Anda di halaman 1dari 39

Standar Pengobatan

COVID-19 di FKTP
Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
FKUI-RSUP Persahabatan
Kasus terkonfirmasi
COVID-19 Indonesia:
Januari-Juli 2021

BOR mendekati 100%


- Pasien kesulitan akses ke
Diproyeksikan akan terus faskes
meningkat, akibat: - Nakes terpapar jumlah virus
Protokol Kesehatan yang sangat tinggi
Varian Baru - Sistem Kesehatan
Cakupan Vaksinasi mendekati collapse

Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Peta Sebaran; 2021 [cited 16 July 2021]. Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran
Varian Baru Semakin Banyak di
Indonesia
● 50% lebih menular
● Manifestasi gejala yang
lebih berat

Dan ada varian


DKI Jakarta: Jawa Barat: Jawa Tengah:
Jawa Timur: 13 delta pada 12
195 kasus 134 kasus 80 kasus
propinsi lain

https://www.nationalgeographic.com/science/article/the-delta-variant-is-serious-heres-why-its-on-the-rise

https://www.merdeka.com/peristiwa/kemenkes-ada-436-varian-delta-di-indonesia.html
Mengapa Virus Bermutasi?
Ketika virus masuk ke dalam
Agar virus dapat bertahan
tubuh manusia dan merusak
hidup → virus bermutasi
sel-sel dalam tubuh → sistem
untuk mengelabui sistem
kekebalan tubuh manusia
kekebalan tubuh inangnya
menghambat replikasinya

Ketika variasi yang terbentuk


meningkatkan risiko terhadap
manusia, baik mengenai Mutasi juga membuat virus
transmisi, virulensi, dan semakin kuat dan lebih mudah
efektivitas tatalaksana serta berkembang biak
vaksin; maka disebut variants
of concern (VOC)
Mengapa Varian Baru Berbahaya
Gejala

Flu yang berat:


• Lebih Mudah Menular :
Sakit kepala, dikuti dengan nyeri tenggorok,
• Transmisi varian delta ~60% lebih hidung berair dan demam
tinggi dari varian alfa
• Viral load menjadi tinggi karena replikasi Pilek
yg sangat cepat
• bisa mengelabui system imun Hidung tersumbat
• Lebih berdampak kepada keparahan Bersin
penyakit :
• replikasi yang cepat Nyeri otot
• bisa mengelabui system imun “nggak enak badan”
• Menyerang segala usia
• Meningkatkan angka kematian Kadang disertai oleh gejala klasik Covid
• Menurunkan Efektifitas dari Vaksin
Lawan mutasi virus dengan “mutasi” juga .
Mutasi yang Bisa Anda Lakukan

• Jadi agen Edukasi untuk keluarga dan lingkungan sekitar

• Gunakan masker dengan benar jika terpaksa keluar


rumah dan saat isoman
• Pertimbangkan penggunakan double mask atau
masker setara N95

• Sering mencuci tangan

• Segera lakukan vaksinasi

• Jangan percaya hoax, Jangan sebar hoax


Peran FKTP
dalam
Testing
Penanganan
Pandemi
COVID-19
3T
Tracing
Tiap tingkat fasilitas Pemantauan dan
kesehatan memiliki peran tatalaksana pasien
masing-masing dalam
kontak erat,
pelaksanaan 3T yang
menjadi kunci
pengendalian pandemi di
Treatment suspek, probable,
dan konfirmasi
Indonesia COVID-19 tanpa
gejala dan gejala
derajat ringan
Isolasi, Pemantauan, dan Tatalaksana
Nonfarmakologis
• Tanpa gejala: isolasi mandiri selama 10 Edukasi isolasi mandiri: Keluarga
hari sejak pengambil spesimen diagnosis • Keluarga kontak erat
• Gejala ringan: isolasi mandiri selama 10 segera melapor ke
hari sejak muncul gejala + 3 hari bebas Pasien FKTP
gejala • Menggunakan masker • Menggunakan masker
• gejala lebih dari 10 hari → isolasi saat bertemu keluarga, dan jaga jarak min. 1
jaga jarak 1 meter meter dengan pasien
dilanjutkan hingga gejala hilang
• Rutin cuci tangan dan
• Peran FKTP: • Usahakan tidur dan
membersihkan daerah
• Pemantauan ketat pasien, kamar mandi terpisah
yang disentuh pasien
• Personal hygiene: cuci
pengenalan tanda bahaya pasien
tangan, protokol batuk
membutuhkan penanganan lebih • Baju, piring, dan gelas
lanjut Lingkungan dan kamar
kotor segera dicuci
• Edukasi tata cara isolasi mandiri terpisah • Cahaya dan ventilasi
• Kontrol pasien pasca isolasi • Ukur suhu 2x sehari cukup, buka jendela
mandiri • Melaporkan perubahan berkala
gejala dan tanda ke • Bersihkan kamar
FKTP setiap hari
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19. Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021.
Tatalaksana Farmakologis COVID-19 Tanpa
Gejala

Obat-obat Obat-obatan
Vitamin C Vitamin D Komorbid suportif
Pilihan:
• Melanjutkan obat- • Fitofarmaka atau Obat
•Tablet non acidic 500 Pilihan: obatan rutin untuk Modern Asli Indonesia
mg/6-8 jam (14 hari) •Suplemen: 400 IU-1000 penyakit komorbid (OMAI) teregistrasi
•Tablet isap 500 mg/12 IU/hari • Penggunaan ARB/ACE- BPOM dapat
jam (30 hari) •Obat: 1000-5000 IU/hari inhibitor dapat dipertimbangkan sesuai
•Multivitamin 1-2 tablet
dikonsultasikan klinis pasien
/24 jam (30 hari),
spesialis penyakit
•Dianjurkan
dalam/jantung
mengandung vitamin
C,B, E, Zink
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19. Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021.
Tatalaksana Farmakologis COVID-19 Gejala
Ringan
Tambahan untuk gejala ringan
• Tatalaksana farmakologis
yang diberikan untuk
pasien kontak
erat/suspek/probable
juga serupa dengan
pasien terkonfirmasi
COVID-19, namun tidak
mendapatkan antivirus Vit. C, vit.D dan Antivirus Obat Simtomatis
Obat-obat
• Pada gejala ringan: antioksidan Favipiravir (sediaan 200 Obat simtomatis,
swan PCR pada hari 1 Obat dengan sifat mg) loading dose 1600 seperti parasetamol bila
dan 2 dengan selang antioksidan, seperti N- mg/12 jam/oral hari ke-1, demam, diberikan
waktu > 24 jam serta asetilsistein, dapat selanjutnya 2 x 600 mg sesuai dengan gejala
bila ada perburukan diberikan (hari ke 2-5) pada pasien

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19. Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-
19: Gejala Sedang (Farmakologi)

Favipiravir • Vitamin C 3x200-


400mg dalam 100cc
Hari 1: Loading dose 2x1600mg NaCl 0.9% habis
dalam 1 jam IV
Hari 2-5: 2x600mg • Antikoagulan
LMWH/UFH sesuai
ATAU pertimbangan DPJP
• Pengobatan
simptomatis
Remdesivir • Pengobatan
200mg IV drip (hari I) komorbid/komplikasi
1x100mg IV drip (hari ke 2-5 ATAU ke 2-10) • Antibiotik bila
diperlukan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19:
GEJALA BERAT/KRITIS (FARMAKOLOGI)
• Vit C
3x200-400mg dalam 100cc NaCl 0.9% habis dalam 1 jam IV
Favipiravir • Vit B1 1 amp/24 jam IV
Hari 1: Loading dose 2x1600mg
Hari 2-5: 2x600mg
• Vit D 1000-5000 IU/hari
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai pertimbangan DPJP
ATAU • Dexametason 6 mg/24 jam IV (10 hari)
• Anti interleukin-6 (IL-6):
Remdesivir
200mg IV drip (hari I)
Tocilizumab 400-800mg
1x100mg IV drip • Antibiotik diberikan bila terdapat
(hari ke 2-5 ATAU ke 2-10) ko-infeksi bakteri

Pengobatan simptomatis | Pengobatan komorbid/komplikasi | Tatalaksana Syok

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 4. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Bukti dan Rekomendasi Penggunaan Obat Lainnya

Oseltamivir • Hanya diberikan pada pasien yang diduga terinfeksi virus influenza

Antibiotik
• Penggunaan berlebihan → potensi peningkatan resistensi
• Rekomendasi WHO: hanya pada kasus COVID-19 berat dan tidak dianjurkan pada kasus ringan

Ivermectin
• Memiliki potensi antiviral secara in vitro, namun hasil uji klinis tidak konsisten
• Tidak direkomendasikan untuk pasien COVID-19 kecuali dalam uji klinis

N-asetilsistein
• Memiliki sifat antioksidan sebagai precursor sinstesis glutation
• Masih dalam uji klinis, dosisng 1200mg/hari oral atau intravena

Antibodi
Monoklonal • Pemakaian dalam rangka uji klinis

Plasma • Masih dalam tahap uji klinis


• Tidak bermanfaat untuk gejala berat dan kritis
Konvalesen • Hati hati dgn reaksi alergi

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19. Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021.
Favipiravir
• Analog asam nukleat purin yang menghambat
RNA polymerase, sehingga menahan replikasi
virus → sesuai untuk diberikan sejak awal
infeksi, terutama ketika gejala tidak berat
• Systematic Review Hassanipour et al:
• perbaikan klinis yang signifikan
secara statistik dibandingkan
kelompok kontrol pada hari ke-7
perawatan
• Viral clearance di atas 14 hari lebih
baik dibandingkan kelompok kontrol,
namun tidak signifikan secara
statistik
• Kesimpulan systematic review:
favipiravir berhubungan dengan
perbaikan klinis pada COVID-19, dan
membutuhkan uji klinis lebih lanjut
dengan sampel besar
• Kelebihan favipiravir: sediaan oral yang dapat
digunakan di luar rumah sakit, efek samping
jangka pendek ringan

Hassanipour, S., Arab-Zozani, M., Amani, B. et al. The efficacy and safety of Favipiravir in treatment of COVID-19: a systematic review and meta-analysis of clinical trials. Sci Rep 11, 11022 (2021). https://doi.org/10.1038/s41598-021-90551-6
Anti interleukin-6 (IL-6): Tocilizumab

• Dosis 8 mg/kgBB single dose , dapat diberikan 1 kali lagi dosis tambahan apabila gejala memburuk atau tidak
ada perbaikan
• Jarak pemberian dosis pertama dan kedua minimal 12 jam.
• Maksimal pemberian 800 mg per dosis.
• Tocilizumab dapat diberikan di awal pasien memasuki keadaan Covid-19 berat, yang umumnya terjadi setelah
sakit ≥ 1 minggu,
• Penanda peradangan COVID-19 mulai berat tetapi belum kritis dapat dilihat dari:
• skor SOFA masih kurang dari 3,
• skor CURB-65 > 2,
• atau saturasi oksigen < 93% namun dapat dikoreksi dengan oksigen fraksi < 50 % (setara dengan O2 tak
• lebih dari 6 L/m dengan nasal kanul atau simple mask),
• atau laju pernapasan > 30 per menit,
• atau foto toraks terdapat infiltrat multilobus bilateral, dengan salah satu penanda biologis di bawah ini:

D-dimer ≥ 0,7 μg/L
IL-6 ≥ 40 pg/mL
• Limfosit < 800 × 109/L Ferritin ≥ 700 μg/L
Fibrinogen > 700 mg/dL
• CRP > 75 mg/L
Oseltamivir
• Oseltamivir adalah obat antiviral yang digunakan untuk
pengobatan dan pencegahan infeksi influenza tipe A dan B.
• Obat ini bekerja dengan menghambat neuroamidase yang
dibutuhkan oleh virus influenza untuk merilis virus-virus baru di
akhir proses replikasi.
• Oseltamivir diberikan secara empiris pada masa awal pandemi
COVID-19 karena sulitnya membedakan gejala pasien COVID-19
dan pasien yang terinfeksi virus influenza.
• Saat ini, oseltamivir dapat ditambahkan pada pasien COVID-19
dan diduga terinfeksi virus influenza dengan dosis 2 x 75 mg.
Plasma Konvalesen untuk COVID-19
● Uji klinis RECOVERY yang meneliti plasma konvalesen pada 11558 pasien (ini adalah trial
plasma konvalesen terbesar di dunia saat ini) di Inggris menyatakan bahwa plasma
konvalesen tidak memperbaiki survival dan tidak mempercepat kepulangan dari rawat
inap di Rumah Sakit (Lancet 2021; 397: 2049–59)
● Beberapa Randomized Controlled Trial lainnya di luar Indonesia menemukan bahwa plasma
konvalesen tidak efektif dalam menurunkan kematian dan tidak efektif dalam mencegah
perburukan COVID-19 dari berat ke kritis (N Engl J Med 2021; 384:619-629)
(BMJ 2020;371:m3939)
● Penelitian oleh Litbangkes (25 RS):
○ Tidak ada perbedaan yg bermakna dalam mortalitas pada kasus sedang dgn
risiko dan derajad berat berat
Maka Plasma Konvalesen masih perlu diteliti lebih lanjut mengenai perannya dalam menangani COVID-19
IVERMECTIN: HANYA BOLEH DIGUNAKAN
DALAM LINGKUP / SETTING UJI KLINIS

Evidence Based Medicine/


Rekomendasi Penggunaan
Ivermectin untuk COVID-19
REKOMENDASI: WHO (Living
Guideline)

WHO. Theraputics and COVID-19: Living Guideline. 31 Mar 2021


Penggunaan Ivermectin untuk
COVID-19 di Rumah Sakit di Indonesia

Sampai saat ini belum ada


data yang lengkap mengenai
efikasi dan keamanan
Ivermectin untuk pasien
COVID-19, khususnya di
Indonesia
RS yang Terlibat dalam Uji
Klinis Ivermectin di Indonesia
Koordinasi dari Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
1.Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta;
2.RSUP Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta;
3.Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso, Pontianak;
4.RSUP H. Adam Malik, Medan;
5.Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta;
6.Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) Dr. Esnawan Antariksa, Jakarta;
7.RS dr. Suyoto, Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI, Jakarta;
8.Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta
Isolasi Mandiri vs Perawatan di RS

Isolasi Mandiri Perawatan di RS


Indikasi • Orang tanpa gejala • Gejala sedang
• Gejala ringan • Gejala berat / kritis
Terapi / • Obat-obatan oral • Obat-obatan oral
obat- • Oksigen (bila ada) • Obat-obatan Injeksi
obatan • Oksigen
• Lain-lain sesuai indikasi
(intubasi, transfusi, dll)
Pemantaua • Oleh diri sendiri Oleh tenaga medis secara
n • Oleh tenaga medis langsung
secara tidak langsung
(telemedicine / chat /
telepon / video call)
Siapa yang butuh
isolasi mandiri?
Pasien terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala

• 10 hari sejak terdiagnosa

Pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala


ringan
• 10 hari sejak terdiagnosa + 3 hari bebas gejala

Pedoman tatalksana COVID-19 Edisi 3


ISOMAN
Obat-obatan

Vitamin C, pilihan:
• Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
• Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink

Vitamin D
• Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet
effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
• Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet
kunyah 5000 IU)

Obat lain sesuai gejala


Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
ISOMAN
Anti virus untuk yang bergejala
ringan

Favipiravir
Untuk masyaraka:
• Hari ke-1: 2x1600 mg (8 tablet)
Jangan konsumsi
• Hari ke-2 s.d. 5: 2x600 mg (3
tablet) obat tanpa resep
• Hanya untuk gejala ringan ke dokter:
atas • Antibiotik
• HARUS DENGAN RESEP DOKTER! (levofloksasin,
azitromisin, dll)
• Oseltamivir
• Ivermectin
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
ISOMAN
To-do-list Harian

