Anda di halaman 1dari 9

Musik Keroncong Sebagai Implementasi Konsep Merdeka Belajar

(Studi Kasus Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android)

Achmad Oktabrian Yoga Mahendra

Universitas Negeri Surabaya, Surabaya


Oktabrian977@gmail.com

Abstrak

Konsep merdeka belajar menekankan kebebasan berpikir dan kemerdekaan belajar peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran dan hal tersebut dapat diimplementasikan melalui pendidikan seni.
Tujuan penulisan untuk (1) mendeskripsikan konsep merdeka belajar pendidikan seni, (2)
mendeskripsikan merdeka belajar dalam pembelajaran musik keroncong, (3) mendeskripsikan
penerapan media berbasis aplikasi android pada pembelajaran musik keroncong.
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif tentang proses pembelajaran musik
keroncong dalam konteks merdeka belajar dan penerapan media belajar berbasis aplikasi Android
dalam pembelajaran. Implikasi penulisan ini diantaranya adalah pendidikan seni akan mendapat
perhatian besar di sekolah, guru atau pendidik lebih mengetahui suasana belajar yang diinginkan
peserta didik dengan memunculkan berbagai alternatif belajar, serta penggunaan media berbasis
aplikasi Android dalam pembelajaran musik akan berkembang sehingga musik keroncong menjadi
alternatif dalam proses pembelajaran musik maupun pertunjukan musik.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa 1) Konsep merdeka belajar dalam pendidikan seni sangat
efektif dilaksanakan karena pendidikan seni mengacu pada teori humanistik yang menekankan
kecerdasan emosional serta pembelajaran mengikuti keinginan, minat dan bakat peserta didik,
sehingga sesuai dengan konsep merdeka belajar yang menekankan kebebasan berpikir dan
kemerdekaan belajar. 2) Musik keroncong sebagai salah satu materi pendidikan seni dalam
implementasi konsep merdeka belajar akan memberikan wadah bagi peserta didik dalam
menuangkan imajinasi melalui media berbasis aplikasi Android. Kebebasan dalam berkreasi
diberikan kepada peserta didik saat proses imajinasi, sehingga peserta didik antusias mengikuti
proses belajar dan kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3) Implementasi merdeka belajar dalam
pembelajaran musik keroncong akan memberikan dampak peningkatan kreativitas dan
pengembangan potensi yang ada dalam diri peserta didik sehingga hasil belajar meningkat.
Kata kunci: Merdeka Belajar; Pendidikan Seni; Musik Keroncong; Kebebasan Berpikir; Media
Pembelajaran.

1. Pendahuluan Pendapat tersebut menjelaskan bahwa


Kualitas pendidikan di Indonesia pembelajaran yang memperhatikan minat peserta
masih perlu adanya peningkatan. Hal tersebut didik masih sulit dilakukan. Hal tersebut
didukung oleh pendapat dari Dolgon, dikarenakan pembelajaran di sekolah kerap
Harvey, & Pennel (2015: 1) Teaching memberikan tekanan kepada peserta didik karena
Humanist Sociology: kegiatan belajar tidak sesuai dengan keinginan diri
“In an age of changing sendiri sehingga tidak adanya kemerdekaan untuk
expectations where education has belajar. Dampak dari pelaksanaan pembelajaran
simply become a cost–benefit tersebut mengakibatkan bakat terpendam yang
analysis and spending for the dimiliki peserta didik tidak dapat dikembangkan
humanities and social sciences is atau disalurkan, sehingga sekolah adalah penjara.
constantly being reexamined by Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
trustees, teaching in a way Indonesia Nadiem Anwar Makarim dikenal dengan
compatible with our humanist nama Mas Menteri menciptakan program inisiatif
beliefs is increasingly difficult to merdeka belajar. Adapun empat program sebagai
do.” kebijakan pendidikan nasional merdeka belajar

