Anda di halaman 1dari 11

Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

GSS, Vol.1, No.1 Januari-Juni 2019, Hal 97-107


ISSN 2655-3414 (print)

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA PADA
DESA BLANG BATEE KABUPATEN ACEH TIMUR
Nurlina¹, Adnan², Safrizal³
¹Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Samudra
²Prodi Agro Tehnologi Fak. Pertanian Universitas Samudra
³Prodi Manajemen Fak. Ekonomi Universitas Samudra
nurlina@unsam.ac.id

ABSTRAK
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu sensitif bagi keamanan suatu bangsa. Secara
umum, ketahanan pangan yang rapuh akan memicu terjadinya konflik. Ketersediaan
pangan yang cukup secara nasional ternyata tidak menjamin adanya ketahanan pangan
tingkat wilayah (regional), pedesaan, serta rumah tangga individu. Salah satu alternatif
mengatasi krisis pangan adalah dengan pemanfaatan lahan pekarangan secara lebih
produktif sehingga masyarakat memiliki tingkat ketahanan pangan yang tinggi. Dengan
adanya hal tersebut masyarakat juga akan memiliki sumber pendapatan keluarga jika hasil
yang diperoleh melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh keluarga.
Gampong Blang Batee merupakan salah satu gampong yang berada di Kecamatan
Peureulak Kabupaten Aceh Timur, dimana di daerah ini masih banyak terlihat lahan
pekarangan yang belum termanfaatkan secara produktif. Hal ini dikarenakan adanya pola
pikir di tengah masyarakat yang beranggapan bahwa lahan pekarangan bukanlah tempat
untuk budi daya tanaman serta tidak dapat memberikan hasil yang signifikan dalam
peningkatan pendapatan keluarga, serta pemahaman masyarakat yang masih kurang dalam
budi daya tanaman.
Kata Kunci: Lahan Pekarangan, pendapatan keluarga.

ABSTRACT
Food security is a sensitive issue for the security of a nation. In general, fragile food
security will trigger conflict. The availability of sufficient food nationally apparently does
not guarantee food security at regional (regional), rural, and individual households.
One alternative to overcome the food crisis is to use the land in a more productive manner
so that people have a high level of food security. With this, the community will also have a
family income source if the results exceed the amount needed by the family.
Blang Batee Village is one of the gampongs in Peureulak District, East Aceh Regency,
where there are still many areas of land that have not been used productively. This is
because there is a mindset in the community that thinks that yard is not a place for plant
cultivation and cannot provide significant results in increasing family income, as well as
understanding people who are still lacking in plant cultivation.
Keywords: Yard, Family Income.

97
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

1. Pendahuluan aneka komoditas pertanian, khususnya


Masalah ketahanan pangan komoditas pangan (Arifin et al.,1998).
nasional merupakan masalah yang harus Pemanfaatan Lahan Pekarangan
ditangani secara bersama. Tidak hanya dapat dimulai dari lini terkecil pembetuk
mengandalkan pemerintah, namun harus masyarakat yaitu keluarga. Oleh
didukung dengan keikutsertaan secara karenanya penguatan ketahanan pangan
aktif masyarakat. Ketersediaan pangan keluarga secara signifikan akan mampu
dalam jumlah yang cukup sepanjang mengatasi permasalahan ketahanan
waktu merupakan keniscayaan yang tidak pangan secara umum. Pemanfaatan lahan
terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pekarangan baik di pedesaan maupun
pembangunan pertanian nasional dari diperkotaan untuk mendukung ketahanan
waktu ke waktu. Usaha untuk mencukupi pangan nasional dengan memberdayakan
kebutuhan pangan pada masa yang akan potensi pangan lokal. Pekarangan bukan
datang akan semakin berat jika tidak hanya untuk menciptakan keindahan dan
diimbangi dengan suatu terobosan yang kesejukan saja, tetapi lebih daripada itu
dapat menjawab permasalahan diatas. adalah guna meningkatkan perekonomian
Salah satu alternatif untuk keluarga masing-masing dengan
mengatasi kelangkaan sumber daya lahan peningkatan pendapatan keluarga. Jenis-
pertanian adalah dengan memanfaatkan jenis tanaman yang bisa ditanam di
lahan pekarangan. Lahan pekarangan pekarangan rumah masing-masing adalah
merupakan salah satu tempat kegiatan jenis sayur-sayuran, buah-buahan, obat-
usaha tani yang mempunyai peran besar obatan, tanaman hias, dan lain
dalam usaha pemenuhan kebutuhan sebagainya yang kesemuanya itu dapat
pangan dan obat-obatan keluarga menunjang kebutuhan sehari-hari dan
(Suwono, 2012). Pemikiran tersebut selebihnya bisa dijual.
sejalan dengan pendapat Hariyadi (2013) Desa/Gampong Blang Batee
bahwa pemanfaatan lahan pekarangan merupakan salah satu gampong di
merupakan salah satu alternatif untuk Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh
mewujudkan kemandirian pangan dalam Timur yang berada lebih kurang 2 Km
rumah tangga. Oleh karena itu, dari jalan Medan – Banda Aceh (arah ke
pemanfaatan lahan pekarangan untuk Rumah Sakit Umum Peureulak).
pertanian akan menjadi salah satu Gampong Blang Batee memiliki
alternatif dalam upaya peningkatan karakteristik sebagai daerah pertanian
ketersediaan bahan pangan lokal dan khususnya padi sawah, dengan jumlah
ekonomi keluarga di masa yang akan penduduk 1.534 jiwa yang sebagaian
datang. Saat ini, luas lahan pekarangan besar warganya bermata pencarian
secara nasional adalah sekitar 10,3 juta sebagai petani. Pemanfaatkan lahan
ha atau 14% dari keseluruhan luas lahan pekarangan rumah masyarakat masih
pertanian. Luas lahan pekarangan belum efektif, hal ini dapat dilihat dari
tersebut merupakan salah satu sumber masih luasnya lahan pekarangan yang
penyedia bahan pangan yang potensial, tidak termanfaatkan atau kosong. Hal ini
bernilai gizi, dan memiliki nilai ekonomi dikarenakan masyarakat memiliki mind
tinggi. Akan tetapi, sebagian besar lahan set (pola pikir) bahwa lahan untuk bertani
pekarangan itu masih belum atau bercocok tanam hanya di ladang
dimanfaatkan sebagai areal pertanaman atau sawah saja. Sehingga sumber

98
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

pendapatan bagi keluarga hanya ladang oleh warga masyarakat Gampong Blang
dan sawah saja. Mereka beranggapan Batee Kecamatan Peureulak Kabupaten
bahwa lahan pekarangan tidak Aceh Timur adalah memberikan
memberikan manfaat selain sebagai pemahaman bahwa ketahanan pangan
halaman rumah, untuk melepas lelah dapat dilakukan yaitu dengan
setelah seharian bekerja di ladang pemanfaatan lahan pekarangan dengan
ataupun sawah. Disamping hal tersebut, budi daya tanaman yang dapat
masyarakat gampong Blang Batee masih memberikan sumber pendapatan bagi
belum memanfaatkan lahan pekarangan keluarga. Serta memberikan ketrampilan
adalah kurangnya pengetahuan dan bagaimana pengolahan media tanam
pelatihan mengenai penyiapan media dengan pemanfaatan limbah yang ada
tanah, penyediaan pupuk organik dari disekitar lingkungan, dan cara budi daya
bahan sekitar dan pemanfaataan limbah yang baik dan benar.
dan bahan yang ada disekitar sebagai pot Terdapat beberapa pengertian dari
atau wadah tanaman. pekarangan, diantaranya yang
Berdasarkan hal tersebut, dikemukakan sejumlah oleh Sajogyo
permasalahan yang dihadapi oleh dalam Ashari (2016) mendefinisikan
masyarakat Gampong Blang Batee pekarangan sebagai sebidang tanah di
Kecamatan Peureulak adalah: sekitar rumah yang masih bisa
a. Masih kurangnya pemahaman diusahakan secara sambilan. Pekarangan
masyarakat terhadap berasal dari kata “karang” yang berarti
pemanfaatan lahan tanaman tahunan (perennial Crops). Oleh
pekarangan dalam ketahanan karena itu pekarangan harus dicirikan
pangan guna peningkatan oleh adanya rumah tinggal yang tetap,
pendapatan keluarga di sehingga tidak berlaku untuk pemukiman
Gampong Blang Kecamatan yang berpindah-pindah (nomaden
Peureulak Kabupaten Aceh settelment) atau usaha pertanian yang
Timur. tidak menetap.
b. Kurangnya pengetahuan Menurut Sailan (2013),
masyarakat dalam penyiapan pengelolaan sumber daya lahan
media tanah, pupuk organik pekarangan yang dilakukan secara
dan pemanfatan limbah optimal dan dengan memanfaatkan
sebagai wadah tanaman di sumber daya alam serta jasa-jasa
pekarangan rumah. lingkungan lainnya akan dapat
Maksud dan tujuan dari kegiatan memberikan dorongan dan insentif
pengabdian ini adalah untuk menciptakan penyediaan pangan yang lebih beragam.
ketahanan pangan bagi masyarakat Di sisi lain, aktivitas produksi tersebut
Gampong Blang Batee Kecamatan akan menumbuhkan beragam usaha
Peureulak, serta dapat meningkatkan pengolahan pangan, usaha rumah tangga
pendapatan keluarga serta memberikan kecil, menengah, dan usaha besar. Selain
pelatihan bagaimana menyiapkan media, itu, aktivitas ekonomi pangan diharapkan
pupuk organik dan memanfaatkan limbah dapat meminimalkan risiko usaha pola
disekitar lingkungan sebagai wadah monokultur, meredam gejolak harga,
tanaman secara baik dan benar. mengurangi gangguan biota dalam suatu
Solusi yang akan diberikan dalam lingkungan, meningkatkan pendapatan
menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku utama serta pelaku usaha, dan

99
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

menunjang kelestarian sumber daya dimanfaatkan serta memiliki


alam. Penganekaragaman konsumsi sumber air.
pangan juga dapat mengurangi - Menyiapkan bahan dan
ketergantungan konsumen terhadap satu perlengkapan media tanam
jenis pangan. Berdasarkan hal tersebut yang dibutuhkan dalam
diketahui bahwa pemanfaatan lahan kegiatan pemanfaatan lahan
pekarangan dapat dijadikan sebagai basis pekarangan, seperti bibit,
keragaman tanaman dalam rangka kompos, tanah, polibag,
memberdayakan sumber daya keluarga paranet dan lain-lain.
serta meningkatkan ketahanan pangan 2. Tahap Pelaksanaan, terdiri dari:
dan kecukupan gizi yang akan memiliki - Persiapan media tanam dan
dimensi sosial, ekonomi, politik, dan lahan pekarangan rumah
kelestarian lingkungan (Ernofia, 2013). tangga yang akan menjadi
2. Metode Pelaksanaan contoh.
Metode pelaksanaan terdiri dari - Membuat persemaian bibit
beberapa tahapan sebagai berikut: sayur-sayuran yang akan di
1. Tahap Persiapan, terdiri dari: tanam dalam pekarangan
- Melakukan koordinasi dengan rumah tangga dengan
pihak Gampong/desa Blang menggunakan polibag.
Batee dan Kecamatan - Menetapkan lahan pekarangan
Peureulak, terkait dengan sebagai lahan percontohan
penentuan waktu kegiatan, dalam program ketahanan
tempat kegiatan, serta lokasi pangan guna peningkatan
pekarangan yang akan pendapatan keluarga pada
dijadikan percontohan. masing-masing dusun.
- Melakukan kegiatan - Pelaksanaan penanaman
sosialisasi dengan sayur-sayuran di lahan
perkumpulan Pengajian ibu- pekarangan dengan
ibu dan bapak-bapak di melibatkan ibu-ibu rumah
gampong Blang Batee, tangga serta memberikan
tentang pentingnya penyuluhan tentang tatacara
pemanfaatan lahan penanaman yang baik dan
pekarangan dalam rangkan benar.
ketahanan pangan dan - Pemeliharaan tanaman yang
peningkatan pendapatan dilakukan tenaga pendamping
keluarga serta kesediaan lapangan secara rutin dengan
keluarga atau rumah tangga melibatkan anggota keluarga,
dalam mengikuti kegiatan ini. sebagai pemilik pekarangan.
- Melakukan pendataan jumlah - Melakukan monitoring dan
kelompok masyarakat yang evaluasi terhadap kegiatan
ada, yang didasarkan pada pemanfaatan lahan
wilayah dusun di Gampong pekarangan dalam rangka
Blang Batee. program ketahanan pangan,
- Melakukan pendataan jumlah serta melakukan edukasi dan
rumah tangga yang memiliki motivasi terhadap warga agar
lahan pekarangan yang belum

100
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

kegiatan ini dapat dilakukan dan tanaman keras lainnya seperti kelapa,
secara berkesinambungan. pinang, pisang dan sebagainya.
3. Pembahasan Lahan pekarangan di wilayah
Gampong Blang Batee terletak di Gampong Blang Batee merupakan salah
Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh satu lahan yang berpotensi untuk
Timur, Provinsi Aceh. Secara geografis, dikembangkan sebagai usaha tani. Hal itu
Gampong Blang Batee terletak di sebelah disebabkan lahan pekarangan yang
timur pusat Kabupaten Aceh Timur. Data dimiliki penduduk Gampong Blang Batee
monografi desa tahun 2017, jumlah rata-rata masih cukup luas dan cukup
penduduk Gampong Blang Batee pada subur. apabila dikembangkan dengan
2017 tercatat sebanyak 1647 jiwa yang baik, yaitu dimanfaatkan untuk kegiatan
terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak usaha tani, lahan pekarangan akan sangat
4741 jiwa dan penduduk perempuan bermanfaat dalam (a) menjaga ketahanan
sebanyak 906 jiwa. Jumlah dusun pada pangan; (b) meningkatkan kesempatan
Gampong Blang Batee sebanyak 3 dusun, kerja; dan (c) meningkatkan pendapatan
yaitu dusun Blang Batee, dusun Ulee keluarga. Namun, kenyataannya, hasil
Blang dan Dusun Blang Seunebok. pengamatan di lapangan menunjukkan
Penduduk Gampong Blang Bate secara masih banyaknya warga atau masyarakat
umum memiliki mata pencaharian Gampong Blang Batee yang belum
sebagai petani, dengan rata-rata melirik atau menggunakan potensi lahan
kepemilikan lahan 1 Ha. Dengan jenis pekarangan sebagai sumber bahan
tanaman yang diusahakan adalah padi, pangan keluarga.

Gambar 1: Pekarangan yang Belum Dimanfaatkan

Pada umumnya, lahan pekarangan menanam tanaman keras (kelapa,


yang dimiliki penduduk Gampong Blang mangga, pinang) memelihara ternak,
Batee hanya dimanfaatkan untuk sebagai tempat bermain, atau tempat

101
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

menjemur hasil pertanian, padahal luas lahan pekerangan 50—100 m2


kegiatan usaha tani tanaman pekarangan sebesar 15 % (3 orang). Hal ini
tidak memerlukan lahan yang cukup luas. menunjukkan bahwa luas lahan
Luas lahan pekarangan yang pekarangan yang dimiliki oleh rumah
dimiliki masyarakat Gampong Blang tangga di Gampong Blang Batee cukup
Batee cukup bervariasi. Sebagian besar luas sehingga sangat potensial untuk
responden, yaitu sebanyak 85% (17 dikembangkan sebagai usaha tani lahan
orang) memiliki luas lahan pekarangan pekarangan.
<50 m2, dan responden yang memiliki

Tabel 1: Distribusi Luas Pemilikan Lahan Pekarangan di


Gampong Blang Batee, Kecamatan Peureulak.
Luas Kepemilikan Lahan Frekuensi Persentase
Pekarangan (%)
<50 m2 17 85
50-100 m2 3 15
>100 m2 - -
Jumlah 20 100
Sumber: data primer, (diolah, 2018)

Pengembangan usaha untuk meningkatkan tingkat partisipasi


pemanfaatan lahan pekarangan di dan peran aktif masyarakat Gampong
Gampong Blang Batee tidak lepas dari Blang Batee dilakukan sosialisasi atau
partisipasi dan peran aktif masyarakat penyuluhan tentang pentingnya
setempat. Hal itu disebabkan tanpa pemanfaatan lahan pekarangan untuk
dukungan sepenuhnya dari masyarakat, menjaga dan meningkatkan ketahanan
kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan pangan dan menambah pendapatan
tidak akan terlaksana. Oleh karena itu, Keluarga
Gambar 2: Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan dalam Meningkatan
Pendapatan Keluarga di Gampong Blang Batee.

102
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

Kegiatan sosialisasi dilakukan dan pelengkap gizi keluarga (pepaya,


untuk meningkatkan kemampuan pisang, jeruk).
pengolahan lahan pekarangan dengan Salah satu peran aktif
memanfaatkan pupuk organik sisa rumah masyarakat Gampong Blang Batee dalam
tangga atau lainnya. Meningkatkan pengembangan pemanfaatan lahan
kemampuan dalam menentukan jenis pekarangan terungkap dari rencana
tanaman, yaitu dengan memilih jenis mereka untuk mencoba menanam
tanaman yang bermanfaat bagi keperluan berbagai jenis tanaman di lahan
rumah tangga, seperti untuk obat atau pekarangan. Adapun jenis tanaman yang
kesehatan (kunyit, jahe, temu lawak, rencananya akan ditanam oleh
mengkudu), keperluan dapur untuk masyarakat Gampong Blang Batee di
memasak (sayuran, cabe, tomat, serai), lahan pekarangannya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2: Rencana Tanaman yang Akan Ditanam Oleh Masyarakat
Gampong Blang Batee di Lahan Pekarangan
Rencana Jenis Tanaman Frekuensi Persentase
yang Akan Ditanam di (%)
Lahan Pekarangan
A. Belum ada rencana - -
B. Jenis Tanaman
- Tanaman obat-obatan - -
- Tanaman sayuran 13 65
- Tanaman obat-obatan 7 35
dan tanaman sayuran
- Tanaman sayuran dan - -
buah-buahan
Jumlah 20 100
Sumber: Data primer, (diolah, 2018)
Jenis tanaman yang paling tetap diperlukan agar bisa diwujudkan
dominan akan ditanam adalah tanaman dan tidak hanya menjadi sebuah rencana.
tanaman sayuran, yaitu sebanyak 65%. Keinginan untuk memanfaatkan
Masyarakat yang akan mengusahakan lahan pekarangan sudah ada di benak
tanaman sayuran dan tanaman obat- masyarakat Gampong Blang Batee. Hal
obatan sebanyak 35%. Semua responden itu disebabkan informasi kegiatan
memiliki rencana untuk memanfaatkan pemanfaatan lahan pekarangan sudah
lahan pekarangan dengan menanam mereka dapatkan, baik secara langsung
berbagai jenis sayuran yang memiliki maupun tidak langsung, bahkan beberapa
waktu panen yang singkat, seperti sawi, rumah sudah mulai mencoba melakukan
gambar, kankung, bayam dan lain-lain. kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan
Ini memberikan gambaran bahwa meskipun belum optimal. Belum
masyarakat Gampong Blang Batee optimalnya pemanfaatan lahan
memiliki semangat yang cukup besar pekarangan menurut beberapa warga
untuk melakukan kegiatan disebabkan oleh beberapa hal yang
pengembangan pemanfaatan lahan dianggap sebagai hambatan. Adapun
pekarangan. Namun, pendampingan alasan yang dianggap sebagai
untuk melaksanakan kegiatan tersebut penghambat dalam pengembangan

103
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

pemanfaatan lahan pekarangan menurut dilihat pada tabel berikut ini.


masyarakat Gampong Blang Batee dapat
Tabel 3: Alasan Masyarakat Gampong Blang Batee Belum Optimal
dalam Memanfaatkan Lahan Pekarangan.
Alasan Belum
Persentase
No Memanfaatkan Frekuensi
(%)
Secara Optimal
Lahan lainnya masih 2 10
1
cukup luas untuk usaha tani
Belum sempat 3 15
2
memanfaatkannya
Kesulitan mendapatkan 13 65
3
bibit tanaman
Kesulitan mendapatkan air 2 10
4
saat kemarau
Jumlah 20 100
Sumber: Data primer, (diolah, 2018)
Alasan yang paling dominan Apabila media terlalu gembur,
adalah kesulitan mendapatkan bibit yaitu pertumbuhan akar akan leluasa namun
sebesar 65% atau 13 orang, tanaman akan terlalu mudah tercerabut.
pemanfaatan yang belum sempat Sebaliknya apabila terlalu padat, akar
dilakukan 15%; lahan lainnya yang masih akan kesulitan untuk tumbuh, (2)
cukup luas 10%; kesulitan mendapatkan Memiliki porositas yang baik, artinya
air saat musim kemarau 10%. Alasan – bisa menyimpan air sekaligus juga
alasan tersebut diatas tersebut dapat mempunyai drainase (kemampuan
dipahami karena masyarakat belum mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan
sepenuhnya memahami peran penting mengalirkan oksigen) yang baik. Media
dari keberadaan lahan pekarangan yang tanam harus bisa mempertahankan
berpotensi besar dalam menjaga dan kelembaban tanah namun harus bisa
meningkatkan ketahanan pangan serta membuang kelebihan air. Media tanam
dapat meningkatkan pendapatan yang porous mempunyai rongga kosong
keluarga. antar materialnya. Media tersebut
a. Penyiapan Media tanam tersebut isa ditembus air, sehingga air
Media tanam yang baik harus tidak tergenang dalam pot atau polybag.
memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan Namun disisi lain ronga-rongga tersebut
biologi yang sesuai dengan kebutuhan harus bisa menyerap air (higroskopis)
tanaman. Secara umum, media tanam untuk disimpan sebagai cadangan dan
yang baik harus memiliki syarat-syarat mempertahankan kelembaban, (3)
sebagai berikut, (1) Mampu menyediakan Menyediakan unsur hara yang cukup baik
ruang tumbuh bagi akar tanaman, makro maupun mikro. Unsur hara sangat
sekaligus juga sanggup menopang penting bagi pertumbuhan tanaman.
tanaman. Artinya, media tanam harus Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk
gembur sehingga akar tanaman bisa atau aktivitas mikroorganisme yang
tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi terdapat dalam media tanam.
masih cukup solid memegang akar dan b. Pemilihan Bibit
menopang batang agar tidak roboh.

104
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

Upaya pembibitan dilakukan di tidak mengenai tanaman secara


wadah lain sebelum dipindahkan ke langsung.
dalam pot. Siapkan wadah lain yang - Cara kedua dengan memberikan
terbuat dari plastik dan masukkan media air pada alas pot, dengan cara ini
tanam ke dalamnya. Pembibitan hanya air akan meresap ke atas ke media
dilakukan pada jenis benih tertentu. tanam melalui sistem kapiler.
Tidak semua benih melalui proses Keuntungan media tidak terlalu
pembibitan. Benih yang perlu dilakukan basah, tetapi ketersediaan air
pembibitan adalah benih-benih berukuran cukup terjamin. Untuk membantu
kecil contohnya tomat dan cabai. peresapan air ke media tanam
Pembibitan dilakukan untuk mengurangi sebaiknya dipasang tali dari
kemungkinan benih gagal berkembang. media ke alas pot melewati
Jika wadah pembibitan sudah disiapkan, lubang drainase.
akan dibuat lubang-lubang dengan Penyiraman yang baik sebaiknya
kedalaman maksimal 1 cm untuk dilakukan antara pukul 7-10 pagi, atau
menempatkan benih. Setelah dimasukkan pada saat sore hari. Air yang disiramkan
ke dalam lubang, tutuplah benih dengan juga harus diperhatikan, karena jika
pupuk kompos dengan ketebalan takaran siraman air yang diberikan terlalu
secukupnya. Lakukan penyiraman secara banyak maka tanaman hias akan
berkala dan pastikan merata ke seluruh mengalami pembusukan akar.Untuk
benih yang tersebar. Lakukan penjagaan mengetahui kadar air tanaman, kita bisa
agar benih-benih tidak diserang oleh melakukan tes. Caranya dengan
organism lain seperti semut dan hewan menggunakan tangkai lidi yang
lainnya. Jika sudah memiliki daun, maka ditusukkan ke dalam tanah.
bibit siap dipindahkan ke dalam pot. Kedalamannya berkisar 5-7 cm. Jika
Dalam memilih hasil pembibitan yang kering sebaiknya disiram kembali.
akan dipindahkan ke dalam pot, pilihlah d. Pemupukan dan Pemanenan
bibit yang paling sehat dan sempurna. Tanaman juga membutuhkan
Keluarkan bibit secara hati-hati dan pemupukan, agar menjaga nutrisi yang
jangan sampai bibit rusak. Masukkan diserapnya sehingga dapat tumbuh
bibit ke dalam lubang media tanam yang dengan subur. Pada tanaman sayuran
sudah disiapkan. Kemudian pastikan pupuk yang digunakan berbeda-beda
kebutuhan pengairan dan pemupukan sesuai dengan jenis tanamannya. Jenis-
tercukupi. jenis pupuk yang umum digunakan pada
c. Pemeliharaan /Penyiraman sayuran organik adalah pupuk kandang
Ada dua teknik untuk melakukan dan pupuk kompos. Sedangkan, pupuk
penyiraman pada tanaman dalam untuk sayuran non-organik bisa
polibag. digunakan pupuk urea, pupuk KCL, dan
- Pertama, dengan melakukan pupuk NPK. Pupuk dapat diberikan
penyiraman secara langsung. dalam jangka waktu seminggu sekali
Pada cara ini air dapat disiramkan yang diikuti oleh pengairan yang cukup.
langsung pada permukaan media Tanaman sayuran seperti sawi,
tanam atau juga dapat melalui kangkung dapat dipanen pada umur 35-
pipa yang ditancapkan ke media 40 HST, tergantung pada varietas yang
tanam. Usahakan air siraman ditanam. cara pemanenan tanaman sawi
ini cukup dengan cara dicabut saja, dan

105
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

akarnya dipotong agar terlihat rapi saat lahan pekarangan; (b) apabila Gampong
dibawa atau saat diangkutan. Cara Blang Batee dikembangkan sebagai
memanen adalah dengan memotong tempat usaha tani lahan pekarangan,
pangkal batang atau dengan mencabut masyarakatnya akan memiliki partisipasi
seluruh tanaman. Setelah dicabut, yang tinggi untuk mengikuti kegiatan
bersihkan dengan membuang tanah yang pengembangan tersebut; dan (c)
melekat pada akar atau dengan memotong peningkatan peran aktif masyarakat
bagian yang tidak penting. Kemudian, setelah mengikuti penyuluhan terlihat
cucilah dengan menggunakan air guna dari kesediaan mereka untuk
memperpanjang kesegaran sayuran. menyampaikan informasi kepada warga
Kesimpulan lain, baik secara langsung maupun tidak
Berdasarkan pembahasan hasil langsung. Peran aktif masyarakat juga
kegiatan dapat disimpulkan bahwa (a) tampak dari keinginan mereka untuk
lahan pekarangan yang dimiliki mencoba mengembangkan kegiatan
masyarakat Gampong Blang Batee usaha tani lahan pekarangan menjelang
berpotensi cukup luas untuk musim hujan.
dikembangkan sebagai tempat usaha tani

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, U.P. and Honorita, B., 2012. Studi ekonomi pemanfaatan lahan pekarangan melalui
penerapan model kawasan rumah pangan lestari (M-KRPL) di Kota Bengkulu.
InProsiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung
Empat Sukses Kementerian Pertanian di Provinsi Bengkulu. Kerjasama Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dengan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Hal (pp. 233-237).

Ernofia.2013.“Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan”.


http://epetani.deptan.go.id/budidaya/optimalisasi-pemanfaatan-lahan-
pekarangan-8408. Diakses pada 12 Maret 2018

Purwantini, T.B., 2016, August. Potensi dan prospek pemanfaatan lahan pekarangan untuk
mendukung ketahanan pangan. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 30, No.
1, pp. 13-30).

Rauf, A., Rahmawaty, R. and Said, D.B.T., 2014. Sistem Pertanian terpadu di Lahan
Pekarangan Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan dan Berwawasan
Lingkungan. Pertanian Tropik, 1(1).

Rizal, Y., Safrizal, S. and Fuad, M., 2017. Upgrading Kompetensi Strategik BUMG
sebagai Kekuatan Ekonomi Masyarakat: Pengabdian Masyarakat 2) pada
Wilayah Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa–Propinsi NAD. JATI EMAS
(Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat),1(2), pp.10-15.

106
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

Sailan. 2013. “Pengelolaan Kawasan Optimalisasi Pemanfatan Pekarangan Berbasis


Masyarakat (Pkopp-Cm) Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K)”.
http://kjfbenteng. blogspot.com/2013/03/pengelolaan-lahan-pekarangan
berbasis.html. Diakses pada 14 Maret 2014

Suwono. 2012. “Rumah Pangan Lestari (RPL) Kementerian Pertanian dan SIKIB
Kabupaten Bantul”. http://bkppp.bantulkab.go.id/ Diakses pada 2 Maret 2018. .

Yulida, R., 2013. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan Terhadap Ekonomi Rumah
Tangga Petani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. IJAE (Jurnal Ilmu
Ekonomi Pertanian Indonesia), 3(2), pp.135-154.

107

Anda mungkin juga menyukai