Kegiatan harian Kegiatan harian

✓Buka jendela kamar untuk cahaya ✓Pisahkan cucian kotor dengan pakaian
matahari masuk dan sirkulasi udara kotor keluarga lainnya
✓Berjemur matahari 10-15 menit antara ✓Bersihkan kamar setiap hari, gunakan
jam 10.00 – 13.00 APD (minimal masker)
✓Pakai masker saat bertemu keluarga / ✓Cuci alat makan sendiri setelah selesai
orang lain di rumah digunakan
✓Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan ✓Periksa suhu tubuh dan saturasi oksigen
sabun atau hand sanitizer setiap pagi dan malam
✓Olahraga rutin 3-5 kali seminggu ✓Tidur di kamar pribadi yang terpisah
✓Makan bergizi seimbang 3 kali sehari dengan anggota keluarga lain
secara terpisah dengan keluarga

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
CHECKLIST OBAT-OBATAN
Obat-obatan jika bergejala
Vitamin C (pilih salah satu) Obat dan suplemen lain ringan (tanpa sesak)
✓Vitamin D satu kali sehari satu
✓Vitamin C non-acidic tiga kali Minum obat sesuai
tablet 400 - 1000 IU
sehari satu tablet 500 mg (2 ✓Obat herbal yang teregistrasi
di BPOM
dengan anjuran dokter
minggu)
✓Obat rutin penyakit
sebelumnya (jika ada)
✓Favipiravir (sesuai dosis
✓Vitamin C tablet isap dua kali
sehari satu tablet 500 mg (1
yang dianjurkan dokter)

bulan) ✓Parasetamol bila demam


✓Multivitamin mengandung ✓Obat pereda gejala yang
vitamin B-C-E dan Zink dua
diresepkan
tablet sehari (1 bulan)
Apa yang perlu diperhatikan saat Isolasi Mandiri?

Lingkungan Kamar

Ventilasi, cahaya dan udara yang


baik

Membuka jendela kamar secara


berkala

Bersihkan kamar setiap hari (lebih


jika sambil menggunakan APD

Pedoman tatalksana COVID-19 Edisi 3


Jangan lupa kesehatan jiwamu ☺
Banyak berdoa
Jangan lupa ya ☺, tetap jalin
Bicara dengan
hubungan dengan komunitas keluarga/kerabat
beragama masing -masing
Tentunya secara
daring

Me time! Mengurangi
Baca buku? Nulis jurnal? paparan social
Ekstra tidur? Hobi-hobi media dan berita
lain? Silahkan selama
sesuai prokes ☺ mengenai COVID-19

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/managing-stress-
anxiety.html
Tanda bahaya
COVID-19???

Sesak nafas Demam tinggi


• Saturasi <95% Kehilangan Kesadaran Diatas 38 derajat
• Kesulitan • Pasien Celsius
mengambil nafas kebingungan/tida
• Nafas >20 kali k
per menit nyambung/pings
• Wajah atau bibir an
kebiruan

https://www.bmj.com/content/bmj/suppl/2020/03/24/bmj.m1182.DC1/gret055914.fi.pdf
Tanda bahaya
COVID-19???

Kulit pucat dan/atau Batuk bertambah


Nyeri Dada/Dada dingin
serasa seperti ditekan

Jika ada tanda bahaya → segera hubungi FASYANKES


→ perlu penaganan di Fasilitas Kesehatan
https://www.bmj.com/content/bmj/suppl/2020/03/24/bmj.m1182.DC1/gret055914.fi.pdf
Cara menghitung nafas di rumah
sendiri? 1. Pasien posisi berbaring
2. Hitung berapa kali dada pasien mengembang
dalam 1 menit
3. Dapat dibantu dengan meletakkan tangan pada
dada pasien

• Penting untuk medeteksi awal apakah


pasien sesak atau tidak dan kira-kira
akan butuh oksigen dan penganan lanjut
atau tidak
Mengukur Saturasi Oksigen buat
pasien Isolasi Mandiri

Saturasi Oksigen → Normal adalah ≥ 95%.


Oksigen dalam kurang Ketika ≤ 94%

Nadi/denyut jantung per menit → normalnya


60-100

Penting minimal 1 keluarga memiliki 1 pulse


oxymeter di rumah
Proning di rumah?
• Proning adalah cara mudah meningkatkan
oksigenasi dalam tubuh di rumah
• Dapat dilakukan Ketika saturasi dibawa
94%
• Dapat dilakukan sambil menunggu oksigen
atau saat belum bisa ke fasilitas Kesehatan

• TIDAK DLAKUKAN PADA PASIEN:


• Hamil, kondisi jantung berat, sejam setelah
makan, tulang paha tidak stabil, deep vein
thrombosis
Menggunakan Tabung O2 di Rumah
Apa yang harus diperhatikan?
• Oksigen sangat mudah terbakar, maka
jangan:
• Letakkan dekat dengan sumber api
• Menyalakan api di dekatnya
• Jauhkan dari sumber listrik yang potensi korslet
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Bagaimana cara menggunakan
Oksigen di rumah?
Pastikan Tabung Oksigennya memiliki
Regulator yang kompatibel
• Fungsi regulator → Mengatur tekanan oksigen
agar aman digunakan bagi pasien

Atur dosis oksigen dengan melihat Flowmeter →


bisa dimulai pada angka 1-2, jika masih sesak
dapat dinaikkan jadi 3-5

Ini hanya solusi sementara → Perlu penanganan di


fasilitas Kesehatan. Sambil menunggu dapat
menggunakan oksigen

https://www.sehatq.com/artikel/kapan-harus-menggunakan-regulator-oksigen-ini-penjelasannya
Tantangan Penanganan Kasus di Lapangan

Swamedikasi Pasien Keterbatasan SDM


Pasien membeli dan menggunakan Peningkatan ekstrim kasus yang perlu
obat sendiri tanpa resep dokter, ditangani dan mendapatkan pemantauan
berdasarkan rekomendasi kenalan → peningkatan beban kerja
atau keluarga

Perburukan Kondisi Pasien saat Maraknya Hoaks/Berita Palsu


Isolasi Mandiri
Banyaknya hoaks yang beredar membuat
Perburukan kondisi pasien saat isolasi sulitnya menyampaikan edukasi dan
mandiri terlambat terdeteksi informasi yang akurat terkait COVID-19
Pemanfaatan Telemedicine dan Kerjasama
dengan Elemen Masyarakat

Telemedicine
Kerjasama dengan Elemen Masyrakat
Penggunaan sarana online yang umum Menjangkau seluruh stakeholder di masyarakat yang dapat diajak
dipakai masyarakat seperti whatsapp, kerjasama: ketua RT, RW, Petugas Desa/Kelurahan, kader, hingga
telegram, line dengan memanfaatkan semua sekolah, pengusaha, komunitas agama, dan semua elemen masyarakat
fiturnya seperti pembuatan grup pemantauan untuk berperan dalam penanganan kasus COVID-19, seperti
pasien isolasi mandiri, konsultasi via chat, • memastikan pasien yang isolasi mandiri mendapatkan bahan
makanan dan kebutuhan dasar hidup lainnya selama isolasi mandiri.
• Membantu evakuasi pasien jika membutuhkan penanganan lebih
Hotline tanya jawab dan pelaporan
lanjut
Hotline yang mudah dijangkau masyarakat • Mengarahkan pasien kontak erat/suspek/probable/terkonfirmasi
dan aktif dalam edukasi masyarakat untuk COVID-19 baru untuk mengontak FKTP
mengurangi misinformasi
Jangan Percaya Hoax dan Tahan penyebaran hoax dan
disinformasi

• COVID19 adalah nyata


dan merupakan krisis
global, seluruh dunia
membicarakannya
• Namun tidak semua
yang anda dengar
adalah benar, banyak
informasi yang salah
beredar di media sosial
• hoax dan disinformasi
akan membahayakan
nyawa orang lain https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/fighting-misinformation-in-the-time-of-covid-19-one-click-

• Carilah informasi yang


at-a-time

valid Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai