Anda di halaman 1dari 53

(halaman ini sengaja dikosongkan)

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas besar ini.
Laporan ini merupakan penilaian secara kelompok
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
PengantarIlmu Ekonomi Dr. Ir. Bambang Syairudin, MT.
Laporan ini ditulis dari hasil penyusunan data-data
yang diambil dari Badan Pusat Statistika, literatur terkait dan
internet. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih Dr. Ir.
Bambang Syairudin, MT sebagai dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah memberikan bekal ilmu
sehingga mempermudah pengerjaan tugas besar ini. Ucapan
terimakasih juga kami sampaikan kepada asisten
laboratorium PSMI Mbak Ita Ayu Mayasari yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam dalam pengerjaan
laporan ini, serta kepada orang tua yang telah memfasilitasi
dalam pengerjaan tugas besar ini.
Kami harap, dengan membaca laporan ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua. Dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita mengenai sektor perekonomian di
Kabupaten Bangkalan.

Surabaya, 29 November 2017

iii
(halaman ini sengaja dikosongkan)

iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................... iii

DAFTAR ISI.............................................................. v

DAFTAR TABEL ........................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................. 1

I.1. Latar Belakang ............................................ 1

I.2. Perumusan Masalah ...................................... 5

I.3. Tujuan ...................................................... 5

I.3.1. Tujuan Umum ....................................... 5

I.3.2. Tujuan Khusus ....................................... 6

I.4. Manfaat ..................................................... 6

I.4.1. Bagi Responser ...................................... 6

I.4.2. Bagi Objek Amatan ................................. 6

I.5. Batasan dan Asumsi ...................................... 7

I.5.1. Batasan ............................................... 7

I.5.2. Asumsi ................................................ 7

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK AMATAN ......................... 9

II.1. Profil Objek Amatan ..................................... 9

II.2. Kondisi Terkini Objek Amatan ........................ 10

BAB III KAJIAN PUSTAKA ........................................... 13

v
III.1. EKONOMI ................................................. 13

III.2. EKONOMI MAKRO ........................................ 13

III.3. SEKTOR PEREKONOMIAN ............................... 14

III.4. VARIABEL YANG MEMPENGARUHI EKONOMI ........ 15

1. Variabel terikat ......................................... 15

2. Variabel bebas .......................................... 15

BAB IV METODELOGI ................................................ 19

IV.1. Flowchart ................................................ 19

IV.2. Penjelasan Flowchart .................................. 20

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............... 21

V.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data ................. 21

V.1.1. Data 9 Sektor Ekonomi .......................... 21

V.1.2. Data Ekspor Impor Kabupaten Bangkalan ... 25

V.1.3. Pareto Chart ....................................... 26

BAB VI ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA .................... 27

VI.1. Analisis Sektor Tertinggi dari 9 Sektor Ekonomi .. 27

VI.2. Analisis Transfer Sektor ............................... 29

VI.3. Analisis Sektor Terendah dari 9 Sektor Ekonomi .. 30

BAB VII KESIMPULAN ................................................ 33

VII.1. Kesimpulan ........................................... 33

VII.2. Saran ................................................... 34

vi
VII.2.1. Bagi Pengerjaan Tugas Besar ................... 34

VII.2.2. Bagi Objek Amatan ............................... 34

VII.2.1. Bagi Responser .................................... 35

Daftar Pustaka ....................................................... 37

vii
(halaman ini sengaja dikosongkan)

viii
DAFTAR TABEL
Tabel V.1.1. 1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 2012-
2016 ........................................................................... 21
Tabel V.1.2. 1 Perkembangan Ekspor Kabupaten Bangkalan,
Tahun 2012-2016 ............................................................ 25
Tabel V.1.2. 2 Perkembangan Impor Kabupaten Bangkalan,
Tahun 2012-2016 ............................................................ 25

DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.1. 1 Flowchart Tugas Besar PIE ............................. 19
Gambar V.1.3. 1 Pareto Chart Sembilan Sektor Kabupaten
Bangkalan .................................................................... 26

ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I Pendahuluan membahas tentang latar
belakang pengerjaan serta pemilihan objek amatan,
perumusan dari masalah, tujuan dari penulisan yang terbagi
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan,
serta batasan dan asumsi.
I.1. Latar Belakang
Dalam latar belakang penulis membahas tentang
gambaran atau deskripsi umum ilmu ekonomi mikro dan
makro, pendapatan nasional dan PPDRB, dan gambaran
umum sektor pertanian serta sektor pengadaan listrik dan
gas.
Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani
‘oikosnamos’ atau ‘oikonomia’ yang artinya ‘manajemen
urusan rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan
administrasi pendapatan (Sastradipoera, 2001: 4). Menurut
Albert L. Meyers (Abdullah, 1992: 5). Ilmu ekonomi adalah
ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah;
pertama, tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu suatu keperluan
manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan
jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak
terbatas. Kedua, tentang “pemuas kebutuhan” yang memiliki
ciri-ciri “terbatas” adanya.
Teori ekonomi mikro, dapat diartikan sebagai “ilmu ekonomi
terkecil”. Berdasarkan pada ruang lingkup analisisnya, teori
1
ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menganlisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian (P. Rahardja dan M. Manurung,
2008). Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi
mikro, aspek-aspek tersebut yaitu:
a. Interaksi di pasar barang
b. Tingkah laku pembeli dan penjual
c. Interaksi di pasarfaktor produksi
Teori ekonomi makro adalah teori eknomi yang
menganilisa keseluruhan kegiatan perekonomian bersifat
global dan meperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh unit-unit kecil dalam perekonomian (P. Rahardja dan M.
Manurung, 2008). Dalam menganalisis mengenai kegiatan
pembeli, misalnya, yang dianalisis bukanlah mengenai
tingkah laku seorong pembeli, melainkan keseluruhan
pembeli yang ada di pasar. Kita juga tidak lagi
memperhatikan permintaan dan penawaran terhadap suatu
barang (misalnya permintaan terhadap mobil, atau
penawaran kopi), melainkan permintaan dan penawaran
barang-barang secara keseluruhan (agregat). Ada beberapa
aspek yang dianalisis teori ekonomi makro, yaitu:
a. Penentuan tingkat kegiatan perekonomian negara
b. Pengeluaran agregat
c. Mengatasi pengangguran dan inflasi
Walaupun Indonesia memiliki sumber daya alam yang
melimpah tetapi itu tidak menjamin Indonesia menjadi
negara maju dan kaya. Jika sumber daya tersebut tidak

2
diolah dengan maksimal maka akan sia-sia. Negara harus bisa
menjamin dan memproduksi barang/jasa yang dibutuhkan
oleh rakyatnya. Kemampuan negara memproduksi
barang/jasa dalam satu tahun merupakan ukuran tingkat
kekayaan dan kemiskinan dari negara tersebut.
Dalam menjelaskan konsep pendapatan nasional kita akan
menemui beberapa istilah yang dianggap sama meskipun sebenarnya
tidak demikian. Istilah yang paling dominan tentang pendapatan
nasional antara lain adalah istilah PDB, GNP dan NNI, istilah
lain yang sekarang ini sering muncul adalah PDRB.
Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan
pendapatan nasional suatu negara, namun instrumen yang
digunakan untuk masing-masing negara berbeda. Sehingga akan
memiliki arti yang berbeda pula untuk pengunaan istilah-
istilah tersebut.
Indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi
di suatu daerah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan
oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas
dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan
(Widodo, 2006). PDRB adalah jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang atau
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu
daerah tertentu (Agus Sulaksono, 2017).
PDRB atas dasar harga menggambarkan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada tiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan

3
menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu
sebagai harga dasar.
PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu
daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya.
Besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah
sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam dan
faktor produksi daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam
penyediaan faktor-faktor tersebut menyebabkan besaran
PDRB bervariasi antar daerah. PDRB atas dasar harga konstan
menunjukan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan/
setiap sektor ekonomi dari tahun ke tahun dan mengukur laju
pertumbuhan konsumsi, investasi, dan perdagangan luar
negeri, perdagangan antar pulau/ antar propinsi.
Hasil pendaftaran SE2016 menunjukkan bahwa
distribusi usaha/perusahaan menurut lapangan usaha,
didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
dengan 26,33 persen pada tahun 2016. Kemudian diikuti oleh
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 21,58
persen. Sedangkan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas
memberikan kontribusi paling rendah yaitu 0,04 persen. Lalu
diikuti dengan lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang.
Dari data yang didapat, bisa dilihat bahwa selisih
persentase sektor tertinggi dan terendah dari kabupaten
Bangkalan cukup tinggi. Sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan dengan 26,33 persen dan pengadaan listrik dan gas

4
dengan persentase 0,04 persen. Deviasi tersebut terjadi
karena dalam pendistribusian sektor terendah yaitu sektor
pengadaan listrik dan gas masih belum merata dan maksimal.
Sedangkan sektor pertanian bisa menjadi sektor tertinggi
karena luas wilayah di Kabupaten Bangkalan dominan
digunakan sebagai kawasan pertanian. Sehingga sektor
pertanian di Kabupaten Bangkalan bisa cepat berkembang.
I.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah membahas tentang masalah apa
saja yang akan dibahas oleh penulis.
a. Sektor yang paling berpengaruh dalam perekonomian di
kabupaten Bangkalan.
b. Sektor yang paling rendah pengaruhnya dalam
perekonomian di kabupaten Bangkalan.
c. Pengaruh setiap sektor ekonomi dalam perekonomian di
kabupaten bangkalan.
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis sektor apa saja yang paling tinggi dan rendah
pengaruhnya bagi kabupaten Bangkalan. Kami juga
menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan sektor
tersebut bisa menjadi sektor yang paling berpengaruh dan
tidak berpengaruh bagi kabupaten Bangkalan.
I.3.1. Tujuan Umum
1. Memiliki pengetahuan mengenai ilmu ekonomi makro
dan mikro.

5
2. Mengetahui proses bisnis pertanian, kehutanan, dan
perikanan serta sektor pengadaan listrik dan gas.
3. Mengetahui peran ekonomi dalam sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan serta sektor pengadaan listrik
dan gas.
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengaruh dari indikator yang
difokuskan terhadap sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan serta sektor pengadaan listrik dan gas.
2. Mengetahui variabel-variabel ekonomi dan bagaimana
dampaknya terhadap proses bisnis pertanian, kehutanan,
dan perikanan serta sektor pengadaan listrik dan gas.
I.4. Manfaat
Sub bab manfaat ini menyebutkan manfaat apa saja
yang aka diperoleh dalam penulisan ini. Baik manfaat bagi
responser maupun manfaat dari objek amatan itu sendiri.
I.4.1. Bagi Responser
1. Memahami konsep ilmu ekonomi makro dan mikro
2. Memahami proses bisnis sektor industri di kabupaten
Bangkalan
3. Mengetahui dampak dan peran sektor industri di
kabupaten Bangkalan
I.4.2. Bagi Objek Amatan
1. Sebagai bahan untuk mengembangkan industrinya
2. Mengetahui industri-industri yang berpotensial dalam
membangun kabupaten Bangkalan

6
I.5. Batasan dan Asumsi
Dalam sub bab 1.5 membahas tentang batasan masalah
yang dibahas dalam penulisan dan asumsi penulis.
I.5.1. Batasan
1. Objek amatan yang diamati mengenai sektor industri di
kabupaten Bangkalan.
2. Data yang diambil adalah data pada tahun 2016.
3. Membahas sembilan sektor usaha yang ada di kabupaten
Bangkalan dari data sensus ekonomi 2016.
I.5.2. Asumsi
1. Data yang diambil merupakan data yang valid yang
berasal dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan.
2. Data diambil dari data terbaru yaitu tahun 2016.

