MAKALAH CD 3 Case 6 Tutorial 11
MAKALAH CD 3 Case 6 Tutorial 11
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Tutorial CD 3 kasus 6.
Laporan ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. drg.
ini dan berbagai arahan yang telah diberikan demi tersusunnya makalah ini serta
semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu.Kami yakin dalam makalah ini masih banyak
ii
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Upaya Kuratif............................................................................................3
2.1.1 Definisi...............................................................................................3
2.1.2 Tujuan................................................................................................4
2.1.3 Macam................................................................................................4
2.2 Upaya Preventif.........................................................................................5
2.2.1 Definisi dan Tujuan............................................................................5
2.2.2 Klasifikasi..........................................................................................6
2.3 Pemberian Fluor......................................................................................10
2.3.1 Definisi.............................................................................................10
2.3.2 Tujuan..............................................................................................10
2.3.3 Manfaat............................................................................................11
2.3.4 Indikasi dan Kontra Indikasi............................................................11
2.3.5 Reaksi Kimia Fluor - Enamel...........................................................14
2.3.6 Jenis Pemberian Fluor......................................................................14
2.3.7 Aspek Etik Pemberian Fluor............................................................16
2.4 Pemberian Fluor Secara Sistemik............................................................18
2.5 Pemberian Fluor Secara Topikal.............................................................23
2.5.1 Professional Applied........................................................................24
2.5.2 Self Applied.....................................................................................26
2.6 Upaya Promotif.......................................................................................31
v
PENDAHULUAN
agar terjadi hasil atau tujuan yang diinginkan. Pelayanan kesehatan promotif
Pada kasus ini dijelaskan bahwa drg. Judika menilai bahwa kesadaran
masyarakat nengenai keseharan gigi dan mulut kurang baik. Sehingga drg. Judika
1
2
I.2 Tujuan
preventif, serta rehabilitatif yang akan dilakukan drg. Judika untuk meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Definisi
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Contoh Kuratif adalah
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau
menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada
pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa
dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien
3
4
hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis
dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya
II.1.2 Tujuan
(Effendy, 1998)
II.1.3 Macam
- Penambalan gigi
tidak langsung.
langsung ialah tambalan yang tidak bisa cepat selesai (Perlu beberapa kali
campuran.
5
- Pencabutan gigi
- ART
etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum
II.2.2 Klasifikasi
behavioural changes).
b. Specific Protection
7
mungkin.
limitation ).
kecacatan.
b. Disability Limitation
yang hilang atau rusak karena penyakit serta merehabilitasi pasien ke titik
a. Rehabilitation
dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah
hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu
kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5)
II.3.3 Manfaat
a) Mencegah demineralisasi
Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel dalam asam
rongga mulut.
c) Mempercepat remineralisasi
ion antara saliva dan enamel dipercepat ke arah enamel. Keadaan ini
lebih cepat.
12
Menurut Donley (2003) yang dikutip oleh Heriyati dkk (2010), meliputi :
13
A. Indikasi
1. Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai
tinggi.
gigi(contoh:Down syndrome).
B. Kontraindikasi
Pada semua umur, jika tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk, baik
berupa kavitas primer maupun sekunder dalam 3 tahun terakhir dan tidak
- Tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk baik berupa kavitas primes
sekunder
- Tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder
- Terdapat lesi karies yang baru terbentuk bair primer maupun sekunder
- Xerostomia
- Lebih dari 3 lesi karies yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder
- Xerostomia
15
Mineral penyusun gigi terdiri dari kalsium, fosfat dan ion hidroksil dalam
bakteri. Sisa makanan dan debris bercampur dengan saliva dan menempel pada
permukaan gigi membentuk plak. Terdapat bakteri dalam rongga mulut, terutama
dengan permukaan enamel. Ion fluor terdapat pada remineralisasi email yang
Penggunaan fluoride dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan
lokal. Penggunaan secara sistemik bisa berupa tablet, obat tetes, dan fluoridasi air
Kadar fluor minimal tertentu dalam air minum dapat menghambat karies gigi –
gigi anak tanpa menimbulkan bintik – bintik (motling) pada enamel. Kadar fluor
dalam air minum yang efektif dalam menghambat karies gigi adalah di bawah
2. Tablet Fluor
Di jerman anak usia 3-4 tahun tiap hari diberi 1mg tablet fluor (NaF) selama 3
tahun dan menunjukkan reduksi karies sebesar 38% sedangkan anak usia 6 tahun
tablet F atau beberapa terapi fluor secara topical seperti penggunaan topical
aplikasi fluor di ruang kerja dokter gigi dan pemakaian sendiri pasta gigi yang
mengandung fluor.
sehari untuk obat kumur mampu mereduksi karies sebesar 80 – 90%. Terdapat
dosis letal fluor yang apabila tertelan dapat menyebabkan kematian yaitu 0,5 gr
NaF yang apabila termakan anak usia 5-8 tahun dapat menyebabkan kematian.
masyarakat.
o Hal ini berlaku di bidang kesehatan gigi, karena mereka rentan terhadap
o Fluoride tidak akan berbahaya jika ukuran fluor pada air tidak lebih dari 1
ppm.
beberapa negara.
kelompok sosial-ekonomi.
kesehatan masyarakat.
tindakanya
sehat. \
orang yang terlibat dapat menerima resiko yang mungkin ada, baik untuk
o Cara pengaplikasian floridasi air, Sama seperti sedang meminum obat dan
tanpa paksaan.
pribadi
pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan
perlindungan topikal karenafluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi
gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian
makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun
di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor,
penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air
minum air yang difluoridasi sejak lahir akan mempunyai proteksi yang
minum secara sentral (fluoridated water supply). Untuk gigi anak, anak itu
akan mendapat proteksi terhadap karies jika fluor dikonsumsi sejak lahir.
Untuk gigi permanen, proteksi terhadap karies akan diperoleh jika anak
mengkonsumsi air minum yang difluoridasi ketika usianya tidak lebih dari
2 tahun.
optimum fluor pada air minum adalah 1 ppm. Pengaruh antkaries dan
tidak baik yaitu dengan adanya ‘mottled enamel’ di mana enamel gigi-gigi
yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, ia dapat menyebabkan gigi jadi
rusak sekali. (Zelvya, 2003) Dalam suatu populasi, fluoridasi air minum
21
dengan 1ppm fluoride terdapat bentuk ‘mottled teeth’ yang paling ringan
* Salah satu cara yang efektif untuk pencegahan dari karies dental di
kalangan anak
22
* Sesuai untuk anak anak sekolah dan mempunyai lingkungan yang tidak
* Konsentrasi fluor air sekolah 4.5ppm dibanding sistem air di rumah 1ppm
berfluoride berkurang sejak hari sekolah dan tahun yang lebih pendek
* Penurunan DMF-T sebanyak 40% pada anak yang minum air berfluorida
sebanyak 5ppm
C. Fluoridasi Garam
* Fluoridasi garam cara yang sangat efektif untuk populasi yang di target
* Selamat
* Murah
* Mudah didapat
D. Fluoridasi susu
sodium fluorida ditambahkan pada ½ pint susu per hari (1 pint = 0,568
E. Tablet Fluor
Di jerman anak usia 3-4 tahun tiap hari diberi 1mg tablet fluor (NaF)
anak usia 6 tahun duberi 1 tablet / hari selama 6 tahun dan menunjukkan
NaF dapat menurunkan karies gigi sebanding dengan hasil yang dicapai
Bila air minum yang mengandung fluor ≥ 0,5 ppm maka tablet tidak
dianjurkan.
daerah – daerah yang kadar fluor air minumnya < 0,3 ppm, dengan dosis
pemakaian :
24
Biasanya terdiri dari larutan NaF yang ditambahkan dalam air minum sari
buah anak. Dengan cara ini seharusnya hasilnya serupa dengan tablet,
namun ada orang tua yang mengira apabila bila 5 tetes baik berarti
tetesnya sehingga kelemahan dari fluoridasi dengan obat tetes ini adalah
permukaan terbuka dari gigi yang sudah erupsi yang di dalamnya terjadi reaksi
kimia local. Pada tindakan ini terdapat sedikit preparasi untuk mempertahankan
fluor konsentrasi tinggi atau rendah untuk jangka waktu tertentu. Indikasi untuk
1. Professionally Applied
5-9 mg F/ml.
2. Self Applied
mgF/ml.
a. Fluoride Varnish
umumnya digunakan:
- 5% sodium fluoride
- 1% difluorsilane
aplikasi yang mudah, rasa yang cukup baik, menggunakan sedikit fluoride
cotton pellet.
penggunaan varnish
wool atau benang gigi. Konsentrasi fluoridenya adalah 5000 ppm - 12300
dengan pH 7.
sama dan metode aplikasi yang sama dengan fluoride gel. Keuntungan dari
fluoride jenis ini adalah lebih aman.Tetapi, kekurangan fluoride gel adalah
rasa tidak nyaman pada anak-anak dana dan resiko tertelan yang dapat
pengaplikasian
4) Gel atau foam diletakkan dalam tray, jumlahnya harus dapat menutupi
seluruh permukaan gigi. Tetapi tidak boleh melebihi 2-2.5 gram setiap
prosedur aplikasi.
perkembangannya :
i. Stannous Fluoride
demi sedikit
o Digunakan di Eropa
v. Sodium Fluoride
29
lebih baik
di atas).
30
2. Mouth Rinses
c. Ideal bagi anak usia sekolah terutama anak dengan high risk caries.
d. Indikasi :
setiap hari
3. Gels
dilakukan dengan:
c. Keterbatasan :
32
meliputi aspek medis, tetapi juga aspek mental dan sosial, dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan (Maulana,
2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Hal ini berarti, kesehatan tidak hanya diukur dari aspek fisik mental
dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam mempunyai
mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
lingkungan tidak akan efektif, perubahan tersebut tidak akan bertahan lama.
faktor utama yaitu faktor perilaku dan non perilaku (faktor sosial, ekonomi,
kesehatan masyarakat juga dapat ditujukan pada kedua faktor utama tersebut.
a. Pendidikan (educational)
kesehatan meraka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil tekanan ini
memang cepat, tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh
perilaku itu sendiri). Menurut Green (1980), perilaku ini ditentukan oleh 3
tokoh masyarakat seperti lurah dan tokoh agama. Selain hal tersebut juga
memperkuat.
3 faktor tersebut.
sumber daya manusia yang produktif secara sosial ekonomi. Oleh sebab itu,
upaya. Upaya-upaya untuk mewujudkan visi ini disebut sebagai misi promosi
37
kesehatan. Secara umum misi promosi kesehatan ini, seperti yang termuat
a. Advokat (Advocate)
dari berbagai tingkat, dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan
Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari para pejabat
tersebut
b. Menjembatani (Mediate)
c. Memampukan (Enabling)
dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga
informasi
meneruskannya
terjadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan
misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua
dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-
lain.
Media cetak
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang
termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip
40
chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
Media elektronik
Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette,
CD, VCD.
Health Promotion
Health Promotion
II.6.6.3
42
masalah seperti:
tinggi.
servikal.
bahan-bahan karsinogen.
gigi tiruan.
- Tahap awal:
c) Pemeriksaan histopatologi
- Tahap Lanjutan
obat-obatan.
pada rahang.
keturunan. Pola skeletal dari rahang, bentuk otot mulut, dan ukuran dari
kita lihat bersama bahwa hal ini bukan penyebab utama maloklusi, tetapi
hanya memperparah masalah gigi yang berjejal pada kondisi tertentu saja.
sini.:
45
maksimal.
46
gigi semacam ini dibiarkan pada tempatnya selama beberapa tahun, erupsi
akan terjadi masalah oklusal yang lebih parah, yang sebenarnya dapat
Barangkali contoh yang jelas dari keadaan ini adalah pencabutan gigi yang
tidak dipertimbangkan dengan baik. Oklusi Klas 2 divisi I dengan perawatan yang
jauh lebih sulit karena gigi molar pertama atas permanen sudah dicabut, sehingga
gigi molar kedua bergerak ke depan dan menutup ruang bekas pencabutan. Jadi,
jenis ini adalah kewaspadaan. Pemeriksaan dini terhadap kondisi anak, diikuti
dengan pemantauan ulang yang teratur, dan perawatan yang dilakukan pada waktu
yang tepat jika diperlukan, akan bisa mengurangi maloklusi sampai tingkat dasar
II.7.1 Definisi
areas – clinical practice of dentistry, dental research and dental education. There
are different approaches to measure OHRQOL; the most popular one uses
multiple item questionnaires. OHRQOL should be the basis for any oral health
that reflects (among other things) people’s comfort when eating, sleeping, and
engaging in social interaction, their self-esteem, and their satisfaction with respect
gigi pada khususnya: praktek klinis kedokteran gigi, penelitian dan pendidikan.
yang sukses, penelitian ilmiah dasar, studi klinis atau penelitian masyarakat,
perawatan kesehatan mulut dan cara menjaganya. Sebagai contoh, indikator klinis
seperti decay, missing dan filling (DMFT) bukan merupakan alat yang cocok
untuk advokasi pada tingkat politik karena dirancang untuk mengukur besarnya
penyakit (karies gigi) tapi tidak menunjukkan besarnya dampak yang ditimbulkan
49
pembuat kebijakan dapat menghargai dampak karies gigi saat skor DMFT tinggi
Dalam pengertian ini, OHRQOL adalah alat yang lebih baik untuk
perawatan. Demikian juga, pendekatan yang sama lebih berguna untuk mendidik
kesehatan umum dan kualitas hidup bukan hanya mempengaruhi penyakit tersebut
1. Indikator social
Secara singkat, indikator social digunakan untuk menilai efek dari kondisi
cara indikator sosial seperti kegiatan yang terbatas, kehilangan pekerjaan dan
absen sekolah karena kondisi oral. Sementara indikator social bagi pembuat
penyakit mulut bukanlah indikator yang tepat bagi mereka yang tidak bekerja.
global seperti: “Bagaimana Anda menilai kesehatan mulut Anda hari ini?”
dapat memiliki direspon mulai dari “Excellent” sampai “Poor” atau dengan
3. Kuesioner
seperti kepala dan leher kanker, cacat dentofacial, dan untuk menilai populasi
ANALISIS KASUS
I.1 Kasus
kesehatan giginya belum baik. Terbukti dari indeks DMF-T dan def-t nya 5,
serta indeks kebutuhan perawatan gusinya tinggi dan ada penduduk yang
pemberian fluor. Pemberian fluor tersebut seingat drg Judika ada dua model,
yaitu pemberian fluor secara sistemik yang terdiri dari pemberian fluor pada
penambahan fluor pada susu dan pemberian suplemen fluor. Model kedua
profesional applied dan self applied. Dokter gigi Judika juga tidak lupa
52
53
I.2 Terminologi
1. Pelaksanaan kuratif
3. Upaya rehabilitatif
4. Fluoridation
1. Indeks DMF-T dan def-t masyarakat tempat drg Judika bekerja nilainya
adalah 5.
I.4 Hipotesis
I.5 Mekanisme
- Penyakit periodontal
Sistemik Topikal
- Kanker di rongga mulut
Professional Self
applied applied
-
55
cara melakukan)
melakukan)
proffesional applied)
PEMBAHASAN
Pada kasus ini diberikan pula flour yang dibedakan menjadi 2 jenis
dilakukan melalui flouridasi air minum, air, susu, tablet flour, obat tetes
melalui varnish, gel ataupun foam. Dapat pula dilakukan secara sendiri
56
dan mulut pada masyarakat yang menjadi subjek. Sehingga dapat
57
BAB V
SIMPULAN
gigi dan mulut kurang baik. Setelah itu beliau juga melakukan kuesioner
58
DAFTAR PUSTAKA
Higginson IJ, Carr AJ.. 2001. Measuring Quality of Life: Using Quality of Life
Measures in The Clinical Setting. BMJ.
Hiremath, SS.. 2007. Textbook of Preventive and Comunity Dentistry. New Delhi:
Reed Elsevier India Private Limited.
John, Joseph. 2006. Text Book of Preventive and Community Dentistry. New
Delhi : CBS Publisher & Distributor.
Lennon MA, Whelton H, O’Mullane D, Ekstrand J,. 2004. Rolling revision of the
WHO Guidelines for Drinking-Water Quality. World Health Organization.
Pintauli, S., Hamada, T.. 2010. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU Press.