Achmad Oktabrian Yoga Mahendra (Universitas Negeri Surabaya) 33


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

yaitu USBN diubah menjadi ujian (asesmen), keroncong, mengkaji dampak implementasi konsep
pada tahun 2021 UN diganti, RPP merdeka belajar dalam pembelajaran musik
dipersingkat, dan zonasi Penerimaan Peserta keroncong. Adapun manfaat teoritis ini diharapkan
Didik Baru lebih fleksibel. Menurut Nadiem dapat menambah teori pembelajaran yang
Makarim (dalam Baro’ah, 2020: 1065), digunakan dalam proses pembelajaran seni musik
merdeka belajar yaitu suatu proses keroncong sebagai implementasi merdeka belajar
pembelajaran yang dapat menciptakan bagi pembaca. Sedangkan manfaat praktis dari
suasana yang membahagiakan atau tidak penulisan ini yaitu memberikan kesempatan bagi
membosankan. Bahagia yang dimakasud guru atau pendidik agar senantiasa mengembangkan
yaitu bahagia bagi guru, bahagia bagi peserta kreativitas dan mengoptimalkan potensi yang
didik, bahagia bagi orang tua peserta didik, dimiliki serta meningkatkan mutu pembelajaran
dan bahagia bagi semua orang. Program Seni Budaya sehingga dapat menghasilkan manusia
merdeka belajar tersebut muncul dikarenakan yang lebih kreatif, kompetitif, dan komprehensif.
banyaknya keluhan perihal peserta didik Penulisan ini dapat memberikan dorongan bagi
yang selalu dipatok oleh nilai yang peserta didik agar aktif dalam meningkatkan
ditentukan sehingga peserta didik diharuskan kreativitas dan semangat dalam meningkatkan hasil
berkecimpung pada pemikiran itu saja. belajar. Penulisan ini juga sebagai referensi
Sedangkan peserta didik berhak implementasi konsep merdeka belajar sehingga
mendapatkan kemerdekaan dalam berpikir dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
dengan cara mengusahakan guru dapat pemahaman konsep dan pengembangan potensi
menjadi teman belajar yang menyenangkan dalam persiapan pelaksanaan merdeka belajar bagi
agar proses pembelajaran atas dasar peneliti dan mahasiswa.
kesadarannya sendiri dan mendapat
kemerdekaan atas pilihannya. Dengan 2. Metode
demikian, diharapkan kualitas pendidikan di Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
Indonesia dapat mengalami peningkatan yakni mendeskripsikan secara kualitatif tentang
secara efektif. konsep merdeka belajar dalam pembelajaran musik
Kebebasan peserta didik dalam kegiatan keroncong dan tinjauan dari segi implementasi seni.
apresiasi, ekspresi, dan kreasi dapat Teknik pengumpulan data dengan cara memaparkan
menciptakan suasana belajar yang data-data yang diperoleh dari lapangan, referensi
menyenangkan dan lebih efektif karena dan wawancara.
proses pembelajaran sesuai dengan minat
peserta didik. Sesuai dengan pendapat 3. Pembahasan Hasil
Soemanto (dalam Mintargo, 2018: 117) 3.1 Konsep Merdeka Belajar
bahwasanya masyarakat lebih mengharapkan Merdeka belajar merupakan program inisiatif
agar pengajaran memperhatikan minat, yang diciptakan oleh Menteri Pendidikan dan
kebutuhan dan kesiapan para peserta didik Kebudayaan Republik Indonesia yang bernama
untuk mencapai tujuan-tujuan sosial melalui Nadiem Anwar Makarim atau biasa dikenal dengan
pendidikan seni. Secara tidak langsung, nama Nadiem Makarim. Terdapat empat program
pendidikan seni mampu menanamkan sebagai kebijakan pendidikan nasional merdeka
perasaan estetik dan memunculkan bakat belajar yaitu USBN diubah menjadi ujian
berkesenian dalam diri peserta didik baik (asesmen), pada tahun 2021 UN diganti, RPP
berupa kreativitas yang ditonjolkan maupun dipersingkat, dan zonasi Penerimaan Peserta Didik
bentuk apresiasi terhadap suatu hal. Sesuai Baru lebih fleksibel. Nadiem Makarim (dalam
dengan pendapat Rosala (2016: 19) Baro’ah, 2020: 1065), merdeka belajar yaitu suatu
bahwasanya pendidikan seni memunculkan proses pembelajaran yang dapat menciptakan
perasaan estetik dalam diri peserta didik, suasana yang membahagiakan atau tidak
mengembangkan kreativitas, dan mengasah membosankan.
kecerdasan emosional peserta didik. Adapun teori yang dianggap sesuai dengan
Tujuan dari penulisan ini pelaksanaan pembelajaran pada jaman sekarang
mendeskripsikan konsep merdeka belajar adalah teori kontruktivisme dan humanistik. Teori
dalam pendidikan seni, mendeskripsikan kontruktivisme lebih memperhatikan proses
merdeka belajar dalam pembelajaran musik pembelajaran dan menghargai adanya pertanyaan

