Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAY

“FISIOLOGI USUS HALUS”

Nama : Zainul Hamdi


NIM : 020.06.0089
Kelas :B
Blok : Digestif I
Dosen : dr. Kadek Dwi Pramana, M.Biomed., Sp.PD, FINASIM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
Usus halus adalah tempat terminal untuk pencernaan makanan, absorpsi
nutrisi dan sekresi endokrin. Usus halus merupakan bagian terpanjang dari traktus
gastrointestinalis dan terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai plica
ileocaecale. Struktur berupa tabung ini panjangnya sekitar 6-7 meter dengan
diameter yang menyempit dari permulaan sampai ujung akhir, yang terdiri dari
duodenum, jejunum dan ileum.

Permukaan absorpsi mukosa usus halus terdiri dari banyak lipatan.


Valvula koniventes (lipatan kerckring) dapat meningkatkan daerah permukaan
absorpsi mukosa menjadi 3x lipat. Lipatan ini meluas secara sirkular di sekitar
usus dan sangat berkembang di duodenum dan jejunum.
Setiap sel-sel epitel usus pada masing-masing vilus ditandai oleh 1 brush
border, yang terdiri dari 1000 mikrovili (panjang 1 mikrometer, diameter 0,1
mikrometer). Mikrovili meningkatkan daerah absorpsi total sampai 20x lipat.
Gabungan lipatan Kerckring, vili dan mikrovili bisa meningkatkan daerah
absorpsi total mukosa 1000x lipat, 250 m2 atau kira-kira 1 lapangan tenis.
Pada usus halus juga terjadi pencernaan karbohidrat, protein dan lemak.
a. Pencernaan karbohidrat
Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di dalam usus halus.
Enzim amilase yang dikeluarkan oleh pankreas, mencernakan pati
menjadi dekstrin dan maltosa. Penyelesaian pencernaan karbohidrat
dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase yang dikeluarkan oleh sel-sel
mukosa usus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis
disakarida oleh enzim-enzim ini 8 terjadi di dalam mikrovili dan
monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorbsi
melalui sel epitel usus halus dan diangkat oleh sistem sirkulasi darah
melalui vena vorta. Bila konsentrasi monosakarida dalam usus halus
atau mukosa sel cukup tinggi, absorbsi dilakukan secara pasif atau
fasilitatif. Tapi bila konsentrasi turun dilakukan secara melawan
gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion
natrium. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorbsi daripada
fruktosa. Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati dimana
fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa (Almatsier, 2009).
b. Pencernaan Protein
Setelah memasuki usus halus, protein akan dicerna oleh enzim tripsin,
kimotripsin, dan peptidase. Enzimtripsin dan kimotripsin dapat
memecah molekul protein menjadi peptida. Selanjutnya,
peptidase/erepsin akanmemecah peptida menjadi asam-asam amino.
Asam amino tersebut akan diabsorpsi oleh dinding usushalus dan
masuk ke pembuluh darah. Sebagian asam aminolangsung digunakan
oleh jaringan dan sebagianlain mengalami proses pelepasan gugus
amin di hati.Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh. Apabila di
dalam tubuh terjadi kelebihan protein makaprotein tersebut akan
dirombak di hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N dan
senyawa yangtidak mengandung unsur N. Senyawa yang mengandung
unsur N, misal NH3(amonia) dan NH4OH (amoniumhidroksida).
Senyawa yang mengandung unsur N akan disintesis menjadi urea.
Pembentukan ureaberlangsung di dalam hati karena sel-selnya
memproduksi enzim arginase. Urea yang dihasilkan tidakdiperlukan
oleh tubuh dan akan dikeluarkan bersama urine. Sementara itu,
senyawa yang tidak mengandungunsur N akan mengalami sintesis
ulang menjadi bahan baku karbohidrat dan lemak. Dengan
demikian,kedua zat tersebut dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk
menghasilkan energi.
c. Pencernaan Lemak
Pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus dengan bantuan enzim
lipase. Enzim lipase berfungsiuntuk menghidrolisis atau memecah
lemak. Di dalam usus halus, lemak merangsang pengeluaran
hormonkolesistokinin. Hormon kolesistokinin mengakibatkan kantong
empedu berkontraksi sehingga mengeluarkancairan empedu ke dalam
duodenum. Cairan empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak atau
memecahlemak menjadi butiran lemak yang berukuran kecil.
Selanjutnya, enzim lipase akan menghidrolisis lemakteremulsi menjadi
campuran asam lemak dan monogliserida (gliserida tunggal). Asam
lemak dan monogliseridaakan diabsorpsi darah melalui sel-sel mukosa
pada dinding usus halus. Keduanya diubah kembali menjadi lemak
(trigliserida) dengan bentuk partikel-partikel kecil (jaringan lemak).
Timbunan lemak tersebut akan diangkut menuju hati.
Selain melakukan perncernaan, usus halus juga melakukan absorpsi,
dimana kapasitas absorpsi normal usus halus sebanyak beberapa kg
karbohidrat/hari, 500 gr lemak/hari, 500-700 gr asam amino/hari dan 20 liter
air/hari. Proses absorbs air yang terjadi dengan cara difusi, sedangkan untuk
absorpsi glukosa melalui mekanisme ko-transpor natrium,
Penyebab gangguan pencernaan pada usus halus yang paling berat adalah
kegagalan pankreas untuk menyekresi getah pankreas ke dalam usus halus. Tidak
adanya sekresi pankreas seringkali terjadi pada : Pankreatitis, Obstruksi duktus
pankreatikus oleh batu empedu pada ampula vateri dan Pengangkatan kaput
pankreas pada keganasan.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa usus halus


merupakan salah satu organ pencernaan yang memiliki fungsi untuk melakukan
pencernaan dan absorbsi. Pada usus halus terjadi pencernaan dan absorbs
karbohidrat, protein dan lemak, dimana dalam melakukan pencernaan dan absorbs
memerlukan peranan dari enzim-enzim yang menjadi katalisatornya. kapasitas
absorpsi normal usus halus sebanyak beberapa kg karbohidrat/hari, 500 gr
lemak/hari, 500-700 gr asam amino/hari dan 20 liter air/hari. Adanya gangguan
pencernaan pada usus halus disebabkan oleh kegagalan pankreas untuk
menyekresi getah pankreas ke dalam usus halus.
REFRENSI

dr. Kadek, D. P., 2021. Bahan Ajar Fisiologi Usus Halus . Universitas Islam Al-
Azhar : Mataram
Guyton & Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi revisi berwarna ke-
12. Elsevier : Singapore
Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem edisi 9 ; alih
bahasa, Lydia I. Mandera, H.H. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia,
Miranti Iskandar. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai