PENDAHULUAN
1
2
3
4
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator.
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
Pada gambar 2.3 berikut adalah Siklus Fluida Kerja Sederhana pada PLTU
pendingin bagian-bagian pembakar (firing system) agar tidak rusak karena panas
radiasi yang disebabkan oleh panas pancaran api.
Proses pembakaran akan terjadi di dalam boiler karena pencampuran
antara bahan bakar (bisa HSD ataupun batu bara), udara pembakaran, serta
sumber panas. Gas hasil pembakaran inilah yang digunakan untuk memanaskan
air umpan sampai menjadi uap dengan suhu dan tekanan tinggi. Setelah
digunakan untuk proses pemanasan air, gas hasil pembakaran tidak serta merta
dibuang ke atmosfir. Gas sisa hasil pembakaran ini akan melalui sistem gas
buang terlebih dahulu agar gas sisa pembakaran tetap aman bagi lingkungan.
Aliran gas buang yang masih mengandung energi panas pertama
dimamfaatkan oleh superheater untuk memanaskan uap jenuh menjadi panas
lanjut. Temperatur gas buang (flue gas) yang masuk ke superheater sekitar
9500C. Setelah itu gas buang yang keluar dari superheater ini dengan temperatur
sekitar 4800C - 6000C dimanfaatkan untuk memanaskan air di economizer
sebelum air dipompakan ke boiler drum. Kemudian gas buang dari economizer
tersebut akan diteruskan lagi ke alat pemanas udara (air heater) dengan
temperatur sekitar 3500C -3900C akan digunakan untuk memanaskan udara
pembakaran.
Udara pembakaran ini berasal dari lingkungan yang dihisap oleh fan
dengan temperatur sekitar 300C. Gas buang yang keluar dari alat pemanas udara
(air heater) akan dibuang melalui cerobong asap. Udara yang dihisap oleh fan
masuk ke alat pemanas udara (air heater) terlebih dahulu dipanaskan di alat
pemanas awal udara dengan fluida pemanas adalah uap yang dialirkan dengan
temperatur udara akan naik sekitar 300-3300C. kemudian udara pembakaran ini
akan dialirkan ke ruang bakar (burner).
Uap akan masuk ke low temperature superheater (primary superheater)
untuk dipanaskan lanjut dengan flue gas dengan termperatur sekitar 7850C dan
temperatur uap yang dihasilkan pada low temperature superheater ini sekitar
4260C, selajutnya uap akan masuk ke high temperature superheater (secondary
superheater) untuk dipanaskan lanjut sebelum uap masuk ke turbin.Pada uap
juga dipanaskan dengan flue gas dari ruang bakar dengan temperatur sekitar
9800C dan temperatur uap yang dihasilkan adalah sekitar 505 0C pada tekanan 85
10
bar dan akan di alirkan ke turbin yang akan menggerakkan generator untuk
menghasilkan listrik. Flue gas yang dipakai untuk memanaskan high
temperature superheater, low temperature superheater, dan economizer tersebut
sebelum dialirkan ke cerobong terlebih dahulu digunakan untuk memanaskan
udara pembakaran.
Keterangan gambar :
a – b Fluida kerja/air dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi dan pada
proses ini fluida kerja masih berfase cair sehingga tidak memerlukan input
tenaga yang terlalu besar. Proses ini dinamakan proses kompresi isentropik
karena pada saat dipompa, secara ideal tidak ada perubahan entropi yang
terjadi.
b–c Air bertekanan tinggi tersebut masuk ke boiler untuk mengalami proses
selanjutnya, yaitu dipanaskan secara isobarik (tekanan konstan). Sumber panas
didapat dari proses pembakaran. Di boiler air mengalami perubahan fase cair
dan uap serta 100% uap kering.
c–d Proses ini terjadi pada turbin uap. Uap kering dari boiler masuk ke
turbin dan mengalami proses secara isentropik. Energi yang tersimpan di dalam
uap air di konversi menjadi energi gerak pada turbin.
e–f Uap air yang keluar dari turbin uap masuk ke kondensor dan mengalami
kondensasi secara isobarik. Uap air diubah fasenya menjadi cair kembali
sehingga dapat digunakan kembali pada proses siklus.
1. Package boiler
2. Industrial boiler
3. Utility boiler
5. Supercritical boiler
6. Marine boiler
1. Conventional boiler
1. Natural circulation
2. Forced circulation
1. Bottom supported
2. Top supported
1. Economizer
2. Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk
memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam
Boiler.
Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama
antara yang satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam
Drum menuju Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump
(BWCP) digunakan untuk memompa air dari Downcomer dan
mensirkulasikannya menuju Waterwall yang kemudian air tersebut dipanaskan
oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke Steam Drum.
15
5. Waterwall Pipe
Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang
berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar
membentuk selubung yang kontinu dalam Boiler. Konstruksi seperti ini
disebut konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan
mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian dipanaskan dalam
Boiler dan dialirkan ke Steam Drum.
7. Superheater
8. Reheater
Setelah tekanan dan temperatur Super Heater Steam turun maka Super
Heater Steam tersebut akan dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang.
Pemanasan ulang ini berlangsung di bagian Boiler yang disebut Reheater
yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari gas
pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan
temperatur Super Heater Steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian
Reheater, Super Heater Steam akan dikembalikan untuk memutar
Intermediate Presure Turbine (IP) dan Low Presure Turbine (LP).
16
9. Air Pre-Heater
2. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengondensasikan
uap. Kondensasi adalah perubahan uap menjadi fasa cair yang terjadi ketika
uap bersentuhan melalui permukaan kontak yang memiliki temperatur lebih
rendah dari temperatur jenuh uap. Energi laten dilepas dan panas dipindahkan
sehingga terjadi perubahan fasa pada uap. Kondensor merupakan komponen
perpindahan panas yang berperan penting untuk meningkatkan efisiensi
pembangkit dalam sistem pembangkit tenaga uap. Fungsi utama kondensor
adalah mengkondensasikan uap sisa dari turbin sebelum dikembalikan lagi ke
siklus pembangkit serta dapat menurunkan tekanan keluaran turbin sehingga
menghasilkan perbedaan entalpi dan menaikan kinerja turbin. Tekanan
kondensor yang rendah dibawah tekanan atmosfir menjadikan tekanan vakum
pada keluaran turbin, perbedaan tekanan yang besar akan menghasilkan
kinerja turbin yang lebih tinggi sehingga akan menambah output energi listrik
pada generator dan meningkatkan efisiensi pembangkit.
Secara umum kondensor dibedakan atas dua tipe yaitu kontak langsung
(direct contact/open) dan permukaan (surface/shell and tube heat
exchanger). Pada kondensor kontak langsung, uap dikondensasikan dengan
cara mencampurkannya secara langsung dengan air pendingin, sedangkan pada
kondensor permukaan, air pendingin dialirkan melewati pipa-pipa dengan uap
berada di bagian luar pipa. Kondensor kontak langsung merupakan alat
penukar kalor berupa bejana tekan yang berisikan media kontak dengan
tujuan untuk mengubah uap menjadi air dengan cara mencampurkan uap
dengan air pendingin secara langsung. Media kontak seperti spray, baffle, dan
packing berfungsi untuk meningkatkan kualitas kontak antara gas dan cairan.
17
(Sumber: https://rakhman.net/power-plants-id/prinsip-kerja-kondensor/ )
3. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri terdiri
dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga berputar
bersam-sama. Stator bars di dalam sebuah generator membawa arus hubungan
output pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan melalui Brush Gear
yang langsung bersentuhan dengan slip ring yang dipasang jadi satu dengan
rotor sehingga akan timbul medan magnet (flux).
4. Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk mentransfer atau memindahkan
fluida dalam bentuk cair ataupun gas dari suatu tempat ketempat lain melalui
suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi dngan
prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk dengan bagian
18
keluar. Dengan kata lain pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
sumber tenaga menjadi tenaga kinetis, dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
5. Turbin uap
Turbin uap merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk merubah energi
yang terkandung dalam uap (entalpi) menjadi energi mekanik berupa momen
putar pada poros turbin. Saat uap mengalir melalui nosel dan sudu diam yang
terpasang pada stator turbin, maka terjadilah perubahan energi panas yang
terkandung pada uap menjadi energi kinetik berupa kecepatan aliran uap. Saat
uap kecepatan tinggi mengalir melalui sudu gerak yang terpasang pada rotor
turbin, maka terjadilah perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik
berupa putaran poros turbin.
Turbin uap bisa dioprasikan dengan memakai uap panas lanjut atau
memakai uap basah. Untuk dapat menentukan penghematan proses tenaga uap,
selain ukuran-ukuran utama turbin uap seperti misalnya diameter roda turbin,
jumlah tingkat, panjang sudu, dan penampang bagian-bagian yang
mengantarkan uap, maka dipakai diagram perubahan keadaan uap air dalam
T,s dan terutama h,s diagram (fritz D.1980).
Turbin dan dialirkan langsung ke Turbin Blades, blades bergerak dan bekerja
untuk mengubah energi thermal dalam Steam menjadi energi mekanis berotasi,
yang menyebabakan rotor Turbin berputar, perputaran rotor ini akan
menggerakkan Generator dan akhirnya energi mekanik menjadi energi listrik.
Prinsip kerja Turbin adalah tenaga potensial steam diubah menjadi tanaga
kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini diubah menjadi tenaga putar pada
Blade, dengan melalui Disck tenaga putar diubah menjadi tenaga mekanis pada
poros.
2.6 Efisiensi
Pengertian efisiensi adalah perbandingan antara output terhadap input dalam suatu
proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang penting dalam
termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau proses
transfer terjadi.
Seperti yang kita ketahui bahwa keluaran (output) dari PLTU adalah
24
berupa energi listrik sedang sebagai masukan (input) nya adalah energi kimia
yang terkandung dalam bahan bakar. Idealnya,kita menghendaki agar energi kimia
(input) dapat diubah seluruhnya menjadi energi listrik (output). Tetapi pada
kenyataannya, hal ini tidak mungkin dapat dilaksanakan karena adanya berbagai
kerugian (losses) yang terjadi hampir disetiap komponen PLTU. Akibat kerugian -
kerugian tersebut , maka energi listrik yang dihasilkan PLTU selalu lebih kecil
dari energi kimia yang masuk ke sistem PLTU.
Setelah mendapatkan heat rate turbine maka hubungan rumus efisiensi termal
turbin adalah sebagai berikut, dikutip pada:
3412
ƞ th= x 100 % ....................................................................................(2.2)
Heat Rate
25
Besarnya kerugian (losses) pada turbin, itu juga sebanding dengan besarnya
nilai heat rate. Adapun kerguian-kerugian pada turbin dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
1. Kerugian pada katup governor
Sebelum masuk ke dalam turbin, uap akan melewati governor valve atau
throttle valve dan stop valve . Terutama pada throttle valve akan terjadi
penurunan tekanan atau dikenal dengan proses throttling. Walaupun entalpi
uap tidak mengalami perubahan. Akan tetapi karena tekanan panasnya tersedia
untuk kerja (Heat Drop) menjadi berkurang.
2. Kerugian akibat kebasahan uap
Pada Condensing turbin (turbin yang dilengkapi kondensor),biasanya beberapa
tingkat terakhir bekerja dengan kondisi uap basah (mengandung butir- butir
air). Karena harus mendorong butir-butir air maka kecepatan uap akan
berkurang . berarti energi kinetik uap berkurang.
3. Kerugian akibat beban yang berubah-ubah
Beban yang berubah-ubah dapat diartikan sebagai pembukaan katup governor
juga berubah-ubah. Karena besarnya aliran uap masuk kedalam turbin
ditentukan oleh besarnya pembukaan katup governor. Pada beban sebagian
(Partial Load) akan memperbesar terjadinya throttling yang menurunkan
keadaan untuk masuk turbin dan akhirnya menurunkan efisiensi turbin. Pada
beban tinggi, katup governor dibuka penuh dan throtting yang terjadi lebih
kecil. Akan tetapi karena tekanan uap menjadi naik (akibat throttling kecil)
akan meningkatkan kebasahan uap disisi keluar turbin yang berarti
meningkatkan kerugian akibat kebasahan uap.
4. Kerugian mekanik
Termasuk dalam kerugian mekanik adalah :
a. Kerugian gesekan pada bantalan
b. Kerugian daya untuk penggerak sistem governor
c. Kerugian windage
Besarnya kerugian gesekan yang terjadi pada bantalan tergantung pada
kodisi sistem pelumasan. Faktor yang dominan dari sistem pelumasan baik
dalam bentuk lapisan pelumas (lapisan film) maupun terhadap koefisien gesek
26
2. Konduksi
Konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga
perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses dalam,
karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah
aliran energi kalor adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah.
Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik dinamakan konduktor.
Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk
menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor
ialah koefisien konduksi termal. Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka
bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk
bahan isolator koefisien ini bernilai kecil.
Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan
sempurna (logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan
sebaliknya. Selanjutnya bila diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis
logam dan salah satu ujungnya diulurkan ke dalam nyala api. Dapat
diperhatikan bagaimana kalor dipindahkan dari ujung yang panas ke ujung
yang dingin. Apabila ujung batang logam tadi menerima energi kalor dari
api, energi ini akan memindahkan sebagian energi kepada molekul dan
elektron.
Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah
berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut.
Persamaan Dasar Konduksi.
Gradien temperatur ke arah perpindahan kalor. Konstanta positif k
disebut konduktivitas atau kehantaran termal (thermal conductivity) benda itu,
sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum kedua
28
termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam
skala suhu.
Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah
berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut.
Persamaan Dasar Konduksi.
Gradien temperatur ke arah perpindahan kalor. Konstanta positif k disebut
konduktivitas atau kehantaran termal (thermal conductivity) benda itu,
sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum kedua
termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam
skala suhu.
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara
laju aliran panas yang melintas permukaan isotermal dan gradien yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada
setiap waktu yang dikenal dengan hukum Fourier. Dalam penerapan hukum
fourier pada suatu dinding datar, jika persamaan tersebut diintegrasikan maka
akan didapatkan :
29
A
Qk= ¿T2-T1)..................................................................................................
❑
(2.3)
Di mana:
A= Tebal dinding,
T1, T2 = Suhu muka dinding, ℃ (℉)
3. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor oleh gerak dari zat yang dipanaskan.
Proses perpindahan kalor secara aliran konveksi merupakan satu fenomena
permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam
proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan
dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama.
Lazimnya, keadaan kesetimbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses
konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya.
Perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi bebas
dimana aliran fluida diakibatkan oleh perbedaan kerapatan (masa jenis) yang
disebabkan oleh perbedaan suhunya dan konveksi paksa aliran fluida dibantu
oleh suatu alat dari luar (pompa). Air panas yang mengalir didalam pipa akan
meneruskan panasnya ke pipa bagian dalam kemudian diteruskan lagi ke pipa
bagian luar.
Perpindahan panas dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan
cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi
hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan
kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi
aliran, karena massa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa
ketemperatur yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak
atau yang pertama dipanaskan memperoleh massa jenis yang lebih kecil
daripada bagian massa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi,
sehingga kalor akhimya tersebar pada seluruh zat.
Pada gambar 2.14 berikurt menunjukkan proses perpindahan panas konveksi
30
hf 7−hf 6
y 6= ………………………………………………………………
ht 6−hd 6
(2.5)
Dimana:
Y6 = Ekstraksi yang terjadi di LPH 6
Hf7 = Entalphy LP Feedwater 7 Outlet
Hf6 = Entalphy LP Feedwater 6 Outlet
Hd6= Entalphy LP Feedwater 6 Drain
Ht6 = Entalphy Ekstraksi yang terjadi di LPH 6
3. Outlet Extraction from Low Pressure Heater 7 (y7)
hf 6−hf 7
y 7= ………………………………………..………………….…
ht 7−hd 7
(2.6)
Dimana:
Y7 = Ekstraksi yang terjadi di LPH 7
Hf7 = Entalphy LP Feedwater 7 Outlet
Hf6 = Entalphy LP Feedwater 6 Outlet
Hd7= Entalphy LP Feedwater 7 Drain
Ht7 = Entalphy Ekstraksi yang terjadi di LPH 7
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat
PT. PLN (Persero) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN PANGKALAN
SUSU
2. Waktu
07 Oktober 2020 sampai dengan 07 November 2020
32
33
2. Metode observasi
Melakukan pencatatan dan pengamatan dengan meninjau secara langsung serta
melihat objek yang diteliti secara langsung. Sehingga akan diperoleh data yang
sistematis dan sesuai dengan tujuan yang kita harapkan.