34 Musik Keroncong Sebagai Implementasi Konsep Merdeka Belajar


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

serta ide yang dimiliki peserta didik. Teori dan kreatif. Kemudian, implikasi dari proses
tersebut berkembang dari beberapa teori pendidikan dengan pengembangan yang
psikologi kognitif seperti teori Piaget. Pada berorientasi pada aspek kemanusiaan, baik fisik
teori humanistik peserta didik mampu maupun psikologis
mengembangkan kreativitas dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengoptimalkan potensi yang ada pada diri mengharapkan dengan adanya konsep merdeka
masing-masing. Pernyataan tersebut sesuai belajar, guru atau pendidik dapat menjadi teman
dengan pendapat Nath, Kumar & Behura belajar yang menyenangkan agar proses
(2017: 56) Humanistic Approach to pembelajaran peserta didik atas dasar keinginan
Education: atau kesadarannya sendiri dan mendapat
“Keeping in view the deteriorating kemerdekaan atas pilihannya sehingga kualitas
education system it seems appropriate pendidikan di Indonesia dapat mengalami
to move for humanistic approach to peningkatan secara efektif.
education. Following the path of
humanism in education field one can 3.2 Pendidikan Seni Sebagai Implementasi
be very much be assured that what we Konsep Merdeka Belajar
have lost among students and teachers
Pada konsep merdeka belajar, pembelajaran
in the present education like ethical
memberikan kebebasan berpikir dan kemerdekaan
and moral values, morale, and
belajar kepada peserta didik. Kebebasan berpikir
tolerance among students will be
dan kemerdekaan belajar dapat diimplementasikan
restored. These are the pillars for a
dalam pelaksanaan pendidikan seni di sekolah.
strong society. This will help us in
Selain itu, pendidikan seni mampu
imparting education in a better way
and at the same time will enable us to meningkatkan struktur psikologis estetika dan
deal with other social issues such as berperan penting dalam pengembangan kualitas
inequality, access to quality education, humanistik peserta didik. Hal tersebut didukung
etc. Humanistic approach to teaching oleh pendapat Yang (2019: 623) Research on the
and learning will help in attaining self- Application of Art Education Form in the
actualization which is what the prime Cultivation of College Students' Humanistic
focus of education is.
Literacy:
This is well supported by the
philosophers like Rogers too” “Art education is an important part of
aesthetic education. It includes not only
Konsep merdeka belajar memberikan professional art education, but also general
inovasi dalam kegiatan pembelajaran. art education to cultivate aesthetic
Pernyataan tersebut senada dengan pendapat perception, appreciation and creativity. Art
Firdaus dan Mariyat (2017: 27) Humanistic education has its unique value and function
Approach In Education According to Paulo which can not be replaced by other
Freire: disciplines and it is of great significance to
“In the implementation of the process the cultivation of humanistic quality.”
education and learning era, today need
for refreshment and combinations in Dalam pendapat tersebut, menegaskan bahwa
the delivery of good lesson, innovative pendidikan seni penting dalam pendidikan estetika
and creative. Then, the implications of yang dapat menumbuhkan persepsi estetika,
educational process with development apresiasi dan kreativitas.
that oriented to humanitarian aspects, Adapun pendapat tentang pentingnya
both physical and psychological” pendidikan seni menurut Ardipal (2010: 4) yaitu
dapat memberikan pengalaman estetik, kebebasan
Pendapat tersebut menjelaskan mengungkapkan ide, dan membentuk pribadi lebih
bahwasanya pelaksanaan pendidikan dan baik yang mana implementasi pendidikan seni di
proses pembelajaran saat ini perlu sekolah dapat diambil contoh ketika peserta didik
penyegaran dan kombinasi dalam diajak untuk bernyanyi. Pada tahap awal, peserta
penyampaian pelajaran yang baik, inovatif didik akan mendengarkan contoh lagu yang akan

Achmad Oktabrian Yoga Mahendra (Universitas Negeri Surabaya) 35


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

dinyanyikan. Saat itulah, peserta didik akan metode pembelajaran yang tepat dan fokus pada
mengapresiasi, memahami, dan menanggapi posisi subjektif peserta didik dalam interaksi
makna lagu tersebut. Secara tidak langsung, dengan seni. Hal tersebut senada dengan pendapat
peserta didik sudah mendapatkan Guralnyk, Zaitseva & Rastrygina (2020: 250) The
pengalaman estetik pada tahap tersebut. Training of Music Teachers According to
Kemudian, peserta didik menanyikannya Humanistic Oriented Artistic Paradigm:
dengan ekspresi dan kerap menuangkan ide “The introduction of the humanistic oriented
atau gagasannya melalui kreasi yang artistic paradigm in education has a
dikembangkan sehingga dapat dramatically innovative character, focusing
mengoptimalkan potensi yang dimiliki. future music teachers on the mobility and
Berdasarkan beberapa pendapat variability in the selection of forms and
tersebut, dapat disimpulkan bahwa methods of artistic communication, and
pendidikan seni mampu menanamkan focuses on the subjective position of
perasaan estetik dan memunculkan bakat participants in the interaction with art.
berkesenian dalam diri peserta didik baik Unlike cognitive-informative (knowledge-
berupa kreativitas yang ditonjolkan maupun enlightening paradigm, centered on
bentuk apresiasi terhadap suatu hal. Adapun intellectual (cognitive) personality
harapan masyarakat terhadap proses development), the humanistic oriented
pembelajaran yang efektif dan artistic paradigm defines principled
menyenangkan melalui pendidikan seni yaitu methodological orientations, places new
dapat melahirkan generasi yang lebih kreatif accents on the priorities of the artistic and
dan tidak monoton sehingga kualitas sumber educational process, forms subjective,
daya manusia meningkat. Hal tersebut artistic, and communicative experience.”
didukung oleh Rosala (2014: 25) hasil
pembelajaran seni di sekolah mengajak Musik keroncong sebagai materi pembelajaran
peserta didik menghayati dan mengapresiasi musik di sekolah sudah tidak asing lagi karena
budaya yang telah ada sehingga dapat
dianggap dapat memberi pengetahuan tentang
membentuk pribadi yang teladan dan
bijaksana. musik kepada peserta didik dengan suasana baru
sehingga peserta didik lebih tertarik dan proses
3.3 Musik Keroncong Sebagai Materi pembelajaran akan menyenangkan. Pernyataan
Pembelajaran Pendidikan Seni Dalam tersebut didukung oleh pendapat Sujana (2017: 2-3)
Implementasi Konsep Merdeka Belajar bahwasanya musik keroncong sangat menarik untuk
Musik keroncong sebagai materi disajikan dan dapat memberikan suasana baru atau
pembelajaran musik di sekolah sudah tidak berbeda dari sajian musik yang sudah ada karena
asing lagi karena dianggap dapat memberi lagu-lagu yang sudah dipilih untuk dibawakan,
pengetahuan tentang musik kepada peserta digarap menggunakan teknik keroncong tanpa
didik dengan suasana baru sehingga peserta menghilangkan karakter aslinya sehingga peserta
didik lebih tertarik dan proses pembelajaran
didik tidak merasa bosan dalam kegiatan
akan menyenangkan. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat Sujana (2017: 2-3) pembelajaran. Ditinjau dari kondisi pendidikan saat
bahwasanya musik keroncong sangat ini, guru atau pendidik dalam bidang musik
menarik untuk disajikan dan dapat diharapkan lebih inovatif dalam pengajarannya
memberikan suasana baru atau berbeda dari dengan cara memilih metode pembelajaran yang
sajian musik yang sudah ada karena lagu-lagu tepat dan fokus pada posisi subjektif peserta didik
yang sudah dipilih untuk dibawakan, digarap dalam interaksi dengan seni. Hal tersebut senada
menggunakan teknik keroncong tanpa
menghilangkan karakter aslinya sehingga dengan pendapat Guralnyk, Zaitseva & Rastrygina
peserta didik tidak merasa bosan dalam (2020: 250) The Training of Music Teachers
kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari kondisi According to Humanistic Oriented Artistic
pendidikan saat ini, guru atau pendidik dalam Paradigm:
bidang musik diharapkan lebih inovatif “The introduction of the humanistic oriented
dalam pengajarannya dengan cara memilih artistic paradigm in education has a

36 Musik Keroncong Sebagai Implementasi Konsep Merdeka Belajar


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

dramatically innovative character, dan bahan. 2) Lingkungan yang bersifat


focusing future music teachers on the aktivitas. Contohnya ketika peserta didik
mobility and variability in the selection melihat teman-temannya berkegiatan seni,
of forms and methods of artistic akan menambah semangat dalam mengikuti
communication, and focuses on the kegiatan tersebut. 3) Sistem, nilai: sikap dan
subjective position of participants in norma. Interaksi peserta didik akan lebih baik
the interaction with art. Unlike apabila dididik dengan etika sesuai kaidah
cognitive-informative (knowledge- estetika, budaya, norma untuk saling
enlightening paradigm, centered on memberi, saling menghormati, dan berempati
intellectual (cognitive) personality melalui kegiatan kesenian. 4) Komunikasi
development), the humanistic oriented antar peserta didik maupun orang sekitar
artistic paradigm defines principled akan mengetahui perkembangan sosial dan
methodological orientations, places emosi peserta didik. 5) Hubungan yang
new accents on the priorities of the membuat peserta didik merasa nyaman akan
artistic and educational process, forms menghasilkan perkembangan kepribadian
subjective, artistic, and communicative yang lebih baik.”
experience.”
Perencanaan yang dibuat dalam proses
Implementasi langkah-langkah pembelajaran musik keroncong dimulai dengan
pembelajaran musik keroncong persiapan kelas oleh guru atau pendidik. Sesuai
menggunakan konsep merdeka belajar, dengan pendapat Pidarta (dalam Handayaningrum,
didukung dengan adanya manajemen kelas 2014: 917) bahwasanya seorang guru yang baik
pendidikan seni humanis yang dikemukakan merupakan perencana yang baik pula. Dalam hal
oleh Handayaningrum (2014: 917) ini, guru atau pendidik menyiapkan sarana dan
bahwasanya terdapat beberapa aspek yang prasarana yang dibutuhkan berupa alat musik serta
menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan ruangan untuk berlangsungnya proses
diantaranya adalah perencanaan, pembelajaran. Selain itu, guru atau pendidik
pengorganisasian, pelaksanaan, dan menyediakan waktu yang cukup untuk proses
pengendalian. Apabila beberapa aspek pembelajaran musik keroncong. Menurut
tersebut berjalan dengan baik, maka hasil Handayaningrum (2014: 919) adanya waktu yang
pembelajaran akan sesuai dengan yang cukup dalam berkegiatan seni akan menyenangkan
diharapkan. Perencanaan merupakan tahap peserta didik dan memberikan kesempatan untuk
awal yang sangat penting dalam pelaksanaan perkembangan peserta didik sesuai minat dan
pembelajaran, karena proses pembelajaran bakatnya.
yang lain bergantung pada pembuatan Guru atau pendidik mempersiapkan alat dan
perencanaan. Menurut Handayaningrum bahan serta materi yang sudah dikembangkan.
(2014: 918) pada perencanaan, guru atau Menurut D Hume (dalam Handayaningrum, 2014:
pendidik harus menyiapkan kelas sedemikian 920) pemberian materi kepada peserta didik
rupa dengan cara merencanakan struktur hendaknya disesuaikan dengan perkembangan
kelas dan mewujudkan lingkungan belajar peserta didik, dan karya seni yang dibuat oleh
yang efektif karena hal tersebut memberikan peserta didik berdasarkan sesuatu yang sudah
pengaruh besar terhadap perkembangan dipelajari. Selanjutnya yaitu mengajak peserta didik
minat, kecerdasan, dan bakat peserta didik. membentuk struktur kelas agar proses pembelajaran
Berikut adalah beberapa jenis lingkungan berjalan dengan efektif. Dengan demikian, peserta
yang berpengaruh besar terhadap pencapaian didik tidak merasa tertekan karena pembelajaran
tujuan menurut Handayaningrum (2014: 918) disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan
Rethinking The Human Dignity and Nation peserta didik.
Identity: A Review Perspective of Arts and Langkah selanjutnya yaitu pengorganisasian,
Arts Edication: yang mana pada tahap ini potensi yang dimiliki
“1) Lingkungan fisik yang terdiri dari masing-masing peserta didik dikembangkan secara
objek, materi dan ruang. Pendukung optimal. Menurut Handayaningrum (2014: 920)
lingkungan tersebut berupa sarana dan pengorganisasian mengharuskan guru atau pendidik
prasarana, waktu yang cukup, serta alat memiliki kompetensi pada bidang seni. Pada

Achmad Oktabrian Yoga Mahendra (Universitas Negeri Surabaya) 37


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

implementasi merdeka belajar, guru atau Dalam kegiatan apresiasi, guru atau pendidik
pendidik yang berkompeten sangat memperkenalkan karya seni musik kepada peserta
diperlukan. Dalam hal ini, guru atau pendidik didik melalui video atau audio dengan kemudian
memberikan penjelasan kepada peserta didik mengajak peserta didik untuk menanggapi karya
mengenai proses pembelajaran musik tersebut. Sebagai contoh, ketika peserta didik
keroncong yang akan dilaksanakan, serta diperdengarkan musik tradisional, secara tidak
menjelaskan kepada peserta didik tentang langsung hal tersebut akan memunculkan bentuk
materi lagu yang telah disepakati oleh pelatih apresiasi pada diri peserta didik tentang macam-
dan peserta didik yang akan digunakan dalam macam musik tradisional.
proses pembelajaran untuk kemudian Melalui kegiatan apresiasi, peserta didik
dipelajari secara bersama-sama. mampu memunculkan sebuah ekspresi dari dalam
Dalam pengorganisasian, guru atau diri masing-masing. Pada kegiatan ekpresi, peserta
pendidik diharapkan mampu membangun didik diminta untuk mendiskusikan bagaimana
suasana yang tenang dan nyaman, karena bentuk aransemen dari lagu yang sudah ditentukan
suasana tersebut akan memberikan rasa menggunakan teknik keroncong. Selain itu, peserta
senang kepada diri peserta didik sehingga didik diminta untuk memilih alat musik apa saja
pembelajaran akan berjalan dengan baik. yang akan digunakan dalam proses aransemen lagu
Guru atau pendidik harus menjadi teman tersebut. Pada tahap tersebut, peserta didik
belajar dan pendengar yang baik dengan cara diberikan kebebasan sebebas-bebasnya untuk
menanyakan kepada peserta didik tentang hal mengekspresikan ide atau gagasan yang mereka
yang belum dimengerti dan memberikan miliki melalui aransemen lagu tersebut. Guru atau
kesempatan kepada peserta didik untuk pendidik membantu peserta didik untuk
berbicara selama pembelajaran berlangsung. mempersonalisasikan seni mereka dan memberikan
Menurut Handayaningrum (2014: 921) pengarahan tanpa memunculkan prediksi hasil
membiarkan peserta didik berbicara saat akhirnya. Sesuai dengan pendapat D Hume (dalam
proses pembelajaran berlangsung sama Handayaningrum, 2014: 922) pengarahan dari guru
halnya memberikan kesempatan peserta didik atau pendidik tetap diperlukan, namun tidak perlu
untuk bersosialisasi di sekolah dan memberikan prediksi hasil akhir dari proses
pendidikan seni merupakan waktu yang tepat tersebut, karena mengakibatkan persamaan karya
untuk mendukung perkembangan sosial yang dihasilkan oleh peserta didik yang satu dengan
peserta didik. lainnya sehingga dapat mematikan kreativitas
Selain itu, penataan alat musik di dalam masing-masing peserta didik.
kelas sangat diperlukan agar dapat Adakalanya pada kegiatan ekspresi, peserta
menciptakan atmosfir yang menarik pada diri didik menanyakan sesuatu yang belum dipahami.
peserta didik. Dilanjutkan dengan Dapat diambil contoh ketika peserta didik belum
memperkenalkan instrument kepada peserta memahami cara memainkan alat musik, guru atau
didik. Menurut Sujana (2017: 6) memberikan pendidik memberi contoh kepada peserta didik
pengetahuan dasar berupa penjelasan tentang tentang cara memainkan alat musik yang telah
proses pembelajaran dan perkenalan dipilih untuk digunakan dalam proses
instrument sangat penting dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Lestarini
pembelajaran musik keroncong agar peserta (2016: 9) pada tahap tersebut, guru atau pendidik
didik memiliki pondasi yang baik demi harus menyesuaikan metode pembelajaran yang
kelancaran pembelajaran. akan digunakan agar peserta didik merasa nyaman
Setelah melaksanakan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik
pengorganisasian, langkah selanjutnya yaitu dapat mengekspresikan ide dan menanyakan hal
pelaksanaan. Guru atau pendidik memegang yang belum dipahami.
peranan penting dalam proses pelaksanaan Pada kegiatan kreasi, guru atau pendidik
karena mengemban tanggung jawab untuk mengajak peserta didik untuk mendapatkan
merealisasikan dan mengelola kelas sesuai pengalaman menciptakan, memproduksi, dan
dengan tujuan pendidikan nasional. menggelar karya seni. Menurut Handayaningrum
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran (2014: 922) pada saat berkreasi, peserta didik dapat
musik keroncong, peserta didik diajak untuk berangkat dari lingkungan tersdekat, menemukan
berapresiasi, berkreasi, dan berekspresi. metode, masalah pribadi, mengembangkan ekspresi

38 Musik Keroncong Sebagai Implementasi Konsep Merdeka Belajar


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

yang ada pada diri sendiri, dan memberi menjadi faktor pendukung berlangsungnya
kebebasan untuk kreatif. Dalam hal ini, pembelajaran tersebut. Hal tersebut dikarenakan
peserta didik bebas mengkreasikan hasil dari adanya perubahan sistem pembelajaran saat
kegiatan ekspresi pada proses pembelajaran merdeka belajar diterapkan.
musik keroncong. Melalui kegiatan apresiasi, Perubahan sistem pembelajaran pada konsep
ekspresi, dan kreasi yang ada pada merdeka belajar bertujuan memberikan inovasi agar
pendidikan seni, peserta didik memperoleh kualitas pendidikan meningkat. Menurut Baro’ah
kebebasan dalam berpikir sehingga dapat (2020: 1065) perubahan sistem yang akan
memerdekakan proses pembelajaran sesuai dilaksanakan yaitu apabila saat ini pembelajaran
dengan konsep merdeka belajar. Pendekatan hanya dilaksanakan di dalam kelas maka nantinya
pendidikan melalui seni kerap digunakan akan dilaksanakan pembelajaran yang mampu
pada sekolah-sekolah umum. Hal tersebut menciptakan rasa nyaman dan mempermudah
didukung dengan pendapat J. Dewey (dalam interaksi antara peserta didik dan guru, contohnya
Handayaningrum, 2014: 923) bahwa seni yaitu belajar dengan outing class, yang mana
seharusnya menjadi alat untuk mencapai pembelajaran tersebut dapat meningkatkan
tujuan pendidikan karena mampu kreativitas peserta didik dan mengajak peserta didik
memberikan keseimbangan rasional dan untuk lebih dekat dengan alam sekitar. Sesuai
emosional, intelektualitas dan sesibilitas. dengan pembelajaran musik keroncong di sekolah
Langkah terakhir pada pembelajaran yang saat ini masih memaksimalkan penggunaan
yaitu pengendalian atau evaluasi. Tahap ini ruangan kelas maupun studio musik yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana disediakan oleh pihak sekolah. Oleh sebab itu,
kemampuan peserta didik setelah mengikuti konsep merdeka belajar dapat diimplementasikan
proses pembelajaran. Guru atau pendidik melalui pembelajaran musik keroncong karena
dapat menunjukkan hasil pembelajaran berdampak baik dalam upaya peningkatan kualitas
melalui laporan portofolio, penilaian, dan pendidikan seni.
pementasan peserta didik. Dalam hal ini, guru
atau pendidik mengevaluasi materi yang 4. Kesimpulan
sudah dipelajari pada pertemuan tersebut dan Konsep merdeka belajar sangat diperlukan
memberikan kesempatan kepada peserta penerapannya dalam pembelajaran di sekolah agar
didik untuk menanyakan hal yang belum peserta didik dapat melaksanakan kegiatan
dipahami dan dilanjutkan dengan melakukan pembelajaran atas kesadarannya. Guru atau
penilaian. Penilaian dilakukan guna pendidik diharapkan menjadi fasilitator yang baik
mengetahui sejauh mana kompetensi peserta dan dalam pengajarannya mengacu pada teori
didik setelah mengikuti proses pembelajaran humanisme yang merupakan teori pendukung dari
musik keroncong. Menurut Lestarini (2016: konsep merdeka belajar. Pembelajaran
12) terdapat beberapa aspek penilaian yang menggunakan teori humanisme mampu
harus dicapai peserta didik diantaranya memberikan kebebasan berpikir dan kemerdekaan
adalah kemampuan peserta didik dalam belajar bagi peserta didik.
memainkan alat musik sesuai tempo lagu, Implementasi konsep merdeka belajar melalui
mampu menyelaraskan permainan alat pendidikan seni akan memberikan kesempatan bagi
musik, mampu mengikuti arahan guru atau peserta didik dalam mengembangkan kreativitas
pendidik, presensi peserta didik. dan potensi yang dimiliki dengan kegiatan apresiasi,
Setelah mengkaji beberapa penjelasan ekspresi dan kreasi, sehingga menghasilkan
serta teori yang mendukung implementasi manusia yang apresiatif dan kreatif. Hal tersebut
merdeka belajar dalam pembelajaran musik dikarenakan dalam proses pembelajaran pendidikan
keroncong, dampak yang muncul pada proses seni, secara tidak langsung peserta didik
pembelajaran adalah meningkatnya kualitas mendapatkan pengalaman estetik. Musik kolaborasi
pendidikan seni musik di sekolah. Ditinjau sebagai materi pembelajaran pendidikan seni
dari pelaksanaan pembelajaran musik mampu menjadi wadah bagi peserta didik dalam
keroncong yang mana peserta didik diajak menuangkan imajinasinya melalui teknik
untuk mengembangkan kreativitas dan kolaborasi musik. Disitulah letak kebebasan peserta
dibebaskan untuk mengoptimalkan potensi didik dalam berpikir dan belajar, sehingga kegiatan
yang dimiliki, konsep merdeka belajar pembelajaran akan menyenangkan. Pada jaman

Achmad Oktabrian Yoga Mahendra (Universitas Negeri Surabaya) 39


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

sekarang, diharapkan pembelajaran lebih Sebagai Strategi Pendidikan Seni Budaya


memperhatikan keinginan peserta didik, agar Humanis Di SD (Rethinking The Human
pembelajaran berjalan efektif dan hasil Dignity and Nation Identity: A Review
belajar meningkat. Perspective of Arts and Arts Education).
Yogyakarta: UNY Press
5. Pustaka Johnson, P Andrew. 2014. Humanistic Learning
Arieska, Ovi. 2018. Pengembangan Theory. Mankato: Minnesota State University
Kecerdasan Emosional (Emotional Kobi, Mohamad Fajrin. 2017. Campursari: Bentuk
Quotient) Daniel Goleman Pada Anak Lain Dari Kesenian Gamelan Yang Diterima
Usia Dini Dalam Tinjauan Pendidikan Di Masa Modern. (Online), Volume1, Nomor1
Islam. (Online). Volume1, Nomor2 https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/warna/art
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/inde icle/view/20/30
x.php/alfitrah/article/view/1337 Diakses 14 Juni 2020
Diakses 14 Juni 2020 Lestarini, Adiba. 2016. “Pembelajaran
Ardipal. 2010. Kurikulum Pendidikan Seni Ekstrakurikuler Karawitan Gita Laras di SD
Budaya yang Ideal bagi Peserta Didik di Negeri Betro Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Masa Depan. (Online). Volume11, Mojokerto”. Skripsi. Surabaya: Sendratasik
Nomor1 FBS UNESA
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposis Mintargo, Wisnu. 2018. Budaya Musik Indonesia.
i/article/download/69/50 Yogyakarta: PT Kanisius
Diakses 13 Mei 2020 Nath, Kumar & Behura. 2017. Humanistic
Baro’ah, Siti. 2020. Kebijakan Merdeka Approach to Education. India: Indian School
Belajar Sebagai Strategi Peningkatan of Mine
Mutu Pendidikan. (Online). Volume4, Putra, Rio Eka. 2016. Fungsi Sosial Ansambel
Nomor1 Musik Gambus Dalam Kehidupan
https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/T Masyarakat Riau. (Online), Volume1, Nomor1
WD/article/view/225/162 http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/Besaung/
Diakses 14 Juni 2020 article/view/120
Dolgon, dkk. 2015. Teaching Humanist Diakses 03 Juli 2020
Sociology. USA. Volume39, Nomor2 Rosala, Dedi. 2016. Pembelajaran Seni Budaya
Febriyando. 2017. Kolaborasi Musik Rock Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya
Dan Alat Musik Polopalo Dalam Karya Membangun Pendidikan Karakter Siswa Di
“The Physical Compate” (Sebuah Sekolah Dasar. (Online), Volume2, Nomor1
Eksplorasi Musik), (Online), Volume1, https://ejournal.upi.edu/index.php/ritme/article/vie
Nomor1 wFile/5078/3539
https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/wa Diakses 14 Juni 2020
rna/article/view/22 Rumapea. 2019. Tantangan Pembelajaran Musik
Diakses 11 Maret 2020 Pada Era Digital, (Online), Volume3, Nomor2
Firdaus dan Mariyat. 2017. Humanistic https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/GDG/ar
Approach In Education According To ticle/view/13168/12366
Paulo Freire, (Online), Volume12, Diakses 02 Mei 2020
Nomor2 Simanjutak, dkk. 2019. Kolaborasi Alat Musik
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php Tradisional dan Alat Musik Modern dalam
/tadib/index Mengiringi Ibadah Minggu di Huria Kristen
Diakses 19 Mei 2020 Batak Protestan Tanjung Sari Medan.
Guralnyk, dkk. 2020. The Training of Music (Online), Volume1, Nomor3
Teachers According to Humanistic https://mahesainstitute.web.id/ojs2/index.php/
Oriented Artistic Paradigm, (Online), jehss/article/view/35/pdf
Volume9, Nomor1 Diakses 14 Juni 2020
http://dx.doi.org/10.7596/taksad.v9i1.2422 Simbolon, Maria Magdalena. 2016. Bentuk
Diakses 17 Juni 2020 Penyajian Ansambel Gondang Sabangunan
Handayaningrum, Warih. 2014. Manajemen Sebagai Pengiring Tortor Pada Pesta Adat
Kelas Dengan Penyediaan Ekologi Tugu Silahi Sabungan di Desa Silalahi

40 Musik Keroncong Sebagai Implementasi Konsep Merdeka Belajar


Seminar Nasional Seni dan Desain:
“Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain
dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)”
Surabaya, 21 November 2020

Nabolak Kecamatan Silahiabungan


Kabupaten Dairi. Medan: Sendratasik
FBS Universitas Negeri Medan.
(Online)
http://digilib.unimed.ac.id/4694/1/1.%2
0MARIA%20SIMBOLON%20NIM%2
02113340029%20COVER.pdf
Diakses 03 Juli 2020
Sujana, Andy Wira. (2017). Kolaborasi Alat
Musik Perkusi dan Gamelan dalam
Ekstrakurikuler Seni Karawitan di SMP
Negeri 9 Probolinggo, (Online)
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph
p/jurnal-pendidikan-
sendratasik/article/view/20470
Diakses 28 Januari 2020
________________. 2017. “Proses
Kolaborasi Dalam Ekstrakurikuler Seni
Karawitan di SMPN 9 Probolinggo”.
Skripsi. Surabaya: Sendratasik FBS
UNESA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcont
ent/uploads/2016/08/UU_n_20_th_200
3.pdf
Diakses 28 Januari 2020
Yang, Lou. 2019. Research on the
Application of Art Education Form in
the Cultivation of College Students'
Humanistic Literacy. (Online)
https://webofproceedings.org/proceedin
gs_series/ESSP/ICETEM%202019/ICE
TEM136.pdf
Diakses 17 Juni 2020

Achmad Oktabrian Yoga Mahendra (Universitas Negeri Surabaya) 41

Anda mungkin juga menyukai