Disusun Oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2.9 Apa saja klasifikasi dari sepsis dan sirs?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari sirs dan sepsis
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari sirs dan sepsis
1.3.3 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari sirs dan sepsis
1.3.4 Untuk mengetahui WOC dari sirs dan sepsis
1.3.5 Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dari sirs dan sepsis
1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari sirs dan sepsis
1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaannya
1.3.8 Untuk mengetahui komplikasi apa saja yang bisa terjadi
1.3.9 Untuk mengetahui klasifikasi dari sirs dan sepsis
1.4 Manfaat
1.4.1 Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah
pengetahuan dan wawasan.
1.4.2 Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
1.4.3 Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber wacana di perpustakaan,
atau sebagai referensi dalam penulisan makalah selanjutnya.
1.4.4 Agar bisa mengetahui definisi sampai klasifikasi dari sepsis dan sirs.
Diharapkan peserta didik dapat memahaminya dengan jelas.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
BAB III
PEMBAHASAN
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan
hipoperfusi, atau hipotensi. Kelainan hipoperfusi meliputi:
1. Asidosis laktat
2. Oliguria
3. Atau perubahan akut pada status mental
5
3.2 Etiologi
Diabetes mellitus
Luka bakar
6
Neutopeni
Limfom
Divertikulitis, perforasi usus
Adanya benda asing dalam tubuh seperti kateter.
7
3.5 Pemeriksaan Fisik
3.7 Penatalaksanaan
Sepsis dan syok septic saat ini bertujuan untuk mengatasi infeksi,
mencapai hemodinamik yang stabil, meningkatkan respon imunitas, dan
memberikan support untuk organ dan metabolisme.
Pasien dengan sepsis berat harus dimasukkan dalam ICU. Tanda vital
pasien harus dipantau. Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang
memadai dengan obat. Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi
ginjal. Pertahankan tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan
obat vasoaktif, misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.
Sebelum ada hasil kultur darah, diberikan kombinasi antibiotik yang kuat,
misalnya antara golongan penisilin/penicillinase—resistant penicillin
dengan gentamisin.
1. Golongan penicillin
8
- Procain penicillin 50.000 IU/kgBB/hari im, dibagi dua dosis
3. Gentamycin
Bila hasil kultur dan resistensi darah telah ada, pengobatan disesuaikan. Beberapa
bakteri gram negatif yang sering menyebabkan sepsis dan antibiotik yang
dianjurkan:
9
(Purwadianto dan Sampurna, 2000).
1. Oksigenasi
Hipoksemia dan hipoksia pada sepsis dapat terjadi sebagai akibat disfungsi
atau kegagalan sistem respirasi karena gangguan ventilasi maupun perfusi.
Transpor oksigen ke jaringan juga dapat terganggu akibat keadaan
hipovolemik dan disfungsi miokard menyebabkan penurunan curah
jantung. Kadar hemoglobin yang rendah akibat perdarahan menyebabkan
daya angkut oleh eritrosit menurun. Transpor oksigen ke jaringan
dipengaruhi juga oleh gangguan perfusi akibat disfungsi vaskuler,
mikrotrombus dan gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan yang
mengalami iskemia.
10
2. Terapi cairan
Pada keadaan serum albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan
hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu
diberikan. Transfusi eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan
perdarahan aktif, atau bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu
misalnya iskemia miokardial dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan
dicapai pada sepsis dipertahankan pada 8-10 g/dl.
4. Bikarbonat
11
Secara empirik, bikarbonat dapat diberikan bila pH <7,2 atau serum
bikarbonat <9 meq/l, dengan disertai upaya untuk memperbaiki keadaan
hemodinamik.
5. Disfungsi renal
6. Nutrisi
Pada sepsis kecukupan nutrisi berupa kalori, protein, asam lemak, cairan,
vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin, diutamakan
pemberian secara enteral dan bila tidak memungkinkan beru diberikan
secara parenteral.
7. Kortikosteroid
3.9 Klasifikasi
12