Anda di halaman 1dari 10

MICROECONOMICS

(DR. NURDWIANA SARI SAUDI, SE.,M.Si.)

Tugas 1
(SUMMARY MAKSIMALISASI PROFIT DAN SUPPLY KOMPETETIF)

NAMA :RAHMAWATI
NIM :A031191008

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Maksimalisasi Profit

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan 2 cara, yaitu :

1. Laba dalam Ilmu Ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor
sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya biaya kesempatan)

2. Laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya
produksi
 
            Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka lebih
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan
tetapi, teri akuntasi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan
pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya,
pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu :

1.      Semantik
2.      Sintaktik
3.      Pragmatik
 
            Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi
tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. sementara itu, pemakai
informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua
pendekatan, pertama laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi
diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama. Konsep dalam tataran
semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor,
dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan
laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat
digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai
ekonomik perusahaan.
            Makana laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran  dalam suatu periode yang
dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap
dipertahankan. Pengertian semacam ini  didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep
ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai persediaan (stock) potensi
jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep
pemertahanan kapital dapat  dibedakan antara kembalian atau investasi dan pengembalian
investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat
dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat
diterapkan.
            Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan
(revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992:55).
            Penegertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya
dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan
unsurprediksi (Harnanto, 2003:444).
            Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di
dalam teori eonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi,
para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan
dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi
pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu
(Harahap, 1997).
            Laba atau rugi sering dimanfaatkan ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau
sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang
menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan
unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda
antara lain:
a.       Laba kotor
b.      Laba operasional
c.       Laba sebelum pajak
d.      Laba bersih

Alasan maksimisasi laba:


1. Prinsip keselamatan (George stigler) menyatakan bahwa perusahaan yang selamat
sepanjang masa adalah yang mencari laba tertinggi. Unit usaha yang tidak  berorientasi laba
akan tergilas oleh perusahaan yang efisien
2. Laba yang rendah mengundang pengambilalihan perusahaan. Harga saham akan rendah
(jatuh) jika manajemen gagal menjalankan usahanya dengan efisien (mendapatkan laba yang
tinggi)

Pendekatan Total

            Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan biaya
total (Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat harga yang terjadi di
pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan
oleh produsen dalam menghasilkan output. Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas
biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang
tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang dihasilkan.
            Untuk melihat perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel kita dapat mengambil
contoh suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian. Perusahaan ini mempunyai gedung tempat
usaha, mesin jahit, dan karyawan tetap. Walaupun perusahaan tidak berproduksi akan tetapi
biaya tetap harus selalu dikeluarkan, seperti biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin dan
biaya gaji karyawan tetap. Sedangkan, yang termasuk biaya variabel adalah biaya untuk
pembelian bahan baku, gaji karyawan tidak tetap, biaya listrik dan lain lain. Biaya variabel ini
dapat diubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, apabila permintaan pasar naik maka output
yang dihasilkan dapat ditambah dengan menambah biaya variabel, misalnya menambah jam
kerja tenaga kerja tidak tetap. Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC
mencapai angka terbesar. Untuk lebih lengkapnya perhatikan tabel berikut ini.

            Berdasarkan tabel di atas kita dapat melihat keuntungan maksimum dicapai pada tingkat
penjualan 4 unit dengan laba Rp 2.300

 
Pendekatan marginal
            Pendekatan marginal merupakan alternatif dari pendekatan total. Dalam memproduksi
suatu barang dan menawarkannya di pasar, produsen atau perusahaan harus membandingkan
antara biaya marjinal dengan penerimaan marjinal. Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah
tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen karena menambah memproduksi 1 unit
ouput (MC = TCt – TCt-1 , di mana TC adalah biaya total). Sedangkan penerimaan marjinal
(marginal revenue, MR) adalah tambahan penerimaan karena menambah produksi output 1 unit
(MR = TRt – TRt-1)
            Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih relevan
untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi dari biaya sehingga
karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya marginal lebih besar dari
penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi dari penerimaan sehingga kerugian
menjadi bertambah. Keuntungan maksimum (atau kerugian minimum) akan terjadi apabila
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC).
            Berdasarkan tabel yang pertama kita dapat melihat keuntungan maksimum dicapai pada
tingkat penjualan 4 unit karena selisih MR dan MC sebesar Rp 300 (terkecil) dan nilai MC dalam
keadaan  meningkat.

Struktur dan Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna.


A.    Struktur Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur pasar atau industri
dimana ada banyak penjual dan pembeli,dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi pasar.
Persaingan akan terjadi apabila penjual dan pembeli dalam jumlah besar mengadakan
saling hubungan secara aktif dengan maksud memaksimumkan keuntungan dan kepuasan
atas dasar harga-harga yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Contoh
produknya seperti beras,gandum, dan kentang.
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri :
1. Jumlah penjual dan pembeli banyak
2. Barang yang dijual bersifat homogeny
3. Penjual bersifat mengambil harga (price taker)
4. Posisi tawar komsumen kuat
5. Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
6. Sensitif terhadap perubahan harga

B.    Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna


a. Homogenitas Produk (Homogenous Product)
Produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada
konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Semua perusahaan dianggap mampu
memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga
produk dan input yang dijual. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan
harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Demikian halnya
dengan perusahaan, hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik factor
produksi.
c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)
Semua perusahaan dalam industry (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata
terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian jumlah
output setiap perusahaan secara individu dianggap relative lebih kecil disbanding jumlah output
seluruh perusahaan dalam industry.
d. Perusahaan Menerima Harga yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga adalah bahwa perusahaan menjual produknya dengan berpatokan
pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara individu perusahaan tidak mampu
memengaruhi harga pasar. Yang dapat dilakukan pasar adalah menyesuaikan jumlah output
untuk mencapai laba maksimum.
e. Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan sempurna factor produksi
mobilitasnya tidak etrbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan
factor produksi. Pengertian mobilitas menckakup pengertian geografis dan antarpekerjaan.
Maksudnya, factor produksi seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan
perusahaan leluasa untuk masuk-keluar pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industry (dalam
industry masih memberikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tidak tertarik lagi atau gagal,
dengan segera dapat keluar.

C. Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna


Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau kekecewaan.
Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.
Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen.
Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.
Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.
Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-rendahnya.

Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna


a. Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar,
maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.

b. Penawaran
Kurva permintaan (D=DEMEND) sama dengan kurva penarimaan rata – rata
(AR=AVERAGE COST) sama dengan kurva penerimaan marjinal
(MR=MARGINAL COST) dan sama dengan harga (P). Kurva penerimaaan total
berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).

Memaksimumkan keuntungan jangka pendek di pasar persaingan sempurna


A. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek
Dalam bagian ini secara serentak akan ditunjukkan contoh angka tentang biaya
produksi, hasil penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini ditunjukkan (i)
cara menghitung biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal (ii) cara menghitung hasil
penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualan marginal dan (iii) menunjukkanmcara
suatu perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.

Di dalam jangka pendek, pemaksimuman untung oleh sutau perusahaan dapat


diterangkan dengan dua cara berikut :
1) Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Maka, dengan cara pertama ini
keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan
total.
2) Menunjukkan keadaan di mana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi di mana hasil penjualan
marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) atau MR=MC.

Untuk menetukan tingkat produksi yang memaksimumkan keuntungan terdapat


dua cara yaitu:
a) Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan
Untuk menentukan keadaan tersebut yang perlu dilakukan adalah
membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada setiap tingkat produksi dan
menentukan tingkat produksi di mana hasil penjualan total melebihi biaya total pada
jumlah yang paling maksimum. Keuntungan yang diperoleh dihitung dengan formula
sebagai berikut keuntungan = hasil penjualan total – biaya produksi total.
b) Hasil Penjualan Marjinal, Biaya Marjinal dan Keuntungan
Dihitung berdasarkan formula berikut tambahan untung = tambahan penjualan
total – tambahan biaya. Tingkat produksi  MC =MR.

B. Pendekatan Biaya Total Hasil Biaya Total


Kurva TC (biaya total) dan TR (hasil penjualan total) dibuat berdasarkan data
yang terdapat dalam table 11.1 dan 11.2. kurva TC bermula di atas kurva TR dan ini terus
berlangsung sehingga tingkat produksi hamper 2 unit. Keadaan di mana kurva TC berada
di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Pada waktu
produksi mencapai di antara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva TR dan ini
menggambarkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan.

C. Pendekatan Biaya Marginal – Hasil Penjualan Marginal


Kegiatan perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila pada jumlah produksi
tercapai keadaan di mana MC=MR. Dengan demikian perusahaan mencapai keuntungan
maksimum apabila produksi adalah 7 unit.
Walaupun setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungan,
tidaklah berarti bahwa setiap perusahaan akan selalu mendapat untung dalam kegiatannya.
Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian
perusahaan:
a. Mendapat untung yang luar biasa,
b.Mendapat untung normal,
c.Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah,
dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
Menentukan keuntungan maksimum dapat dilihat bila posisi sebagai berikut :
a. Keuntungan = Hasil penjualan total – Biaya produksi total
b. Tambahan keuntungan = Tambahan penjualan total – Tambahan biaya.

Memaksimumkan Keuntungan Jangka Panjang di Pasar Persaingan


Sempurna
A. Keuntungan Jangka Panjang
Di dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan tidak mungkin memperoleh
keuntungan yang luar biasa(melebihi normal). Keuntungan luar biasa akan menarik
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.
Dalam keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian adalah merupakan
keadaan yang sementara. Kerugian mendorong  beberapa perusahaan untuk
mengundurkan diri dari industri tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam
jangka panjang perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk
memperoleh keuntungan normal saja.

B. Pemaksimuman Jangka Panjang


Dalam jangka panjang, semua input adalah variable. Keadaan ini bisa dianggap
stage perencanaan sebelum perusahaan masuk kedalam industri. Pada stage ini
perusahaan akan memutuskan fasilitas produksi sebesar apa yang harus dibangun
(misalnya jumlah optimal dari fixed cost). Dalam jangka panjang, perusahaan juga tetap
berusaha memaksimumkan profit. Harga ditetapkan pasar dan sama dengan MR. output
akan naik selama MR < MC. Maksimum profit tercapai bila MR = MC.

Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


a) Perusahaan sebaiknya hanya berproguksi, paling tidak, bila biaya variable (VC)
adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabrl rata – rata (AVC)
sama dengan harga
b) Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).

Biaya Marjinal dan Kurva Penawaran


a. Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan perkaitan diantara harga suatu
barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Dalam bagian ini akan
diterangkan bahwa semenjak ia memotong kurva AVC,
b. Kurva biaya marginal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
adalah merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Ada dua kurva
penawaran yaitu kurva penawaran perusahaan dan kurva penawaran industry .

Anda mungkin juga menyukai