Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Dalam hipotesis kasus menyatakan bahwa drg. Alaska masih belum memahami bagaimana menjalankan
manajemen praktik dalam klinik yang dimilikinya, sehingga muncul beberapa permasalahan yang
fundamental. Permsalahan tersebut seperti, tidak berkembangnya klinik yang dimiliki drg. Alaska
padahal sudah beroperasi selama dua tahun lamanya. Selain itu, jumlah pasien perbulan yang sangat
minim juga pengadaan alat dan bahan yang tidak sesuai dengan perhitungan membuat pendapatan
klinik yang dimiliki drg. Alaska tidak signifikan per bulannya. Hasil analisis lingkungan usaha pun
menyatakan, klinik drg. Alaska tidak sesuai dengan wilayah keberadaannya juga melanggar kode etik.
Permasalahan di atas perlu ditangani dengan dipelajari lagi mngenai bahagaimana seharusnya
manajemen praktik dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Manajemen praktik dokter gigi sendiri adalah
suatu proses untuk memperoleh dan mengalokasikan input (manusia dan sumber daya ekonomi)
dengan merencanakan, mengorganisasikan, menyusun, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya
yang ada untuk menghasilkan output (pelayanan kesehatan gigi) yang diinginkan dan sesuai dengan
kebutuhan pasien sehingga tujuan praktik tercapai.
Dalam pelaksanaan manajemen praktik dokter gigi perlu diadakannya perancanaan strategis demi
tujuan manajemen yang tercapai sebaik-baiknya. Perencanaan strategis sendiri adalah proses yang
dilakukan untuk melakukan strategi dan mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang
ada. Serangkaian proses perlu dilakukan untuk menjalankan perancanaan strategis, yaitu sesuai dengan
gambar di bawah ini:

Menetapkan Tujuan
dan Target

Studi Kelayakan

Analisis Lingkungan
untuk Praktik

Analisis SWOT

Memutuskan Sasaran

Mentapkan Strategi
Pemasaran

Menetapkan dan
Implementasi Program

Feed Back dan


Pengendalian
Serangkaian proses di atas dilakukain untuk mempelopori bentuk pelayanan kesehatan yang
professional (survival), menggambarkan usaha dan bertahan dalam persaingan dan mengkatkan mutu
pelayanan (growth), dan untuk meningkatkan kesejahteraan (profitability).
Setelah perencanaan strategis untuk merancang klinik praktik dokter gigi, uji kelayakan (feasibility study)
dilakukan untuk mengidentifikasi kesempatan berusaha secara luas dan mendalam pada bidang
pelayanan kesehatan, sehingga menghindarkan keterlanjuran penanaman modal yang tidak efisien yang
secara ekonomis tidak menguntungkan.
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan analisis lingkungan yang terdiri atas analisis situasi
dan analisis diri. Analisis situasi lebih cendrung pada lingkungan eksternal yaitu kondisi lingkungan
dimana akan diselenggarakan usaha tersebut. Analisis diri lebih menganalisis pengenalan kemampuan
usaha sendiri dan sumber daya yang dimiliki. Pemetaan lingkungan eksternal dan internal tersebut
dapat menunjukkan seberapa besar kekuatan yang merupakan peluang dan juga kelemahan yang akan
mengancam pengembangan DPS. Pada umumnya analisis lingkungan dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT.
Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara studi kelayakan dan analisis lingkungan usaha.
Studi kelayakan lebih menekankan pada aspek kelayakan secara ekonomi dan sosial, dimana hasil
penilaiannya digunakan untuk melihat apakah usaha tersebut layak dilakukan.Sedangkan analisis
lingkungan dilakukan setelah suatu usaha dipastikan dapat diwujudkan dan dianggap layak secara social
ekonomis.Pelaksanaan dan penilaian analisis lingkungan usaha digunakan untuk memposisikan dimana
letak DPS tersebut ditengah usaha sejenis yang telah terlebih dahulu hadir.
Setelah dilakukannya analisis lingkungan, dilanjutkan ke tahapan bagaimana pemasaran klinik
yang dimiliki oleh drg. Alaskan serta rincian pembiayaan. Konsep pemasaran sosial memberikan
karakteristik yang lebih sempit bahwa tugas organisasi adalah untuk menentukan kebutuhan, keinginan
dan kepentingan dari pasar sasaran, memberikan kepuasan lebih efektif dan efisien daripada pesaing-
pesaing dengan mengtamakan kepentingan pasien dan masyarakat. Dapat disimpulkan, klinik praktik
dokter gigi dalam strategi pemasarannya harus mampu menentukan kebutuhan, keinginan, dan
kepentingan dari pasien yang menjadi sasaran.

Strategi yang digunakan untuk mencapai kepuasan kepada konsumen dengan menganut strategi
bauran oleh Philip kotler (1993) mendefinisikannya dalam 4 strategi yang dikenal dengan 6P:
1) Pelayanan (service)
2) Tarif (price)
3) Promosi (promotion)
4) Salura pelayanan (placement)
5) Kekuatan politik (Politic power)
6) Hubungan kemasyarakatan (public relation)
Nantinya ke 6P ini akan mempengaruhi pasien, agar menyenangi pelayanannya, kemudian
bersedia melakukan transaksi dan pada gilirannya memberikan kepuasan bagi pasien.
Selanjutnya dirancang strategi tarif apa yang akan digunakan. Penetapan tarif merupakan proses
yang sulit dan kompleks, sehinggan memerlukan pendekatan sistematis. Tiga pengertian yang berkaitan
dengan tarif (prices), dan harus dibedakan, adalah nilai (value) yang merupakan ungkapan kuantitatif
tentang kekuatan suatu pelayanan untuk dapat menarik pelayanan lain dalam pertukaran, dengan
manfaat (utility) yang merupakan suatu pelayanan yang daat memuaskan kebutuhan. Sedangkan tarif
sendiri merupakan merupakan jumlah harga dari pelayanan yang diberikan.
Setelah tariff ditentukan sedemikian sehingga sesuai dengan modal dan harapan laba yang
akan di dapatkan, langkah selanjutnya adalah merancang strategi promosi dengan memanfaatkan
kekuatan politik dan hubungan kemasyarakatan. Pemanfaatan kekuatan politik diharapkan nantinya
dapat memperoleh dukungan moral, material maupun kepastian hukum, dari pemerintah maupun
organisasi sosial politik yang memliki akses kekuasaan, sehingga diharapkan dapat menjamin
kelangsungan usaha. Sedangkan pemanfaatan hubungan kemasyarakatan ditujukan untuk
menumbuhkan suatu citra klinik yang baik dengan menjalankan suatu interaksi komunikasi timbal balik
baik dengan pasien maupun berbagai lembaga lain.
Rangkaian tahapan ini diakhiri dengan perencanaan pembiayaan yang disesuaikan dengan
masing-masing jenis klinik yang dibuat, apakah praktik sendiri, bersama, atau publik. Inti dari tahapan
ini adalah diharapkan pembiayaan yang diambil sesuai dengan sumber dana yang dimiliki oleh pemilik
praktik dengan apa yang akan diberikan kepada pasien dengan keuntungan yang diharapkan namun
sesuai dengan kode etik pembiayaan tarif jasa yang sudah ditetapkan.
Dengan dijalankannya serangkaian perencanaan pembuatan praktik dokter gigi sebagaimana
yang disebut di atas, diharapkan drg. Alaska dapat mengimplementasikan teori-teori yang ada sehingga
klinik yang dimilikinya dapat diperbaiki dan selanjutnya dapat berkembang dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai