709 2595 1 PB
709 2595 1 PB
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji praktik pemberian Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif pada ibu – ibu pasca melahirkan di Wilayah Puskesmas Jaten
Kabupaten Karanganyar. Rancangan penelitian ini adalah descritptive kualitatif
dengan studi eksplorasi yang mana dilakukan penyelidikan untuk mengungkap
praktik pemberian ASI Eksklusif. Informan dalam penelitian ini adalah ibu –
ibu pasca melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Jaten. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini
adalah pedoman wawancara dan pengumpulan data dengan acara In depth
interview. Hasil penelitian akan dilakukan analisis kualitatif.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa praktik pemberian ASI Eksklusif hanya dua orang yang
berhasil sedangkan dua belas orang gagal dalam pemberian ASI Eksklusif.
Mayoritas penyebabnya adalah 1) bayi telah diberi prelaktat saat masih dirawat
di rumah sakit atau rumah bersalin oleh bidan atau perawat; 2) kebiasaan yang
salah dalam pemberian ASI Eksklusif; 3) dukungan dari petugas/ penolong
persalinan dan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan; promosi produk susu
yang semakin gencar.Simpulan dalam penelitian ini adalah faktor penghambat
dalam pemberian ASI Eksklusif yang paling kuat adalah peran para petugas
kesehatan yang seharusnya memberikan dukungan terhadap program ASI
Eksklusif dengan cara menginformasikan terkait sepuluh langkah menuju
keberhasilan menyusui, dan tidak melakukan promosi produk susu.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
HASIL PENEITIAN
1. Karakteristik Subyek
No Karakteristik Jumlah Persentase
1 Umur (tahun)
<25 4 28,6
25-30 6 42,8
>30 4 28,6
2 Pendidikan
SMP 4 28,6
SMA 10 71,4
3 Status Bekerja
Bekerja 8 57,1
Tidak Bekerja 6 42,9
4 Penghasilan/bulan
<1.800.000 8 57,1
≥1.800.000 6 42,9
5 Paritas
≤2 9 64,3
>2 5 35,7
“Setelah bayi saya lahir, selang waktu sekitar 30 menit langsung saya
susui, dengan cara membuang terlebih dahulu air kuning kental, sesuai
anjuran ibu saya” (Resp B, 21 th)
“Saya menyusui secara penuh anak saya sampai umur 3 bulan karena masa
cuti sudah habis dan harus masuk kerja, saya menyusui sebelum berangkat
kerja dan sepulang kerja sampai saat ini anak saya sudah berumur 5 bulan”
(Resp C, 30 th)
“Anak pertama, saya bisa menyusui secara eksklusif, selama 6 bulan tanpa
memberi makanan/minuman dalam bentuk apapun, dan anak kedua, sejak
umur 3 bulan, saya sudah melatih anak saya untuk minum susu
botol(formula), agar sudah terbiasa kalau saya tinggal kerja minum dengan
susu itu” (Resp D, 34 th)
“Saya telah menyusui anak saya selama 6 bulan dan saya juga tambahkan
roti sejak umur 3 bulan karena anak saya laki – laki butuh susu banyak
padahal ASI saya keluarnya tidak begitu banyak”(Resp N, 32 th)
“Saya telah menyiapkan ASI yang saya masukkan ke dalam plastik kecil –
kecil yang saya masukkan ke dalam freezer, satu plastik kecil untuk satu
botol kecil, ketika saya bekerja, mertua yang akan memberikannya kepada
anak saya, dan saya pernah melihat mertua juga memberikan pisang
ambon, saat itu anak saya masih berusia 2,5 bulan, saya kecewa” (Resp D,
25 th)
Berikut ini adalah hasil wawancara terhadap responden yang telah berhasil
memberikan ASI Eksklusif :
“Saat periksa kehamilan saya telah berpesan kepada keluarga dan bidan
yang membantu persalinan bahwa saya akan menyusui bayi dengan ASI
Eksklusif. Dan bidan saat itu yang membantu bayi saya akhirnya bisa
menghisap ASI, sampai saat ini keluarga juga sangat mendukungnya”
(Resp E, 26 th)
Eksklusif
a) Faktor pengetahuan
Pemahaman responden tentang pengertian ASI Eksklusif sangat
bervariasi, namun 8 responden mampu mendefinisikan dengan benar,
sedangkan 6 orang menjawab dengan kurang tepat. Berdasarkan hasil
wawancara adalah sebagai berikut :
“ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayinya
sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa memberikan minuman
maupun makanan apapun”(Resp E,26 th)
“ASI Eksklusif ialah pemberian air susu ibu kepada bayinya mulai 0
bulan sampai dengan 6 bulan, kalau hanya selingi air putih maupun
sedikit susu botol, asalkan bukan makanan ya gak papa” (Resp G, 30
th)
“Saya setuju kalau ASI harus diberikan kepada anak saya minimal 6
bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun, namun situasilah
yang menjadikan saya tidak mampu untuk memberikannya” (Resp H,
29 th)
c) Motivasi
Sebagian besar motivasi responden untuk memberikan ASI Eksklusif
masih kurang.
“Saya tidak percaya kalau hanya dengan ASI bayi saya sudah
terpenuhi makanannya”(Resp J, 30 th)
“Saya yakin bisa memberikan ASI Eksklusif demi masa depan anak
saya, tentu harus mendapat dukungan dari keluarga”
d) Fasilitas RB/RS
“Saya dirawat di rumah sakit dalam satu kamar dengan bayi saya
sehingga saya dapat menyusuinya sesuai dengan kebutuhan bayi,
kapanpun” (Resp E, 26 th)
“Saya membuang cairan yang kuning agak kental, ini tidak baik buat
kesehatan bayiku”
c) Sosial ekonomi
“Saya harus bekerja, sehingga tidak bisa memberikan ASI lebih dari 4
bulan, cuti saya hanya 3 bulan, rumah saya 7KM dari tempat kerja”
d) Kurangnaya dukungan
PEMBAHASAN
Eksklusif
SIMPULAN
1. Praktik pemberian ASI Eksklusif yang berhasil hanya terjadi pada dua subyek
penelitian yang pada dasarnya mereka mempunyai pemahaman yang baik
tentang ASI Eksklusif yang diikuti dengan niat, motivasi, prinsip yang kuat
disertai dukungan keluarga terdekat. Dan yang gagal sebagian besar karena
sejak di rumah bersalin bidan telah memberinya prelaktat berupa susu formula
dengan menggunakan dot.
2. Faktor pendorong yang paling kuat dalam praktik pemberian ASI Eksklusif
adalah pengetahuan tentang ASI Eksklusif baik pada ibu maupun keluarga ibu.
Hal ini akan menimbulkan motivasi yang kuat juga pada ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif yang mendapatkan dukungan yang kuat dari
keluarga.
3. Faktor penghambat dalam pemberian ASI Eksklusif yang paling kuat adalah
peran para petugas kesehatan yang seharusnya memberikan dukungan
terhadap program ASI Eksklusif dengan cara menginformasikan terkait
sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui, dan tidak melakukan promosi
produk susu.
DAFTAR PUSTAKA
Declercq, Eugene, PhD; Labbok, Miriam H, MD, MPH; Sakala, Carol, PhD,
MPH; O'Hara, MaryAnn, MD, MPH. Hospital Practices AND Women’s
Likelihood Their Intention to Execluively Breastfeed. American Journal of
Public Health 99.5 (May 2009): 929-35n
Kramer MS, Tong Guo, Platt RW, Shapiro S, Collet JP, Chalmers B, et al.
Breastfeeding and infant growth: Biology or bias? Journal.
Pediatrics 2002;
Partiwi, Purwanti. 2008. Kendala Pemberian ASI Eksklusif, Bedah ASI. IDI DKI-
BP FKUI ; Jakarta