Caping Goenawan Mohamad 2016
Caping Goenawan Mohamad 2016
Daftar Isi
Mani .............................................................................. 1
Benci ............................................................................. 7
Hatra ............................................................................ 13
Sang Militan ................................................................ 19
TG ............................................................................... 25
Nostalgia ..................................................................... 31
Badui ........................................................................... 35
Fayadh ......................................................................... 41
Paranoia ....................................................................... 47
Amangkurat ................................................................. 51
Sabangau ..................................................................... 57
Einstein........................................................................ 63
Herakleitos .................................................................. 69
Rivera .......................................................................... 73
Pilatus .......................................................................... 77
Subaltern ..................................................................... 83
Maaf ............................................................................ 89
tuhan ............................................................................ 99
Mandalika.................................................................. 105
Almansor ................................................................... 111
Topeng .......................................................................115
Panggung ...................................................................119
Attar ...........................................................................123
JPC .............................................................................127
Terkutuk.....................................................................133
Bekisar .......................................................................139
Eropa ..........................................................................145
Batik… ... ...................................................................149
Fobia ..........................................................................155
Huesca........................................................................161
Molek .........................................................................167
Angsa .........................................................................171
Rakyat ........................................................................177
Aura ...........................................................................183
Bhima.........................................................................189
Dylan..........................................................................193
Komedie.....................................................................199
Dusta ..........................................................................205
Yang Ditampik...........................................................209
Amarah ......................................................................215
Calas ..........................................................................221
Mani
Senin, 04 Januari 2016
Catatan Pinggir | 1
layar, sebuah statemen bahwa kisah ini datang dari
―...zaman nun dahulu kala, di galaksi yang sangat jauh‖.
Catatan Pinggir | 2
anti-progresif: dalam film pertamanya, sang pahlawan,
pasangannya, sekutu dan musuhnya, semua berkulit putih,
meskipun mereka bukan warga Wyoming atau Kansas,
meskipun mereka konon makhluk planet lain—dan
diciptakan Lucas pada 1977, setelah warga kulit hitam
Amerika secara dramatis menegakkan hak-hak dasar
mereka dan mulai muncul di lanskap kehidupan. Dengan
kata lain, Luke Skywalker, Putri Leia, Obi-Wan Kenobi,
Han Solo, dan lain-lain tak jauh dari tokoh-tokoh Flash
Gordon Alex Raymond dari tahun 1930-an. Dalam cergam
termasyhur itu, Flash Gordon adalah kesatria kebajikan
yang bule dan pirang; lawannya: Ming si Jahat yang bukan
bule dan pirang.
Catatan Pinggir | 3
1975)—dan kita tahu siapa yang mereka anggap ―Gelap‖
dan siapa yang ―Terang‖, mana yang ―imperium‖ dan
mana yang ―pejuang kemerdekaan‖ dalam konfrontasi di
Asia Tenggara itu.
Takdir....
Catatan Pinggir | 4
Di layar putih, Kylo Ren berkata: ―Aku akan
memenuhi takdirku.‖ Di luar bioskop, di antara kebencian
dan pembunuhan di jalan-jalan, kalimat seperti itu terasa
heroik tapi buntu.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 5
Catatan Pinggir | 6
Benci
Senin, 11 Januari 2016
Catatan Pinggir | 7
sebelum ―pemberantasan G-30-S/PKI‖ pada 1965, dalam
Babad Tanah Jawi bisa kita baca bagaimana Sultan
Amangkurat II memperlakukan Trunajaya, pemberontak
yang pernah jadi sekutunya dan kemudian dikhianatinya
itu. Sang sultan muda menerima sang pemberontak yang
kalah di istananya dengan sangat ramah—seakan-akan ia
tak punya dendam dan benci. Tapi segera setelah sang
tamu menyambut salamnya, ia perintahkan para bupati
yang berkumpul di balairung menghunus keris mereka.
Trunajaya pun ramai-ramai ditikam. Tubuhnya hancur.
Sultan memerintahkan agar bagian hatinya dipotong-
potong, untuk dibagikan kepada para bupati yang harus
mengunyah dan menelannya di situ juga. Kemudian
kepala Trunajaya dipisahkan dari lehernya dan diletakkan
sebagai alas kaki di depan pintu, agar tiap orang yang
keluar-masuk menginjak bagian jasad yang bergelimang
darah dan berbau anyir itu.
Catatan Pinggir | 8
para Pandawa itu, mencuci rambutnya dengan darah segar
itu.
Catatan Pinggir | 9
―Menidak-manusiawi-kan pandangan kita‖, bagi
sang penyair, justru memperkuat kita: kita bisa percaya
diri sebagaimana batu karang dan lautan dari mana kita
terjadi.
Catatan Pinggir | 10
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 11
Catatan Pinggir | 12
Hatra
Senin, 18 Januari 2016
Catatan Pinggir | 13
Mungkin jajaran kuil itu yang menyebabkan orang
Arab yang 500 tahun sebelum Islam adalah penghuni
Hatra—setelah orang Parthia, setelah orang Persia—
menamakan kota ini, dalam bahasa Aramaik, Beit ‗Elh‘,
atau ―Rumah Tuhan‖.
Catatan Pinggir | 14
Seperti pendahulu mereka: 15 tahun yang lalu Taliban
mendinamit sepasang patung Buddha yang terbesar di
dunia di kaki pegunungan Hindu Kush. Patung berusia
1.700 tahun di Afganistan Tengah itu runtuh.
Catatan Pinggir | 15
Dalam hal itu, IS tak jauh berbeda dengan para
Pengawal Merah dalam ―Revolusi Kebudayaan‖
Tiongkok. Dengan bernabi pada Ketua Mao, Pengawal
Merah bertekad ―Hancurkan Empat Kuno‖. Pada
pertengahan 1960-an, Kuil Konghucu di Shandong yang
berumur 2.000 tahun lebih mereka ganyang; 6.000
artefaknya mereka binasakan.
Catatan Pinggir | 16
Mereka takut memperoleh ilmu dari masa lalu Hatra yang
juga menakjubkan.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 17
Catatan Pinggir | 18
Sang Militan
Senin, 25 Januari 2016
“Kemanusiaanku kukorbankan.”
—Saaman, dalam Keluarga Gerilya Pramoedya Ananta
Toer
Catatan Pinggir | 19
Saaman menanggungkan dosa, atau perasaan
bersalah, seraya menunggu regu tembak mencabut
nyawanya. Tapi ia tak merasa sia-sia: ―Kupaksa diriku
menjalani kekejaman dan pembunuhan,‖ katanya, ―agar
orang yang ada di bumi yang kuinjak ini tak perlu lagi
berbuat seperti itu.‖
Catatan Pinggir | 20
Ia memberontak kepada suatu keadaan yang
menindasnya, tapi dengan itu ia tak hanya membebaskan
dirinya.
Catatan Pinggir | 21
Tak ayal, generasi yang bosan ini pun dengan
mudah terpikat: IS mempresentasikan dunia seperti Star
Wars di muka bumi. Kebosanan yang ekstrem dihabisi
dengan aksi yang ekstrem merangsang sensasi—termasuk
kebuasan.
Catatan Pinggir | 22
Narsisisme itu pada akhirnya semacam benteng,
dengan tembok yang juga cermin, tempat para narsis
berlindung seraya mengagumi pose mereka sendiri dan
menunggu pahala surga yang akan mereka nikmati
sendiri—seraya menampik orang lain.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 23
Catatan Pinggir | 24
TG
Senin, 01 Februari 2016
J ika ada satu ikon yang menengarai zaman ini, itu adalah
ponsel. Bahasa Indonesia menerjemahkannya dengan
tepat sekali: ―telepon genggam‖. Saya singkat: TG. Ia bisa
kita genggam kapan saja di mana saja, ia juga bisa
menggenggam kita kapan saja dan di mana saja. Hampir
tiap kali seseorang duduk sendirian di sebuah pojok, atau
dengan temannya bertemu di sebuah kafe, atau berjejal di
bus atau hadir di rapat desa, akan segera HP, eh, TG
dikeluarkan dari saku, pesan di layar sempit itu dibaca
diam-diam, dan perhatian berpindah sejenak. Tak jarang
percakapan terhenti.
Catatan Pinggir | 25
konsumen kini seperti medium digital itu sendiri:
meringkus, atau mengabaikan, ruang dan waktu.
Catatan Pinggir | 26
aksara—tumbuh dari ―kapitalisme cetak‖ ini, menurut
thesis Anderson.
Catatan Pinggir | 27
koran harian akan jadi basi dalam 24 jam, informasi digital
akan hambar pada detik berikutnya.
Catatan Pinggir | 28
Selebihnya, bahkan dengan TG, tetap seperti dulu.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 29
Catatan Pinggir | 30
Nostalgia
Senin, 08 Februari 2016
Catatan Pinggir | 31
taberi‖. Dengan kata lain, ia dibuat dengan gerak tangan
yang seakan-akan menyatu dengan alat, bahan, dan
rancangan. Semuanya berjalan dengan bebas, dengan
intens, tak peduli waktu, hingga karya selesai.
Catatan Pinggir | 32
sebenarnya sebuah interupsi terhadap perjalanan yang
lurus maju. Ia membawa kita berbelok dari narasi sejarah
yang seakan-akan memastikan bahwa the idea of progress
adalah kebenaran manusia.
Catatan Pinggir | 33
―darah dan tanah‖. Ikatan primordial itu menolak mereka
yang bukan ―pribumi‖, dan dengan itu Hitler membasmi
orang Yahudi, kaum tsigana yang mengembara, dan
semua oknum yang bukan Jerman.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 34
Badui
Senin, 15 Februari 2016
Catatan Pinggir | 35
Si Badui, misalnya. Ia tak memandang waktu
sebagai sesuatu yang tertutup. Mungkin ia
membayangkannya sama dengan gurun pasir yang utuh
yang nyaris tanpa tepi. Berhari-hari ia biasa
mengarunginya. Di atas untanya yang setia, ia menuju
suatu titik, tapi ia praktis seperti seseorang yang
menjelajah. Ia mengikuti jadwalnya sendiri yang tak
dituliskan dengan tegas—dengan kemungkinan yang
belum pasti.
Catatan Pinggir | 36
Kalimat itu diucapkan sang narator dalam Zen and
the Art of Motorcycle Maintenance. Dan dengan itu, sang
narator, mungkin sang pengarang sendiri, Robert M.
Pirsig, berangkat dari Minnesota ke Carolina Utara di atas
sepeda motornya. Ia berdua dengan anaknya, Chris, yang
baru berumur 12 tahun.
Catatan Pinggir | 37
pasif dan semua bergerak di depanmu dengan
membosankan di dalam satu bingkai.
Catatan Pinggir | 38
Kita lebih kagum kepada sang Badui, yang
melepaskan diri dari terowongan itu. Di padang pasir yang
tak terukur ia memungut segenggam pasir. Segenggam
pasir itu—dan berjuta-juta isi dan bentuknya yang
beraneka tak tepermanai—baginya sebuah dunia. Antara
kekal dan tak kekal.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 39
Catatan Pinggir | 40
Fayadh
Senin, 22 Februari 2016
Catatan Pinggir | 41
ia tak berhak berjalan, bagaimanapun,
bergoyang, bagaimanapun,
menangis, bagaimanapun
Catatan Pinggir | 42
Vers, ―sang penyair menghilang sebagai pembicara dan
menyerahkan tugasnya kepada kata-kata.‖
Catatan Pinggir | 43
Bukankah dokumen dan perintah atasan yang
mereka terima selalu seperti itu?
Catatan Pinggir | 44
Kekuasaan dengan demikian tak pernah stabil, di
masa lalu, apalagi di masa ―modernitas yang cair‖ ini.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 45
Catatan Pinggir | 46
Paranoia
Senin, 29 Februari 2016
O
di ergo sum. Aku membenci, maka aku ada.
Catatan Pinggir | 47
dikurangi dampaknya dengan merekonstruksi pengalaman
masa lalu. Tapi Simonini tak ingin mengisahkan kembali
masa lalunya di depan orang lain. Ia menulis.
Catatan Pinggir | 48
racikan kuliner, ada skandal politik dan roman picisan.
Hasilnya: sebuah novel semi-dokumenter. Kecuali
Simonini, semua tokohnya, termasuk Freud yang dieja jadi
Froïde, muncul dari sejarah.
Catatan Pinggir | 49
sebuah cerita tentang abad ke-19 yang menjelaskan bau
busuk hari ini. Seperti dahulu, kebencian, juga kebencian
sosial, tetap jadi unsur utama pengukuhan identitas,
pembentukan ―aku‖. Jika saya membenci seseorang, kata
Simonini, ada sesuatu yang hadir dalam diri saya. Diri
saya tak kosong lagi. Odi ergo sum.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 50
Amangkurat
Senin, 07 Maret 2016
Catatan Pinggir | 51
Sebab kehendak sang Raja harus jadi. Dan
memang jadi. Pada 1668, seperti disebut dalam buku De
Graaf, Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I,
seorang pejabat VOC berkunjung. Ia berjalan melalui
―jembatan di atas parit yang mengelilingi istana‖.
