TINJAUAN TEORI
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan untuk ibu hamil secara
berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu
angka kematian ibu dan memantau keadaan janinnya. Idealnya bila tiap
Antenatal care (ANC) kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi sampai
partus yaitu kira-kira 280 hari yag disebut dengan matur dan lebih dari 43
1
minggu disebut dengan postmatur dan kehamilan antara 28 minggu sampai
kelahiran.
menghadap komplikasi.
2
D. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care
1. Trimester I dan II
c. Pemeriksaan ultrasonografi
(satu telur/hari)
2. Timester III
d. Pemeriksaan ultrasonografi
e. Imunisasi tetanus II
g. Rencana pengobatan
melahirkan.
3
E. Tempat Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun
Kesehatan, 2014).
ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standra pelayanan ANC yang
4
sesuai dengan resiko yang ada, tetapi dalam penerapan operasionalnya
Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
memeriksa posisi, bagian terndah janin dan msknya kepala janin kedalam
tepat waktu.
minimal) perlindungan
pertama
TT 2 4 minggu setalh TT 1 3 tahun 80
5
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
6
II. KONSEP DASAR TEORI KEHAMILAN
A. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peistiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
maka pembuahan ovum dapat berkembang sampai menjadi fetus yang aterm
ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
perumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, dkk, 2010)
1. Ovulasi
dari 20 tahun sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat
7
berdasarkan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi yang
2. Spermatozoa
konsepsi.
3. Konsepsi
setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam ovum siap dibuahi. Kedua ini
4. Proses implantasi
zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi dua
dan seterusnya. Implantasi atau nidasi terjadi pada hari ke-6 sampai hari
tanda hartman.
5. Pembentukan plasenta
8
amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang ada
diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
1. Trimester 1 (TM 1)
biasanya terjadi pada daerah ampulla tubae, inti sel telur spermatozoa
mundur dari sat fertilisasi atau karena fertilisasi yang berdekatan dengan
ovulasi sekurang-kurangnya dari sat ovulasi. Akhir satu bulan badan bayi
mudigah, dari embrio, bagian tubuh pertama yang muncul adalah tulang
Pada akhir bulan kedua sudah mulai jelas terbentuknya muka manusia
dan mempunyai lengan dan tungkai dengan jari-jari tangan dan kaki, alat
embrio akan berubah menjadi janin. Denyut jantung janin dapat dilihat
9
dimulai, jenis kelamin sudah bias ditentukan, dan ginjal sudah
memproduksi urine.
2. Trimester kedua
minggu. Pada bulan keempat panjang janin akan mencapa 10-17 cm,
jantung janin sudah terdengar. Pada akhir bulan ke 6 panjang janin sudah
28-36 cm beratnya 600 gram kulit keriput dan lemak mulai ditimbun
melindungi kulit.
1700 gram permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orangtua.
Pada masa ini lemak coklat berkmbang pada bawah kulit, janin mulai
mencapai 46 cm berat 2500 gram kulit sudah berisi. Akhir bulan 10 janin
10
halus tidak terdapat lanugo tetapi masih terdapat vernic seosa yang
sudah ditumbuhi oleh rambut kuku melebihi ujung jari, pada jain lakilak
testis sudah ada dlm skrotum dan wanita labia mayora menutupi labia
minora.
triwulan pertama, sering terjadi pada pagi hari atau disebut dengan
morning sickness
c. Mengidam
d. Pingsan
11
e. Anoreksia
g. Miksi sering
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarn lebih
bawah.
j. Epulis
pada triwulan 1.
12
l. Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi
a. Perut membesar
Setelah usia kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
b. Uterus membesar
c. Tanda hegar
d. Tanda chadwick
estrogen.
e. Tanda piscaseck
terjadi tidak rata tetapi pada bagian telur bernidasi lebih cepat
13
f. Tanda braxton-hicks
masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
ditemukan.
g. Tanda ballotemen
1) Hamil palsu
14
2) Tumor kandungan atau mioma uteri
3) Kista ovarium
4) Hemamometra
positif.
Menurut Depkes RI, 2010 dan Poeji Rochjati, 2011 Faktor resiko pada ibu
Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor resiko
15
dan mempengaruhi pertumbuhan plasenta yaitu hyprtrofi plasenta
juga sering terjadi jika interval antar kehamilan kurang dari satu tahun.
Menurut BKKBN, jarak kehamilan yang paling tepat adalah 2 tahun atau
RI, 2013). Ibu hamil dengan persalinan terakhir lebih dari 10 tahun yang
persalinan yang pertama lagi. Bahaya yang bisa terjadi antara lain:
3. Anemia
Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah ibu yang terjadi karena
4. Riwayat keluarga
16
Riwayat BBLR berulang akan menyebabkan terjadinya kelainan
F. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari ovulasi yang
ciran semen tumpah kedalam vagina dan berjuta sel sperma bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran tlur. Pembuahan sel telur oleh
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini juga disebut dengan peristiwa pembuahan
sambil berggearak oleh rambut getar tuba, menuju ruang rahim, peristiwa ini
diperlukan waktu 6-7 hari untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
17
mudligah dan janin dipersilahkan uri plasenta jadi dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum atau sel telur, spermatozoa,
geneta-bridge
2. Spermatozoa
kepala dengan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel
jigot-morulla-balstula.
5. Plasentasi
18
G. Pathway
Kehamilan
Perubahan Perubahan
Fisiologis psikologis
Nyeri Penurunan
akut(D.00 cardiac
77) output
Resiko
cedera janin
dan
maternal(D.
0138)
19
H. Gejala Dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan
Tanda bahaya biasanya sering terjadi pada ibu hamil dengan umur kehamilan
1. Pendarahan pervagina
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri abdomen
1. Abortus
2. Kehamilan ektopik
20
Telur dituba bernidasi secara kolumner. Perkembangan telur selanjutnya
tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh
embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
21
1) Rupture dinding tuba kedalam rongga peritonem terjadi akibat
1. Plasenta previa
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa karena segmen
2. Solusio plasenta
22
desi dua menyebabkan hematoma retro plasenta yang dapat memutuskan
23
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengakajian Keperawatan
1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan
terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan
volume episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
24
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
25
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap
anak, stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b. golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
c. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
e. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
f. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
h. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
i. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.
26
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas, terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016)
Trisemester I
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif,
gangguan absorbsi cairan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
4. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan malposisi janin, pola makan
yang tidak sehat
Trisemester II
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi (kehamilan)
Trisemester III
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit (kehamilan)
2. Resiko cedera pada ibu berhubungan dengan malposisi janin, ketuban pecah
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kelemaha otot panggul
(penekanan pada vesika urinaria)
27
C. Rencana Keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Tujuan : Setelah dilakukan rencana keperawatan, maka status nutrisi
membaik.
a. Manajemen Nutrisi
Observasi
Identifikasi kemampuan menelan
Identifikasi kalori dan jenis nutrient
Identifikasi makanan yang disukai
Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum makan
Berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan
Berikan makanan hangat, jika memungkinkan
Tawarkan mencium aroma makanan untuk merangsang nafsu makan
Cuci muka dan tangan setelah makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
28
a. Manajemen Hipovolemia
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urin menurun, hemtokrit meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Anjurkan memperbanyak asupan oral (bikarbonat)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV Isontonis (mis. NaCl, RL)
29
D. Implementasi
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan kebersihan dari diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan
implementasinya. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses
keperawatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhr proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah
ditentukan. Diagnosa juga perlu pada tahap intervensi untuk menentukan apakah
tujuan intervensi tersebut tercapai secara efektif.
30
BAB III
ARTIKEL PENELITIAN TERKAIT
Sumber/link: http://repository.poltekeskupang.ac.id/
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka.
33