Penelitian Teknik Sipil 2
Penelitian Teknik Sipil 2
Abstrak
Belajar dari bencana gempa bumi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, seperti
gempa bumi Aceh dan Yogyakarta ada suatu fenomena kegagalan geser pada komponen
kolom struktur (shear failure in column) yang diakibatkan oleh kehadiran dinding bahan
pengisi (masonry wall) yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Dalam perencanaan bangunan
beton bertulang yang merupakan komponen struktur utama adalah; balok, pelat, kolom, dan
pondasi. Pemasangan diding bahan pengisi dinding pengisi dilakukan setelah komponen
struktur utama selesai dikerjakan, sehingga dianggap hanya sebagai beban gravitasi atau
komponen non-struktural. Pada kenyataanya yang terjadi di lapangan saat terjadi gempa bumi
yang mengakibatkan gaya lateral yang besar terhadap bangunan, dinding pengisi memberikan
pengaruh yang besar terkadap kekakuan dan kekuatan struktur, sehingga pengaruh
keruntuhannya berbeda dengan portal terbuka.
1. Pendahuluan
Panel dinding bahan pengisi biasa dipasang pada rangka struktur baja maupun beton
bertulang. Dinding dapat menutupi tembok bangunan secara keseluruhan dan ada juga
yang memilikli bukaan seperti untuk pintu dan jendela. Namun dalam perencanaan
struktur bangunan, dinding bahan pengisi hanya diperlakukan sebagai sekat atau
partisi tanpa fungsi struktural. Padahal apabila terjadi gempa kuat dinding bahan
pengisi dapat mempengaruhi kekakuan dan kekuatan struktur yang kadang tidak
menguntungkan pada struktur bagunan yang dapat menimbulkan kerusakan.
2. Latar Belakang
Apabila bercermin dari beberapa kejadian gempa bumi di Indenesia khususnya gempa
bumi yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006 dengan
kekuatan 6,3 skala ricthter. Banyak bangunan rumah penduduk yang rata dengan tanah
yang mengakibatka ribuan korban jiwa dan harta benda.
Gambar 2. Kerusakan pada kolom bangunan sekolah akibat kehadiran dinding masonry yang mengalami gaya
gempa
Gambar 3. Kegagalan geser pada kolom akibat gempa bumi Aceh tahun 2004
3. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan dari tulian ini adalah untuk :
1. Membandingkan perilaku struktur portal beton bertulang antara model portal
kosong (tanpa bahan pengisi) dengan portal yang memiliki bukaan pada dinding,
yang sama-sama mengalami gaya gempa dengan analisa tiga dimensi.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh bukaan pada dinding terhadap kekuatan
struktur portal beton bertulang yang mengalami gaya gempa.
5. Metodologi
Analisa kekuatan bangunan struktur beton bertulang tahan gempa dilakukan dengan
menggunakan program Computer and Structure, Inc. yaitu progam Extended Three
Dimensional Analysis of Building Systems ( ETABS ).
Adapun kasus kasus yang ditinjau adalah adalah sebagai berikut
5. Pemodelan Struktur
Gambar 4. Model 1 Bare Fame Gambar 5. Model 2 Frame with Full Wall
Gambar 6. Model 3 Frame with Lintel Beam Gambar 7. Model4 Frame with Opening
Fx = 4146,438 kg ; Fy = 8292,876 kg
Model pembebanan akibat beban mati atap Model pembebanan akibat beban hidup atap
Tabel Gaya Geser Kolom (V) Yang Terjadi Pada Setiap Case
V Case II V Case III V Case IV
Column Tinggi (m) V Case I (kg) (kg) V II (%) (kg) V III (%) (kg) V IV (%)
C1 0 844,080 31,720 3,76 -5,580 -0,66 48,210 5,71
C1 1,15 844,080 5,400 0,64 -1163,540 -137,85 39,260 4,65
C1 1,3 844,080 4,610 0,55 1014,740 120,22 59,180 7,01
C1 1,9 844,080 0,930 0,11 1014,740 120,22 0,270 0,03
C1 2,55 844,080 -7,760 -0,92 1014,740 120,22 -78,890 -9,35
C1 2,7 844,080 -14,900 -1,77 -1109,560 -131,45 -103,530 -12,27
C1 3,8 844,080 107,110 12,69 812,490 96,26 310,600 36,80
Tabel Perbandingan Displacement Arah Y Setiap Case Terhadap Case I ( Case With Bare Frame)
Displacement Case
Displacement Case I Displacement Case II Displacement Case III IV
Story Point UY1 (mm) UY2 (mm) UY2 (%) UY3 (mm) UY3 (%) UY4 (mm) UY4 (%)
STORY2 1 13,565 0,1248 0,92 0,87 6,41 0,293 2,16
BASE 1 0 0 0 0
STORY2 2 10,1814 0,1088 1,07 0,6398 6,28 0,2151 2,11
BASE 2 0 0 0 0
STORY2 3 13,5819 0,1141 0,84 0,8648 6,38 0,2356 1,73
BASE 3 0 0 0 0
STORY2 4 13,2422 0,0284 0,21 0,7178 5,42 0,1661 1,25
BASE 4 0 0 0 0
STORY2 5 13,2533 0,0255 0,19 0,7175 5,41 0,1141 1,09
BASE 5 0 0 0 0
STORY2 6 12,9743 0,0102 0,08 0,6753 5,2 0,1272 0,98
BASE 6 0 0 0 0
STORY2 7 9,7954 0,0082 0,08 0,4881 4,98 0,0769 0,78
BASE 7 0 0 0 0
STORY2 8 12,9798 0,0093 0,07 0,6752 5,2 0,0761 0,59
BASE 8 0 0 0 0
STORY2 9 12,7663 0,0041 0,03 0,6398 5,01 0,0827 0,65
BASE 9 0 0 0 0
STORY2 10 12,7663 0,0041 0,01 0,64 5,01 0,0512 0,4
BASE 10 0 0 0 0
STORY2 11 12,6096 0,0018 0,01 0,6129 4,86 0,0523 0,41
BASE 11 0 0 0 0
STORY2 12 9,5139 0,0014 0,01 0,4421 4,65 0,0316 0,33
BASE 12 0 0 0 0
STORY2 13 12,6041 0,0026 0,02 0,6133 4,87 0,037 0,29
BASE 13 0 0 0 0
STORY2 14 12,5113 0,0008 0,01 0,5961 4,76 0,0448 0,36
BASE 14 0 0 0 0
STORY2 15 12,5001 0,0037 0,03 0,5968 4,77 0,0315 0,25
BASE 15 0 0 0 0
STORY2 16 12,464 -0,0028 0,02 0,5657 4,54 0,0288 0,23
BASE 16 0 0 0 0
STORY2 17 9,2021 0,0007 0,01 0,382 4,15 0,0126 0,14
BASE 17 0 0 0 0
STORY2 18 12,4472 0,0079 0,063 0,5716 4,59 0,0219 0,18
BASE 18 0 0 0 0
Tablel Perbandingan Displacement Arah X Setiap Case Terhadap Case I ( Case With Bare Frame)
Displacement Case
Displacement Case I Displacement Case II III Displacement Case IV
Story Point UX (mm) UX (mm) UX 2(%) UX (mm) UX3 (%) UX (mm) UX4(%)
STORY2 1 15,7826 0,0741 0,47 0,0677 0,43 0,0698 0,44
BASE 1 0 0 0 0
STORY2 2 15,6707 0,0216 0,14 0,0246 0,16 0,0224 0,14
BASE 2 0 0 0 0
STORY2 3 15,6188 0,0066 0,04 0,021 0,13 0,0133 0,09
BASE 3 0 0 0 0
STORY2 4 10,9496 0,0579 0,53 0,061 0,56 0,0578 0,53
BASE 4 0 0 0 0
STORY2 5 10,3881 0,0064 0,06 0,0101 0,1 0,0098 0,09
BASE 5 0 0 0 0
STORY2 6 14,1536 0,0555 0,39 0,0459 0,32 0,0512 0,36
BASE 6 0 0 0 0
STORY2 7 14,043 0,0193 0,14 0,0233 0,17 0,0199 0,14
BASE 7 0 0 0 0
STORY2 8 13,9864 0,0187 0,13 0,0397 0,28 0,0253 0,18
BASE 8 0 0 0 0
STORY2 9 10,7511 0,0473 0,44 0,0381 0,35 0,0455 0,42
BASE 9 0 0 0 0
STORY2 10 10,5148 0,015 0,14 0,0334 0,32 0,0215 0,2
BASE 10 0 0 0 0
STORY2 11 14,1532 0,0557 0,39 0,0458 0,32 0,0512 0,36
BASE 11 0 0 0 0
STORY2 12 14,043 0,0193 0,14 0,0233 0,17 0,0204 0,16
BASE 12 0 0 0 0
STORY2 13 13,9868 0,0185 0,13 0,0398 0,28 0,0257 0,18
BASE 13 0 0 0 0
STORY2 14 10,6282 0,0497 0,47 0,0323 0,3 0,0467 0,44
BASE 14 0 0 0 0
STORY2 15 10,7095 0,0146 0,14 0,0396 0,37 0,0197 0,18
BASE 15 0 0 0 0
STORY2 16 15,7858 0,0612 0,39 0,0584 0,37 0,061 0,39
BASE 16 0 0 0 0
STORY2 17 15,6707 0,0216 0,14 0,025 0,16 0,0231 0,15
BASE 17 0 0 0 0
STORY2 18 15,6156 0,0195 0,12 0,0318 0,2 0,0239 0,15
BASE 18 0 0 0 0
Gambar 8. Momen dan Lintang pada Case I Gambar 9. Momen dan Lintang pada Case II
Gambar 10. Momen dan Lintang pada Case III Gambar 11. Momen dan Lintang pada Case IV
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisa yang dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dinding masonry
terhadap kekuatan kolom struktur beton bertulang akibat gaya gempa dengan
membandingkan displacement, momen dan gaya geser, dimana terjadi perubahan
respon struktur pada CASE II (Frame with Full Wall), CASE III (Frame with Lintel
Beam), dan CASE IV (Frame with Opening Window and Door) bila dibandingkan
dengan CASE I (Bare Frame).
2. Terjadi perbesaran gaya geser pada pertemuan balok lintel dengan kolom sebesar (0.52
sampai 37.85) persen pada CASE III. Hal ini diakibatkan oleh perpendekan kolom
(short column) sehingga terjadi konsentrasi gaya geser pada pertemuan balok lintel
dengan kolom yang dapat menimbulkan shear failure ini column.
3. Balok lintel sangat diperlukan sebagai perkuatan pada dinding. Namun perlu
diperhatikan perencanaan tulangan geser pada pertemuan kolom dengan balok lintel
supaya kegagalan geser pada kolom (shear failure in column) dapat dihindari.
Saran
Setelah melakukan analisis dan evaluasi pengaruh dinding masonry terhadap kekuatan
kolom pada bangunan sekolah maka diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai kerusakan bangunan akibat gempa bumi,
mengingat bahwa hampir setiap saat gempa bumi mengintai kehidupan umat manusia
yang selalu siap untuk menelan korban jiwa dan harta benda.
2. Dalam mendesain bangunan tahan gempa perlu diperhitungkan kehadiran bukaan pintu
dan jendela serta balok lintel guna menghindari kegagalan yang sebelumnya tidak
diduga pada kolom.
3. Perlu diperhatikan hubungan koneksi antara panel dinding dan kolom yang lebih deteil
dengan memberikan jangkar atau tulangan vertikal dan horizontal pada dinding
pasangan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono B., Herwani, Model Elemen Hingga Non Linier Untuk Karakterisasi Panel Dinding
Bata Pengisi Terhadap Gaya Lateral Siklik, Proc. ITB Sains & Tek. Vol. 35 A,No.2,
2003.
Dewobroto Wiryanto, Analisa Inelastis Portal – Dinding Pengisi dengan “Equivalent Diagonal
Strut”, Jurnal Teknik Sipil ITB, Edisi Vol. 12/4, Oktober 2005.
Habibullah, A., “ETABS – Three Dimensional Analysis of Building System, User Manual”,
Computers and Structures, Inc, Berkeley, California.
Mostafaei H., Kabeyasawa T., “Effect of Infill Masonry Walls on the Seismic Response of
Reinforced Concrete Building Subjected to the 2003 Bam Eathquake Strong Motion : A
Case Study of Bam Telephone Centre”, Bulletin Earthquake Research Institute, The
University of Tokyo, Vol. 79, 2004.
Paulay T., Priestley, Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Building, John
Wiley and Sons, United State of America, 1992.
Pramono Hadi, ETABS 8.0 Untuk Struktur 2D dan 3D, Maxicom, Palembang, 2005.
Purwono Rachmat, Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, ITS Press, Surabaya,
2005.
Standar Nasional Indonesia (SNI – 1726 – 2002), Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Bandung, 2003.
Wakabayashi Minoru, Design of Earthquake-Resistant Building, McGraw-Hill Book
Company,United State of America, 1986.