Catatan Pinggir | 52
selama beberapa hari di dalam istana, agar tak bisa
mengadakan komplotan.
Catatan Pinggir | 53
sendiriâ€‖cara yang aneh untuk ―membela‖ seseorang.
Tapi dalam diri Amangkurat kita tak tahu benarkah
penguasa ini—yang bertakhta sendirian seperti pulau yang
dikelilingi laut—bisa punya empati kepada orang lain.
Segera setelah menyatakan berkabung, ia berkata, ―Hatiku
sudah lega.‖
Catatan Pinggir | 54
Ketika sakitnya memberat, Amangkurat minta
sereguk air kelapa. Putra mahkota pun menyiapkannya.
Tapi sejenak Baginda menatapnya, ―Aku tahu maksudmu,
kau ingin mempercepat.‖
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 55
Catatan Pinggir | 56
Sabangau
Senin, 14 Maret 2016
S
aya bosan Kahlil Gibran, tapi sejenak kata-katanya
melintas di kepala:
Catatan Pinggir | 57
Manusia adalah ―super-predator‖, kata orang. Tapi
saya kira bukan, sebelum datang pasar besar, modal besar,
kuasa politik besar, dan kerakusan besar. Dan di
Indonesia, 1980-1995, keempat anasir itu bergabung:
klimaks zaman yang bernama ―Orde Baru‖. Negeri
dibangun dengan ke-tak-sabar-an yang destruktif.
Catatan Pinggir | 58
penelitian. Ketika segala sesuatunya dipaksakan, akal
sehat tak berfungsi.
Catatan Pinggir | 59
Di kerajaan Jerman itu, tatapan ―ilmu‖
merumuskan hutan sebagai ―arus komoditas yang bisa
dijual‖. Semua diringkus bagi pendapatan Kerajaan. Maka
hilanglah pepohonan, semak belukar, dan tanaman yang
tak laku. Bahkan juga disisihkan tetumbuhan yang bisa
dibuat obat, pohon yang bisa diraut jadi permainan dan
dibuat jadi benda keindahan.
Catatan Pinggir | 60
hutan bukanlah menyewa pesawat penyemprot air yang
mahal. Januminro membangun puluhan sumur bor dengan
pompa penyemprot dan mematikan api yang
memusnahkan pohon-pohon dari dekat.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 61
Catatan Pinggir | 62
Einstein
Senin, 21 Maret 2016
Catatan Pinggir | 63
1927, ia bantu 150 keluarga miskin di Berlin. Suatu hari ia
mendapat US$ 1.500, sumbangan Rockefeller Foundation.
Ceknya ia pakai buat penyekat halaman buku; bukunya
hilang.
Catatan Pinggir | 64
kemasyhurannya bisa berguna untuk orang banyak—
terutama untuk menghimpun dana, atau dukungan suara,
untuk tujuan seperti gerakan perdamaian.
Catatan Pinggir | 65
menikah dengan gadis Katolik dan punya anak di luar
nikah, yang mencintai musik dan bisa menulis tinjauan
kritis atas lakon George Bernard Shaw, mengalami bahwa
ada sesuatu yang lain dalam diri manusia. Yakni:
dorongan etis, yang disebutnya ―moralitas‖.
Catatan Pinggir | 66
―Alam bukanlah insinyur atau kontraktor,‖ jawab Einstein
ketika ditanya apa yang akan terpikir olehnya sebelum
meninggal.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 67
Catatan Pinggir | 68
Herakleitos
Senin, 28 Maret 2016
Catatan Pinggir | 69
bisa ajek. Bung Karno pernah menggambarkan revolusi
sebagai dinamika ―menjebol dan membangun‖, tapi
sebenarnya kapitalisme yang pada akhirnya demikian.
Tema guncangan hari ini tak jauh berbeda dari masa
Manifesto Komunis.
Catatan Pinggir | 70
Perubahan kendali modal tak hanya di sana. Di
masa lalu, kerja diorganisasi dalam piramida yang kukuh,
dengan struktur terpusat; waktu kerja buruh dihitung
dengan standar yang tetap. Kini apa yang disebut ―kerja
imaterial‖ mulai memimpin dinamika produksi:
menghasilkan ide-ide, survei, program, teks, desain,
konsultasi psikologis, layanan medis.... Hasilnya bukan
cuma benda dan jasa, tapi juga komunikasi dan kerja
sama, bahkan gaya hidup. Waktu kerja tak dapat
dibakukan (berapa harga desain sebuah logo jika dihitung
dengan jam kerja?), kendali manajemen tak bisa jadi
linear. Pengawasan institusional atas arus hasil kerja dan
informasi tak bisa lagi utuh terpadu.
Catatan Pinggir | 71
Milan. Mereka merupakan sumber demokratisasi yang
sekarang sedang menjalar.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 72
Rivera
Senin, 08 Agustus 2016
Catatan Pinggir | 73
untuk latar yang gelap, sesosok tubuh perempuan dengan
warna kulit moreno dan rambut hitam lurus. Rivera
menampilkan seorang pekerja Indian yang memanggul
bakul kembang yang lebih besar ketimbang tubuhnya.
Kembang itu bisa berarti beban yang dipertalikan ke
badannya, beban yang berlebihan, bisa juga berarti sesuatu
yang indah tapi harus diperdagangkan. Atau mungkin
lukisan ini menyiratkan apa yang menggugah hati dalam
kerja bersama: di belakang perempuan yang merunduk
berlutut itu ada sepasang kaki dan tangan yang menolong
memasangkan beban besar itu di punggungnya.
Catatan Pinggir | 74
konsensus yang menekan. Di abad ke-20 dan sampai hari
ini, meskipun tanpa berteriak, seni adalah bagian
emansipasi sebagai proses yang hidup. Yang berperan
bukan cuma negasi yang disampaikan sang seniman
terhadap kebekuan, melainkan juga bagaimana karya itu
diterima atau ditolak orang di suatu masa, di suatu tempat.
Catatan Pinggir | 75
―Disensus‖ seperti ini tak hanya ia terapkan kepada
sang kapitalis. Pada 1938 ia ikut menandatangani
―Manifesto bagi Sebuah Seni Revolusioner yang
Independen‖. Penyusunnya Trotsky, pemimpin komunis
Rusia yang menyingkir dari kekuasaan Stalin di Moskow
(dan kemudian dibunuh), dan André Breton, sastrawan
pelopor (―Paus‖) Surealisme; ia juga komunis.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 76
Pilatus
Senin, 04 April 2016
Catatan Pinggir | 77
melihat dari dekat sosok tahanan itu—bahwa mereka
sedang hendak menghukum mati seseorang yang tak bisa
disederhanakan dengan hukum dan kategori? Atau agar
para tokoh agama itu berpikir kembali bahwa dengan
dalil-dalil mereka yang diresmikan Tuhan sekalipun,
mereka tetap khilaf dalam menafsirkan seorang manusia—
makhluk 1.001 kemungkinan dan 1.001 kemustahilan?
Catatan Pinggir | 78
orang-orang Yahudi Yerusalem. Mereka sudah mendesak
agar orang itu disalibkan, dan pejabat Imperium Romawi
yang jauh dari pusat itu tak ingin penduduk lokal
melawannya. Ia orang yang, dengan pragmatisme politik,
ingin kekuasaannya aman di jalan yang tak lurus.
Catatan Pinggir | 79
disukainya dan suara fanatik di mana-mana. Suatu hari ia
harus menginterogasi laki-laki pengembara itu, Yeshua
Ha-Nozri. Orang ini dituduh akan menghancurkan
Baitulah.
Catatan Pinggir | 80
Lihat orang itu. Lihat kekosongan itu. Tak ada lagi
percakapan yang berlanjut dan tak harus mufakat. Kota
berbau mawar klise dan penuh suara fanatik.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 81
Catatan Pinggir | 82
Subaltern
Senin, 18 April 2016
Catatan Pinggir | 83
Pada 1994 Gayatrti Spivak menulis satu risalah
yang judulnya menggugah dan persoalannya penting untuk
dikaji, juga di hari ini: Can the Subaltern speak?
Catatan Pinggir | 84
akhirnya, kita akan mendapatkan penggambaran ―makro-
logis‖, yang mengabaikan carut-marut, liku-liku, nuansa,
dan apa saja yang samar dan rinci. Pada saat yang sama,
dari pementasan itu biasanya muncul para ―pahlawan‖,
para jurubicara atau pembela, yang lazimnya lebih besar,
lebih seru, ketimbang para subaltern sendiri.
Catatan Pinggir | 85
kaum papa, bahkan ―mewakili‖ mereka, adalah agenda
yang hanya melanjutkan ketimpangan kekuasaan.
Catatan Pinggir | 86
Tak benar bahwa Gramsci mengemukakan itu.
Tapi bagaimanapun, dimulai dengan perlawanan buruh
Polandia terhadap Partai Komunis, pandangan itu terbukti.
Akhirnya hanya sesekali kaum miskin lepas dari posisi
seperti dewa-dewa yang malang, yang suaranya hanya
terdengar dalam gema.
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 87
Catatan Pinggir | 88
Maaf
Senin, 25 April 2016
Catatan Pinggir | 89
Di luar cerita, di dalam sejarah, dendam juga masih
utuh dalam, misalnya, riwayat Ken Arok di abad ke-13
dan persengketaan orang Dayak dengan Madura di
Sampit, Kalimantan Tengah, di abad ke-21. Maaf ikut
mati dalam bunuh-membunuh itu. Seakan-akan berlaku
prinsip pembalasan yang setimpal dari dalam Kitab Suci
Taurat: lex talionis yang menentukan ―satu mata dibalas
satu mata‖—hukum yang juga didapatkan dalam Undang-
Undang Hammurabi di Mesopotamia 1.754 tahun sebelum
Masehi.
Catatan Pinggir | 90
Tevye: Bagus, bagus! Dengan demikian
seluruh dunia akan buta dan ompong.
****
Catatan Pinggir | 91
―Negara‖, dalam pengertian Hegel, memang
sebuah struktur di mana yang universal menemukan
wujudnya. Tapi bagi saya Marx lebih benar: ―Negara‖ tak
pernah bisa jadi wadah bagi siapa saja, kapan saja.
―Negara‖ selalu bersifat ―partikular‖, hanya merupakan
alat kekuasaan kelas tertentu di ruang dan waktu tertentu.
Bukan sesuatu yang kekal.
****
Catatan Pinggir | 92
yang disiarkan secara luas. Tapi tidakkah sebuah
permintaan maaf kenegaraan, semacam upacara resmi,
hanya bagian dari perhitungan politik, strategi yang
tersembunyi dalam (untuk memakai ejekan Derrida)
―komedi‖ permaafan?
Catatan Pinggir | 93
dikukuhkannya sebuah daulat dalam kata-kata itu,‖ kata
Derrida.
****
Catatan Pinggir | 94
perempuan-perempuan yang ditahan rezim Soeharto sejak
1966.
Catatan Pinggir | 95
Dan sebelum sembuh benar, ia dibawa kembali ke
tempat interogasi. Di ruangan itu, ia melihat dua anak
perempuannya: mereka sedang dipukuli. Mereka ikut
ditahan dan dipaksa menceritakan siapa saja yang bertamu
ke rumah mereka. Kedua anak itu menolak berbicara. ―Ibu
jangan bilang apa-apa!‖ teriak kedua anak itu, ―Biar kami
tanggungkan ini!‖
****
Catatan Pinggir | 96
Pada pertengahan Maret 2000, Abdurrahman
Wahid, Presiden Republik Indonesia, sekaligus seorang
tokoh NU dari generasi yang mengalami sendiri apa yang
terjadi di hari-hari mengerikan dan penuh kekejaman
pasca-1965, mengucapkan minta maaf kepada para
korban. Ia juga tak ingin menutupi bahwa banyak anggota
NU ikut dalam pembantaian orang-orang PKI atau yang
dianggap PKI.
Catatan Pinggir | 97
Di satu bagian percakapan terdengar Hay Djoen
berkata, seperti kepada dirinya sendiri: ―Apa hak moral
kita untuk menolak memberikan maaf....‖
Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir | 98
tuhan
Senin, 02 Mei 2016
Catatan Pinggir | 99
Kuil dan pura
Menggagahi mimbar dan seminar
Kantor dan sanggar
Dewan dan pasar
Mendominasi lalu lintas
Orpol dan ormas
Swasta dan dinas
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
IN 1634
Goenawan Mohamad
...bakisar puniki
pawèstri asalé kina
sampun sawulan laminé
lami-lami dados lanang
warnanipun apelag
dhatêng sagêd akaluruk
mangké konjuka sang nata
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Sempoyongan ia berjalan.
Badannya demam.
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad