Anda di halaman 1dari 1

Teruntuk semestaku,

Yang mungkin hari ini telah menjadikan aku sebagai hitamnya.


Tuan, kemarin ucapku telah menyakitimu hingga babak belur.
Sikapku telah membuatmu merasa menjadi buruk karena pilihku bukan kamu.
Namun kamu masih memberi lengkungan senyum yang sama tulusnya.
Tuan, mungkin dimasa depan kamu akan menjadi penyesalan terbesar,
Penyesalanku telah melepasmu.
Tuan, aku tak pandai berucap,
Tapi rasaku masih sama, walau aku bungkam.
Tuan, aku memang menyebalkan bukan?
Melepasmu namun tak merelakanmu.
Padahal disisiku, sudah ada tangan lain.
Tuan, sulit untuk membiasakan hariku tanpamu.
Aku jadi gagap, hilang arah.
Aku limbung, tak tau pundak mana yang harus ku sandar.
Aku meraung, tapi tak ada yang mendengarkan aku.
Aku lebih suka bungkam, jika tanpa kamu.
Aku merasa tak aman lagi tuan
Ketika kamu hilang atas mauku
Mauku tak kokoh bukan?
Mauku yang menyakiti kamu, dan menambah sakitku.
Tuan, sakitkah hari ini?
Lupakan tuan, lupakan aku si buruk ini. Lagu ini untukmu, tuan semestaku.

Anda mungkin juga menyukai