan pelayanannya dalam melaksanakan kegiatan, program dan berbagai kendala
yang dihadapi serta upaya-upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Kami
ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
kami selama kegiatan residensi ini hingga rampungnya laporan residensi ini,
terutama kepada :
1. DR. Rokiah Kusumapradja, SKM, MHA selaku Ketua Program Studi
MARS Universitas Esa Unggul
2. M. Reza Hilmy, MARS, PhD selaku Pembimbing Akademik yang telah
membantu selama Residensi dan penyusunan Laporan Residensi
3. Dr. Viky Santi Theresia, MARS selaku Pembimbing Lapangan di RS
Ananda yang telah banyak membantu selama Residensi dan Penyusunan
Laporan Residensi
4. Dokter, Bidan, Perawat, dan Tenaga Non Medis di RS ANANDA yang
telah membantu selama pengumpulan data dalam kegiatan Residensi ini
5. Teman-teman Program Pasca Sarjana Program Studi Administrasi Rumah
Sakit Universitas Esa Unggul Angkatan VIII yang telah membantu demi
terselesaikannya Laporan Residensi ini
Dengan kerendahan hati, penulis meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun penulisan Laporan ini. Kami
berharap semoga semua ilmu dan pengalaman yang didapatkan di RS
ANANDA dapat menjadi pedoman untuk menjadi manfaat untuk penulis
khususnya dan umumnya bagi kita semua
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pelayanan medis
2. Pelayanan dan asuhan keperawatan
3. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
6. Administrasi umum dan keuangan
Unit Hemodialisa adalah unit cuci darah yang diperlukan oleh pasien yang
menderita gagal ginjal sehingga tindakan tersebut berguna untuk menggantikan fungsi
ginjal untuk menyaring racun dalam darah. Pada kasus yang terdapat di rumah sakit
terbagi menjadi kasus GGA dan GGK. pada GGA pasien tersebut amat sangat
memerlukan tindakan hemodialisa.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di unit hemodialisa
Rumah Sakit Ananda Bekasi, dapat diketahui SDM di unit tersebut terdapat dari 10
perawat dengan empat perawat bersertifikat khusus hemodialisa. Dengan jumlah
kunjungan rata-rata 400 per bulan dan semakin meningkat terutama di era pandemic
seperti sekarang. Dengan kapasitas 13 tempat tidur yang regular dan 3 tempat tidur
isolasi Covid, maka beban kerja setiap petugas menjadi semakin bertambah. Dengan
kemungkinan perawat bersertifikat belum memiliki kemahiran untuk melakukan
tindakan invasive, sehingga ketika berdinas yang seharusnya bisa 3 orang setiap shift
nya tanpa melihat ada atau tidaknya perawat mahir setiap shiftnya. Ini menjadi 3 orang
dengan perawat mahir atau yang sudah berpengalaman walau tidak bersertifikasi.
Keadaan seperti ini berisiko untuk terjadi penusukan atau tindakan awal sampai dua
kali.
Merujuk dari keadaan dan kondisi tersebut penulis tertarik untuk menganalisa
perawat unit hemodialisa yang bersertifikasi terkait komptensinya dalam pelayanan di
unit hemodilisa RS Ananda.
Sebagai salah satu kegiatan dalam proses belajar mengajar adalah kegiatan
Residensi Rumah Sakit. Residensi di rumah sakit adalah suatu proses belajar
mengajar yang melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan
administrasi Rumah Sakit dalam rangka untuk memperoleh pengalaman
praktis tentang operasional pelayanan di rumah sakit dengan menggunakan
pendekatan sistem dan pemecahan masalah.
Tujuan Residensi adalah agar memahami masalah manajemen RS dalam
keadaan yang nyata, terlibat langsung dalam masalah manajemen sehari-hari,
mencari hubungan antara teori yang diperoleh di fakultas dengan kenyataan
(implementasi) di lapangan, sekaligus terlibat dalam pemecahan masalah,
sehingga setelah menyelesaikan pendidikan akan lebih siap menghadapi tugas
pekerjaan. Memahami pengelolaan dan memiliki bekal keterampilan dasar
untuk mengelola unit produksi dan penunjang di Rumah Sakit yang
didasarkan pada teori yang diperoleh saat kuliah dan menerapkannya di
lapangan.
1.3 MANFAAT RESIDENSI
Program Residensi sangat memberikan manfaat bagi penulis yang melaksanakan
program residensi, Rumah Sakit tempat pelaksanaan residensi, serta Universitas Esa
Unggul yang membuat Program Residensi pada Pasca Sarjana Magister Administrasi
Rumah Sakit.
1. Bagi mahasiswa
- Dokter pelaksana
HD
- Dokter umum bersertifikat
HD
Perawat - Perawat bersertifikat HD - Perawat mahir
Dengan jumlah tenaga sepuluh dengan jumlah mesin dan tempat tidur lebih
dari sepuluh, membuat beban kerja dari setiap SDM bertambah, hal ini dibarengi
denga nada beberapa SDM yang masih perlu pengawasan.
Gambar 1. Struktrur Organisasi Unit Hemodialisa
NO BULAN
JUMLAH KUNJUNGAN
1 JANUARI 408
2 FEBRUARI 421
3 MARET 482
4 APRIL 485
5 MEI 492
6 JUNI 515
Dengan jumlah pasien kurang lebih tujuh puluh dan jumlah kunjungan hampir 400
setiap bulannya, dan dengan SDM yang ada sekarang membuat beban kerja di era pandemic
menjadi meningkat, sehingga manajemen terkait perlu melakukan strategi agar pelayanan
tetap berjalan sesuai standar
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH, PRIORITAS MASALAH
DAN ANALISA MASALAH
III. 1 PENENTUAN PRIOORITAS MASALAH DENGAN MATRIX TECHNIQUE
CRITERIA
Menetapkan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, karena dari
daftar masalah yang telah ditentukan tidak semua masalah diselesaikan. Hal ini
dikarenakan antar masalah mungkin saja terdapat keterkaitan dan juga karena terbatasnya
SDM yang tersedia. Oleh sebab itu yang harus dilakukan adalah menyelesaikan masalah
yang menjadi prioritas. Masalah ini akan semakin terlihat jelas jika sudah dituangkan
dalam bentuk matriks yang kemudian dilanjutkan dengan menganalisa masalah tersebut
melalui 5 W + 1 H dan analisa SWOT. Untuk menentukan prioritas masalah, digunakan
beberapa kriteria yang tedapat dalam matrix atau yang lebih di kenal dengan teknik
kriteria matriks (criteria matrix technique), berikut ini adalah penjelasan tentang kriteria-
kriteria matriks diantaranya:
• Importancy (I)
Pada kriteria ini semakin pentingnya masalah tersebut, maka semakin diprioritaskan
penyelesaiannya. Ukuran yang digunakan pada kriteria ini terdiri dari beberapa macam
kategori, yaitu :
• Prevalency (P), yang menunjukan seberapa sering masalah tersebut terjadi dan
ditemukan
- Nilai 1 : Masalah tidak pernah ditemukan
- Nilai 2 : Masalah kurang sering ditemukan
- Nilai 3 : Masalah sering ditemukan
- Nilai 4 : Masalah sangat sering ditemukan
• Severity (Sv), yang menunjukan seberapa besar kerugian yang ditimbulkan oleh
masalah tersebut
- Nilai 1 : Akibat dari Masalah tersebut tidak serius
- Nilai 2 : Akibat dari Masalah tersebut kurang serius
- Nilai 3 : Akibat dari Masalah tersebut serius
- Nilai 4 : Akibat dari Masalah tersebut sangat serius
• Rate of Increase (R), yang menunjukan peningkatan kualitas dan intensitas
masalah tersebut
- Nilai 1 : Sangat tidak menunjukan peningkatan
- Nilai 2 : kurang sering menunjukan peningkatan
- Nilai 3 : sering menunjukan peningkatan
- Nilai 4 : sangat sering menunjukan peningkatan
1. Prioritas Masalah
Dari hasil wawancara dan observaski yang dilakukan oleh penulis pada bulan
Agustus 2021 di Instalasi Hemodialisa, diidentifikasikan beberapa masalah yang perlu
dianalisis dan ditentukan prioritas masalah dengan metode Matrix Tecnique Criteria
berdasarkan prevalency, severity, rate of increase, technical feasibility dan resources
availability, yatitu sebagai berikut :
Dari matriks ITR diatas didapatkan yang menjadi prioritas masalah berdasarkan skor
tertinggi adalah masih ada perawat belum pelatihan HD. Setelah itu, dicari penyebab
masalah dengan Analisa fishbone.
Diagaram fishbone atau Cause-and-Effect Diagram adalah salah satu langkah
identifikasi sebab potensial dari satu prioritas masalah yang dilakukan secara
brainstorming dari berbagai aspek yang mencakup Man, Money, Material, Method,
Machine, dan Organitation and Management. Analisis Fishbone masalah Masih ada
perawat belum pelatihan HD adalah sebagai berikut:
Methode MANc
Kebutuhan perawat
belum tercukupi
Masih ada perawat
berpengalaman
Perawat belum
antusias untuk Masih ada
pelatihan Perawat
belum
pelatihan
HD
belum ada jadwal Belum ada
diklat atau pembukaan
pelatihan staf pelatihan selama
pandemi
Manajemen ENVIRONMENT
Analisa SWOT
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Jumlah tindakan lebih banyak dari jumlah
1. Beberapa staf sudah mendapatkan pelatihan 1. perawat
Hemodialisa
2. Loyalitas paaien terhadap pelayanan RS cukup 2 Belum adanya diklat rutin mengenai pelatihan
tinggi Hemodialisa
3 Ada ruangan hemodialisa khusus Covid-19