7
(halaman ini sengaja dikosongkan)

8
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK AMATAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran
umum objek amatan yang telah kami tentukan, yaitu
Kabupaten Bangkalan. Gambaran umum yang akan dibahas
mengenai profil dan kondisi terkini objek amatan.
II.1. Profil Objek Amatan
Berikut ini profil objek amatan yang telah kami pilih,
yaitu Kabupaten Bangkalan. Kabupaten Bangkalan merupakan
salah satu kabupaten yang berada di Pulau Madura. Letak
geografis wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan
berada pada posisi sangat strategis yaitu jalur regional juga
jalus utama perekonomian Surabaya – Malang dan Surabaya –
Banyuwangi. Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang
Madura dari Jawa, ditempat tersebut terdapat pelabuhan
kapal feri yang menghubungkan Surabaya dengan Madura.
Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) sendiri telah
beroperasi dan merupakan jembatan terpanjang di
Indonesia. Kabupaten Bangkalan sendiri adalah salah satu
daerah yang masuk dalam kawasan/wilayah metropolitan
Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.
Kabupaten Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan yang
dibagi lagi atas sejumlah 273 desa dan 8 kelurahan
(Wikipedia, 2016). Pusat pemerintahannya berada
di Kecamatan Bangkalan. Sejak diresmikannya Jembatan
Suramadu, Kabupaten Bangkalan menjadi gerbang utama
Pulau Madura serta menjadi salah satu destinasi wisata
9
pilihan di Jawa Timur, baik dari keindahan alamnya (Bukit
Jaddih, Gunung Geger, Pemandian Sumber Bening -Langkap -
Modung dsb); budaya (Karapan sapi, dsb), serta wisata
kuliner di antaranya adalah nasi bebek khas Madura. Tidak
juga itu, masih banyak sektor-sektor industri yang memiliki
potensi untuk memajukan tanah bangkalan.
Bangkalan dulunya menerapkan sistem kerajaan
selama kurang lebih 300 tahun. Mulai dari kerajaan hindu-
budha sampai kerajaan islam yang terakhir yaitu tahun 1882.
Namun sekarang telah berganti sesuai kepemerintahan
Indonesia yaitu presidensil.
II.2. Kondisi Terkini Objek Amatan
Berikut ini kondisi terkini objek amatan kami, yaitu
Kabupaten Bangkalan. Pengembangan sektor industri menjadi
titik berat dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten
Bangkalan ke depan pasca terealisasinya Jembatan
Suramadu. Bangkalan memiliki potensi untuk
mentransformasikan struktur perekonomian dari sektor
primer ke sektor-sektor yang lebih tinggi serta
kemampuannya untuk membuka lapangan kerja dan
meningkatkan kesempatan berusaha. Sektor yang paling
tinggi di Kabupaten Bangkalan adalah sektor pertanian
(26,33%), luas lahan pertanian Bangkalan tahun 2016
mencapai 820 Ha, selain itu lahan tersebut juga
menghasilkan buah-buahan dan sayuran yang unggul seperti
manga, nangka, kacang Panjang, cabai, dll. Selain itu juga
terdapat sektor pertambangan, namun sektor tersebut

10
mengalami penurunan tiap tahun disebabkan Batu Kapur yang
menjadi lahan penambangan justru dijadikan tempat wisata.
Di Bangkalan juga terdapat sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan motor, sektor tersebut juga
menunjang kebutuhan pengusaha Bangkalan yang mayoritas
berusaha besi tua, namun ada yang memanfaatkan sektor
tersebut sebagai fasilitas balap liar yang banyak dilakukan
oleh remaja Bangkalan. Sektor pengadaan listrik dan gas
menjadi sektor terendah karena rendahnya infrastruktur
listrik pada tahun 2016 dan banyak terjadi masalah
dikalangan pejabat mengenai pengadaan listrik.
Perkembangan sektor industri yang berkesinambungan dan
diikuti dengan penguatan di sektor-sektor pendukung lainnya
akan memungkinkan peningkatan produktifitas yang
signifikan dan pada saatnya diharapkan akan meningkatkan
kesejahteraan dan standar kehidupan masyarakat Madura,
khususnya Bangkalan.

11
(halaman ini sengaja dikosongkan)

12
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab tiga kajian pustaka akan dibahas
mengenai pengertian ekonomi, ekonomi makro, sektor
perekonomian dan variabel yang mempengaruhi ekonomi.
III.1. EKONOMI
Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani “oikos” yang
berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti aturan atau
hukum. Sehingga ekonomi berarti seseorang yang mengatur
rumah tangga. Menurut Alfred Marshall, ekonom Inggris pada
abad ke-19 “Ekonomi adalah ilmu tentang manusia dalam
urusan sehari-hari”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana
masyarakat mengelola sumber daya yang terbatas
III.2. EKONOMI MAKRO
Ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari
fenomena ekonomi secara luas, termasuk pertumbuhan
dalam pendapatan, perubahan harga, hingga tingkat
pengangguran. Ilmu ekonomi makro merupakan ilmu ekonomi
yang pada khususnya mempelajari mekanisme bekerjanya
perekonomian secara keseluruhan (Putong, 2015:1). Ilmu
ekonomi makro lebih berfokus pada total output suatu
produk barang atau jasa, tingkat inflasi , pengangguran dan
tingkat nilai tukar. Kunci utama dalam makroekonomi yaitu
apakah sebuah harga fleksibel atau tidak. Menurut
kebanyakan dari makroekonomika, model harga yang
fleksibel menggambarkan sebuah ekonomi dalam jangka
13
panjang. Dan kebalikannya model harga yang tidak fleksibel
menggambarkan bahwa sebuah ekonomi berjalan dalam
jangka pendek.
III.3. SEKTOR PEREKONOMIAN
Terdapat sembilan sektor yang perlu untuk diamati,
yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar dan
kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, properti,
real estate, dan konstruksi pembangunan, infrastruktur,
utilitas dan transportasi, keuangan, perdagangan jasa dan
investasi. Dalam sektor pertanian terdapat sub sektor
tanaman pangan, perkebunan, pertenakan, perikanan dan
kehutanan. Yang kedua dalam sektor pertambangan terdapat
sub sektor pertambangan batubara, minyak dan gas bumi,
logam mineral, dan batu-batuan. Ketiga, dalam sektor
industri dasar dan kimia terdapat sub sektor semen, keramik,
porselen, kaca, logam, kimia, plastik kemasan, pakan ternak,
kayu dan pengolahannya, dan pulp dan kertas. Keempat yaitu
sektor aneka industri, dalam sektor industri terdapat
bebarapa sub sektor diantara sub sektor mesin dan alat
berat, otomotif dan komponen, tekstil dan garment, kabel,
dan elektronika. Sektor industri barang dan konsumsi memliki
sub sektor makanan dan minuman, rokok, farmasi, keperluan
dan peralatan rumah tangga, serta kosmetik. Pada sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi memiliki sub sektor
energi, jalan tol, bandara, pelabuhan, telekomunikasi,
transportasi dan konstruksi non bangunan. Sekto keuangan
memiliki sub sektor bank, Lembaga pembiayaan, perusahaan

14
efek dan asuransi. Dan yang terakhir sektor perdagangan jasa
dan investasi memiliki sub sektor perdagangan besar,
perdagangan eceran, pariwisata, hotel dan restoran,
advertising, printing, media, kesehatan, jasa computer dan
perangkat lainnya, dan perusahaan investasi.
III.4. VARIABEL YANG MEMPENGARUHI EKONOMI
Pada sub bab 3.4 variabel yang mempengaruhi
ekonomi akan dijelaskan mengenai variabel terikat yang
meliputi pertumbuhan ekonomi dan variabel bebas yang
meliputi pendapatan negara, pengeluaran pemerintah,
kependudukan, inflasi dan pengangguran.
1. Variabel terikat
a. Pertumbuhan ekonomi
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu
negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Dalam
menghitung pertumbuhan ekonomi digunakan PDB (produk
Domestik Bruto) dan PNB (Produk Nasional Bruto).
2. Variabel bebas
a. Pendapatan negara
Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan negara termasuk
penerimaan pajak, penerimaan dana hibah dan lain
sebagainya.

15
b. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah merupakan sebuah cerminan
dari sebuah kebijakan pemerintah. Jika suatu pemerintah
membuat suatu kebijakan atau aturan untuk mengkonsumsi
suatu barang atau jasa tertentu maka pemerintah juga perlu
untuk mengeluarkan biaya untuk kebijakan atau aturan
tersebut. Sehingga pengeluaran pemerintah juga dpat
berpengaruh pada ekonomi negara.
c. Kependudukan dan pengangguran
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di
wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau
lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan
tetapi bertujuan untuk menetap. Tenaga kerja yaitu seorang
penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih yang sedang
mencari dan mempunyai pekerjaan dan mendapatkan
penghasilan. Kependudukan dan jumlah tenaga kerja
berpengaruh pada ekonomi. Jika suatu negara memiliki
jumlah penduduk yang tinggi, maka negara tersebut memiliki
jumlah konsumen yang tinggi yang berpotensi meningkatkan
penghasilan negara. Tetapi, apabila jumlah penduduk yang
tinggi tidak diimbangi dengan adanya lahan pekerjaan yang
cukup, maka akan banyak terjadi pengangguran sehingga
menyebabkan sebuah negara menjadi tidak produktif dan
tidak dapat memaksimalkan pendapatan negara.
d. Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang secara
umum dalam pereknonomian. Penyebab dari sebuah inflasi

16
yaitu disebabkan oleh pertumbuhan jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Ketika pemerintah mencetak banyak
uang, maka nilai uang tersebut akan turun yang kemudian
dapat berdampak pada ekonomi.

17
(halaman ini sengaja dikosongkan)

18
BAB IV
METODELOGI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai metodologi
pengerjaan laporan. Metodologi ini berisi flowchart dan
penjelasan dari flowchart tersebut.
IV.1. Flowchart
Berikut ini flowchart proses pengerjaan laporan kami
mengenai analisis sektor industri Kabupaten Bangkalan.

START

Memilih Objek Amatan

Mengiidentifikasi
Masalah

Perumusan Masalah
dan Tujuan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis dan
Interprestasi Data

Penarikan
Kesiimpulan

END

Gambar IV.1. 1 Flowchart Tugas Besar PIE

19
IV.2. Penjelasan Flowchart
Berikut ini penjelasan dari flowchart yang telah kami
buat. Proses pembuatan laporan ini dimulai dengan
menentukan objek amatan, penulis memilih Kabupaten
Bangkalan sebagai objek amatan. Lalu penulis
mengedentifikasi masalah serta tujuan berdasarkan
gambaran umum dan sektor-sektor industri apa saja yang
berkembang dan berkontribusi di Kabupaten Bangkalan.
Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui aspek-aspek
ekonomi yang berpengaruh di Kabupaten Bangkalan. Setelah
itu pengumpulan data yang didapatkan dari internet dan
buku/jurnal ilmiah yang tertera didalam daftar pustaka. Lalu
menganalisis dan mengolah data yang telah terkumpul sesuai
dengan kebutuhan. Lalu data-data tersebut digunakan
sebagai basis penarikan kesimpulan sebagai hasil akhir.

20
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
V.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bagian ini akan dilakukan pengumpulan data
terkait dengan Kabupaten Bangkalan, data disesuaikan
dengan kebutuhan responser pada bab analisis dan
interpretasi data.
V.1.1. Data 9 Sektor Ekonomi
Tabel 5.1.1.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 2012-2016
Tabel V.1.1. 1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 2012-
2016
Berikut adalah tabel yang berisi persentase peranan
PDRB menurut lapangan usaha 2012-2016.
Lapangan Usaha / 2012 2013 2014 2015 2016
Industry (%) (%) (%) (%) (%)
Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan/
19,90 20,58 20,32 25,51 26,33
Agriculture,
Forestry and
Fishing
Pertambangan dan
Penggalian/Mining 42,20 40,17 40,50 25,65 21,58
and Quarrying
Industri
Pengolahan/Manufa 1,93 1,99 1,99 2,47 2,55
cturing
Pengadaan Listrik 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04

21
dan Gas/Electricity
and Gas
Lapangan Usaha / 2012 2013 2014 2015 2016
Industry (%) (%) (%) (%) (%)
Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur
Ulang/Water 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08
supply, Sewerage,
Waste Management
and Remediation
Activities
Konstruksi/
8,78 9,34 9,83 12,12 13,14
Construction
Perdagangan
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil
dan Sepeda
Motor/ Wholesale 11,00 11,41 11,29 14,20 15,31
and Retail
Trade; Repair of
Motor Vehicles and
Motorcycles
Transportasi dan
Pergudangan/
Transportation
1,04 1,06 1,05 1,33 1,40
and Storage

22
Lapangan Usaha /
2012 2013 2014 2015 2016
Industry
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum/
0,78 0,80 0,82 1,06 1,16
Accommodation
and Food Service
Activities
Informasi dan
Komunikasi/
3,40 3,54 3,41 4,20 4,47
Information and
Communication
Jasa Keuangan
dan Asuransi/
Financi l and 1,32 1,38 1,35 1,67 1,77
Insurance
Activities
Real Estat/ Real
0,87 0,87 0,84 1,06 1,12
Estate Activities
Jasa Perusahaan/
0,19 0,19 0,19 0,24 0,25
Business Activities
Administrasi
Pemerintaha ,
Pertahanan dan 4,62 4,71 4,50 5,60 5,88
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan/
Education
3,00 3,02 2,97 3,74 3,85

23
Lapangan Usaha / 2012 2013 2014 2015 2016
Industry (%) (%) (%) (%) (%)
Jasa Kesehadan
Kegiatan Sosial/
Human 0,28 0,28 0,28 0,35 0,36
Health and Social
Work Activities
Jasa lainnya/
Other Services 0,60 0,58 0,56 0,69 0,71
Activities
Produk
Domestik
Regional
Bruto/
Gross
Regional
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Domestic
Product
* Angka sementara/ Preliminary Figures
** Angka sangat sementara/ Very Preliminary Figures
(Badan Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan, 2016)
Gambar 5.1.1.1 mengenai grafik pertumbuhan
ekonomi kabupaten Bangkalan, 2012-2016 (persen).

24
Gambar V.1.1. 1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangkalan,
2012-2016 (persen)
(Badan Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan, 2016)
V.1.2. Data Ekspor Impor Kabupaten Bangkalan
Tabel V.1.2. 1 Perkembangan Ekspor Kabupaten Bangkalan,
Tahun 2012-2016
Tabel di bawah ini memaparkan mengenai angka
perkembangan ekpor di Kabupaten Bangkalan pada tahun
2012-2016.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Total Nilai Ekspor
a. ADHB (Juta 10.634.8 11.953. 13.554.4 10.561.7 9.994.2
Rp) 98,8 527,0 93,3 59,9 29,7
b. ADHK 2000 9.328.44 9.931.1 10.284.6 9.259.76 8.799.3
(Juta Rp) 4,6 96,3 91,4 6,9 98,8
Proporsi
terhadap PDRB 59,0 61,18 62,4 55,0 50,0
(%-ADHB)
Pertumbuhan -5,0 0,7 9,5 -10,0 -5,0
(Badan Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan, 2016)
Tabel V.1.2. 2 Perkembangan Impor Kabupaten Bangkalan, Tahun
2012-2016
Tabel di bawah ini memaparkan mengenai angka
perkembangan impor di Kabupaten Bangkalan pada tahun
2012-2016.

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Total Nilai Impor
a. ADHB 8 214 9 721 11 035 11 614 11 415

25
(Juta Rp) 743,2 294,0 099,3 170,1 796,3
b. ADHK 2000 7 052 7 921 8 676 8 762 8 806
(Juta Rp) 776,9 309,5 017,1 347,2 891,7
Proporsi
terhadap PDRB 45,5 49,75 50,8 60,5 57,1
(%-ADHB)
Pertumbuhan 11,0 12,3 9,5 1,0 0,5
(Badan Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan, 2016)
V.1.3. Pareto Chart
Pada pareto chart ini menunjukan grafik distribusi
setiap sektor ekonomi di Kabupaten Bangkalan.

Gambar V.1.3. 1 Pareto Chart Sembilan Sektor Kabupaten


Bangkalan

26
BAB VI
ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA
Pada Bab VI Analisis dan Interprestasi Data penulis
menganalisis sektor tertinggi dan sektor terandah di
Kabupaten Bangkalan. Penulis juga menganalisis mengenaik
transfer sektor antar Kabupaten/Kota di Kabupaten
Bangkalan.
VI.1. Analisis Sektor Tertinggi dari 9 Sektor Ekonomi
Menurut data dari Badan Pusat Statistika Kabupaten
Bangkalan, diperoleh persentase distribusi setiap sektor
ekonomi di Kabupaten Bangkalan. Pada tahun 2016 sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan 26,33 persen;
pertambangan dan penggalian 21,58 persen; industri
pengolahan 2,55 persen; pengadaan listrik dan gas 0,04
persen; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
ulang 0,08 persen; kontruksi 13,14 persen; perdagangan
besardan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 15,31
persen; transportasi dan pergudangan 1,40 persen;
penyediaan akomodasi dan makan minum 1,16 persen;
informasi dan komunikasi 4,47 persen; jasa keuangan dan
asuransi 1,77 persen; real estat 1,12 persen; jasa perusahaan
0,25 persen; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib 5,88 persen; jasa pendidikan 3,85
persen; jasa kesehatan kegiatan sosial 0,36 persen; dan jasa
lainnya 0,71 persen.
Pemanfaatan lahan di Kabupaten Bangkalan terbagi
menjadi 2 macam, yaitu lahan terbangun dan tidak
27
terbangun. Lahan terbangun terdiri dari permukiman sebesar
13.028,72 Ha atau 10,29% dari luasan total di Kabupaten
Bangkalan (Badan Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan,
2013). Kawasan permukiman termasuk perumahan,
perdagangan jasa, pendidikan dan ruang terbuka hijau.
Sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari sawah lahan
basah, tanah ladang, semak belukar/tanah tandus, hutan,
pantai berhutan bakaudan tambak. Dari data tersebut bisa
disimpulkan alasan sektor pertanian menjadi sektor tertinggi.
Lahan di Kabupaten Bangkalan dominan digunakan sebagai
lahan tidak terbangun. Sehingga sektor pertanian bisa
berkembang pesat.
Dari data yang dikumpulkan didapatkan bahwa sektor
tertinggi di Kabupaten Bangkalan adalah sektor pertanian.
Sektor tersebut bisa menjadi sektor tertinggi di Kabupaten
Bangkalan karena luas wilayah di Bangkalan dominan
digunakan sebagai kawasan pertanian. Kawasan pertanian
terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sawah, tegalan, dan
perkebunan. Kawasan pertanian jenis sawah banyak
dijumpai di wilayah utara Kabupaten Bangkalan terutama
pada kecamatan Burneg, Tanjungbumi, Arosbaya, dan
sebagian Kecamatan Socah. Tegalan tanah kering merupakan
luasan penggunaan tanah terbesar di Kabupaten Bangkalan.
Tegalan tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten
Bangkalan terutama di daerah yang kekurangan air dan
mengandalkan air (Swaryan Wimardana,2015). Luas tanah
tegalan secara keseluruhan mencapai 42,65% dari total luas

28
tanah di Kabupaten Bangkalan atau 53.987 Ha (Badan Pusat
Statistika Kabupaten Bangkalan, 2013). Perkebunan di
Kabupaten Bangkalan banyak ditemukan di Kecamatan
Geger, Burneh, Konang, dan Kokop. Luas kawasan
perkebunan di Kabupaten Bangkalan adalah 14.538 Ha atau
11,49% dari total luas di Kabupaten Bangkalan (Badan Pusat
Statistika Kabupaten Bangkalan, 2013).
Semakin berkembangnya jaman maka semakin tinggi
perubahan fungsi tanah pertanian menjadi kawasan
terbangun, maka untuk mempertahankan kawasan pertanian
khususnya sawah beririgasi teknis dan lahan abadi pertanian
pangan perlu ditingkatkan intensifikasinya. Untuk menunjang
peningkatan dari nilai manfaat melalui peningkatan
pelayanan irigasi dari setengah teknis menjadi teknis dan
sederhana menjadi setengah teknis (Syarwan Wimardana,
2015). Pengembangan sawah selain padi juga dilakukan
penerapan sistem mina padi, tumpangsari dan sebagainya.
VI.2. Analisis Transfer Sektor
Nilai impor Kabupaten Bangkalan pada tahun 2016
sebanyak 11.415.796,3 juta rupiah dan mengalami
peningkatan dari tahun 2015. Tetapi proporsi impor luar
negeri terhadap PDRB Kabupaten Bangkalan pada tahun 2016
mengalami penurunan menjadi sebesar 57.1 persen, dan
secara riil nilai impor pada tahun 2016 juga mengalami
penurunan sebesar 0,5 persen. Penurunan nilai impor
disebabkan oleh turunnya penggunaan dan pembelian barang
dan jasa dari luar negeri. Hal tersebut diakibatkan oleh hasil

29
produksi Kabupaten Bangkalan yang meningkat dan kualitas
hasil produksi yang tidak kalah dengan barang dan jasa dari
luar negeri.
Nilai ekspor, proporsi terhadap PDRB dan pertumbuhan
riil ekspor Kabupaten Bangkalan juga mengalami penurunan
terhadap tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 nilai ekspor
Kabupaten Bangkalan yaitu sebesar 9.994.299,7 juta rupiah,
dengan proporsi terhadap PDRB sebesar 50 persen dan
pertumbuhan riil ekspor yang minus 5 persen. Penurunan
nilai ekspor tersebut diakibatkan oleh turunnya konsumsi
produk asal Bangkalan diluar negeri. Meskipun hasil produksi
Kabupaten Bangkalan memiliki kenaikan hasil jumlah
produksi dan peningkatan kualitas produksi, adanya
perubahan regulasi di pemerintahan menyebabkan turunnya
nilai ekspor Kabupaten Bangkalan. Pergantian pemerintahan
atau masa transisi pemerintahan, menyebabkan terjadinya
perubahan terhadap regulasi ekspor-impor Indonesia yang
juga berdampak pada ekspor produk Kabupaten Bnagkalan.
VI.3. Analisis Sektor Terendah dari 9 Sektor Ekonomi
Menurut data dari Badan Pusat Statistika Kabupaten
Bangkalan, diperoleh persentase distribusi setiap sektor
ekonomi di Kabupaten Bangkalan. Pada tahun 2016 sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan 26,33 persen;
pertambangan dan penggalian 21,58 persen; industri
pengolahan 2,55 persen; pengadaan listrik dan gas 0,04
persen; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
ulang 0,08 persen; kontruksi 13,14 persen; perdagangan

30
besardan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 15,31
persen; transportasi dan pergudangan 1,40 persen;
penyediaan akomodasi dan makan minum 1,16 persen;
informasi dan komunikasi 4,47 persen; jasa keuangan dan
asuransi 1,77 persen; real estat 1,12 persen; jasa perusahaan
0,25 persen; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib 5,88 persen; jasa pendidikan 3,85
persen; jasa kesehatan kegiatan sosial 0,36 persen; dan jasa
lainnya 0,71 persen.
Berdasarkan penjelasan 9 sektor perekonomian yang
ada di Kabupaten Bangkalan, sektor pengadaan listrik dan gas
yang menjadi sektor terendah yaitu hanya 0,04% (Badan
Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan, 2016). Sektor tersebut
merupakan sektor terendah di Kabupaten Bangkalan karena
imbas dari permasalahan ditahun-tahun sebelumnya.
Permasalahan tersebut timbul dikalangan pejabat dan
pemerintahnya.
Berawal dari putusnya listrik dibawah laut pada
tahun 1998 yang akhirnya PLN memutuskan untuk merelokasi
PLTG dari gresik ke Madura/Bangkalan. Namun saat
pembangunan Jembatan Suramadu PLN merelokasi kembali
ke Gresik dengan alasan lebih ekonomis dan beresiko rendah.
Namun pada tahap eksplorasi tingkat akhir di PLTG Madura,
salah satu pejabat melakukan tindak korupsi. Selain itu
pemasokan listrik ke wilayah bangkalan banyak termakan
oleh Jembatan Suramadu, mengingat Jembatan Suramadu

31
membutuhkan daya sebesar 200 MW sedangkan kebutuhan
listrik di Madura hanya 120 MW.
Permasalahan tersebut juga berhubungan dengan
permasaahan di bidang migas. Salah satu perusahaan
dibidang migas, yaitu PT MKS tidak dapat memenuhi standar
yang diberikan oleh PT Pertamina yang menyebabkan suplai
gas PLTG tak pernah dialirkan. Sebab, PT MKS tidak memiliki
saluran pipa gas yang diwajibkan SKK Migas selaku pemberi
izin distribusi gas.
Untuk meningkatkan sektor pengadaan listrik dan
gas, pemerintah Kabupaten Bangkalan diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan dan melakukan evaluasi secara
menyeluruh terkait permasalahan yang terjadi. Dan
perusahaan yang terkait sektor tersebut dapat meningkatkan
kualitas dalam beroperasi sehingga proses pemasokan listrik
dan gas dapat berjalan dengan lancar.

32
BAB VII
KESIMPULAN
Dalam bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan
dan saran untuk objek amatan, penulis dan responser.
VII.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data
dari berbagai sumber, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ekonomi mikro adalah adalah ilmu yang menganalisis
bagian-bagian kecil dari kegiatan perekonomian.
Sedangakan ekonomi makro menganalisis keseluruhan
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil
perekonomian.
2. Sektor pertanian menjadi sektor teringgi di Kabupaten
Bangkalan karena luas wilayah di Kabupaten Bangkalan
dominan digunakan sebagai kawasan pertanian. Adapun
sektor pengadaan listrik dan gas menjadi sektor
terendah karena terjadi masalah dipemerintahan yang
diakibatkan oleh realokasi PLTG ke Gresik dan
pembangunan Jembatan Suramadu sehingga pemasokan
listrik dan gas menjadi terganggu.
3. Sektor pertanian menjadi sektor tertinggi di Kabupaten
Bangkalan dengan 26,33 persen. Sedangkan pengadaan
listrik dan gas menjadi sektor terendah di Kabupaten
Bangkalan dengan persentase 0,04 persen.
4. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan tahun 2016
meningkat dari tahun 2015.
33
5. Variabel-variabel ekonomi yang berupa pendapatan
daerah Kabupaten Bangkalan memiliki dampak terhadap
proses bisnis Kabupaten Bangkalan, karena apabila
sektor tertinggi mengalami penurunan maka
perekonomian Bangkalan juga mengalami penurunan
mengingat sektor tersebut sebagai penyumbang terbesar
pendapatan Bangkalan. Hal tersebut juga berlaku
terhadap sektor terendahnya, jika sektor terendah
mengalami kenaikan maka perekonomian Bangkalan juga
mengalami kenaikan karena salah satu penunjang
pendapatan Bangkalan juga berasal dari sektor tersebut
walaupun sektor tersebut memiliki tingkat kontribusi
paling rendah.
VII.2. Saran
Pada sub bab VII.2. berisi tentang saran bagi
pengerjaan tugas besar, objek amatan, maupun responser.
VII.2.1. Bagi Pengerjaan Tugas Besar
1. Penulis memperbanyak sumber data.
2. Memahami data dengan baik agar mudah dalam
menganalisis.
VII.2.2. Bagi Objek Amatan
1. Agar sektor perekonomian dapat dikembangkan dengan
cara memaksimalkan potensi dan SDM yang ada sehingga
lebih merata dan optimal.
2. Sektor tertinggi lebih diintensifikasi agar mampu
mempertahankan posisi tertingginya.

34
3. Ekspor dan impor lebih diperluas di berbagai daerah
maupun internasional.
4. Sektor terendah lebih ditingkatkan agar tidak terjadi
deviasi yang tinggi antar sektor.
VII.2.1. Bagi Responser
1. Membaca laporan dengan bijak.
2. Mampu menjadi motivasi untuk mengembangkan sektor
ekonomi di Kabupaten Bangkalan.

35
(halaman ini sengaja dikosongkan)

36
Daftar Pustaka
Abdullah. (1992). Materi Pokok Pendidikan IPS-2: Buku 1,
Modul 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Admincity. (t.thn.). Peta Kecamatan Bangkalan, Kabupaten
Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Dipetik Novemeber
Selasa, 2017, dari CityMap: http://citymap.xyz/peta-
kecamatan-bangkalan-kabupaten-bangkalan-provinsi-
jawa-timur/
Anonim. (t.thn.). Jurusan Informatika Universitas Syiah
Kuala. Dipetik November Senin, 2017, dari Jurusan
Informatika Universitas Syiah Kuala:
http://www.informatika.unsyiah.ac.id/index.php/be
rita/postingan-berita-terbaru
Anonim. (t.thn.). Kabupaten Bangkalan. Dipetik November
Senin, 2017, dari Kabupaten Bangkalan:
http://www.bangkalankab.go.id/v4/
Anonim. (t.thn.). Pengantar Ekonomi Makro. Dipetik Oktober
Selasa, 2017, dari Landasan Teori:
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/
RS1_2015_1_1235_Bab2.pdf
Anonim. (t.thn.). Sektor Pertanian. Dipetik November Senin,
2017, dari Saham OK:
https://www.sahamok.com/emiten/sektor-
pertanian/

37
Anonim. (t.thn.). Uraian Teoritis. Dipetik November Senin,
2017, dari Teori Pertumbuhan Ekonomi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12345
6789/25392/Chapter%20II.pdf?sequence=4
Badan Pusat Statistika. (t.thn.). Kependudukan. Dipetik
November Senin, 2017, dari Konsep:
https://www.bps.go.id/subjek/view/id/12
Badan Pustaka Statistika Kabupaten Bangkalan. (2017).
Kabupaten Bangkalan dalam Angka 2017. Bangkalan:
Badan Pustaka Statistika Kabupaten Bangkalan.
Badan Pustaka Statistika Kabupaten Bangkalan. (2017).
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Bangkalan Menurut Pengeluaran 2012-2016.
Bangkalan: Badan Pustaka Statistika Kabupaten
Bangkalan.
Choselly. (t.thn.). Pendapatan Nasional. Dipetik November
Jumat, 2017, dari Pendapatan Nasional:
https://www.scribd.com/
Diar, D. T. (t.thn.). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1986-2014.
Dipetik November Senin, 2017, dari Universitas
Muhammadiyah Surakarta:
http://eprints.ums.ac.id/51007/26/NASKAH%20PUBLI
KASI-DESTRI.pdf
Gilarso, T. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.
Yogyakarta: Kanisius.

38
Mankiw, N. G. (2014). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta:
Salemba Empat.
Manurung, P. R. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pratiwi, E. W. (2017). Menurut Lapangan Usaha PDRB
Kabupaten Bangkalan 2012-2016. Bangkalan: Badan
Pusat Statistika Kabupaten Bangkalan.
Putong, I. (2015). Ekonomi Makro: Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro. Dipetik November Senin, 2017, dari Google
Book:
https://books.google.co.id/books?id=WbMjBgAAQBAJ
&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Satradipoera, K. (2001). Sejarah Pemikiran Ekonomi: Suatu
Pengantar Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi.
Bandung: Kappa Sigma.
Setiawan, A. (2014). Struktur Pasar. Dipetik November Senin,
2017, dari Struktur Pasar:
http://aristwn.staff.iainsalatiga.ac.id/
Sholih, M. (2015). Pertamina Perseri Beli Elpiji dari Gas
Bangkalan Olahan PT MKS. Dipetik November Senin,
2017, dari Metro TV News:
http://news.metrotvnews.com/hukum/4baEGmWb/p
ertamina-persero-beli-elpiji-dari-gas-bangkalan-
olahan-pt-mks
Sulaksono, A. (t.thn.). Analisis Produk Domestik Regional
Bruto, Investasi, Tenaga Kerja Sektor Pertambangan

39
Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Dipetik
November Jumat, 2017, dari
agussulaksono.staff.gunadarma.ac.id
Untung, F. (2014). Kronologi Kasus Proyek Migas Bangkalan.
Dipetik November Senin, 2017, dari Metro TV News:
http://news.metrotvnews.com/hukum/dN6jqxrN-
kronologi-kasus-proyek-migas-bangkalan
Wimardana, A. S. (2015). Mata Kuliah Ekonomi Wilayah
Tugas IV Studi Kasus. Dipetik November Minggu,
2017, dari academia:
https://www.academia.edu/25664069/Pengembanga
n_Ekonomi_Wilayah_Kabupaten_Bangkalan_Berdasar
kan_Konsep_Agropolitan

40
LAMPIRAN

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai