Disusun oleh :
Anisa Zulfitri
P032013411006
Dosen Pengajar
Lidya Novita S.Si.M.Si
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusunan Laporan Akhir Perhitungan dan Pembuatan Larutan ini dapat terselesaikan
dengan baik tanpa kendala. Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
dalam mata kuliah Kimia Pangan dan Gizi.
Adapun penyusunan Laporan Akhir Perhitungan dan Pembuatan Larutan ini berdasarkan praktek
yang dilakukan secara mandiri. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan saya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun makalah ini sangat saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya
bagi diri saya sendiri dan para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................................................4
BAB III........................................................................................................................................................................9
METODOLOGI............................................................................................................................................................9
3.2 Alat..................................................................................................................................................................9
3.3 Bahan............................................................................................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................................................................... 13
4.1 Hasil...............................................................................................................................................................13
4.2 Pembahasan..................................................................................................................................................13
BAB V...................................................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................................................15
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................................................15
5.2 Saran.............................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbedajenis. Ada dua komponen
utama pembentukan larutan, yaitu zatterlarut (solution),dan pelarut (solvent). Faselarutan dapat berupa
fase gas, cair,atau,fase,padat,bergantung pada sifat kedua komponen pembentukanlarutan. Larutan gas
misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,amalgamdan paduan logam yang lain. Larutan cair
misalnya air laut,larutan gula dalam air,dan lain-lain.Apabila fase larutan dan fase zat-zat
pembentukannya sama, zat yangberada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat
lainnyasebagai zat terlarutnya.Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagaiperbandingan zat terlarut
dengan larutan dan perbandingan zat terlarut denganpelarut.Konsentrasi merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan cepatatau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknyazat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan.Larutan yangmengandung sebagian
besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebutkonsentrasinya tinggi atau pekat.Sebaliknya
bila mengandung sejumlah kecilsolut, maka konsentrasinya rendah atau encer.Pada umumnya larutan
mempunyaibeberapa sifat.Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan elektrolit.Sifatlarutan
tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi dari tiapkomponennya.Sifat-sifat larutan seprti
rasa, ph, warna, dan kekentalan bergantungpada jenis dan konsentrasi zat terlarut.Larutan dapat dibuat
dari dua macam zat,yaitu zat padat dan zat cair.Larutan dibuat untuk mendapatkan campuran larutandari
dua atau lebih zat.Larutan memiliki dua sifat, yaitu larutan eksoterm danlarutan larutan endoterm.
Alasan dilakukannya pembuatan larutan ini untuk pereaksi atau sebagai reagent. Pembuatan
larutan ini juga didasari untuk pembuatan larutan standar atau larutan pereaksi. Pembuatan larutan
standar biasanya dibutuhkan dalam analisa kuantitatif atau larutan pereaksi biasanya sebagai reagent
untuk sutu metode analisa percobaan. Disamping itu pembuatan larutan ini bertujuan untuk membuat
larutan yang baru dan menggantikan larutan yang lama atau yang telah kadaluarsa (tidak layak pakai)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi, sifat, dan perubahan materi.
Interaksi antara zat kimia sebagai proses perubahan materi disebut sebagai reaksi kimia. Secara umum
reaksi kimia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu reaksi asam-basa, reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dan
reaksi radikal. Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain: (i) adanya
perubahan wujud seperti gas atau endapan sebagai produk reaksi; (ii) perubahan pH larutan; (iii)
perubahan warna larutan; atau (iv) perubahan suhu larutan. Perubahan-perubahan tersebut juga teramati
secara kuantitatif. Stoikiometri adalah studi kuantitatif yang berhubungan dengan reaksi kimia.
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat
terlarut). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti
larutan belum jenuh (masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimum). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti
larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan
sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).
Contoh :
2. a. Persen Berat (Percent by weight) menyatakan jumlah gram zat yang dilarutkan
dalam 100 gram larutan.
3. Molaritas atau molar (M) suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter
larutan. Misalnya 1 liter larutan mengandung 0,5 mol senyawa X, maka senyawa
ini disebut larutan 0,5 Molar.
4. Molalitas atau molal (m) menyatakan jumlah gram zat yang dilarutkan dalam
1000 gram zat pelarut. Larutan molal mempunyai perbandingan yang sama
antara jumlah molekul zat yang dilarutkan dan pelarut.
Satuan yang umum digunakan untuk molalitas dalam kimia adalah mol/kg. Suatu
larutan dengan konsentrasi 1 mol/kg juga terkadang dinyatakan sebagai 1 molal.
Rumusnya :
7.Larutan Baku
Larutan baku (larutan standar) merupakan suatu larutan yang telah diketahui
titernya (normalitasnya). Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran
sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume
larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya,
diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di
erlenmeyer.
a. Larutan baku primer
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya
diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa),
dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum
diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana,
setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan
dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini
menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh
udara atau dipengaruhi karbondioksida.
Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan
kepekaan tertentu.
8. Larutan Induk
Larutan induk adalah larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar tinggi dan
akan digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar lebih rendah.
9. Konsetrasi Larutan
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut.
Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll
10. Indikator
Indikator adalah suatu zat yang digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi
sedangkan indikator tersebut tidak ikut bereaksi dalam proses titrasi.
Perubahan-perubahan warna yang terjadi dalam proses titrasi disebabkan
karena adanya perubahan pH. Indikator-indikator penting :
Suasana Warna
Indikator Zat pelarut Kepekatan pH
indikator Asam Basa
Phenolphtalen Alk 60% 0,1&1,0 Asam Tak Merah 8.0-1
berwarna
Phenol red Alk 20% 0,1 Asam Merah 6.4-8
Bromthymol Alk 20% 0,05 Asam Kuning Biru 6.0-7
blue Alk 60% 0,1 & 0,2 Basa Kuning Kuning 4.2-6
Methyl red Aquades 0,1 Basa Merah Kuning 3.1-4
Methyl orange Id 0,1 Asam Merah Biru 3.0-4
Bromphenol bule Alkohol 0,1 Asam Kuning Biru 3.6-5
Bromchreol - - Asam Kuning Biru 5.0-8
green aquades 0,5 Basa Merah
Kertas lakmus
Methylene blue
BAB III
METODOLOGI
Tempat : Daring
3.2 Alat
- Timbangan analitik
- Botol reagen
- Gelas Kimia
- Corong
- Labu ukur
- Pipet V1
- Botol reagen
- Timbangan analitik
- Labu ukur
- Corong
- Botol Reagen
3.3 Bahan
- NaOH
- H2C2O4
- Na2S2O3
- KMnO4
- NaCl
- H2SO4
- Garam dapur
- Phenolftalein (pp)
Perhitungan dan
Pembuatan Larutan Bilas gelas kimia dengan aquades, air bilasan juga
dipindahkan ke labu ukur, lakukan beberapa kali
dengan Persentase
bilasan.
Komposisi
4.1 Hasil
1. Normalitas
2. Pengenceran
V1 N1 V2 N2
HCl 29,2 ml 0.5 N 100 mL 0,5 N
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita akan membuat larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 N
dan volume 100 ml. Namun, kita belum mengetahui berapa gram massa NaOH yang akan
ditimbang untuk membuat larutan ini. Untuk hal itu, kita akan menggunakan rumus
normalitas dimana :
N = M x valensi
Untuk mendapatkan M :
N = M x valensi
0,5 =Mx1
M = 0,5 M
M =
0,5 M =
n = 0,05 mol
kemudian dari persamaan mol tersebut, dapat menentukan gram NaOH. Sebelumnya tentukan
Mr dari NaOH terlebih dahulu :
Mr NaOH = Ar Na⁺ + Ar O + Ar H
= 23 + 16 + 1
= 40
n =
0,05 mol =
gr = 2 gr
Selain itu konsep stokiometri dapat digunakan untuk membuat larutan, dari larutan
pekat dengan menggunakan rumus pengenceran misalnya larutan HCl pekat.
Pada percobaan kali ini kita menggunakan HCl pekat dengan konsentrasi 0,5 M,
normalitas 0,5 N dan volume 4,2 ml dari 12% dengan menggunakan pelarut aquades
sebanyak 25 ml. Percobaan ini dilakukan pada lemari asam karena merupakan asam pekat
dan menggunakan pipet matrix untuk mengukur volume HCl sebanyak 4,2 ml HCl pekat.
Volume campuran yang didapat ialah 4,2 ml + 25 ml = 29,2 ml.
Dengan density 1,18 g/cm³, konsentrasi 0,5 N. Kemudian dilakukan pengenceran hingga
mencapai volume 100 ml dengan penambahan aquades sehingga konsentrasi yang didapa
adalah 0,5 M.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Teknik pembuatan larutan dapat dilakukan dengan cara mencampurkan dua larutan
atau lebih.
2. Menentukan konsentrasi sebuah larutan dapat dilakukan dengan membandingkan
volume konsentrasi dan normalitas sebelum dan sesudah dilarutkan.
3. Teknik pengenceran larutan yang benar adalah mencapur larutan dengan bahan
pelarut murni agar diperoleh volume konsentrasi yang lebih rendah.
4. Teknik mencampurkan larutan adalah dengan mencampurkan dua larutan atau lebih
dengan konsentrasi yang berbeda hingga tidak padapat dibedakan lagi secara fisik.
5.2 Saran
Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman prosedur kerja dan ketelitian dalam menghitung
dan menimbang bahan. Oleh karena itu pemahaman dan ketelitian perlu di tingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., 1994, Vogel Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi ke- 4, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta