Anda di halaman 1dari 33

BAB I

TINJAUAN TEORI

1. KONSEP ANTENATAL CARE

A. Definisi antenatal care

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan untuk ibu hamil secara

berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi

pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpanan serta

intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010).

Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu

selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu ail ke pelayanan

kesehatan terhadap kehamilannya dan persalinannya dapat menurunkan

angka kematian ibu dan memantau keadaan janinnya. Idealnya bila tiap

wanita hamil mau memeriksa kehamilannya yang bertujuan untuk

mendetekdi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada

kehamilan tersebut cepat diketahui dan segera dapat diatasi sebelum

berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan

pemeriksaan antenatal cara (Kemenkes RI,2014).

Antenatal care (ANC) kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi sampai

partus yaitu kira-kira 280 hari yag disebut dengan matur dan lebih dari 43

1
minggu disebut dengan postmatur dan kehamilan antara 28 minggu sampai

36 minggu disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo, 2010).

B. Tujuan Kunjungan Antenatal Care

1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan

bayinya dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses

kelahiran.

2. Mendeteksi dan menatalaksakan komplikasi medis bedah ataupun

obstrektik selama kehamilan.

3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan

menghadap komplikasi.

4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses

5. Menjalankan puerpurium normal dan merawat anak secara fisik,

psikologi dan sosial.

C. Manfaat Antenatal Care

Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara

dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah

dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2010)

2
D. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

1. Trimester I dan II

a. Setiap bulan sekali

b. Diambil data tentang laboratorium

c. Pemeriksaan ultrasonografi

d. Nasehat tentang diet Gizi seimbang, tambahan protein 0,5 g/kg BB

(satu telur/hari)

e. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya

komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus I.

2. Timester III

a. Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran

b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan

c. Diet empat sehat lima sempurna

d. Pemeriksaan ultrasonografi

e. Imunisasi tetanus II

f. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi

hamil trisemster ketiga

g. Rencana pengobatan

h. Nasehat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk

melahirkan.

3
E. Tempat Pelayanan Antenatal Care

Tempat pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit,

Puskesmas, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu.

Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan

dari dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010)

F. Cakupan Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal adalah prsentasi ibuh hamil yang telah

mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah

kerja yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4.

Cakupan K1 merupakan cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan

pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat

kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Departemen

Kesehatan, 2014).

G. Penatalaksanaan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standra pelayanan ANC yang

meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan

pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus

4
sesuai dengan resiko yang ada, tetapi dalam penerapan operasionalnya

dikenal standar minimal 7T untuk pelayanan ANC yaitu:

1. Timbang berat badan

Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus

dan kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

2. Ukur tekanan darah

Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah dan mengenali tanda

dan gejala preeklamsi lainnya.

3. Ukur tinggi fundus uteri

Pemriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk

memperkirakan usia kehamilan, bila umur kehamilan bertambah,

memeriksa posisi, bagian terndah janin dan msknya kepala janin kedalam

rongga panggul untuk mencari kealinan serta melakukan rujukan yang

tepat waktu.

4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)

5. Untuk mencegah tetanus neonatrium

Jadwal pemberian imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu Lama %

minimal) perlindungan

TT 1 Pada kunjungan antenatal - -

pertama
TT 2 4 minggu setalh TT 1 3 tahun 80

5
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95


TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 99

Keterangan : apabila dalam waktu tiga tahun WUS tersebut melahirkan

maka bayi ang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum.

Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual

Melakukan pemantauan terhadap adanya penyakit menular seksual agar

perkembangan janin berlangsung normal.

7. Temu wicara dalam persiapan tujukan

Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya

tentang tanda-tanda resiko kehamilan (Depkes RI, 2001).

6
II. KONSEP DASAR TEORI KEHAMILAN

A. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah rangkaian peistiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi

maka pembuahan ovum dapat berkembang sampai menjadi fetus yang aterm

(Icemi, 2013). Menurut federasi obstetri ginokologi internasional, kemailan

merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2010)

Kehamilan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang teridri dari

ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

perumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, dkk, 2010)

B. Proses terjadinya kehamilan

Proses kehamilan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang basil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, dkk, 2010).

1. Ovulasi

Ovulasi merupakan proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormonal yang kompleks. Selama terjadi masa subur ang berlangsung

dari 20 tahun sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat

mengikuti proses terjadinya pematangan dan terjadinya ovulasi

7
berdasarkan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi yang

mendadak, sehingga terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.

2. Spermatozoa

Spermamatozoa yang masuk kedalam alat genital wanita akan mampu

bertahan hidup selama 3 hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan

konsepsi.

3. Konsepsi

Konsepsi merupakan pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa

disebut konsepsi atau fertilisasi dn membentuk zigot. Ovum yang

dilepaskan dalam ovulasi. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba,

setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam ovum siap dibuahi. Kedua ini

ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.

4. Proses implantasi

Dalam proses implantasi kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk

zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi dua

dan seterusnya. Implantasi atau nidasi terjadi pada hari ke-6 sampai hari

ke-7 setelah terjadinya konsepsi. Pada saat bastula tertanam didalam

endometrium mungkin akan terjadi pendarahan yang disebut sebagai

tanda hartman.

5. Pembentukan plasenta

Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadinya

pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Ruangan

8
amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang ada

diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.

C. Tahapan Dalam Kehamilan

1. Trimester 1 (TM 1)

Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai umur kehamilan 3 bulan

(0-12 minggu). Dimulai dari konsepsi spermatozoa menembus dinding

corona radiata dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaaan tersebut

biasanya terjadi pada daerah ampulla tubae, inti sel telur spermatozoa

cromosom dari kedua inti bercampur hingga mempunyai 46 kromosom

dan selanjutnya masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi

2 pasang. Ovum yang sudah dibuahi mengalami proses segmentasi

sehingga terjadi blastomer. Umur janin yang sebenarnya harus dihitung

mundur dari sat fertilisasi atau karena fertilisasi yang berdekatan dengan

ovulasi sekurang-kurangnya dari sat ovulasi. Akhir satu bulan badan bayi

sangat melengkung panjangnya 7,5 – 10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh

mudigah, dari embrio, bagian tubuh pertama yang muncul adalah tulang

belakang, otak, saraf, jantung, sirkulasi darah dan pencernaan tebentuk.

Pada akhir bulan kedua sudah mulai jelas terbentuknya muka manusia

dan mempunyai lengan dan tungkai dengan jari-jari tangan dan kaki, alat

kelamin sudah nampak walaupun belum jelas jenisnya. Pada bulan ke 3

embrio akan berubah menjadi janin. Denyut jantung janin dapat dilihat

dengan pemeriksaan ultrasonografi, berbentuk manusia, gerakan pertama

9
dimulai, jenis kelamin sudah bias ditentukan, dan ginjal sudah

memproduksi urine.

2. Trimester kedua

Trimester kedua dimulai pada umur kehamilan 12 minggu sampai 28

minggu. Pada bulan keempat panjang janin akan mencapa 10-17 cm,

beratnya mencapai 100 gram, alat kelamin sudah dapat ditentukan

jenisnya, kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo). Akhir bulan ke 5

panjang janin mencapai 18-27 cm beratnya mencapai 300 gram bunyi

jantung janin sudah terdengar. Pada akhir bulan ke 6 panjang janin sudah

28-36 cm beratnya 600 gram kulit keriput dan lemak mulai ditimbun

dibawah kulit tertutup oleh vernick caseosa yang bermaksus untuk

melindungi kulit.

3. Timester III (TM 3)

Trimester ketiga dimulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu.

Pada bulan ke 7 janin mencapai 35-38 cm, pertumbuhan dan

perkembangan janin pada usia ini janin dapat mengatur suhunya,

surfactant mulai terbentuk diparu-paru dan mata mulai membuka dan

menutup. Akhir bulan 8 panjang mencapai 42,5 cm beratnya mencapai

1700 gram permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orangtua.

Pada masa ini lemak coklat berkmbang pada bawah kulit, janin mulai

menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Akhir 9 bulan panjang

mencapai 46 cm berat 2500 gram kulit sudah berisi. Akhir bulan 10 janin

sudah cukup bulan panjang mencapai 50 cm beratnya 3000 gram. Kulit

10
halus tidak terdapat lanugo tetapi masih terdapat vernic seosa yang

merupakan campuran sesl-sel epitel kulit, sekret kelenjar lemak. Kepala

sudah ditumbuhi oleh rambut kuku melebihi ujung jari, pada jain lakilak

testis sudah ada dlm skrotum dan wanita labia mayora menutupi labia

minora.

D. Tanda Dan Gejala Kehamilan

Tanda kehamilan terbagi menjadi 3 (Manuaba, dkk, 2010).

1. Tanda tidak pasti hamil

a. Amenore (tidak haid)

Dengan diketahuinya hari perama haid akhir agar dapat menafsir

umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan jadi lebih

mudah dengan memakai rumus neagele. Cara menghitungnya yaitu

tanggal hari pertama haid terakhir ditambah 7 dan bulan dikurang 3.

b. Mual dan muntah

Dapat terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama, sering terjadi pada pagi hari atau disebut dengan

morning sickness

c. Mengidam

Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan dan seiring

bertambahnya usia kandungan rasa ngidam akan menghilang.

d. Pingsan

Hal ini dapat terjadi pada tempat-tempat ramai dan sesak

11
e. Anoreksia

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah

itu nafsu makan akan kembali.

f. Mamae menjadi tegang dan membesar

Hal ini disesabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

g. Miksi sering

Sering buang air kecil yang disebabkan karena kandung kemih

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini kakan

meghilang pada triwulan kedua

h. Konstipasi atau obstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang disebebkan oleh pengaruh

hormon steroid yang dapat menyebabkan kesuliatan buang air besar.

i. Pigmentasi (perubhan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarn lebih

tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian

bawah.

j. Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjada

pada triwulan 1.

k. Varises (pemekaran vena-vena)

12
l. Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena yang terjadi disekitar genetalia

eksterna, kaki, betis dan payudara.

2. Tanda kemungkinan kehamilan

a. Perut membesar

Setelah usia kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan

mulai pembesaran perut.

b. Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuknya, besar seta konsistensi dari

rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar

dan semakin lama bentuk akan makin bundar.

c. Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak

terutama pada daerah hismus.

d. Tanda chadwick

Perubahan warna menjadi keunguan atau kebiruan pada vulva dan

serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon

estrogen.

e. Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran yang

terjadi tidak rata tetapi pada bagian telur bernidasi lebih cepat

tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu

jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran

13
f. Tanda braxton-hicks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas pada uterus

masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada

kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda braxton-hicks tidak

ditemukan.

g. Tanda ballotemen

Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.

h. Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormon

chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing

pertama di padi hari. Dengan tes ini dapat membantu menemukan

diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3. Tanda pasti kehamilan

a. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba.

b. Denyut jantung ajanin

1) Didengar dengan stetoskop-monoral laennec

2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler

3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

4) Dilihat pada ultrasonograf

c. Diagnosa banding kehamilan

1) Hamil palsu

Dijumpai kehamilan namun saat diperiksa dengan pemeriksaan

alat canggih tidak menunjukan kehamilan

14
2) Tumor kandungan atau mioma uteri

Terdapat pembesaran rahm tetapi tidak disertai tanda hamil,

bentuk tidak merata dan pendarahan banyak ketika menstruasi.

3) Kista ovarium

Terjadi pembesaran perut tapi tidak disertai tanda hamil, datang

bulan terus berlangsung, lamanya pembesaran perut dapat

melampaui masa kehamilan dan pemeriksaan tes biologis

kehamilan dengan tes negatif.

4) Hemamometra

Terdapat datang bulan dapat melampaui umur kehamilan, perut

terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim

tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang

positif.

E. Faktor Resiko Pada Ibu Hamil

Menurut Depkes RI, 2010 dan Poeji Rochjati, 2011 Faktor resiko pada ibu

hamil adalah sebagai berikut:

1. Hamil lebih dari usia 35 tahun

Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor resiko

tinggi. Apabila kehamilan terjadi pada usia 42 tahun maka dapat

mempengaruhi kondisi ibu, usia 42 tahun memiliki hubungan signifikan

dengan preeklamsia, kelahiran bayi prematur, berat badan lahir rendah

dan seksio sesarea. Penyakit hipertensi dapat menyebabkan preklamsia

15
dan mempengaruhi pertumbuhan plasenta yaitu hyprtrofi plasenta

(Aghamohammadi dan Noortarijor, 2011).

2. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang

Jrak prsalinan terakhir dengan kehamilan apabila kurang dari 12 bulan

akan meningkatkan kemungkinan resiko prematur pada janin. Anemia

juga sering terjadi jika interval antar kehamilan kurang dari satu tahun.

Menurut BKKBN, jarak kehamilan yang paling tepat adalah 2 tahun atau

lebih. Jarak kehamilan yang pendek dapat mengakibatkan belum

pulihnya kondisi tubuh itbu setelah melahirkan. Sehingga akan

meningkatkan resiko kelemahan dan kematian pada ibu (KEMENKES

RI, 2013). Ibu hamil dengan persalinan terakhir lebih dari 10 tahun yang

lalu, ibu dengan persalinan dan kehamilan seolah-olah mengalami

persalinan yang pertama lagi. Bahaya yang bisa terjadi antara lain:

a. Persalinan dapat berjalan tidak lancar

b. Pendarahan pasca persalinan

c. Penyakit ibu hipertensi, diabetes, dll.

3. Anemia

Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah ibu yang terjadi karena

peningkatan volume plasma bukan akibat peningkatan sel darah merah.

Walaupun terjadi peningkatan sel darah merah namun jumlahnya tidak

seimbang dengan jumlah pningkatan plasma sehingga hal ini

mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin.

4. Riwayat keluarga

16
Riwayat BBLR berulang akan menyebabkan terjadinya kelainan

anatomis dari tuterus misalnya septum uterus biasanya septum pada

uterus avascular dan terjadinya kegagalan vaskularisasi menyebabkan

gangguan pada perkembangan plasenta. Hal ini juga didukung oleh

faktor usia ibu lebih dari 35 tahun yang mempengaruhi perkembangan

plasenta septum mengurangi kapasitas dan endometrium sehingga dapat

menghambat pertumbunhan janin selama itu juga dapat menyebabkan

terjadinya keguguran pada trimester II dan persalinan prematur.

F. Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari ovulasi yang

ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk waktu persetubuhan,

ciran semen tumpah kedalam vagina dan berjuta sel sperma bergerak

memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran tlur. Pembuahan sel telur oleh

sperma biasanya terjadi dibagian yang mengembang oleh tubafalofi.

Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk

mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudia pada tempat yang

paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu

dengan sel telur. Peristiwa ini juga disebut dengan peristiwa pembuahan

(konspsi=fertilitas). Ovum yang telah dibuahi akan segera membelah diri

sambil berggearak oleh rambut getar tuba, menuju ruang rahim, peristiwa ini

disebut dengan nidasi ataum implantasi. Dari pembuahan smpai nidasi

diperlukan waktu 6-7 hari untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai

17
mudligah dan janin dipersilahkan uri plasenta jadi dapat dikatakan bahwa

untuk setiap kehamilan harus ada ovum atau sel telur, spermatozoa,

pembuahan konsepsi, nidasi dan plasenta.

1. Sel telur atau ovum

Pertumbuhan embrional oogonium yang kela menjadi ovum terjadi di

geneta-bridge

2. Spermatozoa

Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk

lonjong agak gepeng berisi inti nucleus, leher yang menghubungkan

kepala dengan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak

dengan cepat.

3. Pembuahan atau konsepsi

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel

telur di tubapalofi. Terjadi pada 1/3 distal tuba mengalami pembelahan

jigot-morulla-balstula.

4. Nidasi atau implantasi

Nidasi adalah masuknya hasil konsepsi kedalam endometrium terjadi

hari ke-4 sampai ke-7 hari setelah konsepsi.

5. Plasentasi

Tumbuh kembangnya khorion dan desidua. Pembentukan plasenta dan

akhir bulan ke 4 plasenta terbentuk lengkap.

18
G. Pathway

Kehamilan

Perubahan Perubahan
Fisiologis psikologis

Perubaha Perubahan Persiapan


n sistem endokrin melahirkan
uterus
Perubahan Menekan Retensi Kurang
skelet paru H20&Na + pengetahuan
persendia
n

Perubahan Expansi Urine output Vasokontriks Ansietas(D.00


pusat paru menurun, i pembuluh 80)
gravitasi menurun Volume plasma darah
meningkat
Tekanan
hidrostatik
menurun

Menekan Ganggua Edema TD


saraf n pola Extermitas meningkat
sekitar napas(D.
0005)
Pelepasan Hipervolemia( Hipertropi
mediator D.0022) ventrikel
nyeri

Nyeri Penurunan
akut(D.00 cardiac
77) output

Resiko
cedera janin
dan
maternal(D.
0138)

19
H. Gejala Dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan

Tanda bahaya biasanya sering terjadi pada ibu hamil dengan umur kehamilan

yang lanjut (Saiffudin, 2010).

1. Pendarahan pervagina

2. Sakit kepala yang hebat dan menetap

3. Gangguan penglihatan

4. Nyeri abdomen

5. Bengkak pda muka dan tangan

6. Jain kurang bergerak seperti biasa

Pendarahan pada kehamilan muda

1. Abortus

Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti dengan

nekrosis jaringan sekitar yang menyeabkan hasil konsepsi terlepas dan

dianggap sebagai benda asing didalam uterus. Kemudian uterus

berkontraksi untuk mengelurkan benda asing. Abortus biasanya disebut

disertai dengan pendarahan didalam desidua basalis dan perubahan

nekrotik dalam jaringan-jaringan yang brdekatan dengan tempat

perdarahan. Ovum yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin

menjadi benda asing didalam uterus sehingga merangsang kontraksi

uterus dan mengakibatkan pengeluaran janin.

2. Kehamilan ektopik

20
Telur dituba bernidasi secara kolumner. Perkembangan telur selanjutnya

dibatasi oleh kurangnya veskularisasi dan ini biasanya dapat

mengakibatkan telur akan mati secara dini dan kemudian direabsibsu,

tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh

lapisan jaringan yang meyerupai desidua dan dinamakan

pseudokapsularis. Pembentukan desidua ini tidak sempurna dan pada

perkembangan janin selanjutnya bergantung pada faktor, misalnya

implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi

oleh invasi trofoblas. Mengeni nasib kehamilan dalam tuba terdapat

beberapa kemungkinan sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada

umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.

a. Hasil konsepsi mati dini dan reorbsi

b. Abortus kedalam lumen tuba

c. Rupture dinding tuba yang terdapat gangguan ,mekanik pada ovum

yang telah dibuahi dalam perjalnan menuju kavum uteri. Kebutuhan

embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari

veskularisasi tuba. Beberapa akibat dari kejadian ini antara lain:

Kemungkinan tubal abortion lepas dan keluarnya darah dan jaringan

keujung distal (timbria) dan kerongga abdomen. Abortus tuba

biasnya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan

kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak

karena dibatasioleh trkanan dari dinding tuba.

21
1) Rupture dinding tuba kedalam rongga peritonem terjadi akibat

dari distensi berlebihan tuba.

2) Faktor abortus kedalam lumen tuba. Rupture dinding tuba sring

terjadi jika ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya terjadi

pada kehamilan muda. Rupture bisa terjadi secara spontan atau

akibat trauma koitus serta pemeriksaan vaginal. Hal ini akan

terjadinya pendarahan dalam rongga perut, kadang sedikit hingga

banyak sampai menimbulkan syok dan kematian.

Perdarahan pada kehamilan tua

1. Plasenta previa

Seluruh plasenta biasnya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-

kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah

uterus hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa karena segmen

bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan dalam

usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisah plasenta

dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindari

sehingga terjadinya perdarahan.

2. Solusio plasenta

Solusio plasenta terjadi akibat perdarahan kedalam desidua basalis yang

kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat di

mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan

pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang

berdekatan dengan bagian tersebut. Rupture pembuluh arteri spiralis

22
desi dua menyebabkan hematoma retro plasenta yang dapat memutuskan

lebih banyak pembuluh darah, sehingga oelepasan plasenta makin uas

dan mencapai tepi plasenta. Karena uterus tetap berdistensi dengan

adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan

pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat

melepaskan selaput ketuban.

23
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengakajian Keperawatan
1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan
terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan
volume episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah

24
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu

25
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap
anak, stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b. golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
c. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
e. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
f. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
h. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
i. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

26
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas, terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016)
Trisemester I
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif,
gangguan absorbsi cairan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
4. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan malposisi janin, pola makan
yang tidak sehat
Trisemester II
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
Trisemester III
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit (kehamilan)
2. Resiko cedera pada ibu berhubungan dengan malposisi janin, ketuban pecah
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kelemaha otot panggul
(penekanan pada vesika urinaria)

27
C. Rencana Keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Tujuan : Setelah dilakukan rencana keperawatan, maka status nutrisi
membaik.
a. Manajemen Nutrisi
Observasi
 Identifikasi kemampuan menelan
 Identifikasi kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi makanan yang disukai
 Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
 Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum makan
 Berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan
 Berikan makanan hangat, jika memungkinkan
 Tawarkan mencium aroma makanan untuk merangsang nafsu makan
 Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif,


gangguan absorbsi cairan
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka status cairan
membaik

28
a. Manajemen Hipovolemia
Observasi
 Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urin menurun, hemtokrit meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
 Anjurkan memperbanyak asupan oral (bikarbonat)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV Isontonis (mis. NaCl, RL)

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,


ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat pengetahuan
meningkat.
a. Edukasi Kesehatan
 Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Terapeutik
Berikan kesempatan untuk bertanya
 Edukasi
Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
4. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan malposisi janin, pola makan
yang tidak sehat
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat cedera
menurun

29
D. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan


yang spesifik. Tahap implementasi di mula setelah rencana intervensi disusun.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah diterapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan kebersihan dari diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan
implementasinya. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses
keperawatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhr proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah
ditentukan. Diagnosa juga perlu pada tahap intervensi untuk menentukan apakah
tujuan intervensi tersebut tercapai secara efektif.

30
BAB III
ARTIKEL PENELITIAN TERKAIT

A. Identitas Artikel Penelitian


Judul : Asuhan Keperawatan Ante Natal Care Pada
Ny. S Di Puskesmas Bakunase Kota Kupang
Penulis : Ignasius Manek Talo
Tahun Publikasi : 2018
Jurnal yang Mempublikasikan : Jurnal Ilmiah kesehatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang

Sumber/link: http://repository.poltekeskupang.ac.id/

B. Ringkasan Penelitian dan Hasil


Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan
sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan.

C. Implementasi Hasil Penelitian


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan masalah
keperawatan ante natal care dapat teratasi, sehingga tidak diperlukan tindakan
keperawatan yang lebih lanjut dan berkesinambungan., dan tidak perlu
kunjungan rumah

31
DAFTAR PUSTAKA

PPNI,(2018).Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ,jilid 1.


PPNI,(2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia , jilid 1 cetakan 11
PPNI,(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia , jilid 1 cetakan II
Bobak. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.
Farrer, H. 2010. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Kusmiyati, et al. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:
Nuha Medika.
Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta : Ar-ruzz Media.
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edis i4. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Aghamohammadi A and Noortarijor M., 2011, Maternal Age as a Risk Factor
for Pregnancy Out Comes: Maternal, Foetal and Neonatal
Complication: 2011 African Journal of Pharmacy and Pharmacology,
Vol. 5(2), pp. 264-269, February 2011, Available online
http://www.accademicjournal.org/ajpp.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI.
Icemi, Sukarni K & Wahyu P, 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas
dilengkapi Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI.
Manuaba,I.B.G.,2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
Poedji Rochjati. Skrining antenatal pada ibu hamil. Surabaya: Airlangga
university press. 2011.

32
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka.

33

Anda mungkin juga menyukai