ABSTRAK
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu sensitif bagi keamanan suatu bangsa. Secara
umum, ketahanan pangan yang rapuh akan memicu terjadinya konflik. Ketersediaan
pangan yang cukup secara nasional ternyata tidak menjamin adanya ketahanan pangan
tingkat wilayah (regional), pedesaan, serta rumah tangga individu. Salah satu alternatif
mengatasi krisis pangan adalah dengan pemanfaatan lahan pekarangan secara lebih
produktif sehingga masyarakat memiliki tingkat ketahanan pangan yang tinggi. Dengan
adanya hal tersebut masyarakat juga akan memiliki sumber pendapatan keluarga jika hasil
yang diperoleh melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh keluarga.
Gampong Blang Batee merupakan salah satu gampong yang berada di Kecamatan
Peureulak Kabupaten Aceh Timur, dimana di daerah ini masih banyak terlihat lahan
pekarangan yang belum termanfaatkan secara produktif. Hal ini dikarenakan adanya pola
pikir di tengah masyarakat yang beranggapan bahwa lahan pekarangan bukanlah tempat
untuk budi daya tanaman serta tidak dapat memberikan hasil yang signifikan dalam
peningkatan pendapatan keluarga, serta pemahaman masyarakat yang masih kurang dalam
budi daya tanaman.
Kata Kunci: Lahan Pekarangan, pendapatan keluarga.
ABSTRACT
Food security is a sensitive issue for the security of a nation. In general, fragile food
security will trigger conflict. The availability of sufficient food nationally apparently does
not guarantee food security at regional (regional), rural, and individual households.
One alternative to overcome the food crisis is to use the land in a more productive manner
so that people have a high level of food security. With this, the community will also have a
family income source if the results exceed the amount needed by the family.
Blang Batee Village is one of the gampongs in Peureulak District, East Aceh Regency,
where there are still many areas of land that have not been used productively. This is
because there is a mindset in the community that thinks that yard is not a place for plant
cultivation and cannot provide significant results in increasing family income, as well as
understanding people who are still lacking in plant cultivation.
Keywords: Yard, Family Income.
97
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
98
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
pendapatan bagi keluarga hanya ladang oleh warga masyarakat Gampong Blang
dan sawah saja. Mereka beranggapan Batee Kecamatan Peureulak Kabupaten
bahwa lahan pekarangan tidak Aceh Timur adalah memberikan
memberikan manfaat selain sebagai pemahaman bahwa ketahanan pangan
halaman rumah, untuk melepas lelah dapat dilakukan yaitu dengan
setelah seharian bekerja di ladang pemanfaatan lahan pekarangan dengan
ataupun sawah. Disamping hal tersebut, budi daya tanaman yang dapat
masyarakat gampong Blang Batee masih memberikan sumber pendapatan bagi
belum memanfaatkan lahan pekarangan keluarga. Serta memberikan ketrampilan
adalah kurangnya pengetahuan dan bagaimana pengolahan media tanam
pelatihan mengenai penyiapan media dengan pemanfaatan limbah yang ada
tanah, penyediaan pupuk organik dari disekitar lingkungan, dan cara budi daya
bahan sekitar dan pemanfaataan limbah yang baik dan benar.
dan bahan yang ada disekitar sebagai pot Terdapat beberapa pengertian dari
atau wadah tanaman. pekarangan, diantaranya yang
Berdasarkan hal tersebut, dikemukakan sejumlah oleh Sajogyo
permasalahan yang dihadapi oleh dalam Ashari (2016) mendefinisikan
masyarakat Gampong Blang Batee pekarangan sebagai sebidang tanah di
Kecamatan Peureulak adalah: sekitar rumah yang masih bisa
a. Masih kurangnya pemahaman diusahakan secara sambilan. Pekarangan
masyarakat terhadap berasal dari kata “karang” yang berarti
pemanfaatan lahan tanaman tahunan (perennial Crops). Oleh
pekarangan dalam ketahanan karena itu pekarangan harus dicirikan
pangan guna peningkatan oleh adanya rumah tinggal yang tetap,
pendapatan keluarga di sehingga tidak berlaku untuk pemukiman
Gampong Blang Kecamatan yang berpindah-pindah (nomaden
Peureulak Kabupaten Aceh settelment) atau usaha pertanian yang
Timur. tidak menetap.
b. Kurangnya pengetahuan Menurut Sailan (2013),
masyarakat dalam penyiapan pengelolaan sumber daya lahan
media tanah, pupuk organik pekarangan yang dilakukan secara
dan pemanfatan limbah optimal dan dengan memanfaatkan
sebagai wadah tanaman di sumber daya alam serta jasa-jasa
pekarangan rumah. lingkungan lainnya akan dapat
Maksud dan tujuan dari kegiatan memberikan dorongan dan insentif
pengabdian ini adalah untuk menciptakan penyediaan pangan yang lebih beragam.
ketahanan pangan bagi masyarakat Di sisi lain, aktivitas produksi tersebut
Gampong Blang Batee Kecamatan akan menumbuhkan beragam usaha
Peureulak, serta dapat meningkatkan pengolahan pangan, usaha rumah tangga
pendapatan keluarga serta memberikan kecil, menengah, dan usaha besar. Selain
pelatihan bagaimana menyiapkan media, itu, aktivitas ekonomi pangan diharapkan
pupuk organik dan memanfaatkan limbah dapat meminimalkan risiko usaha pola
disekitar lingkungan sebagai wadah monokultur, meredam gejolak harga,
tanaman secara baik dan benar. mengurangi gangguan biota dalam suatu
Solusi yang akan diberikan dalam lingkungan, meningkatkan pendapatan
menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku utama serta pelaku usaha, dan
99
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
100
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
kegiatan ini dapat dilakukan dan tanaman keras lainnya seperti kelapa,
secara berkesinambungan. pinang, pisang dan sebagainya.
3. Pembahasan Lahan pekarangan di wilayah
Gampong Blang Batee terletak di Gampong Blang Batee merupakan salah
Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh satu lahan yang berpotensi untuk
Timur, Provinsi Aceh. Secara geografis, dikembangkan sebagai usaha tani. Hal itu
Gampong Blang Batee terletak di sebelah disebabkan lahan pekarangan yang
timur pusat Kabupaten Aceh Timur. Data dimiliki penduduk Gampong Blang Batee
monografi desa tahun 2017, jumlah rata-rata masih cukup luas dan cukup
penduduk Gampong Blang Batee pada subur. apabila dikembangkan dengan
2017 tercatat sebanyak 1647 jiwa yang baik, yaitu dimanfaatkan untuk kegiatan
terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak usaha tani, lahan pekarangan akan sangat
4741 jiwa dan penduduk perempuan bermanfaat dalam (a) menjaga ketahanan
sebanyak 906 jiwa. Jumlah dusun pada pangan; (b) meningkatkan kesempatan
Gampong Blang Batee sebanyak 3 dusun, kerja; dan (c) meningkatkan pendapatan
yaitu dusun Blang Batee, dusun Ulee keluarga. Namun, kenyataannya, hasil
Blang dan Dusun Blang Seunebok. pengamatan di lapangan menunjukkan
Penduduk Gampong Blang Bate secara masih banyaknya warga atau masyarakat
umum memiliki mata pencaharian Gampong Blang Batee yang belum
sebagai petani, dengan rata-rata melirik atau menggunakan potensi lahan
kepemilikan lahan 1 Ha. Dengan jenis pekarangan sebagai sumber bahan
tanaman yang diusahakan adalah padi, pangan keluarga.
101
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
102
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
103
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
104
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
105
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
akarnya dipotong agar terlihat rapi saat lahan pekarangan; (b) apabila Gampong
dibawa atau saat diangkutan. Cara Blang Batee dikembangkan sebagai
memanen adalah dengan memotong tempat usaha tani lahan pekarangan,
pangkal batang atau dengan mencabut masyarakatnya akan memiliki partisipasi
seluruh tanaman. Setelah dicabut, yang tinggi untuk mengikuti kegiatan
bersihkan dengan membuang tanah yang pengembangan tersebut; dan (c)
melekat pada akar atau dengan memotong peningkatan peran aktif masyarakat
bagian yang tidak penting. Kemudian, setelah mengikuti penyuluhan terlihat
cucilah dengan menggunakan air guna dari kesediaan mereka untuk
memperpanjang kesegaran sayuran. menyampaikan informasi kepada warga
Kesimpulan lain, baik secara langsung maupun tidak
Berdasarkan pembahasan hasil langsung. Peran aktif masyarakat juga
kegiatan dapat disimpulkan bahwa (a) tampak dari keinginan mereka untuk
lahan pekarangan yang dimiliki mencoba mengembangkan kegiatan
masyarakat Gampong Blang Batee usaha tani lahan pekarangan menjelang
berpotensi cukup luas untuk musim hujan.
dikembangkan sebagai tempat usaha tani
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, U.P. and Honorita, B., 2012. Studi ekonomi pemanfaatan lahan pekarangan melalui
penerapan model kawasan rumah pangan lestari (M-KRPL) di Kota Bengkulu.
InProsiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung
Empat Sukses Kementerian Pertanian di Provinsi Bengkulu. Kerjasama Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dengan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Hal (pp. 233-237).
Purwantini, T.B., 2016, August. Potensi dan prospek pemanfaatan lahan pekarangan untuk
mendukung ketahanan pangan. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 30, No.
1, pp. 13-30).
Rauf, A., Rahmawaty, R. and Said, D.B.T., 2014. Sistem Pertanian terpadu di Lahan
Pekarangan Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan dan Berwawasan
Lingkungan. Pertanian Tropik, 1(1).
Rizal, Y., Safrizal, S. and Fuad, M., 2017. Upgrading Kompetensi Strategik BUMG
sebagai Kekuatan Ekonomi Masyarakat: Pengabdian Masyarakat 2) pada
Wilayah Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa–Propinsi NAD. JATI EMAS
(Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat),1(2), pp.10-15.
106
Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2019
Suwono. 2012. “Rumah Pangan Lestari (RPL) Kementerian Pertanian dan SIKIB
Kabupaten Bantul”. http://bkppp.bantulkab.go.id/ Diakses pada 2 Maret 2018. .
Yulida, R., 2013. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan Terhadap Ekonomi Rumah
Tangga Petani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. IJAE (Jurnal Ilmu
Ekonomi Pertanian Indonesia), 3(2), pp.135-154.
107