Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI AKADEMIK

Polemik Dana Desa yang Melahirkan Desa Fiktif

ANGKATAN : XXI
KELOMPOK : 01
NDH : 09
NAMA ; NAZARUDIN
INSTANSI : SD Negeri Datar Batung kab. Hulu Sungai Tengah – Dinas Pendidikan

1. Mendeskripsikan rumusan dan atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus!
Jawaban :

Rumusan masalah :
Tidak optimalnya proses pengawasan dan pendataan/ verifikator desa sebelum
menetapkan bantuan dana desa.

Aktor yang terlibat :


a. Petugas verifikator sebagai pembuatan desa
b. Pemerintah daerah yang membuat SK desa baru
c. Kementrian Dalam Negeri selaku yang memiliki kode wilayah
d. Kementerian Keuangan sebagai menyalurkan dana yang bersumber dari APBN
e. Pengawas Dana Desa (BPD) selaku membahas dan menyepakati rancangan
peraturan desa Bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat
f. KPK sebagai Pengawas dan menangani kasus dana desa fiktif
g. Bupat/Walikota dan Camat sebagai pembinaan dan pengawasan dana desa

2. Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-


nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh
setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak
diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban :

Melakukan analisis terhadap :


a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban:
a. Petugas verifikator pembuatan desa
Nilai dasar PNS yang telah diterapkan adalah pelayanan publik yang telah
dilaksanakan serta nilai yang akuntibilitas dirasa belum diterapkan dengan
benar, sehingga petugas hanya menggugurkan kewajiban namun tidak disertai
pertanggungjawaban sehingga mereka hanya sekedar memverifikasi namun
tidak memeriksa kebenaran dan kevalidan dokumen pembuatan desa. Selain itu,
mungkin terdapak oknum petugas yang menerima gratifikasi sehingga
mempermudah proses verifikator pembuatan desa.
b. Pemerintah daerah yang membuat SK desa baru
Nilai dasar yang telah diterapkan adalah pelayanan publik yang telah berjalan
sesuai dengan alurnya. Namun, tidak disertai dengan nilai akuntabilitas untuk
mempertanggungjawabkan SK desa baru yang telah ditandatangani. Selian itu
etika publik tidak diterapkan sehingga tidak menjalankan tugas secara
professional.
c. Kementrian Dalam Negeri selaku yang memiliki kode wilayah
Nilai dasar yang belum diterapkan adalah Whole of Government, tidak adanya
kolaborasi antar dinas terkait untuk memverifikasi data pengajuan pembentukan
desa baru. Sehingga validitas tetap terjamin.
d. Kementerian Keuangan sebagai menyalurkan dana yang bersumber dari APBN
Nilai dasar yang telah diterapkan adalah adanya transparansi saat memberikan
bantuan kepada desa. Namun, yang belum diterapkan adalah nilai whole of
government untuk koordinasi dan kolaborasi dengan dinas terkait untuk verifikasi
data-data desa yang dibutuhkan untuk dana bantuan desa sehingga menjadi
tepat sasaran.
e. Pengawas Dana Desa (BPD) selaku membahas dan menyepakati rancangan
peraturan desa Bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat
Nilai dasar yang belum diterapkan akuntabilitas tidak transfaran dengan tidak
melibatkan masyarakat
f. KPK sebagai Pengawas dana desa dan penanganan kasus
Nilai dasar nya anti korupsi yaitu berani dan adil ,, menangani kasus yang
terindikasi tindak pidana korupsi, memfasilitasi keterangan ahli pidana dan
mengadakan gelar perkara
g. Bupati/Walikota dan Camat
Dalam menetapkan SK pembentukan Desa sudah menggunakan system
desentralisasi yang efektif namun, dalam pelaksanaanya nilai akuntabilitas dan
anti korupsi masih dilanggar karena tidak adanya pertanggungjawaban terhadap
SK yang telah ditandatangani. Serta masih adanya praktif gratifikasi terhadap
proses penandatanganan SK sehingga dipermudah.

b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban :
a. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS adalah rendahnya mutu
keluaran karena petugas yang tidak akuntabel.
b. Karena adanya gratifikasi maka timbul stereotip bahwa jika ingin membuat
sebuah desa yang baru diperlukan biaya yang mahal. Padahal sebenarnya yang
membuat mahal adalah karena memberikan gratifikasi kepada petugas.
c. Pelayanan public yang berjalan menyalahi prosedur yang telah ditetapkan, yang
menyebabkan pelayanan menjadi kurang optimal.
d. Munculnya stereotip di masyarakat bahwa system pengawasan yang ada di
pemerintah masih rendah sehingga menyebabkan banyak nya masyarakat yang
tidak percaya kepada pemerintah.
e. Karena nilai akuntabilitas pada setiap komponen tidak berjalan, maka pada saat
terjadi kasus desa fiktif, banyak dinas yang saling melempar tanggungjawab. Hal
ini menyebabkan adanya pembiaran masalah, dan merugikan negara.
f. Adanya kerugian negara yang seharusnya dana dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan, tapi diallihkan hanya untuk mendanai desa yang tidak ada
wujudnya. Sehingga uang yang telah dikeluarkan tidak dapat dirasakan
manfaatnya untuk masyarakat.
g. Akan menjadi kebiasaan dalam pegawai yang tidak bertanggung jawab
h. Tidak adanya kesadaran nasionalisme di antara pegawai yang tidak memiliki
etika di antara pegawai
i. Tidak ada komitmen sehingga kebijakan yang telah dibuat tidak akan tercapai
secara efektif dan efisien
j. Akan mendarah daging dalam diri dan kebiasaan
k. Dengan tidak adanya komitmen WOG maka akan memunculkan kinerja yang
tidak selaras dan satu tujuan sehingga akan membuat instansi masing-masing
untuk mencari kebenaran dan kesalahan sehingga dapat menimbulkan
perpecahan dan konflik di antara lembaga-lembaga yang ada di dalamnya
sehingga tujuan dan kebijakan yang telah dibuat tidak akan pernah tercapai.

3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus!
Jawaban :

a. Meningkatkan kinerja nasionalisme dan pegawai-pegawai rohani


b. Meningkatkan semangat pegawai-pegawai
c. Menciptakan komintmen untuk meningkatkan di antara lembaga-lembaga yag terlibat
d. Meningkatkan antikorupsi dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan yaitu jujur,
peduli mandiri, disiplin, dan
e. Menerapkan WOG yaitu, koordinasi dan kerja sama antara lembaga dan seluruh
sektor dalam ruang lingkup dan koordinasi lebih luas dalam pemerintahan untuk
menyelesaikan kasus secara bersama-sama sehingga tercapai tujuan yang ingin
dicapai bersama-sama
f. Meningkatkan pengawasan di setiap alur pembuatan desa baru.
g. Meningkatkan nilai ANEKA kepada setiap aparatur terkait, sehingga memupuk nilai
dasar PNS untuk mengurangi adanya sikap pembiaran oknum-oknum tertentu.
h. Menindak pelanggar dengan tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
i. Membentuk tim untuk update data desa beserta perangkatnya.
j. Membentuk ketentuan hukum yang jelas dan pasti terkait perangkat desa dengan
tujuan meminimalisir adanya bias terhadap penyelenggaraan perangkat desa. Serta
masyarakat pun memiliki dasar hukum apabila melihat atau mengetahui adanya
penyelewengan atau pelanggaran.
k. Perlu dibentuk indikator-indikator atau persyaratan untuk membentuk sebuat desa.
Misalkan adanya ketentuan minimal untuk jumlah penduduk (aktif), minimal batas
wilayah.
l. Sebelum menyetujui pembentukan desa perlu adanya tim verifikator dari segala
bentuk persyaratan untuk melakukan assessment desa baru.
m. Selain itu harus dilakukan survey secara berkala terkait data desa yang sudah ada.
Sehingga penerima bantuan desa tepat guna, selain itu pemerintah dapat
mendeteksi sejak awal adanya desa yang sudah tidak memiliki penduduk atau
penduduknya yang sudah pindah.
n. Adanya system yang terintegrasi untuk memperketat mekanisme pembuatan desa
baru
o. Adanya kolaborasi antar instansi guna verifikasi desa. Sehingga terjadi multi cek.
Tidak hanya berdasarkan survey lapangan maupun data yang diserahkan.
Pemerintah perlu mengecek penduduk desa di instansi yang berwenang
p. Menggandeng dan bekerjasama dengan Kementerian desa untuk benar benar
mengidentifikasi beberapa yang di identifikasi atau yang disinyalir bukan desa desa
yang legitimit mendapatkannya.
q. Pemda juga harus memperkuat pengawasan dana desa sehingga mereka betul-betul
mengidentifikasi jumlah desa yang masih tertinggal dan desa-desa baru yang
legitimit atau tidak.

4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus!
Jawaban :
a. Menambah dana yang harus dikeluarkan untuk membuat system terintegrasi antar
instansi terkait pembuatan desa baru.
b. Perlu menambah petugas aparatur guna mengurus update atau tim verifikator
khusus.
c. Banyaknya oknum yang tidak suka karena mengurangi pundi-pundi uang masuk
dari oknum yang memberikan gratifikasi agar meloloskan pembuatan desa fiktif.
d. Proses pembuatan yang Panjang sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam
proses verifikasi data.
e. Menambah dana yang harus dikeluarkan pemerintah dalam pelaksanaan survey
lapangan.

Anda mungkin juga menyukai